Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Sejarah Dinasti Umayyah di Andalusia/Spanyol dalam


Perkembangan Peradaban Islam
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen: Dra. Achiriah M. Hum

Oleh Kelompok 5 :
M. Risqi Ananda (0506212125)
M. Rhenz Nanda (0506213092)
M. Abiyyu Alwansyah Hsb (0506212191)
Irna Rianti (0506211031)
Indriani Pasaribu (0506213172)

KELAS D
SEMESTER III
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Dinasti Umayyah
di Andalusia/Spanyol dalam Perkembangan Peradaban Islam” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Achiriah M. Hum selaku dosen mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang di tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 23 September 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

2.1 Islam di Andalusia/Spanyol ........................................................................................ 2


2.2 Perkembangan Islam di Andalusia/Spanyol ............................................................... 5
2.2.1 Periode Pertama (711-755 M)............................................................................ 5
2.2.2 Periode Kedua (755-912 M) .............................................................................. 6
2.2.3 Periode Ketiga (912-1013 M) ............................................................................ 7
2.2.4 Periode Keempat (1013-1086 M) ...................................................................... 8
2.2.5 Periode Kelima (1086-1248 M) ......................................................................... 8
2.2.6 Periode Keenam (1248-1492 M) ..................................................................... 10
2.3 Kemajuan Peradaban ................................................................................................ 10
2.4 Sebab Runtuhnya Kerajaan Islam di Andalusia/Spanyol ......................................... 12

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 14


3.2 Saran ......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setelah berakhir periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran,
Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang
politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia
lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan
dalam bidang ilmu dan teknologh ini tulah yang mendukung keberhasilan politiknya.
Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol.
Dari Islam Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam berhasil
mencapai masa keemasaan, Spanyol merupakan pusat perdaban Islam yang sangat penting,
menyaingi Baghdad di timur. Ketika itu, orang-orang Eropa kristen banyak belajar di
perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Islam menjadi “Guru” bagi orang Eropa. Karena itu
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarahwan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Sejak kapan Islam berada di wilayah Andalusia/Spanyol?
2. Bagaimana Daulah Bani Umayyah mendirikan kekuasaan di Andalusia/Spanyol?
3. Di masa siapakah Daulah Bani Umayyah di Andalusia/Spanyol berjaya?
4. Apa yang menjadi sebab-sabab keruntuhan Daulah Bani Umayyah di Andalusia/
Spanyol?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka makalah ini memliki tujuan yaitu:
1. Mengetahui sejak kapan Islam berada di wilayah Andalusia/Spanyol.
2. Mengetahui bagaimana Daulah Bani Umayyah mendirikan kekuasaan di
Andalusia/Spanyol.
3. Mengetahui Di masa siapakah Daulah Bani Umayyah di Andalusia/Spanyol berjaya.
4. Mengetahui hal yang menjadi sebab-sebab keruntuhan Daulah Bani Umayyah di
Andalusia/Spanyol.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Islam di Andalusia/Spanyol


Spanyol/Andalusia di kuasai oleh umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715
M) salah seorang khalifah Daulah Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dan masa ini
berlangsung selama hampir delapan abad (711 – 1492 M).
Sebelum umat Islam menguasai Andalusia wilayah yang terletak disekitar semenanjung
Iberia dan membelah Benua Eropa dengan Afrika ini dikenal dengan berbagai nama. Sebelum
abad ke –5 M, wilayah ini disebut dengan Iberia (atau Les Iberes), yang diambil dari nama
bangsa Iberia (penduduk tertua diwilaya tersebut). Ketika berada dibawah kekuasan Romawi,
wilayah ini dikenal dengan nama Asbania. Pada abad ke – 5 M, Andalusia dikuasai olah bangsa
Vandal yang berasal dari wilayah ini sejak itu wilayah ini disebut Vandalusia yang oleh umat
Islam akhirnya disebut “Andalusia“. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia
memerangi bangsa Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini kuat
sekali tapi kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan itu.
Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick. Peristiwa ini
menyebabkan putera-putera raja Witiza sangat marah dan mereka mengadakan perjanjian
persekutuan dengan kaum muslimin. Begitu pula telah terjadi perselisihan antara Count Julian
yang memegang pemerintah. Perselisihan ini kabarnya karena Roderik mencemarkan
kehormatan puteri dari Julian. Karena itu Julian ingin membalas dendam untuk membela
kehormatan dan nama baiknya. Ia berusaha mendorong kaum muslimin supaya menyerbu ke
Spanyol. Tentunya ini merupakan kesempatan yang baik bagi kaum muslim.
Kaum yang memusuhi Rodrick itu akhirnya meminta Graf Julian bekerja sama Musa bin
Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah Walid bin
Abdul Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah pasukan sebanyak 500
orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu Spanyol. Setelah kemenangan
pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat di bawah komando Thariq bin Ziyad,
kemudian Thariq bin Ziyad berangkat untuk memimpin 7000 orang tentara yang terdiri dari
bangsa Babar. Mereka menyebrangi selat itu dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Julian,
penguasa di Septah, yang dulunya pernah pula menyediakan kapal-kapal untuk Tharif dan
pasukannya. Ini terjadi pada bulan Rajab atau Sya‟ban tahun 92 H. Thariq beserta pasukannya
kemudian mendarat dan menempati suatu gunung yang sampai kini masih dikenal dengan

2
1
namanya sendiri, yaitu “Jabal Thariq” (Giblatar). Disanalah Thariq mempersiapkan satuan-
satuannya untuk menyerbu semenanjung yang luas dan makmur itu.

Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena
pasukannyalebih besar dari hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku
Barbar yangdidukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang arab yang dikirim
Khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi Selat dibawah pimpinan Thariq ibn
Ziyad.Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya. Dikenal dengan nama Giblatar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah
ini,maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam Pertempuran di
suatutempat bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan
pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (Ibu
kotakerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan
pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan
pasukansebanyak 5.000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang.
Jumlahini belum sebanding dengan pasukan Ghotik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan
diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan
suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyebrangi selat itu dan satu persatu kota yang
dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa berhasil menaklukan Sidonia, Karmona,
Seville dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia
bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota
penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navare.
Selanjutnya Thariq menggerakkan pasukannya ke pusat kekuasaan Roderick di Spanyol.
Roderick terdesak sampai perbatasan tebing sungai Guadelete, di perbatasan antara Medinia
dan Sidonia. Merasa tidak ada jalan lain, akhirnya Roderick meninggal dengan terjun ke dalam
sungai Guadelete. Setelah berhasil dalam pertempuran melawan Roderick, Thariq dengan
mudah menaklukan kota Sidonia, Carmona, dan Granada. Setelah menaklukan kota Cordova,
ia segera bergerak ke Toledo, ibu kota pemerintahan Spanyol dan berhasil menguasainya. Jadi
dalam waktu singkat, pasukan Thariq berhasil menguasai sebagian besar wilayah Spanyol.

1
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jurnal “Napitupulu, D. S.
(2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol, MUKADIMAH, 3(1), 7-18”

3
Kesuksesan Thariq yang gemilang menarik perhatian Musa ibn Nusyair. Ia mendarat di
Spanyol dengan 18.000 pasukan pada bulan Juli 712 M., dan segera menaklukan kota Saville
dan sejumlah kota kecil lainnya. Di dekat kota Toledo Musa menjumpai Thariq. Dengan sikap
marah Musa menanyakan prihal harta rampasan perang selama ini, namun akhirnya mereka
mencapai kesepakatan sehingga terbentuklah pasukan gabungan. Pasukan gabungan itu dengan
mudah menaklukkan kota Saragosa, Terragona dan Barcelona. Selanjutnya Musa mengerahkan
pasukannya karah timur untuk menaklukkan negeri-negeri Eropa lainnya. Sementara itu kabar
mengenai perlakuan Musa terhadap Thariq ibn Ziyad terdengar sampai Damaskus, Sehingga
Raja Walid I memerintahkan Musa kembali ke Damaskus.
Orang tak dapat membenarkan riwayat yang menggambarkan adanya rasa permusuhan
dan saling membenci antara Musa dan Thariq, dan bahwa Musa pernah menganiaya dan
mempersalahkan Thariq. Semua fakta yang ada dihadapan kita bahkan menunjukkan adanya
kerjasama yang erat antara kedua pahlawan itu. Musa telah mengirim bala bantuan kepada
Thariq, dan kemudian ia sendiri datang kesana dan menaklukkan negeri-negeri yang berada di
belakang pasukan Thariq. Dengan demikian ia telah berusaha untuk menghindarkan pasukan-
pasukan Thariq dari pukulan musuh dari belakang. Selanjutnya, kedua pahlawan itu terus maju
bergandeng bahu dan bekerja sama dalam menaklukkan negeri-negeri yang masih tertinggal,
hingga akhirnya mereka mencapai kemenangan yang sempurna di daerah itu. Melihat fakta-
fakta ini bagaimana pula kita bisa bekata bahwa antara kedua pahlawan itu ada rasa
permusuhan?
Sebelum meninggalkan Spanyol, Musa mengatur keperluan untuk tegaknya wilayah
yang baru saja ditaklukkannya. Ia mengangkat ketiga puteranya: Abdul Aziz sebagai raja muda
di Spanyol, Abdullah sebagai gubernur di Afrika, dan Abdul Malik sebagai gubernur Maroko.
Dengan membawa harta rampasan dalam jumlah yang besar, Musa kembali ke Damaskus
untuk diserahkan kepada Raja Walid I, namun sang raja meninggal sebelum Musa tiba di
Damaskus.
Penaklukan pasukan muslim terhadap Spanyol merupakan lembaran baru yang gemilang
bagi sejarah negeri ini. Penaklukan tersebut menyelamatkan wilayah Spanyol dari Tirani.
Ghotik, dengan membuka suatu era baru di mana kebenaran dan keadilan ditegakkan. Prinsip
persaudaraan universal diterapkan kepada seluruh rakyat. Kebebasan beragama terjamin, baik
bagi mereka yang beragama yahudi maupun kristen. Sekalipun atas mereka diwajibkan
membayar jizya, namun terasa sangat ringan dibandingkan beban berbagai pajak yang dipikul
mereka pada masa sebelum pemerintahan muslim. Segala bentuk perpajakan yang
memberatkan rakyat dihapuskan dan digantikan dengan sistem perpajakan yang adil. Para
4
budak dan hamba sahaya dibebaskan. Perdagangan dan perniagaan mengalami kemajuan
pesat. Pertanian dikembangkan dengan membangun sejumlah sistem irigrasi. Pembangunan
menjadikan sejumlah kota di Spanyol berdiri dengan megah. Cordova merupakan simbol
kehebatan pada abad pertengahan, suatu abad di mana bangsa Eropa tengah dilanda kegelapan
dan kebodohan. Spanyol merupakan satu-satunya negeri Eropa yang pertama kali mengalami
masa pencerahan lantaran kemajuan pendidikan dan peradaban, pada saat itu kemajuan
pendidikan dan peradaban Spanyol selama masa pemerintahan muslim mengantarkan negeri-
negeri Eropa lainnya mencapai masa pencerahan di masa belakangan.
Demi ketertiban urusan administrasi, pemerintahan muslim di Spanyol dibagi menjadi
empat wilayah provinsi, masing-masing di bawah penguasaaan gubernur. Masyarakat Spanyol
diberikan kebebasan beragama dan antara mereka dengan kaum emigrant Arab Muslim
menjalin integritas masyarakat, bahkan dalam urusan perkawinan sekalipun. Mereka diberikan
kebebasan hidup, beragama dan kebebasan berfikir. Selama masa ini masyarakat Spanyol
mengalami kemajuan pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, sehingga Spanyol
mencapai puncak kemajuan, pada saat itu, selama pemerintahan muslim.2

2.2 Perkembangan Islam di Andalusia/Spanyol


Sejak pertama kali berkembang di Spanyol sampai dengan berakhirnya kekuasaan Islam
di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selama
hampir 8 abad (711-1492 M). Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah kekuasaan Islam,
Spanyol diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintahan Bani Umayyah di
Damaskus. Periode ini kondisi sosial politik di Spanyol masih diwarnai perselisihan
disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan. Selain itu juga timbul gangguan dari sisa-
sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah pedalaman. Periode
ini berakhir dengan datangnya Abdur Rahmad Al-Dhalil ke Spanyol pada tahun 138H/755 M.

2.2.1 Periode Pertama (711-755 M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik

2
AL-‘ADALAH: Jurnal Syariah dan Hukum Islam oleh Nur Dinah Fauziah, Muhammad Mujtaba Mitra Zuana
(Institut Pesantren KH. Abdul Chalim)

5
datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan
di antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu,
terdapat perbedaan pandangan terhadap khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara
yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang berhak
menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan seringnya terjadi
perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar
asal Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis Arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus
menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yunani (Arab Selatan).
Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur
yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu
mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat
tinggal di daerah-daerah pergunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada
pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500
tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi
konflik internal dan berperang menghadapi musuh luar, maka dalam periode ini Islam
Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dipandang peradaban dan kebudayaan.
Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun
13 H/755 M.

2.2.2 Periode Kedua (755-912 M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar
amir (Panglima atau Gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintah. Spanyol
menjadi bagian dari imperium Islam dalam masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik.
Sejak itu Spanyol merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Islam. Bangsa Spanyol bahagia
dan makmur di bawah pemerintahan Muslim. Ia tetap menjadi bagian dari kekhalifahan
Umayyah hingga pecahnya pemberontakan Abbasiyah. Abbasiyah berhasil menegakkan
kekuasaannya di berbagai bagian imperium kecuali Spanyol. Di sana seorang putra Bani
Umayyah mendirikan pemerintahan yang merdeka.
Pendiri dinasti Umayah yang merdeka ini ialah Abdurrahman bin Abi Spfyan, cucu
khalifah Umayyah ke 10, Hisyam. Dia adalah salah seorang di antara sedikit Bani Umayyah
yang terlepas dari pembalasan dendam yang keji dari khalifah Abbasyiah yang pertama,
Asaffah. Setelah singgah lima tahun di Palestina, Mesir, dan Afrika, akhirnya dia sampai di
6
Geuta. Disana dia diberi perlindungan oleh seorang Berber, keluarga pamannya dari pihak
ibu. Kemudian mengutus pelayannya, Badar, untuk berunding dengan orang-orang Siria di
Spanyol. Orang-orang Siria merupakan pendukung utama Bani Umayyah, dan mereka siap
menyambut pemuda petualang dari dinasti kesayangannya itu. Karena itu Abdurrahman
pergi ke Spanyol dan memperoleh sambutan hangat pada tahun 755 M. Pribadi yang
menarik dari seorang petualang muda ini serta nama besar keluarganya, membuat dia
memperoleh dukungan rakyat. Gubernur Abbasiyah yang lemah memeranginya di Masarah.
Pertempuran Masarah itu merupakan pertempuran yang menentukan. Yusuf gubernur
Abbasiyah untuk Spanyol, dikalahkan karena khalifah Manshur tidak dapat mengirimkan
bantuan pada waktunya. Abdurrahman menjadi penguasa Spanyol dan menempatkan
dirinya di Singgasana Spanyol sebagai seorang amir yang merdeka (756 M). Maka di dalam
masa enam tahun sejak kejatuhan pemerintahan Umayyah, suatu dinasti Umayyah yang baru
didirikan di Spanyol.
Semenjak menjabat sebagai penguasa Spanyol, Abdurrahman menghadapi
berbagai gerakan pemberontakan internal. Gangguan pihak luar yang terbesar adalah
serbuan pasukan Papin, seorang raja Prancis dan putranya bernama Charlemagne. Namun
pasukan penanggung jawab ini dapat dikalahkan oleh kekuatan Abdurrahman. Belum
selesai menangani aksi pemberontakan ia keburu meninggal dunia pada tahun 172 H/788
M, sebelum Amirat Umayyah di Spanyol ini berdiri tegak.

2.2.3 Periode Ketiga (912-1013 M)


Pada periode ini, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah,
pengguanaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai pada Abdurrahman
III, bahwa Al-Muktadir khalifah Daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh
oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana
pemerintahan Abbasyiah sedang berada dalam kemelut, ia berpendapat bahwa saat ini
merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari
kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai
tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu
Abdurrahman An-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II(976-1009 M).
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan,
menyaingi kejayaan Daulah Abbasyiah di Baghdad. Abdurrahman An-Nasir mendirikan
universitas Kordoba. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga

7
seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat
menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam
naik tahta dalam usia 11 tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada diterangan para
pejabat. Pada tahun 981 M, khalifah menunjuk ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan
secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya secara
mutlak dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan
saingan-saingannya. Atas keberhasilannya, dia mendapat gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat
pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar, yang masih dapa
tmempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, dia
digantikan oleh adiknya yang tidak memilikim kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa
tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total.
Pada tahun 1009 M khalifah mengundurkan diri, beberapa orang yang dicoba untuk
menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya, pada tahun
1013 M, Dewan Mentri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika
itu, Spanyol sudah berpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota
tertentu.

2.2.4 Periode Keempat (1013-1086 M)


Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil
dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di
suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya
adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa
pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang
bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja kristen. Melihat kelemahan dan
kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang
kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan
politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-
istana mendorong para sarjana dana sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu
istana ke istana lain.

2.2.5 Periode Kelima (1086-1248 M)


Sekalipun pada masa ini kekuatan muslim Spanyol terpecah menjadi sejumlah
negara kecil, namun terdapat kekuatan yang dominan yakni dinasti Murabithun (1086-1143
8
M). Dinasti Murabithun pada mulanya merupakan gerakan keagamaan di Afrika Utara yang
dipimpin oleh tokoh-tokoh agama (kiyai) yang tinggal di Ribath (sejenis surau) yang
dipimpin oleh seorang guru yang bernama Abdullah ibn Yasin. Gerakan Ribath ini berubah
menjadi gerakan militer yang melakukan gerakan ekspansi di bawah pimpinan ibn Tasyfin
yang berpusat di kota Marrakusy.
Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang telah
memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan
orang-orang kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil
mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf
melangkah lebih jauh untuk manguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi,
penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M,
kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh
dinasti Muwahhidun.
Al-Muwahhidun didirikan oleh ibn Tumart, berasal dari kawasan di Afrika Utara.
Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan al-Muwahhidun karena gerakan ini bertujuan
untuk menegakkan tauhid (keesaan Allah), menolak segala bentuk pemahamanan
thropomorfisme (tajsim) yang dianut oleh Murabitun. Karena itu, semangat perjuangan
IbnTumart adalah menghancurkan kekuatan Murabithun. Ditangan Abdul, seorang
panglima militer Ibn Tumart dan sekaligus pengganti kedudukannya, Muwahhidun berhasil
memasuki Spanyol. Antara tahun 1114-1154 M, kota-kota muslim di Spanyol jatuh
ketangannya Cordoba, Almeria, dan Granada. Abdul digantikan oleh saudaranya yang
bernama Yaqub, dan kemudian tampilah Yaqub sebagai penerusnya. Dalam beberapa
generasi ini Muwahhidun mengalami masa-masa kemajuan. Setelah kematian Yaqub,
Muwahhidun memasuki masa-masa kemundurannya. Bersama dengan kemunduran
Muwahhidun ini, pasukan salib yang telah dikalahkan oleh Salahuddin di Palestina
kembalike Eropa dan mulai menggalang kekuasaan baru di bawah pimpinan Alfanso IX.
Kekuasaan keristen ini mengulangi serangannya ke Andalusia. Kali ini mereka berhasil
mengalahkan kekuatan muslim Muwahhidun. Setelah beberapa kali mengalami kekalahan
dan terus terdesak, akhirnya penguasa Muwahhidun meninggalkan Spanyol dan kembali ke
Afrika Utara (Marokko). Sepeninggalan Muwahhidun ini, di Spanyol timbul kembali
sejumlah kerajaan kecil. Di antara mereka yang terbesar adalah kekuatan Muhammad ibn
Yusuf ibn Nash yang lebih terkenal sebagai "ibn Ahmad". Ia berhasil menegakkan sebuah
kerajaan selama kurang lebih 2 abad.

9
2.2.6 Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani
Ahmar (1232-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman an-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah
yang terkecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain
sebagai pengganti menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha memberantas kekuasaan.
Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh kemudian digantikan oleh Muhammad
ibnSa'ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk
menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu
Abdullah naik tahta.
Tentu sasja, Ferdinan dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar kristen
melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan
terakhi rumat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan
orang kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada
Ferdinan dan Isabella. Dan kemudian dia hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M umat Islam setelah itu
dihadapkan pada 2 pilihan, masuk kristen atau meniggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M,
boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.

2.3 Kemajuan Peradaban


• Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brillian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui
ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan
ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan
penguasa bani Umayyah yang ke-5, Muhammad bin Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis di impor
dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu mernyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan didunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani

10
Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar
pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr
Muhmmad ibn Al-Sayyigh yang lebih dikenal dengan ibn Bajjah. Dilahirkan di
Saragossa ia pindah ke Sevila dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez pada
tahun 1138 M dalam usia yang masih muda seperti Al-Farabi dan Ibn Sina di Timur,
masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah
Tadbir Al-Mutawahhid. Serta yang terkenal lainnya ialah Abu Bakr Ibn Thufa'il,
penduduk asli Wadhi'Asy, sebuah dusun kecil disebelah timur Granada dan wafat pada
usia lanjut tahun 1185 M. ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan
filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rasyd, dari
Cordova. Ia lahirtahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. ciri khasnya adalah
kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam
menggeluti masalah-masalah menahu tentang keserasian filsafat dan agama Dia juga
ahli Fiqh dengan karyanya Bidayatul Mujtahid.
• Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga
berkembang dengan baik. Abbas Ibn Farnash termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan perbuatan kaca dari batu. Ibrahim
Ibnu Yahya Al Naqqash terkenal daalm ilmu Astronomi. Ia dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat mnenetukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
Ahmad Ibnu Ibasdari cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan
binti Al Abi Jafar dan saudara perempuan Al-Hafiz adalah dua orang ahli kedokteran
dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan
banyak pemikir terkenal. Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang
negeri-negeri muslim Medinterania dan Sicilia dan Ibnu Batutah dari Tangier (1304-
1377 M) mencapai samudra Pasai dan China. Ibnu Al-Khatib (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada, sedangkan Ibnu Khaldun dari Thunis perumus filsafat sejarah. Semua
sejarawan bertempat tinggal di Spanyol, kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian
besar-besar nama besar dalam bidang sains.
11
• Fiqih
Dalam bidang fiqih Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mahzab Maliki.
Memperkenalkan mahzab ini adalah ziat Ibnu Abdul Arrahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi Qodi pada masa Hisyam Ibnu
Arrahman. Ahli fiqih lainnya diantaranya adalah Abu Bakar Ibnu al Qutiyah, Munzir
Ibnu Said al Baluti dan Ibnu Hazm yang terkenal.
• Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan bidang seni suara Spanyol Islam mencapai
kecemerlangan dengan tokohnya al-Hhasan Ibnu Hafi yang dijuluki zariyab. Setiap kali
diselenggarakan pertemuan dan perjamuan zariyab selalu tampil menunjukan
kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu
diturunkan kepada anak-anaknya. Baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-
budak, sehingga kemashurannya tersebar luas.
• Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non Islam. Bahkan,
penduduk asli Spanyol menduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak melahirkan
ahli dalam bahasa arab baik keterampilan membaca maupun tata bahasa mereka. Antara
lain : Ibnu Sayyidi, Ibnu Malik, Pengarang Alfiyah, Ibnu Khuruf, Ibnu al Hajj, Abu Ali
Al Isybilli, Abu Al Hasan, IbnuUsfur, dan Abu Hayyan al Gharnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu karya-karya sastra banyak bermunculan
seperti al'Iqd Al Farid karya Ibnu Abdul Rabbih, Al Dzakhirah fi mahasin ahl al-jazirah
oleh IbnuBassam, kitab ala Qalaid buah karya Al Fath Ibnu Khaqam dan banyak lagi
yang lain.

2.4 Sebab Runtuhnya Kerajaan Islam di Andalusia/Spanyol


• Konflik Islam dengan kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka
sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan kristen
taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka
termasuk posisi hierarkhi tradisional asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun
demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang

12
Spanyol kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah
berhenti dari pertentangan antara Islam dan kristen. Pada abad ke-11 M umat kristen
memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
• Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa kedua Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai
membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan
dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
• Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena
inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk At-Thawa'if muncul ke Granada
yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand
dan Isabella, diantaranya juga disebabkan permasalahan ini.
• Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang
sendiri, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan kristen disana.3

3
Al-Mathawi, & Al-‘Arusiy, M. (1982). Al-Hurubu As-Salibiyah fil Masyriq wal Maghrib (Cetakan Pe). Kairo: Dar
Al-Gharbi. Jurnal “Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol”

13
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pada saat berada di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, Daulah
Bani Umayyah melakukan ekspansi besar-besaran ke Barat. Pada masa pemerintahan AlWalid
yang berjalan lebih kurang sepuluh tahun, pada tahun 711 M tercatat suatu ekspedisi militer
dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya benua Eropa. pemimpin pasukan Islam, Thariq
bin Ziyad bersama pasukannya dalam ekspedisi yang dilakukan oleh pasukan Islam tersebut,
tentara Spanyol dapat dikalahkan oleh pasukan Islam. Ibu KotaSpanyol, Cordova, dengan cepat
dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Kemudian disusul oleh kota-kota lain, seperti: Seville,
Elvira dan Toledo yang dijadikan sebagai ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya
Cordova. Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam
di Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode, dimulai dariPeriode pertama (711-755 M) dan
berakhir pada Periode keenam (1248-1492 M).

3.2 Saran
Makalah Sejarah Peradaban Islam yang di susun dengan judul “Sejarah Dinasti Umayyah
di Andalusia/Spanyol dalam Perkembangan Peradaban” ini mencakup proses masuk,
berkembang, serta kemunduran dan faktor-faktor kehancuran peradaban Islam di Spanyol.
Penulis menyusun makalah ini dengan harapan agar para pembaca dapat dengan mudah
megetahui beberapa aspek tentang peradaban Islam di Andalusia, Spanyol.4

4
Merduati. (2007). Runtuhnya kekuasaan Islam di Spanyol dan Implikasinya terhadap Umat Islam di
Eropa.Banda Aceh: Ar- Raniry Press. Jurnal “AL-‘ADALAH: Jurnal Syariah dan Hukum Islam “Peradaban Islam di
Andalusia (Spanyol)” oleh Nur Dinah Fauziah, Muhammad Mujtaba Mitra Zuana ( Institut Pesantren KH. Abdul
Chalim)

14
DAFTAR PUSTAKA

AL-‘ADALAH : Jurnal Syariah dan Hukum Islam Hal. 80-91 “Peradaban Islam di Andalusia
(Spanyol)” oleh Nur Dinah Fauziah, Muhammad Mujtaba Mitra Zuana ( InstitutPesantren KH.
Abdul Chalim)
El Harakah : Jurnal Budaya Islam Vol 11, 3 (2009) Islam di Spanyol: Kemunduran dan
Kehancuran oleh Firdaus
Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial “Romantika Sejarah KejayaanIslam di
Spanyol” oleh Dedi Sahputra Napitupulu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara, Medan)

15

Anda mungkin juga menyukai