FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini berjudul“Sejarah Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Syiria
dan Andalusia”. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
Namun makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kami manusia yang tidak bisa
lepas dari kesalahan. Kami hanya dapat berusaha untuk mencoba sedikit lebih baik, karena itu
kami bersedia untuk menampung setiap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi penyusun, pembaca,
dan seluruh kalangan masyarakat. Aamiin.
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Fokus pembahasan makalah
4
1.3 Tujuan masalah 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Sejarah lahirnya dinasti umayyah 5
1. Produk peradaban yang dihasilkan dinasti umayyah
5
2. Tokoh yang menonjol beserta karya-karyanya 5
3. Sebab kemajuan dan kemunduran 6
4. Peradaban Bani Umayyah di Andalusia Spanyol 6
BAB III 7
KESIMPULAN 8
BAB IV 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari kepemimpinan
Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode keAmiran (panglima tertinggi bergelar Amir) Amir
pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia pada tahun 755 M. pada
periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode selanjutnya muslim Andalusia
terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja, golongan,
atau Muluk al thawaif. 1 periode dilanjutkan oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni
Dinasti Murahbithun dan al Muwahidun,2 periode terakhir Islam di Andalusia hanya berkuasa di
daerah Granada dibawah Dinasti Bani Ahmar.3 Periode ketika Andalusia mencapai puncak
kejayaannya ialah pada masa keemiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan Abdurrahman bin
Muawiyah. 4 Pada tahun 136 H (753 M), Abdurrahman bin Muawiyah mulain menyiapkan
perbekalnnya untuk memasuki Andalusia. Ia melakukan beberapa hal berikut:
1. Mengutus budaknya yang bernama Badr ke Andalusia untuk mempelajari situasi dan
mengetahui kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kekuasaan disana. Saat itu, Andalusia
menjadi ajang perebutan orang-orang Yaman, yang dipimpin oleh Abu Ash-Shabah Al-Yashubi,
dan orang-orang Qais, yang dipimpin oleh Abu Jausan Ash-Shumail bin Hatim, dan mereka
inilah yang menjadi andalan pemerintahan yang dipimpin oleh Abdurrahman bin Yusuf Al-Fihri
(pemerintahan Andalusia pada masa itu).
2. Mengirimkan surat kepada semua pecinta daulah Umawiyah dibumi Andalusia setelah ia
mengetahui dari budaknya yang bernama Badr tentang siapa mereka.
3. Mengirim surat kepada semua orang Umawiyun di Andalusia dan memaparkan idenya kepada
mereka, dan bahwa ia bermaksud memasuki Andalus dan meminta dukungan dari mereka.
Setelah keberhasilan Badr dalam menunaikan misinya bersama dengan Abdurrahman bin
Muawiyah, Abdurrahman segera menyiapkan perahu untuk menyeberang menuju negeri
Andalusia. Andalusia pada saat itu dipimpin oleh Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri, dan seperti
biasa saat itu ia sedang memadamkan sebuah pemberontakan diwilayah utara. Begitu
Abdurrahman Ad-Dakhil memasuki Andalusia, mulailah ia mengumpulkan para pendukungnya,
para pecinta daulah umawiyah,
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan suatu karya ilmiah merupakan suatu hal yang sangat penting atau dapat dikatakan
suatu penentu, karena dengan adanya rumusan masalah akan menghasilkan suatu kesimpulan.
Adapun permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya Islam di Andalusia ?
2. Bagaimana penyebaran mazhab Maliki di Andalusia berlangsung?
3. Apa saja kebijakan dan peran Amir Hisyam Ibn Abdurrahman dalam penyebaran mazhab
Maliki di Andalusia pada tahun 172-180 H/788- 796 M ?
1.3 Tujuan Penelitian
Orientasi utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang kongkrit mengenai
permasalahan yang menyangkut peran Amir Hisyam dalam penyebaran mazhab Maliki di
Andalusia. Dengan penelitian yang sistematis dan komprehensif diharapkan menemukan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terangkum dalam rumusan masalah. Tujuan
tersebut terinci dalam pernyataan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya Islam di Andalusia.
2. Untuk mengungkap bagaimana proses berkembangnya mazhab Maliki di Andalusia pada masa
pemerintahan Amir Hisyam.
3. Untuk memahami peran dan kontribusi Amir Hisyam Ibn Abdurrahman terhadap kemajuan
perkembangan mazhab Maliki di Andalusia pada tahun 172-180 H/788-796 M.
2. dinasti umayah di Andalusia (spanyol) yang berpusat di cordova ,memerintah dari tahun 756-
1031 , di pimpin oleh gubernur pada zaman khalifah walid ibn abdul malik
1. Pendirian
2. Kejayaan
3. Kemunduran
Pada masa pemerintahannya, ekspansi wilayaj Islam diteruskan menjadi dua wilayah
utama, Barat (kepulauan Jarba di Tunisia, Kepualauan Rhodesia, kepulauan Kreta, dan
kepulauan Ijih dekat konstatinopel Rhodesia) dan Timur (daerah-daerah di Asia Tengah
dan wilayah Sindh)
Kekuasaan Muawiyah disokong oleh orang-orang yang berada di sekililingnya, yaitu Amr
ibn Ash (Gubernur Mesir), Al-Mughirah (Gubernur Kufah), dan Ziyad ibn Abihi
(Gubernur Basrah). Dimana ketiga orang tersebut merubahan paolitisi ulung yang menjadi
andalam Muawiyah. Muawiyah juga dibantu oleh orang Suriah, yang masyarakatnya
sangat patuh dan setia padanya dan menjadi kekuatan militer yang berdisiplin tinggi dan
terorganisir.
Abdul Malik dianggap sebagai pendiri kedua Dinasti Umayyah, karena dia dapat
membangun kembali kebesaran dinasti Umayyah yang sebelumnya hamper punah pada
jaman raja Muawiyyah II sampai menjelang kematian Ibnu Zubair. Dia diebri gelar Ibnu
Muluk, karena keempat putranya menjadi penerusnya (al-Wahid II, Sulayman, Yazid II,
dan Hisyam)
Sepeninggal Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul Malik (720-
724M). masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada masa itu berubah
menjadi kacau. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin
Abdul Malik (724-743M).
Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru yang kemudian harinya menjai tantangan berat bagi
pemerintahan Bani Umayyah.
Sebenarnya Hisyam bin Adul Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena
gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.
Setelah Hisyam bin Abdul Mallik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan
hanaya lemah tetapi juga bermoral buruk, dan pada akhirnya pada tahun 750M, Daulah Umayyah
digulingkan oleh Bani Abbasiyah (yang merupakan bagian dari Bani Hasyim itu sendiri) yang bersekutu
dengan Abu Muslim al-khurasani, di mana Marwanbin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah,
walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil tertangkap dan terbunuh disana.
Beberapa factor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada
kehancuran, yaitu:
1. system pergantian khalifah memaluli garisketurunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi arab yang
lebih menekankan aspek senioritas.
2. latar belakan terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bias dipisahkan dari konflik-konflik politik yang
terjadi di masa Ali.
3. pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia utara (Bani Qays) dan
Arabisa Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam, makin meruncing.
4. lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebebkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan
istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka
mewarisi kekuasaan.
5. penyebab tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang di
pelopori ole keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib.
2.5 Peradaban Bani Umayyah Di Andalusia Spanyol
1. Berdirinya DInasti Umayyah II
a. Islam masuk di Andalusia
Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman kejayaan Umayyah.
Andalusia berasal dari Vandal yang berarti negeri bangsa Vandal karena semenanjung
Iberia pernah dikuasai oleh bangsa Vandal, sebelum terusir oleh bangsa Ghotia Barat
pada abad ke 2 sampai ke 5 masehi yang merupakan wolayah kekuasaan Romawi tapi
kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal pada awal abad ke 5 masehi. Pada awalnya
bangsa Gothia ini kuat sekali tapi kemudian banyak perpecahan yang menyebabkan
kemunduran kerajaan itu. Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggak digantikan
oleh Roderick. Kenaikan Roderick merebut singgasana Spanyol setelah meninggalnya
raja Gothia Barat “Witiza” peristiwa ini menyebabkan putra-putra raja Witiza sangat
marah dan mereka meninggalkan Spanyol pergi ke Afrika, di sana mereka mengadakan
perjanjian persekutuan dengan kaum Muslimin. Begitu juga telah terjadi perselisihan
antara Ratu Julian di satu pihak dan Roderick di pihak lain. Perselisihan ini kabarnya
karena Roderick mencemarkan kehormatan puteri dari Julian—putri Ratu Julian yang
belajar di Toledo diperkosa raja Roderick--, karena itu Julian ingin membalas dendam
untuk membela kehormatan dan nama baiknya. Julian berusaha mendorong dan meminta
kaum Muslimin untuk menyerbu ke Spanyol. Umat Islam mulai menaklukan
semenanjung Iberia pada zaman khalifah Al-Walid Ibn Abdul Malik (705-715). Khalifah
al Walid mengirim pasukan sebanyak 500 orang dibawah kepemimpinan Tharif bin
Malik pada tahun 710 dan mendarat disuatu tempat yang kemudian diberi nama Tarifa
(Siti Maryam, 2003:73). Ekspedisi ini dianggap berhasil dan Tharif kembali ke Afrika
Utara dnegan membawa banyak harta rampasan (Ghanimah). Pada tahun 711, Ibn
Nushair (Gubernur Afrika Utara waktu itu), mengirim pasukan sebanyak 7000 orang di
bawah pimpinan Thariq bin Ziyad dan mendarat disuatu tempat yang kemudian terkenal
dengan selat Gibraltar atau Jabal Thariq. Akhirnya Thariq bin Ziyad berhasil menguasai
hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan Musa Ibn Nusyair.
Akhirnya Musan Ibn Nusyair mendeklarasikan semenanjung Iberia, sebagai bagian dari
kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ketika Dinasti Umayyah di
Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abdurrahman Ibn Muawiyah berhasil
meloloskan diri dan menginjakkan kakinya di Andalusia oada tahun 750M. Ia diberi gelar
al-Dakhir karena beliau adalah pangeran DInasti Umayyah pertama yang menginjakkan
kaki di semenanjung Iberia. Abdurrahman al-Dakhil berhasil menyingkirkan Yusuf Ibn
Abdurrahman al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Abbasiyah pada
tahun 756M. Abdurrahman al-Dakhil memproklamirkan bahwa Andalusia lepas dari
kekuasaan Dinasti Abbasiyah dan ia memakai gelar amir.
Selama 32 tahun berkuasa, Abdurrahman al-Dakhil berhasil mengatasi berbagai ancaman
baik dari dalam maupun dari luar. Karena ketangguhannya ia diberi gelar Rajawali
Quraisy. Karena kekuasaan Dinasti Abbasiyah sepeninggal al-Mutawakkil semakin
merosot, Abdurrahman al-Dakhil memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai
gelar amir al-mukminin
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam
terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Masa itu berlangsung selama
hampir 8 abad (711-1429M). sejarah Panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu
dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
Pada masa ini umat Islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik di bidang
politik, peradaban serta Pendidikan. Abdurrahman mendirikan masjid Cardova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Kemudian penerus-penerusnya yang
lain seperti Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hakam
dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran sedangkan Abdurrahman al-
Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pada masa Abdurrahman al-Ausath
ini pemikiran filsafat mulai masuk, makai ia mengundang para ahli dari dunia Islam
lainnya untuk dating ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol
mulai semarak.
sala satu ciri Dinasti Umayah adalah Arabisasi. Ahmad Syalabi (1982:89-90)
menginformasikan, bahwa bahasa resmi di Andalusia (Spanyol) adalah Bahasa Arab.
Oleh karena itu, pada abad 9 M, seorang pendeta dari Sevilla menerjemahkan Taurat ke
dalam Bahasa Arab, karena hanya Bahasa Arab yang dapat dimengerti oleh murid-
muridnya. Al-Siba’i menjelaskan, bahwa penduduk setempat yang beragama Kristen
lebih fasih berbahasa Arab daripada orang Arab sendiri (Siti Maryam, 2003:108)
Pada Zaman Dinasti Umayyah II di Andalusia, tercatat ulama-ulama besar yang
melahirkan karya-karya di Cordova, yaitu:
1) Al-Zabidi (guru Ibn Qutiyah) diantara karyanya Mukhtashar al’Ayn dan Akhbar al-
Nahwiyin
2) Ali al-Qali diantara karyanya adalah al-‘amili dan al-Nawadir
3) Ibn al-Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar(w.367 H/977 M) diantara
karyanya adalah al-‘Af’al da Fa’alta wa al’alat (Mubarok, 2004:72)
C. Seni Musik Modern
Perkembangan sastra dan syair mendorong juga pertumbuhan ilmu music dan seni suara di
Andalusia. Pada zaman Abdurrahman II al- awsath, hasan ibn nafi (dikenal juga dengan nama
Ziryab) tiba di Cordova. Keahliannya di bidang music membekas hingga sekarang dan bahkan ia
dianggap sebagai peletak dasar music spanyol modern (Hasan Ibn Nafi mendapat julukan, bapak
music modern).
Sigrid Hunke dan Abdul Mun’im Maguid menginformasikan bahwa ulama arablah yang
memperkenalkan not lagu: do-re-mi-fa-so-la-si. Not itu diambil dari bunyi – bunyi huruf arab
dal,ra,mim,fa,shad,lam,sin.
Mazhab fikih berkembang di cordova adalah Mazhab Maliki. Mazhab ini diperkenalkan oleh
ziyad ibn Abdurrahman al-lahmi pada zaman khalifah hisyam I ibn Abdurrahman al-dakhil.
Jejaknya kemudian di ikuti oleh yahya ibn yahya al-laitsi, disamping sebagai murid Ziyad, ia
juga berguru langsung kepada imam malik. Yahya ibn yahya al-laitsi dikenal sebagai mufti
dinasti umayyah.
Ulama besar dibidang fikih yang hidup pada zaman dinasti umayyah di Andalusia adalah Abu
Muhammad Ali Ibn Hazm 9w. (455 H/1063 M). pada awalnya, beliau adalah pengikut imam al-
syafi’I; kemudin ia pindah ke mazhab al-zhahiri. Disamping itu, beliau juga yang
memperkenalkan ajaran Asy’ariyah di Eropa. Dalam bidang fiqih, ibn hazm menulis kitab al-
muhalla dalam bidang ushul fiqih menulis kitab al-ihkam fi ushul al-ahkam; dan dalam bidang
ilmu kalam menulis kitab al-fashl fi al-milal wa ahwa fi al-nihal. Menurut catatan sejarah, beliau
menulis sekitar 400 buku tentang teologi,fiqih,hadist,dan puisi (Mubarok,2004:72-73).
Keruntuhan daulah umayyah II di Andalusia dipengaruhi oleh banyak factor- factor tersebut
antara lain.
BAB III
KESIMPULAN
Muawiyah adalah pendiri Dinasti Umayah, ia merupakan putra dari Abu Sufyan ibn Harb ibn Umayyah
ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Sebagai keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan
kerabat dengan nabi Muhammad SAW. Dan masa Dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun
dengan 14 orang khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa Dinasti ini yakni dalam bidang
administrasi. Serta peninggalan peradaban islam pada masa Dinasti Umayyah ada yang berbentuk fisik
(bangunan-bangunan , sarana-sarana umum, dan sebagainya) dan nonfisik (intelektual dan ilmu
pengetahuan).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA