Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


‘Sejarah Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Syiria dan Andalusia”

Dosen: DR.H.Aep saepudin, Drs.,M.Ag.


Disusun oleh: Kelompok 4
Farah Amalia Mustika 10100119067
Alby Al Farisi Pamungkas 10100119026
Angga saputra jaya 10100119097
Azmi Putri Az-zahra 10100119001
Ratu Intan Permatasari 10100119045
Primia Fauzia 10100119109
Pipit Anggana Dewi 10100119122
Pradipto Atyanto Wibowo 10100119064
Siti rimayah 10100119030

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
 
 
 
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas   limpahan rahmatnya,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini berjudul“Sejarah Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah di Syiria
dan Andalusia”. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang  dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
 Namun makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kami manusia yang tidak bisa
lepas dari kesalahan. Kami hanya dapat berusaha untuk mencoba sedikit lebih baik, karena itu
kami bersedia untuk menampung setiap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. 
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi penyusun, pembaca,
dan seluruh kalangan masyarakat. Aamiin.

Bandung, 28 september 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2  Fokus pembahasan makalah
4
1.3 Tujuan masalah 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Sejarah lahirnya dinasti umayyah 5
1. Produk peradaban yang dihasilkan dinasti umayyah
5
2. Tokoh yang menonjol beserta karya-karyanya 5
3. Sebab kemajuan dan kemunduran 6
4. Peradaban Bani Umayyah di Andalusia Spanyol 6

BAB III 7
KESIMPULAN 8
BAB IV 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari kepemimpinan
Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode keAmiran (panglima tertinggi bergelar Amir) Amir
pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia pada tahun 755 M. pada
periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode selanjutnya muslim Andalusia
terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja, golongan,
atau Muluk al thawaif. 1 periode dilanjutkan oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni
Dinasti Murahbithun dan al Muwahidun,2 periode terakhir Islam di Andalusia hanya berkuasa di
daerah Granada dibawah Dinasti Bani Ahmar.3 Periode ketika Andalusia mencapai puncak
kejayaannya ialah pada masa keemiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan Abdurrahman bin
Muawiyah. 4 Pada tahun 136 H (753 M), Abdurrahman bin Muawiyah mulain menyiapkan
perbekalnnya untuk memasuki Andalusia. Ia melakukan beberapa hal berikut:
1. Mengutus budaknya yang bernama Badr ke Andalusia untuk mempelajari situasi dan
mengetahui kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kekuasaan disana. Saat itu, Andalusia
menjadi ajang perebutan orang-orang Yaman, yang dipimpin oleh Abu Ash-Shabah Al-Yashubi,
dan orang-orang Qais, yang dipimpin oleh Abu Jausan Ash-Shumail bin Hatim, dan mereka
inilah yang menjadi andalan pemerintahan yang dipimpin oleh Abdurrahman bin Yusuf Al-Fihri
(pemerintahan Andalusia pada masa itu).
2. Mengirimkan surat kepada semua pecinta daulah Umawiyah dibumi Andalusia setelah ia
mengetahui dari budaknya yang bernama Badr tentang siapa mereka.
3. Mengirim surat kepada semua orang Umawiyun di Andalusia dan memaparkan idenya kepada
mereka, dan bahwa ia bermaksud memasuki Andalus dan meminta dukungan dari mereka.
Setelah keberhasilan Badr dalam menunaikan misinya bersama dengan Abdurrahman bin
Muawiyah, Abdurrahman segera menyiapkan perahu untuk menyeberang menuju negeri
Andalusia. Andalusia pada saat itu dipimpin oleh Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihri, dan seperti
biasa saat itu ia sedang memadamkan sebuah pemberontakan diwilayah utara. Begitu
Abdurrahman Ad-Dakhil memasuki Andalusia, mulailah ia mengumpulkan para pendukungnya,
para pecinta daulah umawiyah,
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan suatu karya ilmiah merupakan suatu hal yang sangat penting atau dapat dikatakan
suatu penentu, karena dengan adanya rumusan masalah akan menghasilkan suatu kesimpulan.
Adapun permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya Islam di Andalusia ?
2. Bagaimana penyebaran mazhab Maliki di Andalusia berlangsung?
3. Apa saja kebijakan dan peran Amir Hisyam Ibn Abdurrahman dalam penyebaran mazhab
Maliki di Andalusia pada tahun 172-180 H/788- 796 M ?
1.3 Tujuan Penelitian
Orientasi utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang kongkrit mengenai
permasalahan yang menyangkut peran Amir Hisyam dalam penyebaran mazhab Maliki di
Andalusia. Dengan penelitian yang sistematis dan komprehensif diharapkan menemukan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terangkum dalam rumusan masalah. Tujuan
tersebut terinci dalam pernyataan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya Islam di Andalusia.
2. Untuk mengungkap bagaimana proses berkembangnya mazhab Maliki di Andalusia pada masa
pemerintahan Amir Hisyam.
3. Untuk memahami peran dan kontribusi Amir Hisyam Ibn Abdurrahman terhadap kemajuan
perkembangan mazhab Maliki di Andalusia pada tahun 172-180 H/788-796 M.

2.1 Asal muasal lahirnya dinasti umayyah syiria (661-750)


Bani umayyah (dinasti umayyah) atau kehalifaan umayyah adalah kehalifaan islam pertama setelah
masa khulafaur rasyidin yang memerintah di jazirah arab dan sekitarnya (umayyah timur) dan di spanyol
(umayyah barat).

Disanti di bedakan menjadi dua :


1. dinasti umayah di rintis dan didirikan oleh muawiyah bin abi sufyan yang berpusat di damaskus
(syiria) , yang memerintah dari 661-750

2. dinasti umayah di Andalusia (spanyol) yang berpusat di cordova ,memerintah dari tahun 756-
1031 , di pimpin oleh gubernur pada zaman khalifah walid ibn abdul malik

Dinasti umayah di di syiria di bagi menjadi 3 priode:

1. Pendirian
2. Kejayaan
3. Kemunduran

2.2 Produk Peradaban Yang Dihasilkan Dinasti Umayyah


Dinasti Umayyah telah mampu membentuk peradaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam
tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi.
Berikut ini adalah keberhasilan yang dicapai pada masa peradaban Islam Dinasti Umayah di
dalam pembangunan berbagai bidang antara lain:
Perluasan Wilayah
1. Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh
Dinasti Umayyah.
2. Di zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah timur, Muawiyah dapat
menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul.
3. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abdul
Malik.Dia berhasil menundukkan Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana, dan
Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind,
dan daerah Punjab sampai ke Maltan (Harun Nasution, 1978: 61).
4. Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman al-Walid ibn Abdul Halik.
Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat
Islam merasa hidup bahagia.
5. Setelah al-Jazair dan Maroko dapat ditundukkan, serangan kemudian dilanjutkan ke
Eropa yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad.
6. Tentara spanyol juga dapat dikalahkan oleh Thariq, oleh karena itu, ibu kota Spanyol,
Kordoya, dengan cepat dapat dikuasai. Dan setelah itu disusul oleh kota-kota lain, seperti
Seville, Elvira dan Toledo.
7. Pasukan islam memperoleh kemenangan yang mudah, karena mendapat dukungan dari
rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.
8. Di zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis dan dipimpin oleh Abd
al-Rahman Ibn Abdullah al-Ghafiqi. Umat islam berhasil menundukkan Bordeau,
Poitiers, kemudian serangan dilanjutkan untuk menundukkan Kota Tours, namun al-
Ghafiqi terbunuh.
Harun Nasution (1978:62) menjelaskan, bahwa keberhasilan penaklukan yang dilakukan oleh
Dinasti Umayyah, membuat wilayah Dinasti Umayyah sangat luas, yang meliputi Spanyol,
Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan,
daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Administrasi Negara
Pada zaman al-Khulafa al-Rasyidun, pemimpin wilayah hanya dua, yaitu: pemimpin pusat
(khalifah) dan pemimpin wilayah (amir atau wali). Sedangkan pada zaman Dinasti Umayyah,
diangkat amir al-umara (Gubernur Jenderal) yang membawahi beberapa amir atau wali sebagai
penguasa wilayah. Jadi, ketika itu telah terbentuk tiga tingkatan pemimpin: pemimpin pusat
(khalifah); pemimpin wilayah (amir atau Wali); dan pemimpin yang membawahi beberapa amir
(amir əl-umara).
Di samping itu, dilakukan juga gerakan Arabisme, yaitu semua penduduk daerah Islam
diwajibkan berbahasa Arab, semua peraturan negara yang ditulis dengan Bahasa Romawi dan
Persia disalin ke dalam Bahasa Arab. Akhirnya, ditetapkan bahwa Bahasa resmi Dinasti
Umayyah adalah bahasa Arab.
Selain itu, membentuk 6 departemen dalam mengatur pemerintahan:
(1) Diwan al-Kharaj (Departemen Perpajakan)
(2) Diwan al-Rasa 7 (Lembaga Korespondensi)
(3) Diwan al-Khatam (Lembaga Pelayanan Stempel)
(4) Dwan al-Barid (Lembaga Pelayanan Pos)
(5) Diwan al-Qudat (Lembaga Peradilan)
(6) Diwan al-Jund (Angkatan Bersenjata).
Pembangunan dan perbaikan infrastruktur,
termasuk pembangunan berbagai monumen dan masjid-masjid, diantaranya Kubah Batu di
Yerusalem dan Masjid Muawiyah di Damaskus, dan perbaikan Masjid Nabawi di Madinah.
Pembuatan keping mata uang Arab pertama dalam sejarah pemerintahan Islam
yang diberlakukan dalam transaksi perdagangan.
Kelas Masyarakat
Masyarakat pada Zaman Dinasti Umayyah dibedakan berdasarkan agama : agama Islam
dan non muslim.
Masyarakat Islam dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Masyarakat Arab yang beragama Islam;
2. Masyarakat non Arab yang beragama Islam
Masyarakat non muslim (minoritas) dibedakan menjadi dua:
1. Non muslim yang dilindungi (ahl al-dzimmat)
2. Non muslim yang dijamin keamanannya (al-musta'min).

2.3 Tokoh yang menonjol beserta karya-karyanya

3. Tokoh yang menonjol beserta karya-karyanya


Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah adalah Muawiyah ibn Abi Sufyan (661 -
680M), Abd al-Malik ibn Marwan (685 – 705 M), al walid ibn Abdul Malik (705 – 715 M),
dan Umar ibn Abd al – Aziz (717 -720 M)
1. Muawiyah Ibn Abi Sufyan (661 – 680)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Muawiyah bin Abu Sufyan. Ibunya bernama
Hindun ibn Rubaíáh ibn Abd Syam. Muawiyah merupakan seorang politisi ulung dan
pendiri dari dinasti Umayyah. Merupakan raja terbesar pada dinasti Umayyah karena
jasanya dalam membangun fondasi dari bani Umayyah yang bisa beratahan sampai 91
tahun

Pada masa pemerintahannya, ekspansi wilayaj Islam diteruskan menjadi dua wilayah
utama, Barat (kepulauan Jarba di Tunisia, Kepualauan Rhodesia, kepulauan Kreta, dan
kepulauan Ijih dekat konstatinopel Rhodesia) dan Timur (daerah-daerah di Asia Tengah
dan wilayah Sindh)

Kekuasaan Muawiyah disokong oleh orang-orang yang berada di sekililingnya, yaitu Amr
ibn Ash (Gubernur Mesir), Al-Mughirah (Gubernur Kufah), dan Ziyad ibn Abihi
(Gubernur Basrah). Dimana ketiga orang tersebut merubahan paolitisi ulung yang menjadi
andalam Muawiyah. Muawiyah juga dibantu oleh orang Suriah, yang masyarakatnya
sangat patuh dan setia padanya dan menjadi kekuatan militer yang berdisiplin tinggi dan
terorganisir.

Beberpa keberhasilan Muawiyah selain perluasan daerah Islam:


a. Penciptaan stabilitas nasional. Tidak terjadi pemberontakan yang besar hanya letupan-
letupan kecil saja
b. Pendirian departemen pencatatan administrasi negara, termasuk pembuaatan stempel
pertama kali dalam sejarah Islam
c. Pendirian pelayanan pos intuk menghubungkan wilayah-wilayah kekuasaan dan untuk
melakukan konsolidasi diantara pemimpin-pemimpin wilayah tersebut. Pelayanan ini
mengguanakn kuda dan keledai
d. Pembangunan departemen pemungutan pajak, untuk mendorong kesejahteraan dan
stabilitas ekonomi masyrakat
Muawiyah meninggal pada bulan April tahun 679M/60 H.
2. Abdul Malik Ibn Marwan (685 – 705 M)
Nama lengkapnya Abdul Malik ibn Marwan ibn al-Hakam ibn Abi al-‘Ash ibn Umayyah.
Dilahirkan pada tahun 647 M/26H dan meninggal pada tahun 705 M. Sejak usianya muda
dikenal sebagai ahli ibadah yang terkenal dan dilantik menjadi khalifah berdasarkan
wasiat ayahnya, Marwan I (685 M)

Abdul Malik dianggap sebagai pendiri kedua Dinasti Umayyah, karena dia dapat
membangun kembali kebesaran dinasti Umayyah yang sebelumnya hamper punah pada
jaman raja Muawiyyah II sampai menjelang kematian Ibnu Zubair. Dia diebri gelar Ibnu
Muluk, karena keempat putranya menjadi penerusnya (al-Wahid II, Sulayman, Yazid II,
dan Hisyam)

Beberapa Kemajuan pada masa Abdul Malik:


a. Menguasai Mesir dan Syam, kemudian Irak dan wilayah sekitarnya hingga peristiwa
terbunuhnya Abdullah ibn Zubair. Pemerintahannya dianggap sah, dan pemerintahan
Umayyah kembali stabil
b. Perintis usaha Arabisasi dalam berbagai bidang. Meliputi perubahan Bahasa yang
digunakan dalam catatan administrasi public dari bahsa Yunani ke Bahasa Arab di
Damaskus, dan dari Bahasa Persia ke dalam Bahasa Arab di Irak dan provinsi bagian
timur, serta penerbitan uang logam Arab
c. Perubahan Bahasa yang menyebabkan perubahan struktur kepegawaian. Orang-orang
asli Arab banyak yang mengisi posisi penting bidang administrasi, sementara pegawai
non-Arab yang telah menguasai Bahasa Arab sebelumnya dipertahankan dan
dilaksanakan hingga pemerintahan sebelumnya.
d. Merombak struktur pemerintahan, yang pada masanya ditentukan oleh empat
departemen pokok; (1) diwan al-kharah (Departemen Perpajakan Tanah) bertugas
mengawasi departemen keuangan: (2) diwan al-Khatam (kementrian Khatam) yang
bertugas merancang dan mengesahkan ordonansi pemerintahan; (3) diwan al-Rasail
(Departemen Surat Menyurat), dipercayakan untuk mengontrol permasalahan di
daerah-daerah dan semua komunikasi dari gubernur-gubernur; dan (4) diwan al-
mustagallat (Departemen Perpajakan Umum).
Abdul Malik meninggal pada tahun 86 H/705 M dan memerintah secara resmi selama 13
tahun.
3. al-Wahid ibn Adul Malik (705-715 M)
Walid terkenal sebagai seorang arsitek pertama dalam sejarah Islam. Banayak mendirikan
bangunan diantaranya Masjid Damaskus, membangun QUbbat al-Shakhrah di Yerusalem,
memperluas dan merenovasi Masjid Nabawi di Madinah, mempercantik Masjidil Haram,
membangun institusi untuk melayani para penderita lepra yang lumpuh dan buta di
Suriah.
Prestasi terbesar Al-Walid daalm bidang infrastruktur adalah mengubah fungsi Katedral
St.Yahya di Damaskus menjadi masjid yang sangat agung dikenal dengan nama masjid
Umayyah.
Al-Walid memperluas penaklukan kawasan Islam yaitu Sisilia dan Merovits, Afrika, dan
Andalusia bagian barat. Di kawasan timur, pasukam Walid berhasil menguasai Asia
Tengah dengan pang;imanya yang terkenal, yaotu Qutaibah ibn Muslim al-Bahili.
Walid berkuasa sampai tahun 96 H/715 M. dikenal dengan jasanya membangun
peradaban Islam yang ada sampai sekarang dan Walid Meninggal pada usia 40 tahun

4. Umar ibn Abdul Aziz (717-729 M)


Umar ibn Abdul Aziz adalah putra saudara Sulayman yaitu Abdul Aziz. Sebelum
diangkat menjadi khalifah Dinasti Umayyah kedelapan, ia seorang kaya raya, hidup
dalam kemegahan, suka berpoya-poya dan menghamburkan uang. Namun setelah
diangkat menjadi khalifah, ia berubah total menjadi seorang raja yang sangat sederhana,
adil dan jujur. Umar pantas diberi gelar khalifah kelima Khulafaur Rasyidin karena
seshalihan dan kemualaannya.
Pemerintahannya relative singkat yaitu sekitar tiga tahun, namun banyak perubahan yang
dilakukan. Diantaranya, ia melakukan komunikasi politik dengan semua kalangan
termausk kaum Syiah, menghidupkan tanah-tanah yang tidak produktif, membangun
sumur dan masjid, serta reformaso system zakat dan sodaqoh sehingga tidak ada
kemiskinan pada jamannya.
Pada masa pemerintahan, tidak ada perluasan daerah, menurutnya ekspansi tidak harus
dengan cara imprealisme militer, tapi dengan cara dakwah. Umar mangkat dari jabatan
pada tahun 101 H/719 M dengan meninggalkan karakter pemerintahan yang adil dan
bijaksana.
2.4 Sebab Kemajuan Dan Kemundurannya

Sepeninggal Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul Malik (720-
724M). masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada masa itu berubah
menjadi kacau. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin
Abdul Malik (724-743M).

Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru yang kemudian harinya menjai tantangan berat bagi
pemerintahan Bani Umayyah.

Sebenarnya Hisyam bin Adul Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena
gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.

Setelah Hisyam bin Abdul Mallik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan
hanaya lemah tetapi juga bermoral buruk, dan pada akhirnya pada tahun 750M, Daulah Umayyah
digulingkan oleh Bani Abbasiyah (yang merupakan bagian dari Bani Hasyim itu sendiri) yang bersekutu
dengan Abu Muslim al-khurasani, di mana Marwanbin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah,
walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil tertangkap dan terbunuh disana.

Beberapa factor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada
kehancuran, yaitu:

1. system pergantian khalifah memaluli garisketurunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi arab yang
lebih menekankan aspek senioritas.

2. latar belakan terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bias dipisahkan dari konflik-konflik politik yang
terjadi di masa Ali.

3. pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia utara (Bani Qays) dan
Arabisa Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam, makin meruncing.

4. lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebebkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan
istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka
mewarisi kekuasaan.

5. penyebab tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang di
pelopori ole keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib.
2.5 Peradaban Bani Umayyah Di Andalusia Spanyol
1. Berdirinya DInasti Umayyah II
a. Islam masuk di Andalusia
Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman kejayaan Umayyah.
Andalusia berasal dari Vandal yang berarti negeri bangsa Vandal karena semenanjung
Iberia pernah dikuasai oleh bangsa Vandal, sebelum terusir oleh bangsa Ghotia Barat
pada abad ke 2 sampai ke 5 masehi yang merupakan wolayah kekuasaan Romawi tapi
kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal pada awal abad ke 5 masehi. Pada awalnya
bangsa Gothia ini kuat sekali tapi kemudian banyak perpecahan yang menyebabkan
kemunduran kerajaan itu. Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggak digantikan
oleh Roderick. Kenaikan Roderick merebut singgasana Spanyol setelah meninggalnya
raja Gothia Barat “Witiza” peristiwa ini menyebabkan putra-putra raja Witiza sangat
marah dan mereka meninggalkan Spanyol pergi ke Afrika, di sana mereka mengadakan
perjanjian persekutuan dengan kaum Muslimin. Begitu juga telah terjadi perselisihan
antara Ratu Julian di satu pihak dan Roderick di pihak lain. Perselisihan ini kabarnya
karena Roderick mencemarkan kehormatan puteri dari Julian—putri Ratu Julian yang
belajar di Toledo diperkosa raja Roderick--, karena itu Julian ingin membalas dendam
untuk membela kehormatan dan nama baiknya. Julian berusaha mendorong dan meminta
kaum Muslimin untuk menyerbu ke Spanyol. Umat Islam mulai menaklukan
semenanjung Iberia pada zaman khalifah Al-Walid Ibn Abdul Malik (705-715). Khalifah
al Walid mengirim pasukan sebanyak 500 orang dibawah kepemimpinan Tharif bin
Malik pada tahun 710 dan mendarat disuatu tempat yang kemudian diberi nama Tarifa
(Siti Maryam, 2003:73). Ekspedisi ini dianggap berhasil dan Tharif kembali ke Afrika
Utara dnegan membawa banyak harta rampasan (Ghanimah). Pada tahun 711, Ibn
Nushair (Gubernur Afrika Utara waktu itu), mengirim pasukan sebanyak 7000 orang di
bawah pimpinan Thariq bin Ziyad dan mendarat disuatu tempat yang kemudian terkenal
dengan selat Gibraltar atau Jabal Thariq. Akhirnya Thariq bin Ziyad berhasil menguasai
hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan Musa Ibn Nusyair.
Akhirnya Musan Ibn Nusyair mendeklarasikan semenanjung Iberia, sebagai bagian dari
kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ketika Dinasti Umayyah di
Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abdurrahman Ibn Muawiyah berhasil
meloloskan diri dan menginjakkan kakinya di Andalusia oada tahun 750M. Ia diberi gelar
al-Dakhir karena beliau adalah pangeran DInasti Umayyah pertama yang menginjakkan
kaki di semenanjung Iberia. Abdurrahman al-Dakhil berhasil menyingkirkan Yusuf Ibn
Abdurrahman al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Abbasiyah pada
tahun 756M. Abdurrahman al-Dakhil memproklamirkan bahwa Andalusia lepas dari
kekuasaan Dinasti Abbasiyah dan ia memakai gelar amir.
Selama 32 tahun berkuasa, Abdurrahman al-Dakhil berhasil mengatasi berbagai ancaman
baik dari dalam maupun dari luar. Karena ketangguhannya ia diberi gelar Rajawali
Quraisy. Karena kekuasaan Dinasti Abbasiyah sepeninggal al-Mutawakkil semakin
merosot, Abdurrahman al-Dakhil memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai
gelar amir al-mukminin
2. Perkembangan Islam di Spanyol

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam
terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Masa itu berlangsung selama
hampir 8 abad (711-1429M). sejarah Panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu
dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:

a. Periode Pertama (711-755)


Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas
politik negeri Spanyol belum terkendali akibat gangguan kemanan di beberapa
wilayah, karena pada masa ini adalah masa peletakkan dasar, asas, dan invasi Islam di
Spanyol. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang tidak
senang kepada Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di
Damaskus.

b. Periode Kedua (755-912M)


Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seseorang yang bergelar amir
(panglima/gubernur) tapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika
itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir pertama adalah Abdurrahman
I yang memasuki Spanyol tahun 138H/755M dan diberi gelar al-Dakhil (yang masuk
ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kerajaan
Bani Abbas, ketika Bani Abbas berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus.
Selanjutnya, ia berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol

Pada masa ini umat Islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik di bidang
politik, peradaban serta Pendidikan. Abdurrahman mendirikan masjid Cardova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Kemudian penerus-penerusnya yang
lain seperti Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hakam
dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran sedangkan Abdurrahman al-
Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pada masa Abdurrahman al-Ausath
ini pemikiran filsafat mulai masuk, makai ia mengundang para ahli dari dunia Islam
lainnya untuk dating ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol
mulai semarak.

c. Periode Ketiga (912-1013M)


Periode ini berlangsung ketika pemerintahan Abdurrahman III, yang bergelar An-
Nasir sampai munculnya muluk at-thawaif (raja0raja kelompok). Pada periode ini
Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar “Khalifah”. Pada periode ini juga
umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi Daulat
Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan universitas Cordova.
Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor
buku dan pendiri perpustakaan.

d. Periode Keempat (1013-1086M)


Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemimpin
raja-raja golongan yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Toledo dan sebagainya.
Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville.

e. Periode Kelima (1086-1248M) Masa Dinasti Kecil


Pada periode ini terdapat suatu kekuatan yang masih dominan yaitu kekuasaan dinasti
Murabbitun. Dinasti Murabbitun pada mulanya adalah sebuah Gerakan agama di Afrika
Utara yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin. Pada tahun 1062M ia berhasil mendirikan
sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia masuk ke Spanyol atas undangan
penguasa-penguasa Islam yang tengah mempertahankan kekuasaannya dari serangan
raja-raja Kristen
Pada tahun 1143 M kekuasaan dinasti Murabbitun berakhir, baik di Afrika Utara maupun
di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Dinasti Muwahhidun dating ke
Spanyol di bawah pimpinan Abdul Mun’im sekitar tahun 1114M dan 1154 M, kota-kota
penting umat Islam di Cordova, Almeria, dan Granada jatuh di bawah kekuasaannya.
Untuk beberapa decade dinasti ini mengalami banyak kemajuan.

f. Periode Keenam (1248-1492 M)


Pada periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada di bawah dinasti Bani Ahmar
(1232-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman
an-Nasir. Namun secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.

3. Masa Kejayaan Daula Umayah II di Andalusia


a. Perkembangan Kota dan Seni Bangun
Kemajuan Dinasti Umayyah di Andalusia (Barat) dicapai pada zamah al-muntashir, pengganti
Abdurrahman al-Dakhil. Kemajuan cordova ditandai dengan pembanguna peradaban sebagai
berikut:
1) Al-Qashr al-Kabir adalah kota satelit yang dibangun oleh Ad-Dakhil dan disempurnkan
oleh penggantinya, yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
2) Al-Rushafah adalah istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun al-
Dakhil disebelah barat laut Cordova. Istana ini mencontoh bentuk istana dan taman
Rushafah yang pernah dibangun oleh nenek moyangnya di syria.
3) Masjid Jami Cordova dibangun tahun 786, hingga kini masih tegak.
4) Al-Zahra adalah kota satelit di bukit pegunungan Sierr Morena, nama tersebut diambil
dari nama salah seorang selir al-Nashir pada tahun 936. Kota ini dilengkapi dengan
masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir di tengah masjid, danau kecil
yang berisi ikan-ikan yang indah. Selain membangun al-Zahra, al-Nashir membangun
saluran air yang menembus gunung sepanjang 80 km, karena Wadi al-Kabir yang
mengalir al-Zahra dan Cordova pada musim kemarau airnya tidak bisa diminum
(Mubarok, 2004:71.)
5) Al-Zahirah, dibangung Al-Manshur di pinggir Al-Kabir, tidak jauh dari Cordova.
Didalamnya dibangun istana besar dan indah tempat kediaman al-Manshur, gedung-
gedung pemerintah, gudang makanan dan gudang senjata, tempat tinggal para menteri,
perwira militer, dan pegawai tinggi lainnya. Sebagaimana halnya al-Zahirah, al-Zahirah
dilengkapi taman-taman indah, pasar perkembangan al-Zahirah begitu pesat, sehingga
pada satu sisinya kemudia bersambung dengan Cordova, sedang sisinya yang lain
bersambung dengan al-Zahra yang dalam perkembangan selanjurtnya telah menjadi
bagian depan kota Cordova.
6) Istana Alhambra, di Granada di bangun pada abad ke 13 M.

b. Perkembangan Ilmu Bahasa dan Sastra

sala satu ciri Dinasti Umayah adalah Arabisasi. Ahmad Syalabi (1982:89-90)
menginformasikan, bahwa bahasa resmi di Andalusia (Spanyol) adalah Bahasa Arab.
Oleh karena itu, pada abad 9 M, seorang pendeta dari Sevilla menerjemahkan Taurat ke
dalam Bahasa Arab, karena hanya Bahasa Arab yang dapat dimengerti oleh murid-
muridnya. Al-Siba’i menjelaskan, bahwa penduduk setempat yang beragama Kristen
lebih fasih berbahasa Arab daripada orang Arab sendiri (Siti Maryam, 2003:108)
Pada Zaman Dinasti Umayyah II di Andalusia, tercatat ulama-ulama besar yang
melahirkan karya-karya di Cordova, yaitu:
1) Al-Zabidi (guru Ibn Qutiyah) diantara karyanya Mukhtashar al’Ayn dan Akhbar al-
Nahwiyin
2) Ali al-Qali diantara karyanya adalah al-‘amili dan al-Nawadir
3) Ibn al-Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar(w.367 H/977 M) diantara
karyanya adalah al-‘Af’al da Fa’alta wa al’alat (Mubarok, 2004:72)
C. Seni Musik Modern

Perkembangan sastra dan syair mendorong juga pertumbuhan ilmu music dan seni suara di
Andalusia. Pada zaman Abdurrahman II al- awsath, hasan ibn nafi (dikenal juga dengan nama
Ziryab) tiba di Cordova. Keahliannya di bidang music membekas hingga sekarang dan bahkan ia
dianggap sebagai peletak dasar music spanyol modern (Hasan Ibn Nafi mendapat julukan, bapak
music modern).

Sigrid Hunke dan Abdul Mun’im Maguid menginformasikan bahwa ulama arablah yang
memperkenalkan not lagu: do-re-mi-fa-so-la-si. Not itu diambil dari bunyi – bunyi huruf arab
dal,ra,mim,fa,shad,lam,sin.

d. Perkembangan ilmu fikih

Mazhab fikih berkembang di cordova adalah Mazhab Maliki. Mazhab ini diperkenalkan oleh
ziyad ibn Abdurrahman al-lahmi pada zaman khalifah hisyam I ibn Abdurrahman al-dakhil.
Jejaknya kemudian di ikuti oleh yahya ibn yahya al-laitsi, disamping sebagai murid Ziyad, ia
juga berguru langsung kepada imam malik. Yahya ibn yahya al-laitsi dikenal sebagai mufti
dinasti umayyah.

Ulama besar dibidang fikih yang hidup pada zaman dinasti umayyah di Andalusia adalah Abu
Muhammad Ali Ibn Hazm 9w. (455 H/1063 M). pada awalnya, beliau adalah pengikut imam al-
syafi’I; kemudin ia pindah ke mazhab al-zhahiri. Disamping itu, beliau juga yang
memperkenalkan ajaran Asy’ariyah di Eropa. Dalam bidang fiqih, ibn hazm menulis kitab al-
muhalla dalam bidang ushul fiqih menulis kitab al-ihkam fi ushul al-ahkam; dan dalam bidang
ilmu kalam menulis kitab al-fashl fi al-milal wa ahwa fi al-nihal. Menurut catatan sejarah, beliau
menulis sekitar 400 buku tentang teologi,fiqih,hadist,dan puisi (Mubarok,2004:72-73).

e. perkembangan Filsafat dan Ilmu Eksakta


Pada abad 10 Masehi, para pelajar Andalusia banyak yang pergi ke Bagdad untuk belajar
Filsafat. Di antara mereka adalah Abu al-Qasim Maslamah Ibn Ahmad al-Majriti (w.1007). ia
mempelajari manuskrip-manuskrip Arab dan Yunani, kemudian mengembangkan ilmu yang
diperolehnya di Andalusia. Ia berjasa dalam bidang ilmu matematika, astronomi, kedokteran,
dan kimia (M.M. Sharif, 1979:71); dan ia merupakan ulama pertama yang memperkenalkan
ajaran Rasail Ikhwan al-Shafa di Eropa. Perkemabangan Filsafat mendorong berkembangnya
ilmu eksakta, antara lain matematika. Ilmu pasti yang dikembangkan orang Arab berpangkal
dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab oleh Ibrahim al-Farazi
pada tahun 771 M. Dengan perantara penerjemahan buku ini, kemudian Nasawi (pakar
matematika) memperkenalkan angka-angka India (0, 1,2, hingga 9); hingga angka-angka India
di Eropa lebih dikenal dengan angka Arab (Arabic number). Di samping itu, ulama Arab telah
menciptakan ilmu tumbuh – tumbuhan untuk menciptakan pengobatan, sehingga melahirkan
ilmu apotek dan farmasi.

4. Runtuhnya Daulah Umayyah II

Keruntuhan daulah umayyah II di Andalusia dipengaruhi oleh banyak factor- factor tersebut
antara lain.

a. Konflik islam dengan Kristen


Pada penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah
merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan- kerajaan Kristen taklukannya
dan biarkan mereka Spanyol Kristen. tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.
Namun demikian, Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari Pada
penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. kehadiran Arab Islam
telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan
kehidupan negara Islam mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi
hierarki tradisional, tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab
Islam telah memperkuat rasa orang- Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih
upeti dari Pada penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna.
pengalaman Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang di Spanyol, tidak
pernah pernah dari hadapan Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M, umat Kristen
memeroleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran.
b. Tidak adanya ideologi pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang Islam yang
sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus,
orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai
abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah 'ibad dan muwalladun kepada para mukalaf,
suatu ungkapan yang diperhitungkan sebagai kewajiban. Akibatnya, kelompok-
kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal
itu berdampak besar, terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini,
menunjukan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, di samping
kurangnya sosok yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
c. Kesulitan ekonomi
Di paruh ke dua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya, timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan
mempengaruhi kondisi politik dan militer.
d. Tidak jelasnya system peralihan kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawif muncul. Granada yang
merupakan pusat kekuasaan islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan
Isabella diantaranya juga disebabkan permasalahan ini.
e. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. ia selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampumembendung kebangkitan Kristen disana.

BAB III
KESIMPULAN
Muawiyah adalah pendiri Dinasti Umayah, ia merupakan putra dari Abu Sufyan ibn Harb ibn Umayyah
ibn Abdu Syam ibn Abdu Manaf. Sebagai keturunan dari Abdu Manaf, Muawiyah memiliki hubungan
kerabat dengan nabi Muhammad SAW. Dan masa Dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun
dengan 14 orang khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa Dinasti ini yakni dalam bidang
administrasi. Serta peninggalan peradaban islam pada masa Dinasti Umayyah ada yang berbentuk fisik
(bangunan-bangunan , sarana-sarana umum, dan sebagainya) dan nonfisik (intelektual dan ilmu
pengetahuan).

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Buku Sejarah Peradaban Islam., LSIPK UNISBA

Anda mungkin juga menyukai