Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BANI UMAYYAH II (EROPA)

Diajukan untuk Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam


Dosen Pengampu : Dr. Kholid, M.S.I.

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Syakirah Imtinan Supriatna 211330081

2. Aldha Mutiara Fadila 211330103

3. Zhahira Reka Firdania 211330091

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA SULTAN
HASANUDDIN BANTEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah dan nikmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah Sejarah Peradaban Islam. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran
kami yang bersumber dari beberapa jurnal sebagai referensi, tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada pengajar mata kuliah Sejarah Peradaban Islam atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini.
Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini. Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua, semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai arti
Interaksi Sosial. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Serang, 23 Mei 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. iii

BAB I............................................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1

1.1 LatarBelakang ......................................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................................... 2


BAB II ........................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3

2.1 Penaklukan dan Pemerintahan ................................................................................................................ 3

2.2 Periode yang dilalui umat Islam di Andalusia ........................................................................................ 5

2.3 Kemajuan Peradaban Bani Umayyah ..................................................................................................... 9

2.4 Analisis Kemajuan Peradaban Andalusia ............................................................................................. 13

BAB III ....................................................................................................................................................... 14

PENUTUP .................................................................................................................................................. 14

Kesimpulan .................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa penyebarluasan Islam ke Andalusia, kaum Muslimin telah dipimpin oleh Daulah
Umayyah. Penyebarluasan tersebut terjadi pada masa Al-Walid (86-96 H./705-715 M.) di bawah
komando Tariq Bin Ziyad. Islam masuk di Andalusia pada masa pertengahan kepemimpinannya.
Setelah kedatangan Islam di Andalusia, Bangsa Barat mulai belajar dari kaum Muslimin, sehingga
hal tersebut membawa mereka pada era kebangkitanya meskipun Islam pada akhirnya terusir dari
negeri Andalusia. Pada masa Islam di Andalusia ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami masa
kemajuan. Bahkan Islam di Andalusia merupakan peradaban penting yang menyaingi Baghdad di
Timur. Islam ketika itu menjadi guru bagi Bangsa Eropa karena orang Eropa Kristen banyak belajar di
Universitas Islam di sana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Bangsa Eropa pada hakikatnya
berhutang budi terhadap kaum Muslimin, karena mereka pada awalnya belajar dari kaum Muslimin,
sehingga mereka tercerahkan dan dapat bangkit dari masa kegelapan mereka.
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan pada periode Islam klasik. Andalusia mencapai
puncak keemasannya.Banyak prestasi yang mereka peroleh bahkan pegaruhnya membawa Eropa dan
kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, Andalusia juga dikatakan mampu menyaingi
Baghdad yang ada di timur. Banyak orang Eropa mendalami studi di Universitas-Universitas Islam
disana. Ketika itu bisa dikatakan, Islam telah menjadi guru bagi orang Eropa. Selama delapan abad,
Islam pernah berjaya di bumi Eropa (Andalusia) dan membangun peradaban yang gemilang.
Namun peradaban yang di bangun dengan susah payah dan kerja keras kaum Muslimin itu, harus
ditinggalkan dan dilepas begitu saja karena kelemahan-kelemahan yang terjadi di kalangan kaum
Muslimin sendiri dan karena keberhasilan Bangsa Barat atau Eropa bangkit dari keterbelakangan.
Kebangkitan yang meliputi hampir semua element peradaban, terutama di bidang politik yakni dengan
dikalahkannya kerjaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya sampai kemajuan di bidang science
dan teknologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah Bani Umayyah?
2. Berapa Periode yang Dilalui umat Islam di Andalusia?
3. Apa Saja Kemajuan Peradaban Bani Umayyah?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Bani Umayyah
2. Untuk Mengetahui Berapa Periode yang Dilalui umat Islam di Andalusia
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Kemajuan Peradaban Bani Umayyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penaklukan dan Pemerintahan


Al Andalus berarti “untuk menjadi hijau pada akhir musim panas” dan merujuk pada
wilayah yang diduduki oleh kerajaan Muslim di Spanyol Selatan yang meliputi kota-kota
seperti Almeria, Malaga, Zadiz, Huelva, Seville, Cordoba, Jaen dan Granada. Andalusia
terletak di benua Eropa barat daya dengan batas-batas ditimur dan tenggara adalah laut tengah,
diselatan benmua Afrika yang terhlang oleh selat Gibraltar, dibarat samudra atlantik dan utara
ole teluk Biscy. Pegunungan Pyneria ditimur laut membatasi Andalusia dengan Prancis.
Andalusia adalah sebutan pada masa Islamm bagi daerah yang dikenal dengan senanjung
Liberia (kurang lebih 93 % wilayah Spanyol, sisanya Portugal) dan Vadalusia. Sebutan ini
berasal dari kata Vandalusia, yang berarti negeri bangsa vandal, karena bagian selatan
semenanjung itu pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka diusir ke Afrika Utara
oleh Bangsa Goth pada abad ke5M.
Kondisi sosial masyarakat Andalusia menjelang penaklukan Islam sangat
memperihatinkan. Masyarakat terpolarisasi ke dalam beberapa kelas sesuai dengan latar
belakang sosialnya. Sehingga ada masyarakat kelas satu,dua dan tiga. Kelompok masyarakat
kelas satu, yakni penguasa, terdiri atas raja, para pangeran, pembesar istana, pemuka agama
dan tuan tanah besar. Kelas dua terdiri atas tuan-tuan anak kecil. Tuan tanah kecil adalah
golongan rakyat kecil adalah golongan rakyta kelas dua (second citizen). Kelompok
masyarakat kelas tiga terdiri atas pada budak termasuk budak tani yang nasibnya tergantung
pada tanah, penggembala, nelayan, pandai besi, orang Yahudi dan kaum buruh dengan imbalan
makan dua kali sehari. Mereka tidak dapat menikmati hasil tanah yang mereka grap. Rakyat
kelas dua dan tiga yang sangat teritindas oleh kelas atas banyak lari ke hutan karena trauma
dengan penindasan para penguasa. Demi mempertahankan hidup, mereka terpaksa harus
mencari nafkah dengan jalan membunuh, merampas atau membajak. Dekadensi moral
mereka itu bersamaan dengan jatuhnya ekonomi mereka.
Penaklukan oleh pasukan atas Andalusia member dampak positif yang luar biasa.
Andalusia dijadikan tempat ideal dan pusat pengembangan budaya. Ketika peradaban Eropa
tenggelam dalam kegelapan dan kehancuran, obor Islam menyinari seluruh Eropa melalui
3
Adalusia, kepada bangsa Vandhal, Goth dan berber. Islam menegakkan keadilan yang belum
dikenal sebelumnya. Rakyat jelata tertindas yang hidup dalam kegelapan mendapat sinar
keadilan, memiliki kemerdekaan hidup dan menentukan nasibnya sendiri.
Para budak pada bangsa Goth dimerdekakan oleh para penguasa Muslim dan diberi
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Sikap toleransi kaum muslim adalah perjanjian
damai dengan pihak para penguasa yang telah ditaklukan. Kebebasan, persamaan dan
persaudaraan yang diterapkan, memungkinkan bangsa-bangsa yang ditaklukkan itu ikut ambil
abgian dalam pemerintahan bersama-sama dengan para penguasa Muslim. Jadi Islam tidak
mengenal adanya perbedaan kasta dan keyakinan. Saat ditaklukan, tingkat peradaban
Andalusia sangat rendah dan keadaan umumnya begitu menyedihkan, sehingga kaum Muslim
lebih banyak mengajar dari pada belajar. Eropa sendiri di satu pihak diganggu oleh bangsa
Berber Jerman.
Sementara itu filsafat Yunani dan ilmu pengetahuan telah lama pindah tempat ke Syria dan
Persia. Penaklukan semenanjung ini diawali dengan pengiriman 500 orang tentara muslim
dibawha pimpinan Tarif bin Malik pada Ramadhan tahun 91 H/710 M. Ia dan pasukannya
mendarat disebuah tempat yang diberi nama Tarifa. Ekspedisi ini berhasil dan tariff kembali
ke Afrika Utara membawa banyak ghanimah. Musa bin Nushair, Gubernur Jenderal Al
Maghrib di Afrika Utara kala itu, kemudian mengirimkan 7000 orang tentara dibawah
pimpinan Thariq bin Ziyad. Ekpsedisi kedua ini mendarat dibukit karang Gibraltar (Jabal At
Thariq ) pada tahun 92 H/711 .
Diatas bukit itu, Thariq berpidato untuk membangkitkan semngat juang pasukannya,
karena tentara musuh yang akan dihadapi jumlahnya 100.000 orang. Thariq mendapat
tambahan 5000 orang tentara dari Afrika Utara sehingga total jumlah pasukannya menjadi
12.000 orang. Pertempuran pecah didekat muara sungai Salado (Lagend Janda) pada bulan
Ramadhan 92 H/19 Juli 711. Pertempuran ini mengawali kemenangan Thariq dalam
pertempuran-pertempuran berikutnya, sampai akhirnya Toledo, ibukota Gothia Barat, dapat
direbut pada bulan September tahun itu juga. Bulan Juni 712 M. Musa berangkat ke Andalusia
membawa 18.000 orang tentara dan menyerang kota-kota yang belum ditaklukkan oleh Thariq
sampai bulan Juni tahun berikutnya. Di kota kecil Talavera, Thariq menyerahkan
kepemimpinan pada Musa.

4
Pada saat itu pula Musa mengumumkan Andalusia menjadi bagian dari wilayah kekuasaan
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Penaklukan selanjutnya diarahkan ke kota-kota
bagian utara hingga mencapai kaki pengunungan Pyrenia. Di balik pegunungan itu terbentang
tanah Galia dibawah kekuasaan bangsa Prancis. Musa berambisi menaklukkan wilayah dibalik
pegunungan itu, namun khalifah al walid tidak merestuinya bahkan ia memanggil Musa dan
Thariq untuk pulang ke Damaskus. Sebelum berangkat Musa menyerahkan kekuasaan kepada
Abd Al Aziz bin Musa. Abd Aziz berhasil menaklukkan Andalusia sudah jatuh ke tangan umat
Islam, kecuali Galicia sebuah kawasan yang terjal dan tandus di bagian barat laut semenanjung
itu.
Andalusia menjadi salah satu propinsi dari daulah Bani Umayyah sampai tahun 132 H/ 750
M. Selama periode tersebut, para gubernur Umawiyah di Andalusia berusaha mewujudkan
impian Musa bin Nushair untuk menguasai Galia. Akan tetapi, dalam pertempuran Poitiers
didekat Tours pada tahun 114 H / 732 M tentara Islam dibawah pimpinan Abd Al – Rahman
Al – Ghafiq di pukul mundur oleh tentara Nasrani Eropa dibawah pimpinan Kartel Martel.
Itulah titik akhir dari serentetan sukses umat Islam diutara pegunungan Pyneria. Setelah itu
mereka tidak pernah meraih kemenangan yang berarti dalam menghadapi serangan balik kaum
Nasrani Eropa. Ketika daulah Bani Umayyah runtuh pada tahun 132 H / 750 M. Andalusia
menjadi salah satu provinsi dari daulah Bani Abbas sampai Abd Al Rahman bin Muawiyah,
cuvu khalifah Umawiyah kesepuluh hisyam bn Abd Malik, memproklamasikan propinsi itu
sebagai Negara yang berdiri sendiri pada tahun 138 H/756 M. Sejak proklamasi itu. Andalusia
memasuki babak baru sebgai sebuah Negara berdaulat dibawah kekuasaan Bani Umayyah II
yang beribukota di Codova sampai tahun 422 H/1031.

2.2 Periode yang Dilalui Umat Islam di Andalusia


Sejak pertama kali menginjakkan kaki ditanah Andalusia hingga jatuhny kerajaan Islam
terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat yang dilalui umat Islam di Andalusia
dapat dibagi menjadi enam periode :
a. Periode Pertama (711 – 755 M)

Pada periode ini, Andalusia berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
Andalusia belum tercapai secara sempurna , gangguan – gangguan masih terjadi baik dari

5
dalam maupu luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara elit penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan, terutama antara Basbar asal Afrika Utara dan
Arab.
Didalam etnis arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing, yaitu suku
Qaisy (Ara Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali
menimbulkna konflik politik, terutama ketika tidak ada figus penguasa yang tangguh. Itulah
sebabnya di Andalusia pada saat itu, tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan
kekuasannya dalam jangka eaktu yang agak lama.
Gangguan dari luar dari sisa-sisa musuh lama di Andalusia yang bertempat tinggal di
daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam.
Karena seringnya konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam
periode ini Andalusia belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan
kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd AL Rahman Al Dakhil pada tahun
138 H/755 M.
b. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Andalusia berada dibawah pemerintahan amir, tetapi tumduk kepada
pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh khalifah abbasiyah di Baghdad.
Penguasa Andalusia pada periode ini adalah Abd Al Rahman Al Dakhil, Hisyam I, Hakam I,
Abd Al Rahman Al Ausath, Muhammad bin Abd Al Rahman, Munzir bin Muhammad dan
Abdullah bin Muhammad.
Mengenai Ad Dakhil, diceritakan sewaktu dinasti bani umayyah tumbang oleh dinasti
abbasiyah terjadi pembunuhan massal dan pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayah. Ia
melarikan diri menyusuri Afrika Utara hingga tiba di Meknes. Maroko dan pindah ke Melilla,
dekat Ceuta di pesisir laut tangah menghadap semenanjung Liberia. Inilah buat pertama
kalinya seorang pangeran Bani Umayyah masuk ke Andalusia, sehingga ia mendapat gelar Ad
Dakhil. Setelah melumpuhkan penguasa Andalusia, Yusuf bin Abd Ar Rahman, ia akhirnya
berkuasa disana.
Pada periode ini, Andalusia mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang
politik maupun dalam bidang perdaban. Abd Al Rahman Al Dakhil mendirikan masjid
Cordova dan sekolah-sekolah dikota-kota besar. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan
hukum Islam dan Hukum dikenal sebagai pembaharu dalam bidang militer. Dialah yang

6
memprakasai tentara bayaran di Andalusia. Sedang Abd Al Rahman Al Ausath dikenal sebagai
penguasa yang cinta ilmu.
Para periode ini, berbagai ancaman dan kerusakan terjadi. Pada pertengahan abad ke 9 M.
Stabilitas munculnya gerakan Kristen fanatic yang mencari kesyahidan (Martydom). Tetapi
gerakan ini tidak mendapat simpati dikalangan intern Kristen sendiri, karena pemerintahan
Islam kala itu mengembangkan kebebasan beragama. Peribadatan tidak dihilangi, bahkan
mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerinthan atau emnajdi karyawan pada
intansi militer. Gangguan politik paling serius dating dari umat Islam sendiri. Golongan
pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota dan bertahan sampai 80
tahun. Disamping itu, sejumlah orang yang tidak puas terhadap penguasa melancarkan
revolusi, yang terpenting diantaranya pemberontakan Hafshun dan anaknya yang berpusat
dipegunungan dekat Malaga.
c. Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini, Andalusia diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Penggunaan
gelar ini berawal dari berita bahwa al muktadir. Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad
meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Maka Abdurrahman III menilai bahwa
keadaan ini menunjukkan suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia
berpendapat bahwa saat ini merupakan moment yang paling tepat untuk mmakai gelar khalifah
yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Maka dari itu, gelar
khalifah ini mulai dipakai sejak tahun 929 M Khalifah besar yang memerintah pada periode
ini yaitu Abd Al Rahman Al Nasir (912-916 M), Hakam II (961-976M) dan Hisyam II (976-
1009M).
Pada periode ini, Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi Baghdad
di timur. Al Nashir mendirikan universitas di cordova yang perpustakaannya memiliki koleksi
ratusan ribu buku. Hakam II juga juga seoreang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada
masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota
berlangsung cepat.
d. Periode ke empat ( 1013 – 1086)
Pada periode ini.Andalusia terpecah menjadi lebih 20 kerajaan kecil. Masa ini disebut
Muluk al – Thawaif (Raja Golongan ) mereka mendirikan kerajaan berdasarkan etnis Barbar.
Slovia ata u Andalus yang bertikai satu sama lain sehingga menimbulka keberania umat

7
Kristen di utara untuk menyerang. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, para pihak
yangbertikai sering meminta bantuan kepada raja – raja Kristen. Periode ini meskipun terjadi
ketidakstabilan tetapi dalam bidang peradaban mengalami kemajuan karena masing – masing
ibu kota kerajaan local ingin menyaingi Cordova sehingga muncullah kota –kota besar seperti
Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada.
e. Periode ke lima ( 1086 – 1248)
Pada periode ini meskipun Andalusia terpecah – pecah dalam beberapa Negara, tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan, yakni dinasti Murabhitun (1086-1143) dan dinasti
Muwahidun (1146-1235 M). murabhitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang
didirikan oleh Yusuf bin Tasytin di afrika utara. Ia masuk ke Andalusia atas undangan
penguasa islam disana yang tengah menikul beban berat perjuangan mempertahankan negri
dari serangan orang Kristen. Ia dan tentaranya masuk Andalusia pada tahun 1086 M dan
berhasil mengalahkan pasukan castilia. Karena perpecahan dikalangan raja- raja muslim, yusuf
melangkah lebih jauh untuk menguasai Andalusia dan berhasil. Tetapi sepenggantinya adalah
raja – raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir baik di afrika utara
maupun Andalusia sendiri.
Sepeninggal murabhitun, muncul-muncul dinasti kecil, tapi berlangsung tiga tahun. Pada
tahun 1146 M, dinasti muwahidun di afrika utara yang didirikan oleh mehammad bin tumart.
Dinasti ini datang ke Andalusia dibawah pimpinan abd al mun’im. Antara tahun 1114 dan 1115
M, kota-kota muslim penting di Andalusia seperti cordova. Almeria dan cannada jatuh di
bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan.
Kekuatan – kekuatan Kristen dapat dipukul mundur akan tetapi, tidak lama setelah itu
Muwahhidun mengalami keambrukan. Tentara Kristen, pada tahun 1212 M, mendapat
kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan – kekalahan yang dialami oleh
Muwahhidun memaksa penguasanya keluar dari Andalusia dan kembali ke afrika utara pada
tahun 1235 M. Tahun 1238 M cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh di
tahun 1248 M. Seluruh Andalusia kecuali Granada lepas dari kekuasaan islam.
f. Periode ke enam ( 1248 – 1492)
Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada. Dibawah dinasti bani ahmar
(1232-1492 M) yang didrikan oleh Muhammad bin Yusuf bin Nasr bin al-Ahmar . peradaban
mengalami kemajuan tetapi hanya berkuasa di wilayah yang kecil seperti pada masa kekuasaan

8
Abdurrahman an –Nashir. Namun pada decade terkhir abad 14 M, dinasti ini telah lemah akibat
perebutan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan olen kerajaan Kristen yang telah
mempersatukan diri melalui pernikahan antar Esabella dan Aragon dengan raja Ferdinand dari
Castilla untuk bersama – sama merebut kerajaan Granada. Pada tahun 1487 menguasai Almeria
tahun 1492 menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah, melarikan diri ke afrika
utara.
Pada akhir abad ke 14 M pihak Kristen sangat antusias untuk mengkristenkan pemeluk
yahudi dan muslim. Pada 1391 yahudi dipaksa menerima Baptisme tahun 1478 program
pemaksaan agama diresmikan dan memerintahkan yahudi untuk memilih baptisme atau
pengusiran. Tahun 1492 nyaris seluruh pemeluk yahudi diusir dari Andalusia.
Gerakan reconquisa terus berlanjut. Tahun 1499, kerajaan Kristen Granada melakukan
pemaksaan orang islam untuk menganut Kristen dan buku – buku tentang islam di bakar.
Tahun 1502 kerajaan Kristen ini mengeluarkan perintah supaya orang islam Granada keluar
dari negri ini kalau tidak mau menjadi Kristen. Umat islam harus memilih antara masuk Kristen
atau keluar dari andalus sebagai orang terusir. Maka banyak orang islam yang
menyembunyikan keislamannya dan melahirkan kekristenannya. Timbul pula pembrontakan
– pembrontakan. Pada tahun 1596, muslim Granada membrontak dibantu oleh kerajaan
usmaniyah. Antara tahun 1609-1614 M kira-kira sekitar setengah juta kaum muslimin
Andalusia pindah ke afrika utara. Ini merupakan perpindahan terakhir umat islam Andalusia.
Sejak saat itu tak ada lagi umat islam di Andalusia.

2.3 Kemajuan Peradaban Bani Umayyah


A. Di bidang Ilmu Pengetahuan
Pemisahan Andalusia dari bagdad secara politis, tidak berpengaruh terhadap transisi
keilmuwan dan peradaban antara keduanya. Banyak muslim Andalusia yang menuntut ilmu di
negri islam belahan timur dan tidak sedikit pula ulama dari timur yang mengembangkan
ilmunya di Andalusia.
Prestasi umat islam dalam memajukan ilmu pengetahuan tidak diperoleh secara kebetulan,
melainkan dengan kerja keras melauli beberapa tahapan system pengembangan. Mula-mula
dilakukan beberapa penerjemah kitab-kitab klasik yunani, romawi, india , Persia. Kemudian
dilakukan pensyarahan dan komentar terhadap terjemahan tersebut, sehingga lahir komentator-

9
komentator muslim kenamaan. Setelah itu dilakukan koreksi teori-teori yang sudah ada, yang
acap kali melahirkan teori baru sebagai hasil renungan pemikir-pemikir muslim sendiri. Oleh
karena itu, umat islam tidak hanya berperan sebagai jembatan penghubung warisan budaya
lama dari zama klasik ke zaman baru. Terlalu banyak teori orisinil temuan mereka yang besar
sekali artinya sebagai dasar ilmu pengetahuan modern.
Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan filsafat pada masa itu tidak terlepas kaintannya
dari kerjasam yang harmonis antara penguaa, hartawan dan ulam. Umat islam di Negara-
Negara islam waktu itu berkeyakinan bahwa memajukan ilmu pengetahuan dan kebudayaaan
umumnya, merupakan salah satu kewajiban pemerintahan. Kesadaran kemanusiaan dan
kecintaan akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para pendukung ilmu telah menimbulkan
hasrat untuk mengadakan perpustakaan-perpustakaan, disamping mendirikan lembaga-
lembaga pendidikan. Sekolah dan perpustakaan umum maupun pribadi banyak dibangun
diberbagai penjuru kerajaan, sejak dari kot besar sampai ke desa-desa.
Andalusia pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju, sehingga
hamper tidak ada seorangpun penduduknya yang but huruf. Dalam pada itu, eropa Kristen baru
mengenal asas-asas pertam ilmu pengetahuan, itupun tebatas hanya pada beberapa orang
pendeta saja. Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke Negara-negara
eropa Kristen, melalai kelompok -kelompok terpelajar mereka yang pernah menuntut ilmu di
universitas Cordova, Malaga, Granada, sevilla atau lembaga-lembaga ilmu pengetahuan
lainnya Andalusia. Yang pada gilirannya kelak akan mengantarkan eropa memasuki periode
baru masa kebangkitan. Bidang-bidang ilmu pengetahuan yang paling menonjol antara lain :
a. Filsafat
Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang di lalui ilmu
pengetahuan Yunani Arab ke Eropa abad ke 12 minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan
mulai dikembangkan pada abad ke-9 selama pemerintahan bani umayyah. Tokoh pertama
dalam sejarah filsafat Andalusia dalah Abu Bakr Muhammad bin al-Syaigh yang terkenal
dengan nama Ibnu Bajjah. Karyanya adalah Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah Abu
Bakr bin Thufail yang banyak menulis masalh kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya
filsafatnya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh terbesar dalam bidang filsafat di

10
Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova. Ia menafsirkan maskah – naskah aristoteles dan
menggeltuti masalah – masalah menahun tentang keserasian filsafat agama.
b. Sains
Ilmu kedokteran , music, matematika, astronomi dan kimia berkembang dengan baik di
Andalusia. Ibarhim bin yahya al Naqqash terkenal dalam ilmuastronomi. Ia dapat menentukan
waktu terjadinya gerhana matahari dan berhasil membuat teropong yang dapat menentukan
jarak tata surya dan bintang. Ahmad bin abbas dari cordova adalah ahli dalam bidang obat –
obatan. Umm al-hassan bint abi ja’far dan saudara perempuan al hafidz adalah dua orang
dokter dari kalangan wanita.
Di bidang sejarah dan geografi, muncul ibnu jubair yang menulis negri – ngri muslim
mediterania dan ibnu batutah yang mengadakan ekspedisi hingga mencapai samudra pasai dan
cina. Ibnu al-khatib menyusun riwayat Granada sedang Ibnu khaldun dari tunis adalah perumus
filasafat sejarah.
c. Fiqh
Andalusia mayoritas menganut madhzab maliki, yang pertama kali diperkenalkan oleh
ziyyad bin abd al-rahman. Ahli – ahli fiqih lainnya diantaranya adalah ibnu yahya, seorang
qadhi, kemudian abu bakar al quthiyah, munzir bin sa,if al-baluthi dan ibnu hazim yang
terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi yang berjuluk Zaryah. Dia
juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering mengajarkan ilmunya kepada siapa saja
sehingga kemasyhurannya makin meluas.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan islam di Andalusia.
Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non Islam. Bahkan penduduk asli Andalusia
menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa
Arab baik ketrampilan bahasa maupun tata bahasa Tokohnya antara lain : Ibnu Sayyidh, Ibn
Malik pengarang alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan bin Usfur
dan Abu Hayyan al-Gharmatti dan muncul banyak karya sastra seperti al-iqd al-farid karya ibn
abd rabbib, al-Dzakhirah fii Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam dan kitab al-Qalaid karya
al-Fath bin Khaqan.

11
B. Di bidang Pembangunan Fisik
Samah bin Malik menjadikan cordova sebagai ibu kota propinsi Andalusia menggantikan
sevilla pada tahun 100H/719M. Ia membangun tembok dinding kota, memugar jembatan tua
yang dibangun penguasa romawi dan membangun kisaran air. Ketika ad-Dakhil berkuasa,
cordova diperindah serta dibangun benteng di sekeliling kota dan istana. Air danau dialirkan
melalui pipa-pipa ke istana dan rumah penduduk.
Kebanggan cordova lainnya adalah al-Qashr al-Kabir, alRushafa, masjid jami’ cordova,
jembatan cordova, al-Zahra dan al-Zahirah Al-Qashr al-Kabir adalah kota satelit yang
dibangun ad-Dakhil dan disempurnakan oleh beberapa penggantinya. Didalamnya dibangun
430 gedung yang diantaranya merupakan istana – istana megah. Al-Rushafa adalah sebuah
istana yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun ad-Dakhil yang masih tgak
berdiri hingga sekarang adalah masjid jami’ cordova didirikan tahun 170H/786M dengan dana
80.000dianr. masjid ini memiliki sebuah menara yang tingginua 20 meter terbuat dari marmer
dan sebuah kubah besar yang didukung oleh 300 buah pilar yang terbuat dari marmer pula.
Ditengah masjid terdapat tiang agung yang menyangga 1000 lentera. Ada Sembilan buah pintu
yang dimiliki masjid ini, semuanya terbuat dari tembaga kecuali pintu maqsurah yang terbuat
dari emas murni.
Ketika cordova jatuh ke tangan Fernando III pada tahun 1236, masjid ini dijadikan gereja
dengan nama santa maria, tetapi dikalangan orang Andalusia lebih popular dengan ia mezquita,
berasal dari bahasa arab al-Masjid. Al-Nashir pada tahun 325 H/ 936 M membangun kota
satelit dengan nama salah seorang selirnya al-Zahra. Kemegahannya hamper menyamai al-
Qashr al-Kabir. Ia dilengkapi taman indah yang disela-selanya mengalir air dari gunung, danau
kecil berisi ikan beraneka warna dan sebuah taman margasatwa. Sementara pada tahun 368 H
/ 978 M Al Manshur membangun kota Al Zairah dipinggir Wadi Al Kabir, tidak jauh dari
Cordova. Al Zahirah dilengkapi dengan taman – taman indah, pasar, toko , masjid dan
bangunan umum lainnya.

12
2.4 Analisis Kemajuan Peradaban Andalusia
Salah Satu mengapa Andalusia mengalami kemajuan pesat di dalam peradabannya
menurut penulis salah satunya disebabkan policy dari para penguasanya yang mempelopori
berbagai kegiatan ilmiah. Meskipun ada ketegangan politik dengan Baghdad timur tapi tidak
selalu terjadi konfrontasi militer. Banyak para sarjana Islam dari wilayah Barat menimpa ilmu
di Timur dengan membawa bukum teori dan gagasan pengetahuan, begitu pula sebaliknya.
Jadi meskipun umat islam terpecah secara politik tapi tetap dalam bingkai kesatuan budaya
dunia Islam. Perpecahan politik pada periode Al Muluk Al Thawa’if tidak menyebabkan
mundurnya ilmu pengetahuan dan peradaban, bahkan setiap penguasa di negeri-negeri kecil
tersebut saling berkompetensi dalam ilmu pengetahuan terutama usaha untuk menyaingi
Cordova.
Sedang aspek kehancuran Andalusia dari berbagai literature menurut penulis disebarkan
karena adanya konflik dengan Kristen. Islami yang terjadi kurang sempurna. Kerajaan –
kerajaan Kristen taklukan asal tidak melakukan perlawanan militer dibiarkan mempertahankan
hukum dan adat mereka, yang pada gilirannya akan menciptakan kubu komunitas berbeda
antara Arab Islam dengan Andalusia Kristen yang memicu adanya nasionalisasi. Pada periode
kemunduran Islam, kerajaan-kerajaan Kristen ini akhirnya dapat menghimpun kekuatan untuk
mengenyahkan Islam dari Andalusia tertama karena kondisi Andalusia yang yang terpencil
secara militer, sehingga sulit mendapat bantuan militer kecuali hanya dari Afrika Utara.
Faktor krusial lainnya didalam intern umat Islam telah terdapat perpecahan. Terutama
masalah yang berkaitan dengan etnis dan sosial. Sering dijumpai konflik antara komunitas
Arab Utara dan Arab Selatan, antara Barbar dengan arab Selatan, antara Barbar dengan Arab
serta problem naturalisasi bagi para mukallaf, yang masih dipandang sebelah mata, terutama
dengan pemberian term ibad dan muwalladun yang bertedetensi merendahkan. Yang paling
fatal lagi adalah tidak adanya mekanisme yang jelas dalam suksesi kepemimpinan. Sehingga
sering menimbulkan gejolak politik yang melemahkan Negara.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pada masa penyebarluasan Islam ke Andalusia, kaum Muslimin telah dipimpin oleh Daulah
Umayyah. Penyebarluasan tersebut terjadi pada masa Al-Walid (86-96 H./705-715 M.) di bawah
komando Tariq Bin Ziyad. Islam masuk di Andalusia pada masa pertengahan kepemimpinannya.
Kemudian sedikit sejarah Penaklukan dan Pemerintahan yaitu Penaklukan oleh pasukan atas
Andalusia member dampak positif yang luar biasa. Andalusia dijadikan tempat ideal dan pusat
pengembangan budaya. Ketika peradaban Eropa tenggelam dalam kegelapan dan kehancuran,
obor Islam menyinari seluruh Eropa melalui Adalusia, kepada bangsa Vandhal, Goth dan
berber. Islam menegakkan keadilan yang belum dikenal sebelumnya. Rakyat jelata tertindas
yang hidup dalam kegelapan mendapat sinar keadilan, memiliki kemerdekaan hidup dan
menentukan nasibnya sendiri.
Adapun periode yang dilalui umat Islam di Andalusia dan dibagi menjadi enam periode
yait, Periode Pertama pada tahun (711 – 755 M), Periode Kedua pada tahun (755-912 M),
Periode Ketiga pada tahun (912-1013 M), Periode keempat pada tahun ( 1013 – 1086), Periode
ke lima pada tahun ( 1086 – 1248), dan Periode ke enam pada tahun ( 1248 – 1492).
Selanjutnya, ada kemajuan peradaban Bani Umayyah yang pertama di Bidang Ilmu
Pengetahuan berupa Bidang-bidang ilmu pengetahuan yang paling menonjol antaranya yaitu:
Filsafat, Sains, Fiqh, Musik dan Kesenian, Bahasa dan Sastra. Dan yang kedua di Bidang
Pembangunan Fisik.
Adapun juga, analisis kemajuan peradaban Andalusia Salah satunya mengapa Andalusia
mengalami kemajuan pesat di dalam peradabannya menurut penulis salah satunya disebabkan
policy dari para penguasanya yang mempelopori berbagai kegiatan ilmiah. Meskipun ada
ketegangan politik dengan Baghdad timur tapi tidak selalu terjadi konfrontasi militer. Banyak
para sarjana Islam dari wilayah Barat menimpa ilmu di Timur dengan membawa bukum teori
dan gagasan pengetahuan, begitu pula sebaliknya. Jadi meskipun umat islam terpecah secara
politik tapi tetap dalam bingkai kesatuan budaya dunia Islam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. “Sejarah Peradaban Islam” (Cet. XXIV; Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.
87.
Bahri, Amirul. Peradaban Islam Bani Umayyah II (di Andalusia).
Karim, Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher, CetKe 1 , 2007.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, Cet.Ke 1, 1999.
Shodiqin, Ali dkk. Sejarah Peradaban Islam : Dari Masa Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta : LESFI,Cet.Ke 2, 2004.
Souyb, Joesoe. Sejarah Daulat Umayyah II di Cordova,Jakarta : Bulan Bintang, Cet.Ke 1,
1997.
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik, Jakarta : Prenada Media, Cet Ke 2, 2004.

15

Anda mungkin juga menyukai