Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASA KEKHOLIFAHAN UMAYAH DI ANDALUSIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sejarah Peradaban
Islam II

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Siti Ngaisah, M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 5:

Muhamad Abdulah 221210118

Amilasari 221210121

Siti Diah Badriah 221210124

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2023 M/ 1444 H


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
membahas terkait tema “Masa Khalifah Umayah di Andalusia.”
Dalam proses penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa arahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Siti Ngaisah, M.Ag selaku dosen pengampu yang telah membimbing dan
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kami.
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan do’a.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna
mengevaluasi kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak.

Serang, 04 September 2004

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
A. Perkembangan Politik ................................................................................................................. 3
B. Kondisi Sosial Keagamaan ......................................................................................................... 5
C. Masa Kejayaan ............................................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Andalusia, yang sekarang bernama Spanyol adalah salah satu kota peradaban peninggalan
kekuasaan Islam yang tak kalah besar pengaruhnya bagi perkembangan peradaban dunia setelah
itu, khususnya bagi perkembangan perdaban di Eropa. Banyak sejarawan yang mengatakan bahwa
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Eropa, baik ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan-
kemajuan di bidang lainnya, tidak pernah terlepas dari kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh
umat Islam di Spanyol pada periode sebelumnya.
Kejayaan Pemerintahan Islam di Andalusia menjadi tonggak peradaban Islam kedua setelah
Baghdad di Timur. Kemajuan yang gemilang tersebut mampu menarik perhatian bangsa Eropa
untuk menuntut ilmu di berbagai perguruan-perguruan tinggi yang sudah ada di sana. Dengan
demikian, maka tidak heran apabila sejarawan menyebutkan bahwa kejayaan Islam di Spanyol
menjadi fase penting bagi Eropa menuju sebuah masa pencerahan, atau yang kita kenal dengan
masa Renaisance.1
Tentu, dinamika ilmu pengetahuan di Andalusia tidak dapat dilepaskan dari peristiwa-
peristiwa politik yang terjadi pada fase itu. Kekuasaan Islam atas Andalusia yang begitu
menyeluruh mampu menciptakan suatu kultur yang pluralis dan menghargai perbedaan. Sistem
pemerintahan Islam yang diterapkan Islam di Andalusia sangat kental dengan suasana keterbukaan.
Meski Islam memiliki kekuasaan politik yang begitu luas, akan tetapi pemerintahan Islam tidak
melakukan Islamisasi radikal. Penduduk asli tetap dibiarkan secara bebas untuk memeluk dan
menjalankan ritual agamanya masing-masing.
Meski demikian, kondisi politik semacam itulah yang kelak menjadi potensi perpecahan
dalam tubuh kekuasaan Islam di Andalusia. Selain keragaman penduduk bangsa Arab—yang kental
dengan fanatisme kesukuan, faktor kelonggaran itulah yang menyebabkan kantong-kantong
kekuatan Kristen tetap bertahan dan kelak merongrong kekuasaan politik Islam dari dalam.
Kentalnya fanatisme kesukuan di kalangan bangsa Arab Andalusia menjadi modal utama bangsa
Eropa untuk mengadu domba penguasa- penguasa Islam Lokal.

1
Suyanta, S. (2011). Transformasi Intelektual Islam ke Barat. Islam Futura, X No. 2, 1–16.
The contribution of Muslims to science during the Middle Abbasid Period (750-945). (2011)

1
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan politik masa kekhalifahan Umayah di Andalusia ?
b. Kondisi sosial keagamaan kekhalifahan umayah di Andalusia?
c. Bagaimana masa kejayaan pada masa kekhalifahan Umayyah di Andalusia?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan politik masa kekhalifahan Umayah di Andalusia ?
b. Untuk mengetahui kondisi sosial keagamaan kekhalifahan umayah di Andalusia?
c. Untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan pada masa kekhalifahan Umayyah di Andalusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Politik

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang
ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun
740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan
pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang
penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus.
Pada tahun 750 M, Bani Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus,
dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman I
(Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar Amir
Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru
terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya. Ia
memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia
berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.
Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir
Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang
meliputi Afrika Utara bagian Barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di
daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu
tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir Abdullah bin Muhammad
bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.
Cucu Abdullah, Abdurrahman III, menggantikannya pada tahun 912 M, dan dengan cepat
mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian Barat.
Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang
memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan
Syi'ah di Tunis.2
• Pembentukan Kekuatan Politik
Sistem pemerintahan yang diterapkan pemerintahan Bani Umayah di Andalusia membuat
berbagai perubahan dan kebijaksanaan. Upaya perubahan ini terus di kembangkan sampai
kepada khalifah- khalifah yang lainnya.

2
Siti Zubaidah, (2016). Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing.

3
1. Kondisi Sosial
Masyarakat Andalusia sekalipun pro Arabisme, namun tidak menjauhkan diri dari golongan
non muslim. Bahkan orang-orang di luar Islam memperoleh jabatan dalam pemerintahan dan
di percaya para raja. 3 Sikap ini telah membantu daulah ini dalam mencapai kemajuan
Islamiyah dan berhasil menterjemahkan buku-buku dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab.
Khalifah-khalifah Andalusia juga mengumpulkan pujangga-pujangga untuk mengarang buku-
buku cerita untuk melalaikan rakyat, untuk menjauhkan diri dari persoalan-persoalan politik.
Para pujangga itu dikirim ke mesjid-mesjid untuk menyerukan kepada rakyat agar patuh
kepada pemerintah yang berkuasa. Dari sisi lain, nilai-nilai toleransi yang sudah terbina dan
teraflikasikan dalam kehidupan masyarakat Andalusia. Hal ini sejalan dengan pendapat
seorang pakar Islam K. Ali, Daulah Bani Umayah Andalusia telah melindungi Gereja,
Katedral, Kelenteng dan tempat- tempat suci lainnya. Sikap-sikap seperti ini adalah merupakan
indikasi teraflikasikannya nilai-nilai toleransi di dalam masyarakat.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, masyarakat Andalusia memiliki sikap, bahwa ilmu adalah
hak semua orang dan berarti tidak melarang belajar kepada setiap orang termasuk non muslim
asal tidak bertentangan dengan akidah Islam. Tapi kesuksesan terutama di bidang ilmu
pengetahuan, ini juga diwarnai gejolak perberontakan-pemberontakan seperti perselisihan
antar suku, anakisme, kebobrokan moral, ketidak disiplinan. Kesemua itu karena tidak di
kendalikan oleh ikatan agama yang menyebabkan negara kehilangan stabilitas, rapuhnya
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Kebijaksanaan Politik
Kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi para khalifah di Andalusia ini, maka para
khalifah membuat kebijaksanaan politik, yaitu :
Memberi penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam perjuangan untuk mencapai
puncak kekuasaan. Membangun kekuatan militer yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Kepolisian yang tangguh. Mereka diberi gaji dua kali lebih besar dari lembaga-
lembaga lainnya. Menumpas para oposisi yang di anggap berbahaya, jika tidak bisa dibujuk
dengan harta dan kedudukan, maka kaum pemberontak tersebut ditumpas. Mengangkat orang-
orang non muslim, sebagai pejabat pemerintah seperti penasehat, administrator, dokter dan
kesatuan tentara yang dalam hal ini banyak merugikan umat Islam.
Para khalifah membuat keputusan politik yang sama sekali beertentangan dengan sistem
yang diterapkan masa Khulafa al-Rasyidin yang dalam pengangkatan khalifah dengan sistem

3
"Fuad Fakhruddin, Perkembangan Kebudayaan Islam, (Jakarta; Bulan Bintang, 198), hlm. 38.

4
demokrasi dirubah menajadi aristokrasi (secara keturunan), masing-masing khalifah
mengangkat putranya sebagai penggantinya. Konsekwensi logis dari perubahan sistem
pemerintahan tersebut adalah sukses kepemimpinan berlangsung secara turun temurun.
B. Kondisi Sosial Keagamaan

Penduduk Andalusia terdiri dari banyak suku, antara lain, Arab, Barbar, Spanyol, dan
Yahudi. Bangsa Arab dan Barbar datang ke Spanyol sejak masa penaklukan negeri itu oleh
orang Islam. Keturunan Arab ini terdiri dari dua kelompok besar, yaitu keturunan Arab Utara
yang terdiri dari suku Mudhari dan keturunan Arab Selatan yang terdiri dari suku Yamani.
Kebanyakan orang Arab Mudhari tinggal di Toledo, Saragossa, Sevilla dan Valensia, sedangkan
orang Arab Yamani banyak bermukim di Granada, Cordova, Sevilla, Murcia dan Badajoz.
Orang-orang Barbar banyak tinggal di daerah-daerah perbukitan yang kering dan tandus
di bagian utara negeri itu, berhadapan langsung dengan basis-basis kekuatan Nasrani padahal
orang Arab menempati lembah-lembah yang subur dan jauh dari ancaman orang Nasrani. Itu
sebabnya ketidakpuasan orang Barbar terhadap orang Arab menjadi penyulut bagi terjadinya
perang antara mereka.
Orang Spanyol terdiri dari tiga kelompok, (1) kelompok yang telah memeluk Islam, (2)
kelompok yang tetap pada keyakinannya tetapi meniru adat kebiasaan orang Arab. Baik
bertingkah laku maupun bertutur kata, mereka disebut Spanyol musta’ribah, dan (3) kelompok
yang tetap berpegang teguh pada agama nenek moyangnya semula dan warisan nenek
moyangnya. Tidak sedikit di antara pemeluk agama Nasrani ini yang menjadi pejabat sipil,
militer dan bahkan sebagai pemungut pajak serta menikmati kebebasan beragama yang cukup
luas. 4 Sedangkan orang Yahudi banyak datang ke Spanyol pada tahun 133 M. bersamaan
dengan bangsa Romawi menguasai Spanyol.5
Pada masa Dinasti Umayyah ini mulai dikenal stratifikasi sosial. Menurut Philip K.Hitti
(2001:97) rakyat dari seluruh imperium arab terbagi ke dalam empat macam golongan-
golongan pertama adalah golongan tertinggi terdiri atas kaum Muslimin yang memegang
kekuasaan, dikepalai oleh aggota-anggota istana dan kaum ningrat dari para penakluk Arab.
Golongan kedua adalah golongan neomuslim (kaum Muslim Baru), yang dengan keyakinan
sendiri atau terpaksa memeluk Islam dan secara teori memiliki hak-hak penuh dari kewargaan
Islam. Golongan ketiga adalah anggota Mazhab-mazhab, pemeluk agama-agama yang umum
atau yang disebut dengan Zimmi, yaitu kaum Kristen, Yahudi, dan Saba yang mengikat

4
Siti Maryam. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Lesfi.
5
Ahmad Syalaby, Mausu’ah al-Tarikh al-Islamiyi wa al-Hadharahal-Islamiyah, Juz I.

5
perjanjian dengan kaum muslim. Mereka memiliki kemerdekaa beragama dengan jalan
membayar pajak tanah atau uang-kepala. Golongan keempat adalah golongan budak-budak.
Meskipun perlakuan terhadap para budak telah diper-baiki, tetapi dalam praktiknya mereka
tetap menjadi penduduk kelas rendah.sslslama masa kekhalifahan Dinasti Umayyah, kondisi
sosial dalam keadaan damai dan adil, meskipun sistem pemerintahan berjalan tidak demokratis.
Kendatipun bangsa Arab-Islam berkuasa di seluruh Imperium, kehidupan muslim non-Arab
tidak mengalami kesulitan. Mereka hidup damai dan bersahabat dengan baik. Mereka
menikmati kewajiban dan hak yang sama dalam kehidupan negara. Para khalifah melindungi
gereja, katedral, candi, sinagog,dan tempat-tempat suci lainnya, bahkan semua tempat
peribadatan yang rusak dibangun kembali dengan dana yang di keluarkan dari kas negara.
Di samping kebebasan beragama,oang bukan Islam juga menikmati kebebasan peradilan,
hakim, dan hukum. Mereka dibebaskan menggunakan yurisdiksi mereka sebagaimana diatur
oleh pimpinan agama mereka sendiri. Di bawah kekhalifahan Dinasti Umayyah, Damaskus
menjadi salah satu kota yang cantik di dunia dan menjadi pusat budaya serta pusat kerajaan
Islam. Khalifah menghiasinya dengan bangunan- bangunan megah, air mancur, dan rumah-
rumah yang menyenangkan. Para penguasa, kecuali Umar II, menempuh kehidupan mewah
dan penuh kebesaran, dan mempertahankan standar istana menurut cara para kaisar. Muawiyah
sendiri gemar mendengarkan cerita sejarah dan anekdot.
Di samping melaksanakan fungsi keagamaan, para khalifah juga malaksanakan kekuasaan
mahkamah tinggi. Para penguasa mendengarkan keluhan rakyatnya, baik secara pribadi
maupun secara umum. Biasanya Khalifah duduk di atas singgasana di pengadilan terbuka,
dikelilingi sebelah Kanannya oleh para pangeran dan di sebelah kirinya oleh orang-orang
terkemuka dan masyarakat umum.6

C. Masa Kejayaan

Stabilitas politik Islam di Andalusia yang pasang surut, tidak memberikan memadamkan
perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Seiring dengan kericuhan dan perpecahan politik
Islam di Andalusia, perkembangan ilmu pengetahuan tetap melaju kencang. Ilmuwan-ilmuwan
Muslim terus konsisten melakukan kajian-kajian. Dinamika semacam ini tentu dapat dirasakan
pula oleh kalangan Kristen yang memang diberikan akses begitu terbuka. Tidak jarang pula

6
Fadhli Munawar," perkembangan dan pertumbuhan budaya arab pada masa Dinasti
Umayyah"Humaniora,Vol.15.No.2( Juni, 2003) hal.178.

6
Raja-Raja Kristen saat itu kerap mengirimkan anak buahnya untuk belajar terhadap ilmuwan
Muslim.
Dengan demikian, tidak salah apabila anyak sejarawan yang menilai bahwa umat Islam di
Andalusia mencapai kejayaan yang begitu mengagumkan. Kota-kota besar yang ada di spanyol
menjadi pusat ilmu pengetahuan serta menjadi tempat utama bagi orang- orang Eropa untuk
menuntut ilmu. Dengan demikian, tidak heran bila kemudian Andalusia/Spanyol menjadi salah
satu kota peradaban yang begitu berpengaruh bagi perkemangan dunia, khususnya bagi Eropa.
Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Andalusia antara lain;
1. Kemajuan Intelektual
Cordova menjadi pusat ilmu pengetahuan di Eropa pada abad ke-10 M. Disana
terdapat sebuah Universitas dan perpustakaan yang besar yang kemudian menjadi tumpuan
pelajar dari seluruh dunia khususnya Eropa.7 Di samping itu, kota- kota besar lainnya yang
menjadi pusat-pusat ilmu pengetahuan di Andalusia adalah Sevile, Toledo dan Granada. Di
Toledo, hal itu bisa kita lihat dengan adanya sebuah unit terjemahan yang bergerak di bidang
penterjemahan karya-karya orang Yunani kedalam bahasa Arab. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang telah dicapai oleh Andalusia tersebut mencakup berbagai bidang ilmu
pengetahuan yaitu; filsafat, sains, fiqih, musik dan kesenian, serta bahasa dan sastra.
2. Filsafat
Pada masa Al-Hakam (961-976), karya-karya ilmiah dan filsafat diimpor dari Timur dalam
jumlah yang besar, sehingga, usaha inilah yang pada tahun-tahun selanjutnya Andalusia
berhasil menelurkan para tokoh-tokoh besar di dunia. Salah satu tokoh yang cukup populer
dalam sejarah filsafat Spanyol adalah Ibn Bajjah. Tokoh yang dilahirkan di Saragozza ini
menulis sebuah karangan filsafat yang berjudul Tadbir AL- Mutawahhid. Tokoh popular yang
kedua adalah Abu Bakr Ibn Thufail yang dikenal sebagai seorang filsuf penulis kitab Hay Ibn
Yaqzhan. Sedangkan tokoh yang selanjutnya adalah Ibn Rusyd dari Cordova. Tokoh yang satu
ini menjadi pengikut Aristoteles yang terbesar dalam gelanggang Filsafat Islam. Karya
terbesarnya yang masih terkenal hingga sekarang adalah Tahafutul-Tahafut.8
3. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, senimusik, matematika, astronomi, kimia dan ilmu-ilmu lainnya
juga berkembang sangat pesat di Andalusia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam bidangnya
masing-masing antara lain; Abbas ibn Farnas (pakar ilmu kimia dan astronomi), Ibrahim Ibn

7
Men, L. H. (2000). Sejarah Peradaban Dunia. Ananda.
8
Sudarsono. (2004). Filsafat Islam. PT. Rineka Cipta.

7
Yahya Al-Naqqas (pakar astronomi), Ahmad Ibn Abbas (kedokteran atau ahli obat-obatan),
Umm Al-Hasan Bint Abi Ja’far dan Al-Hafidz (dua bersaudara yang ahli dalam bidang
kedoketeran). Sedangkan Ibn Jubair (1145-1128 M), Ibn Batuthah (1304-1377 M), dan Ibn
Khatib (1317-1374 M) adalah para tokoh yang ahli dalam bidang sejarah. Disamping itu, Ibn
Khaldum juga merupakan sejarawan Andalusia yang berhasil merumuskan Filsafat Sejarah. 9
4. Fiqih
Dalam bidang Ilmu Fiqih, Andalusia termasuk penganut Mazhab Maliki. Mazhab ini
diperkenalkan pertama kali oleh Ziyad Ibn Abd Al-Rahman. Sedangkan Ibn Yahya, Abu Bakar
Al-Quthiyah, Mundzir Ibn Sa’id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm merupakan tokoh Fiqih lainnya
yang begitu dominan di Andalusia.
5. Musik dan Kesenian
Islam Andalusia juga mencapai kecemerlangan dalam bidang musik dan seni suara.
Beberapa tokoh yang terkenal terkenal dalam bidang ini antara lain yaitu Al-Hasan Ibn Nafi
yang mendapat julukan Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai seoranga musikus yang pandai
menggubah lagu.
6. Bahasa dan Sastra
Di Andalusia, Bahasa Arab adalah Bahasa Administrasi dalam pemerintahan Islam di
Andalusia yang mampu menggeser kedudukan bahasa Spanyol. Terlepas dari hal itu, para ahli
ilmu Bahasa atau balaghah yang terkenal pada fase itu antara lain adalah Ibn Sayyidin, Ibn
Malik (pengarang Alfiyah), Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn
Usfur, dan Abu hayyan Al-Gharnathi.10
Seiring dengan perkembangan ilmu bahasa, bidang kesusastraan juga mengalami
kemajuan. Karya-karya Sastra juga mulai bermunculan Al-‘Iqd al-Farid yang ditulis oleh Ibn
Abd Rabbih, al-Dzakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bazzam, Kitab Al-Qalaid karya
Al-Fath Ibn Haqan, dan masih banyak lagi yang lainnya.11
• Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Andalusia, umat Islam telah mencapai
kejayaannya. Banyak prestasi yang mereka peroleh bahkan berpengaruh bagi kebangkitan
dunia Eropa dan seluruh belahan dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks. Pada periode
awal sampai periode ke tiga umat Islam Andalusia mencatat lemabaran peradaban dan

9
Manan, N. A. (2020). Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M-1492M). Jurnal Adabiya,
21(1), 54. https://doi.org/10.22373/adabiya.v21i1.6454.
10
Badri Yatim. (2003). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. PT. Raja Grafindo Persada.
11
Nakosteen, M. (2003). Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat : Deskripsi Analisis Abad
Keemasan Islam. Risalah Gusti.

8
kebudayaan yang berlian. Andalusia berperan sebagai jembatan penyeberangan ilmu
pengetahuan dari Yunani-Arab dan ke Eropa. Waktu itu minat kepada filsafat berkembang
Bahasa Arab menajadi bahasa administrasi, sehingga banyak di antara mereka yang ahli di
bidang baahsa dan sastra. Juga aspek-aspek fisik jalan-jalan diperluas, saluran-saluran perairan,
jembatan, pembangunan gedung seperti pembangunan kota Alzahrah, Istana Ja'farah di
Saragosa, tembok Toledo, Mesjid Cordova, Istana al-Hamra. Di granada yang merupakan
tempat pertahanan terakhir umat Islam, terkumpul arsitektur- arsitektur bangunan yang terkenal
seperti istana al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur
Spanyol Andalusia.
Kemajuan dan prestasi itu diperoleh mereka di sebabkan beberapa faktor, yaitu:
1. al-Musawah (persamaan derajat)
Pada awal pemerintahan Isalm Andalusia para penguasa menolak kasta dan kultus yang
beraakar dari tauhid, suatu pengakuan terhadap ke- Esa-an Allahswt. Prinsip tauhid
mengandung suatu pernyataan bahwa segala sesuatu bersifat tergantung pada-Nya. Prinsip
ketergantungan ini membuat yang diciptakan-Nya mempunyai status yang sama secara
horizontal sebagai makhluk.12 Dalam hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran Surat
al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:
‫ع ِل ْي ٌم َخ ِبي ٌْر‬ َ ‫ّٰللا ا َ ْت ٰقى ُك ْم ۗا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ ‫ارفُ ْوا ۚ ا َِّن ا َ ْك َر َم ُك ْم‬
ِ ‫ع ْن َد ه‬ ُ ‫اس اِ َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِ ِّم ْن ذَك ٍَر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
َ ‫شعُ ْوبًا َّوقَ َب ۤا ِٕى َل ِلتَ َع‬ ُ ‫ٰ ٰٓيا َ ُّي َها ال َّن‬

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbagsa-bangsa supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.13
2. Sikap Toleransi
Sikap toleransi yang ditegakkan para penguasa terhadap non muslim, sehingga mereka
berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Andalusia, walaupun belakangan sikap
toleransi ini kebablasan yang akibatnya merongrong kekuasaan Islam di Andalusia tersebut.
3. Al-Mu'akhoh

12
M Ridwan Lubis dan M. Syahminan, Perspektif Pembaharuan pemikiran Islam, Cet. 1, (Medan: Pustaka Widya
Sarana, 1993), hlm. 11.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta Proyek pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an,
1983/1984), hlm. 847.

9
Para khalifah yang berwibawa (Abdurrahaman Addakhil, Al- Wasit dan Al-Nashir),
memupuk rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan sehingga tidak terjadi kesenjangan antara
atasan dan bawahan, bahu membahu demi kejayaan Islam di Andalusia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan


dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu tergantung kecakapan dari
sang Amir yang sedang berkuasa. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai
Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan
Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan Syi'ah di Tunis.
Kebijaksanaan Politik Kompleksnya masalah-masalah yang dihadapi para khalifah di
Andalusia ini, maka para khalifah membuat kebijaksanaan politik, yaitu : Memberi
pengahargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam perjuangan untuk mencapai puncak
kekuasaan. Keturunan Arab ini terdiri dari dua kelompok besar, yaitu keturunan Arab Utara
yang terdiri dari suku Mudhari dan keturunan Arab Selatan yang terdiri dari suku Yamani.
Kebanyakan orang Arab Mudhari tinggal di Toledo, Saragossa, Sevilla dan Valensia,
sedangkan orang Arab Yamani banyak bermukim di Granada, Cordova, Sevilla, Murcia dan
Badajoz. Orang-orang Barbar banyak tinggal di daerah-daerah perbukitan yang kering dan
tandus di bagian utara negeri itu, berhadapan langsung dengan basis-basis kekuatan Nasrani
padahal orang Arab menempati lembah-lembah yang subur dan jauh dari ancaman orang
Nasrani.
Kemajuan Intelektual Cordova menjadi pusat ilmu pengetahuan di Eropa pada abad ke-
10 M. Disana terdapat sebuah Universitas dan perpustakaan yang besar yang kemudian
menjadi tumpuan pelajar dari seluruh dunia khususnya Eropa. Di samping itu, kota- kota
besar lainnya yang menjadi pusat-pusat ilmu pengetahuan di Andalusia adalah Sevile,
Toledo dan Granada. Perkembangan ilmu pengetahuan yang telah dicapai oleh Andalusia
tersebut mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan yaitu; filsafat, sains, fiqih, musik dan
kesenian, serta bahasa dan sastra.
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari kata baik. Hal ini karena kurangnya
referensi yang Penulis temukan. Beberapa buku sejarah hanya mencatut namanya saja
sebagai hiasan bukunya belaka tanpa ada detail mengenainya.. Oleh karena itu. Penulis
mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun sehingga Penulis dapat
memperbaiki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syalaby, Mausu’ah al-Tarikh al-Islamiyi wa al-Hadharahal-Islamiyah, Juz I.


Badri Yatim. (2003). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. PT. Raja Grafindo
Persada.
Fadhli Munawar, perkembangan dan pertumbuhan budaya arab pada masa Dinasti
Umayyah Humaniora,Vol.15.No.2( Juni, 2003 )
Fuad Fakhruddin, Perkembangan Kebudayaan Islam, (Jakarta; Bulan Bintang, 198)
Manan, N. A. (2020). Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M-1492M).
Jurnal Adabiya.
Men, L. H. (2000). Sejarah Peradaban Dunia. Ananda.
M Ridwan Lubis dan M. Syahminan, Perspektif Pembaharuan pemikiran Islam, Cet. 1,
(Medan: Pustaka Widya Sarana, 1993)
Nakosteen, M. (2003). Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat : Deskripsi Analisis Abad
Keemasan Islam. Risalah Gusti.
Siti Zubaidah, (2016). Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing.
Siti Maryam. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Lesfi.
Sudarsono. (2004). Filsafat Islam. PT. Rineka Cipta
Suyanta, S. (2011). Transformasi Intelektual Islam ke Barat. Islam Futura, X No. 2, 1–16.
The contribution of Muslims to science during the Middle Abbasid Period (750-945). (2011).

12

Anda mungkin juga menyukai