Anda di halaman 1dari 19

PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA ABAD

PERTENGAHAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampuh
Sufriansyah Pasaribu S, Pd.I., M. Pd, I

Disusun Oleh
Erna Elvyda Rosa

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRIYATUL ‘ULUM
KH. ZAINUL ARIFIN
PANDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, sumber segala nikmat dan karunia yang tiada

tara, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya terhadap cipataan-Nya.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, manusia pilihan yang telah memerikan cahaya kepada manusia dan alam

semesta sampai akhir zaman.

Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan meskipun masih banyak kekurangan. Makalah ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Pandan, Oktober, 2023

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan Pembahasan...............................................................................................1
Model Pemikiran Hukum Pada Masa Abad Pertengahan.....................................2
Sejarah Dan Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan..................................3
Prinsip-Prinsip Kalam Yang Dipegangi Masyarakat Islam ..................................12
Rendahnya Perhatian Muslim Terhadap Sains Pada Masa Abad Pertengahan.....13
Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam di
Indonesia................................................................................................................14
Kesimpulan............................................................................................................15
Daftar Pustaka.......................................................................................................16
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa klasik umat Islam telah mengukir prestasi yang gemilang. Mereka
telah berhasil mencapai kejayaan diberbagai bidang peradaban. Kejayaan ini
memantulkan sinarnya ke seantero dunia yang berasal dari Timur dan Barat. Poros
Timur berpusat di Baghdad sedangkan poros Barat berpusat di Cordiva Spanyol.
Kedua poros itu meskipun berasal dari dua dinasti yang berseteru yaitu Abbasiyah
di Timur dan Umayyah di Barat, namun keduanya memiliki komitmen yang tinggi
untuk memajukan peradaban Islam.

Pada zaman inilah menghasilkan ulama-ulama besar seperti Imam Malik,


Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibnu Hanbal dalam bidang hukum,
Imam Al-Asy’ari, Imam Al-Maturidi, pemuka-pemuka Muktazilah seperti Wasil
bin Ata’, Abu al-Huzail, An-Nazzam, Al-Jubba’i dalam bidang teologi, Zunnun
al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan Al-Hallaj dalam mistisisme atau tasawuf, Al-
Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam falsafat, dan Ibn al-Haisam,
Ibn Hayyan, Al-Khawarizmi, Al-Mas’udi dan Ar-Razi dalam bidang ilmu
pengetahuan.

Memasuki masa pertengahan pada fase kemunduran dan fase tiga kerajaan
besar inilah terjadi kemunduran umat Islam dalam berbagai bidang.

B. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dunia Islam pada abad pertengahan
2. Untuk mengetehui perkembangan ajaran Islam pada abad pertengahan.
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengethuan pada abad pertengahan.

4. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan.

1
PEMBAHASAN

A. Model Pemikiran Hukum Pada Masa Abad Pertengahan

Hukum islam adalah hukum agama yang bersumber pada wahyu. Wahyu
yang datang dari Tuhan Yang Maha Benar bersifat absolut dan mutlak benar.
Yang bersifat absolut dan multak benar tidak berubah dan tidak boleh diubah. Ini
melahirkan anggapan bahwa hukum islam adalah statis, tidak dapat mengalami
perubahan. Dengan kata lain, hukum islam yang disusun belasan abad yang lalu
sudah ketinggalan zaman1.

Sejak abad ke-10, kaum Muslim telah memiliki kerangka yang semestinya
memberdayakan mereka untuk maju dalam berbagai telaah dan mengembangkan
keahlian untuk membekali masyarakat dengan jawaban-jawaban tepat atas
berbagai pertanyaan. Ilmu-ilmu ini dan tipologinya seharusnya menjadi fondasi,
yang hidup untuk pengkajian lebih lanjut. Sayangnya, kerangka ini sering menjadi
seperti dinding-dinding penjara intelektual yang mencegah ulama untuk
memberikan atau memperkirakan solusi Islam yang orisinal dan akurat untuk
problem kontemporer. Selama lebih dari tujuh abad, meskipun ada upaya dari
para ulama terkemuka secara terus-menerus, kaum Muslim mengikuti jalan
mengikuti jalan peniruan (taqlid) secara membuta tanpa dapat menemukan lagi
pesan sejati dan dinamis yang tergantung dalam Al-Qur’an dan Sunnah2.

Sebagaimana diketahui wahyu Allah yang disampaikan keapada Nabi


terkandung seluruhnya dalam Al-qur’an. Dengan demikian Al-qur’an adalah
sumber utama dari agama islam. Dan hukum islam juga memerlukan hadis
sebagai sumber keduanya. Ketika Al qur’an dan hadist belum dapat memenuhi
kebutuhan para ulama hukum islam, Karena itu mereka pergi pada ijtihad. Ijtihad
adalah sumber ketiga dari hukum islam disamping Al qur’an dan hadis.

1
Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung,: Mizan, 1996), hlm.195
2
Tariq Ramadan, Teologi Dialog Islam Barat, (Bandung: Mizan, 2002), Hlm. 65.

2
Dengan demikian keadaan hukum islam, hanya sebagian kecil yang
bersifat absolut (Al qur’an dan hadis mutawatir), sedangkan sebagian besar
lainnya disebut relative, hasil ijtihad para ulama. Di dalamnya sering dijumpai
perbedaan pemikiran antara satu ulama dengan ulama lainnya. Dan perbedaan
inilah yang menimbulkan mazhab-mazhab hukum islam. Berbicara tentang
mazhab, dikalangan sunni ada emapat mazhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’I,
Hambali, dan masih banyak mazhab lain yang bukan dari kalangan Sunni3.

Dapat dilihat bahwa tidaklah benar anggapan kalau hukum islam bersifat
statis. Tidak bisa berkembang sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat. Hakikat hukum islam tidaklah menghendaki keadaan statis, tapi
sebaliknya, menghendaki perkembangan. Pada masa lampau hukum Islam
memang berkembang. Hanya pernah terjadi dalam sejarah bahwa ijtihad sebagai
sumber ketiga yang menjadi pendorong bagi perkembangannya hukum dalam
islam, pintunya di anggap tertutup pada abad ketiga belas Masehi. Anggapan
inilah yang membuat hukum untuk sementara waktu menjadi statis4.

B. Sejarah dan Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan

1. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada,
dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam
terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai
wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada
tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke
tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam
memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah
sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan
keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia
3
Namanya berasal dari kata sunnah, yakni meneladani apa yang telah diajarkan Nabi Islam
Muhammad
4
Harun Nasution, Islam Rasional..., hlm.194-198

3
menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan
kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun
1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam
mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru
mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan
besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
2. Kerajaan Turki Usmani

Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara


ongol,kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain
saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak
yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu,

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan


kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya
Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini
adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan
dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk mengetahui labih jelasnya maka dalam
makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani.

a. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani

Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada


nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol
Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah 5. Awal mula
berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun
1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah
Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka
pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10
ketika menetap di Asia Tengah6.
5
Hamka,1975:205
6
Bosworth,1990:163

4
Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol,
akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara
saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil.
Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II
yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah,
Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah
di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina
wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota7.

Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh


puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan
Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M,
bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran
tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut,
Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah
yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut
Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-
Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah
kerajaan diperluas. Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman
mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia
raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih salah satu
diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang. Setelah
menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau membayar
Jizyah.

Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu


sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak
merasa takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi
bangsa Tartar, sehingga mereka dapat ditaklukkan. Usman mempertahankan
kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan
tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-

7
Yatim, 2003:130

5
saudaranya yang gagah berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi
kokohnya kekuasaan nenek moyangnya.

b. Perkembangan Turki Usmani

Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja


besar keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat
diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota
Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota
kerajaan.

Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani


ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338
M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama
kali diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-
1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan
daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian
dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Mrerasa cemas terhadap ekspansi kerajaan
ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu
Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I
(1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut.

Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan


dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun
1402 M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan
kemudian meninggal pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut
membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-
penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria
dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M).
Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasardasar keamanan dan perbaikan-
perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II
(1421-1451).

6
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II
(1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan
menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan
terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M),
ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya.
Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan
berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa
beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah
pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir,
Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia,
Hongaria, Rumania sampai 8batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut
Merah, laut Tengah dan laut Hitam.

Usmani yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa


system kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi. Usmani
menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa
Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan
pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan
utama pemerintahan Usmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi
pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran
pendapatan pajak. Dalam rentangan abad pertama dan abad pertengahan dari
pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir diperbaiki, kegiatan
pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan dikembangkan
melalui pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India dan Mesir.
Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti
penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa)
memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan sampai
jatuh ke tangan negeri/penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan
adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin perjuangannya
menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam

8
Ambari, 1993:211

7
kehidupan masyarakat

c. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin


dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga
kemajuankemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya
dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa
Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan
meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan
oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim, 2003:133-134). Sehingga Turki Usmani
mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini
di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan
Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur
dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu,
sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan
perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan
diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang
penting, diantaranya :

- Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan

-. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

- Bidang Keagamaan

d. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni

Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak


kejayaan daripada kerajaan Turki Usmani. Beliau terkenal dengan sebutan
Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah beliau wafat
sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami kemunduran. Setelah Sulaiman
meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya, yang
nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan tetapi meskipun terus

8
mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang
sebagai militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi
setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M.

Sultan Sulaiman di ganti Salim II. Pada masa pemerintahan Salim II


(1566-1573 M), pasukan laut Usmani mengalami kekalahan atas serangan
gabungan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus dan sebagian armada pendeta Malta
yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Kekalahan ini menyebabkan Tunisia dapat
direbut musuh.

Pada masa pemerintahannya, keadaan dalam negeri mengalami kekacauan.


Hal itu disebabkan karena ia mempunyai kepribadian yang buruk. Keadaan itu
semakin kacau setelah naiknya Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan
Ahmad I (1603-1671 M) dan Musthofa I (1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-
Islam mengeluarkan fatwa agar Musthofa I turun dari jabatannya dan diganti oleh
Usman II (1618-1622 M). Pada masa pemerintahan Sultan Murad IV (1623-1640
M), mulai mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara
keseluruhan, masa pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang
oleh Ibrahim (1640-1648 M), yang pada masanya orang-orang Venesia
melakukan peperangan laut dan berhasil men gusir orang Turki Usmani di Cyprus
dan Creta pada tahun 1645 M. Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita
kekalahan dalam penyerbuan ke Hungaria. Dan juga pada tahun 1676 M dalam
pertempuran di Mohakes, Hungaria. Turki Usmani dipaksa menandatangani
perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang berisi pernyataan penyerahan
seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg.
Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More dan sebagian Dalmatia
kepada penguasa Venesia. Pada tahun 1770 M pasukan Rusia mengalahkan
armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun kemenangan ini dapat
direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M). Dan pada tahun 1774
M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa menandatangani
kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan benteng-benteng
pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengakuan kemerdekaan atas Crimea.

9
Pemerintahan Turki, masa pasca Sulaiman banyak terjadi kekacauan-
kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam mempertahankan Turki
Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini dikarenakan benyaknya berganti pemimpin
atau penguasa yang hanya meperebutkan jabatan tanpa memikirkan langkah-
langkah selanjutnya yang lebih terarah pada tegaknya kerajaan Usmani. Sifat dari
pada para pemimpin juga mempengaruhi keadaan kerajaan Usmani, seperti halnya
sifat jelek yang dilakukan Sultan Murad III (1574-1595 M) yakni yang selalu
menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan moral Sultan Murad yang jelek itu
menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri Usmani itu sendiri.

Banyaknya kemunduran yang dirasakan selama kurang lebih dua abad


ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai setengah
pertama dari abad ke -19 M. Oleh karena itu, satu persatu negara-negara di Eropa
yang pernah dikuasai kerajaan Usmani ini memerdekakan diri. Bukan hanya
negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan memberonak
terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga beberapa didaerah timur tengah
mencoba bangkit memberontak. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa
kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena banyaknya terjadi
kekacauan.

e. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani

Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-


Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah
Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau
sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan
mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat
perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi
beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan
tidak berjalan.

3. Kerajaan Mughal di India

10
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri
seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin
Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin
menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu.
Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I,
raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota
Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat ditaklukkannya.
Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun.
(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang
telah dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya
(1556 M), diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan
raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal
agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua
agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga
menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal), sehingga semua rakyat
dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan-
sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan
permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707
M).
Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat
mempertahankan kelanjutan kerajaan MughalBeberapa kemajuan kerajaan
Mughal antara lain dalam bidang pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang,
tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-bahan
celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat
ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya
bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi
dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan
Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya
pada tahun1858 antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa
memantau gerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu

11
kekuatan pasukan daratnya semakin kurang handal, terutama
dalam mengoperasikan persenjataan buatannya sendiri
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar Kerajaan
yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya
yang menyebabkan terjadinya konflik antara agama, misalnya aliran Syikh, Syi’ah
dan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan adalah
orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan

C. Prinsip-Prinsip Kalam Yang Dipegangi Masyarakat Islam Pada Masa Abad


Pertengahan

Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini
adalah metode berfikir tradisional. Cara berfikir ini tampaknya, mempengaruhi
perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Metode berfikir rasional yang
dikembangkan oleh aliran teologi Mu’tazilah sudah lama padam. Yang ada adalah
metode berfikir tradisional yang dikembangkan oleh aliran teologi Asy’ariyah.
Walaupun Asy’ariyah berusaha mendamaikan pemikiran qadariyah yang dinamis
dengan jabariyah yang fatalis, tetapi aliran ini tetap terjerumus ke dalam
pemikiran jabariyah. Dalam pemikiran Asy’ariyah, perbuatan manusia tidak
dipandang efektif, perkembangan sejarah lebih ditentukan oleh perbuatan dan
kemahakuasaan Tuhan. Aliran ini berkembang cepat dan dianut oleh mayoritas
umat Islam sehingga paham fatalisme dalam Islam menjadi berkembang.
Perkembangan metode berfikir seperti ini menyebabkan dinamika umat islam
yang terjadi pada masa lalu menurun, digantikan dengan fatalisme. Paham
kemerdekaan manusia ditolak dan kepercayaan kepada akal manusia tidak ada
lagi9.
Pada zaman pertengahan yang merupakan zaman kemunduran, teologi
sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiahnya itu hilang dari

9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. RajagrafindoPersada, 2008), hlm. 152.

12
dunia islam dan digantikan oleh teologi kehendak mutlak Tuhan (jabariyah atau
fatalisme), yang besar pengaruhnya pada umat islam di dunia. Mulai dari
pertengahan abad ke 12 sampai zaman kita sekarang ini.10

D. Rendahnya Perhatian Umat Islam Terhadap Sains Pada Abad Pertengahan

Pada dasarnya Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dengan


memberikan penghargaan besar kepada para pencarinya. Umat Islam tidak hanya
memanfaatkan kontribusi intelektual yang telah dilakukan oleh peradaban
Romawi, Persia, India, dan Cina, tetapi, mereka sendiri juga memperkaya dan
mengembangkan tradisi keilmuannya dalam berbagai bidang sains seperti
matematika, fisika, kimia, astronomi, biologi dan kedokteran. Oleh karena itu,
tidak heran mereka menduduki tempat terhormat dalam berbagai bidang selama
hampir empat abad lamanya, yakni dari pertengahan abad ke-8 hingga
pertengahan abad ke 1211.

Namun kebanyakan umat Islam belakangan ini tidak tertarik untuk


mendalami ilmu pengetahuan, mereka lebih tertarik mengejar kekuasaan dan harta
sebanyak-banyaknya. Sementara itu, para penguasa di negara-negara Muslim juga
tidak menghargai terhadap para ilmuan, mereka lebih menghargai para
olahragawan dan artis. Mereka tidak lagi meniru sikap para khalifah pada zaman
kejayaan Islam yang mendorong dan menghargai dengan penghargaan besar
terhadap para ilmuan yang menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat.
Kecenderungan tidak menghargai ilmu pengetahuan ini telah jelas telah
menyimpang ajaran Islam. Penyimpangan pun tetap dilakukan dalam wilayah
pengetahuan atau pemahaman agama dengan melakukan taqlid. Taqlid ini
menjadi sumber masalah di dalam masyarakat Islam12.
Adapun terjadinya stagnasi dan penyebab sains tidak berkembang yaitu:
menurunnya dukungan finansial dari Negara, ketidakberdayaan sektor swasta

10
Harun Nasution, Islam Rasional..., hlm.116.
11
M. UmerChapra, Peradaban Muslim, (Jakarta: AMZAH, 2010), hlm.132.
12
Mujadil Qomar, Merintis Kejayaan..., hlm. 65-66.

13
untuk menanggung beban ini, pemaksaan kaum rasionalis untuk memasukkan
pandangan-pandangan mereka yang bertentangan dengan pandangan masyarakat,
dibarengi dengan reaksi balik atasnya, telah menceraikan sains dari sekolah-
sekolah agama13.

E. Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam


di Indonesia
1. Dalam bidang pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir
tradisional menjadi rasional.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I,
Maliki, Hambali, dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan
pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan
Syiar agama Islam, Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan
dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.

PENUTUP

13
M. Umer Chapra, Peradaban Muslim..., hlm.133

14
Kesimpulan
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase
kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai
dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sains mengalami kemajuan dan
penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 –
1500 M yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi
kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
Pada zaman pertengahan yang merupakan zaman kemunduran, teologi
sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiahnya itu hilang dari
dunia islam dan digantikan oleh teologi kehendak mutlak Tuhan (jabariyah atau
fatalisme), yang besar pengaruhnya pada umat islam di dunia. Mulai dari
pertengahan abad ke 12 sampai zaman kita sekarang ini
Kebanyakan umat Islam Abad ini tidak tertarik untuk mendalami ilmu
pengetahuan, mereka lebih tertarik mengejar kekuasaan dan harta sebanyak-
banyaknya. Sementara itu, para penguasa di negara-negara Muslim juga tidak
menghargai terhadap para ilmuan, mereka lebih menghargai para olahragawan
dan artis. Mereka tidak lagi meniru sikap para khalifah pada zaman kejayaan
Islam yang mendorong dan menghargai dengan penghargaan besar terhadap para
ilmuan yang menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

15
Chapra, M. Umer. "Peradaban Muslim." Jakarta: AMZAH, 2010.

https://multazam-einstein.blogspot.com/2014/06/pemikiran-islam-masa-
pertengahan-1250.html

https://ourpos.blogspot.com/2014/09/contoh-makalah-perkembangan-islam-
pada.html

Nasution, Harun. "Islam Rasional." Bandung: Mizan, 1996.

Qomar, Mujadil. "Merintis Kejayaan Islam Kedua." Yogyakarta: Teras, 2012.

Ramadan, Tariq. "Teologi Dialog Islam Barat." Bandung: Mizan, 2002.

Yatim, Badri. "Sejarah Peradaban Islam." Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,


2008.

16

Anda mungkin juga menyukai