Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11
1. KHAIRUNNISA SYAFRUDIN (2211111071)
2. RABIAH AL ADAWIYAH (2211111072)
3. INDAH SYAFITRIANI HANIFAH (2211111073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahlan rahmat hidayah dan
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pendidikan pada
Zaman Kerajaan Islam di Indonesia”.

Dalam kesempatan inin kami mengucapkan terimakasih kami kepada Bapak Yahya Nikmad
Nobisa M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah sejarah peradaban islam sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tersebut.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermamfaat dan nenjadikan sebagai pegangan
dalam mempelajari sejarah peradaban islam.

Akhir kata ,semoga segala upaya yang kami lakukan dalam membangun makalah ini dapat
bermamfaat. Amiin

Penulis

Kelompok 11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB l PENDAHULUAN ...........................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................
C. TUJUAN MASALAH ........................................................................................................
BAB ll PEMBAHASAN ..............................................................................................................
A. BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM .................................................................................
B. KONDISI PENDIDIKAN PADA KERAJAAN ISLAM ....................................................
BAB lll PENUTUP ......................................................................................................................
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa kerajaan islam merupakan salah satu dari periodesasi perjalanan pendidikan
sejarah
pendidikan islam di Indonesia. Hal ini kaena lahirnya kerajaan islalm yang disertai
berbagaikebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai sejarah islam di
Indonesia. Terlebih-lebih agama islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi
Negara
atau kerajaan pada saat itu.Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia tidak bisa
mengesampingkan keadaanislam pada masa kerajaan islam ini. Pendidikan islam itu
menjadi tolak ukur bagaimana islamdan umatnya telah memainkan peranannya dalam
berbagai aspek social, politik, maupun budaya.Oleh karena itu, untuk melacak sejarah
pendidikan islam di Indonesia dengan periodesasinya, baik dalam pemikiran, isi maupun
pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya. Tidak mugkindilepaskan dari fase-fase
yang
dilaluinya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar
yanghendak ditelaah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaiman Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia ?
2. Apa Akibat Munculnya kerajaan Islam?

C. TUJUAN MASALAH
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia.
2. Mengetahui Akibat Munculnya kerajaan Islam
BAB ll
PEMBAHASAN

A. BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM

Tidak ada perdebatan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai.
Namun,terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli, mengenai tiga
masalah pokok,tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu
kedatangannya.Berbagai teori dan pembahasan yang berusaha menjawab ketiga masalah
pokok ini jelas belum tuntas, tidak hanyakurangnya data yang dapat mendukung suatu
teori tertentu, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai teori yang ada. Terdapat
kecenderungan kuat, suatu teori tertentu menekankan hanyaaspek-aspek khusus dari
ketiga masalah pokok, sementara mengabaikan aspek-aspek lainnya.Dan juga disebabkan
oleh subjektivitas penulis.
Islam menyebar di India dan semenanjung Arab hingga ke Malasya dan masuk
keIndonesia. Pada beberapa daerah, Islam disebarkan melalui penaklukkan, akan tetapi di
AsiaTenggara Islam disebarkan oleh para pedagang dan aktivitas sufi. Dalam berbagai
literatur yangada, banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai tiga
persoalan di atas, namundi sini hanya akan dikemukakan beberapa masalah saja.
Seorang penulis berkebangsaan Barat,Thomas W. Arnold menjelaskan bahwa
telahdibawa ke Nusantara oleh pedagang-pedagang Arab sehak abad pertama hijriah,
lama sebelumadanya catatan sejarah. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya
perdagangan yang luas olehorang-orang Arab dengan dunia timur sejak masa awal Islam.
Di dalam Tarikh China, padatahun 674 M, terdapat catatan tentang seorang pemimpin
Arab yang mengepalai rombonganorang-orang Arab dan menetap di pantai barat
Sumatera. Kemudian berdasarkan kesamaan mazhab yang dianut oleh mereka (pedagang
dan muhballigh) anut, yaitu mazhab Syafi’i. Padamasa itu mazhab Syafi’I merupakan
mazhab yang dominan di pantai Corromandel dan Malabor ketika Ibnu Batutah
mengunjungi wilayah tersebut pada abad ke-14.
Dalam pernyataan di atas, Arnold mengatakan bahwa Arabia bukan satu-satunya
tempatasal Islam dibawa, tapi juga dari Corromander dan Malabar. Versi lain yang
dipaparkan olehAzra yang mengutip beberapa pendapat dan teori sarjana, kebanyakan
sarjana Belanda yang berpegang pada teori yang mengatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara berasal dari anak Benua India bukan Persia atau Arab. Sarjana pertama yang
mengemukakan teori ini adalahPijnappel, seorang pakar dari Leiden. Dia mengaitkan asal
muasal Islam di Nusantara dengandengan wilayah Gujarat dan Malabar. Menurut dia,
adalah orang-orang yang bermazhab Syafi’I yang bermigrasi dan menetap di wilayah
India tersebut yang kemudian membawa Islam ke Nusantara. Teori ini dikembangkan
oleh Snoujk Hurgronje Moquetta, seorang sarjana Belandalainnya, berdasarkan hasil
penelitiannya menyimpulkan bawha tempat asal Islam di Nusantara adalah Cambay,
Gujarat. Dia berargument bahwa tipe nisan yang terdapat baik di Pasai maupun Gresik
memperlihatkan tipe yang sama dengan yang terdapat di Cambay,India. Selain dari
itu,seminar yang dilaksanakan di Medan pada tahun 1963, tahun 1978 di Banda Aceh,
dan tanggal30 september 1980 di Rantau Kuala Simpang tentang sejarah masuk dan
berkembangnya Islam di Indonesia menyimpulkan bahwa agama Islam masuk ke
Indonesia pada abad I H langsung dari tanah Arab melalui Aceh. Kemudian daerah yang
pertama kali didatangi Islam ialah pesisir Sumatera. Para muballigh itu selain sebagai
penyiar agama juga merupakan pedagang. Dan penyiaran Islam di Indonesia dilakukan
secara damai.
Teori versi Indonesia menjelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para
pedangan dari Persia, Arab dan India melalui pelabuhan penting seperti
pelabuhan Lamuri diAceh, Barus dan Palembang di Sumatera sekitar abad I H/7 M.

B. KONDISI PENDIDIKAN PADA KERAJAAN ISLAM

1. Zaman Kerajaan Samudra Pasai


Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai, yang didirikan
padaabad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim bin Mahdum. Yang kedua
bernama Al-Malik Al-Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah (tahun
1444 M/ abad ke-15H). Pada tahun 1345, Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah
di Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir, raja yang terkenal alim
dalam ilmu agama dan bermazhab Syafi’i, mengadakan pengajian sampai waktu
sholat Ashar dan fasih berbahasa Arab sertamempraktekkan pola hidup yang
sederhana.Keterangan Ibnu Batutah tersebut dapat ditarik kesimpulan pendidikan
yang berlaku dizaman kerajaan Pasai sebagai berikut:
a. Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syari’at adalah Fiqh mazhab
Syafi’i.
b. Sistem pendidikannya secara informal berupa majlis ta’lim dan halaqoh.
c. Tokoh pemerintahan merangkap tokoh agama.
d. Biaya pendidikan bersumber dari negara.
Pada zaman kerajaan Samudra Pasai mencapai kejayaannya pada abad ke-14 M,
maka pendidikan juga tentu mendapat tempat tersendiri. Mengutip keterangan Tome
Pires, yangmenyatakan bahwa “di Samudra Pasai banyak terdapat kota, dimana antar
warga kota tersebut terdapat orang-orang berpendidikan.

2. Zaman Kerajaan Perlak


Kerajaan Islam kedua di Indonesia adalah Perlak di Aceh. Rajanya yang pertama
SultanAlaudin (tahun 1161-1186 H/abad 12 M). Antara Pasai dan Perlak terjalin kerja
sama yang baiksehingga seorang Raja Pasai menikah dengan Putri Raja Perlak.
Perlak merupakan daerah yangterletak sangat strategis di Pantai Selat Malaka, dan
bebas dari pengaruh Hindu.
Kerajaan Islam Perlak juga memiliki pusat pendidikan Islam Dayah Cot Kala.
Dayahdisamakan dengan Perguruan Tinggi, materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab,
tauhid, tasawuf,akhlak, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata
negara,mantiq, ilmu falaq danfilsafat. Daerahnya kira-kira dekat Aceh Timur
sekarang. Pendirinya adalah ulama PangeranTeungku Chik M.Amin, pada akhir abad
ke-3 H, abad 10 M. Inilah pusat pendidikan pertama.Rajanya yang ke enam bernama
Sultan Mahdum Alaudin Muhammad Amin yang memerintahantara tahun 1243-1267
M, terkenal sebagai seorang Sultan yang arif bijaksana lagi alim. Beliau adalah
seorang ulama yang mendirikan Perguruan Tinggi Islam yaitu suatu Majlis Taklim
tinggidihadiri khusus oleh para murid yang sudah alim. Lembaga tersebut juga
mengajarkan dan membacakan kitab-kitab agama yang berbobot pengetahuan tinggi,
misalnya kitab Al-Umm karangan Imam Syafi’i. Dengan demikian pada kerajaan
Perlak ini proses pendidikan Islam telah berjalan cukup baik.

3. Zaman Kerajaan Aceh Darussalam


Proklamasi kerajaan Aceh Darussalam adalah hasil peleburan kerajaan Islam Aceh di
belahan Barat dan Kerajaan Islam Samudra Pasai di belahan Timur. Putra Sultan
Abidin SyamsuSyah diangkat menjadi Raja dengan Sultan Alaudin Ali Mughayat
Syah (1507-1522 M). Bentukteritorial yang terkecil dari susunan pemerintahan
Kerajaan Aceh adalah Gampong (Kampung),yang dikepalai oleh seorang Keucik dan
Waki (wakil). Gampong-gampong yang letaknya berdekatan dan yang penduduknya
melakukan ibadah bersama pada hari jum’at di sebuah masjid merupakan suatu
kekuasaan wilayah yang disebut mukim, yang memegang peranan pimpinanmukim
disebut Imeum mukim.Jenjang pendidikan yang ada di Kerajaan Aceh Darussalam
diawali pendidikan terendahMeunasah (Madrasah). Yang berarti tempat belajar
atau sekolah, terdapat di setiap gampong danmempunyai multi fungsi antara lain:
a. Sebagai tempat belajar Al-Qur’an.
b. Sebagai Sekolah Dasar, dengan materi yang diajarkan yaitu menulis dan
membaca huruf Arab,Ilmu agama, bahasa Melayu, akhlak dan sejarah Islam.
Fungsi lainnya adalah sebagai berikut:
 Sebagai tempat ibadah sholat 5 waktu untuk kampung itu.
 Sebagai tempat sholat tarawih dan tempat membaca Al-
Qur’an di bulan puasa.
 Tempat kenduri Maulud pada bulan Mauludan.4.
 Tempat menyerahkan zakat fitrah pada hari menjelang Idhul Fitri atau bulan
puasa.
 Tempat mengadakan perdamaian bila terjadi sengketa antara anggota kampung.
 Tempat bermusyawarah dalam segala urusan.
 Letak meunasah harus berbeda dengan letak rumah, supaya orang segera dapat
mengetahui manayang rumah atau meunasah dan mengetahui arah kiblat sholat.
Selanjutnya sistem pendidikan di Dayah (Pesantren) seperti di Meunasah tetapi
materiyang diajarkan adalah kitab Nahu, yang diartikan kitab yang dalam Bahasa
Arab, meskipun arti Nahu sendiri adalah tata bahasa (Arab). Dayah biasanya dekat
masjid, meskipun ada juga didekat Teungku yang memiliki dayah itu sendiri,
terutama dayah yang tingkat pelajarannya sudahtinggi. Oleh karena itu orang yang
ingin belajar nahu itu tidak dapat belajar sambilan, untuk itumereka harus memilih
dayah yang agak jauh sedikit dari kampungnya dan tinggal di dayahtersebut yang
disebut Meudagang. Di dayah telah disediakan pondok-pondok kecil mamuat
duaorang tiap rumah. Dalam buku karangan Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia,istilah Rangkang merupakan madrasah seringkat Tsanawiyah, materi yang
diajarkan yaitu bahasaArab, ilmu bumi, sejarah, berhitung, dan akhlak. Rangkang
juga diselenggarakan disetiapmukim.Bidang pendidikan di kerajaan Aceh Darussalam
benar-benar menjadi perhatian. Padasaat itu terdapat lembaga-lembaga negara yang
bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan yaitu:
 Balai Seutia Hukama, merupakan lembaga ilmu pengetahuan, tempat
berkumpulnya para ulama,ahli pikir dan cendikiawan untuk membahas dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
 Balai Seutia Ulama, merupakan jawatan pendidikan yang bertugas mengurus
masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.
 Balai Jama’ah Himpunan Ulama, merupakan kelompok studi tempat para ulama
dan sarjana berkumpul untuk bertukar fikiran membahas
persoalan pendidikan dan ilmu pendidikannya.

4. Kerajaan Langkat
Berdasarkan data yang didapatkan bahwa sebelum tahun 1900, kerajaan Langkat
belummemiliki lembaga pendidikan formal. Pendidikan yang dilaksanakan masih
dengan pendidikan non formal, yaitu dengan belajar kepada guru-guru agama ataupun
ahli-ahli dalam bidang tertentu. Bagi keluarga kerajaan juga diberikan pendidikan
yang seperti ini. Para guru-guru itu diundang ke istana untuk memberikan ceramah
dan pengajaran kepada raja beserta keluarganya.Ketika itu dinamika intelektual
khususnya dalam bidang pendidikan belum menjadi fokus perhatian para sultan.
Nampaknya mereka masih sibuk dengan masalah politik yang terjadi, yaitu berkaitan
dengan perluasan wilayah kekuasaan dan lain sebagainya. Hal tersebut
menjadikandinamika intelektual di Langkat tidak berkembang dengan baik dan
kurang mendapat perhatian.Baru, setelah sultan Abdul Aziz menjadi sultan Langkat,
lembaga pendidikan formal yang dinamakan maktab (baca: madrasah) dapat berdiri
dan menjadi pusat pendidikan agama bagimasyarakat Langkat Dengan berdirinya
madrasah Al-masrullah tahun 1912, madrasah Aziziah pada tahun1914 dan madrasah
Mahmudiyah tahun 1921, maka Langkat menjadi salah satu dari tempat yang dituju
oleh pencari-pencari ilmu dari berbagai daerah. Disebutkan bahwa selain dari
masyarakatLangkat yang belajar pada kedua maktab tersebut, maka banyak pelajar-
pelajar yang datang daridalam dan luar pulau Sumatera, seperti Riau, Jambi,
Tapanuli, Kalimantan Barat, Malaysia,Brunei dan lain sebagainya.Pada awalnya
madrasah (maktab) ini hanya disediakan untuk anak-anak keturunan rajadan
bangsawan saja, namun pada perkembangannya maktab ini memberikan kesempatan
kepadasiapa saja untuk dapat belajar dan menuntut ilmu. Beberapa tokoh
nasional yang pernah belajardi maktab ini antara lain adalah Tengku Amir Hamzah
dan Adam Malik (mantan wakil presidenRI).Dalam biografinya Adam Malik
meyebutkan bahwa madrasah Al-masrullah termasuklembaga yang mempunyai
bangunan bagus dan modern menurut ukuran zaman tersebut. Dimana masing-masing
anak dari keluarga berada (kaya) mendapat kamar-kamar tersendiri. Sistem
pendidikan yang dijalankan pada sekolah ini sama seperti sistem sekolah umum di
Inggris, dimana anak laki-laki usia 12 tahun mulai dipisahkan dari orang tua mereka
untuk tinggal dikamar-kamar tersendiri dalam suasana yang penuh disiplin. Fasilitas-
fasilitas olah raga jugadisediakan di sekolah tersebut seperti lapangan untuk bermain
bola dan kolam renang milikkesultanan Langkat.Ketiga lembaga pendidikan tersebut
didirikan oleh sultan Abdul Aziz yang kemudian diberi nama dengan perguruan
Jama’iyah Mahmudiyah. Pada tahun 1923 perguruan Jama’iyah Mahmudiyah telah
memiliki 22 ruang belajar, 12 ruang asrama, disamping berbagai fasilitaslainnya
seperti 2 buah Aula, sebuah rumah panti asuhan untuk yatim piatu, kolam renang,
lapangan bola dan sebagainya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada perguruan
Jama’iyah Mahmudiyah, maka tenaga pengajarnya sebagian besar merupakan guru-
guru yang pernah belajar ke Timur tengah seperti Mekkah, Medinah dan Mesir.
Mereka semua dikirim atas biayaSultan setelah sebelumnya diseleksi terlebih dahulu,
hingga sekitar tahun 1930 siswa-siswa yang belajar di perguruan ini sekitar 2000
orang yang berasal dari berbagai macam daerah.Selanjutnya sultan Abdul Azis
kemudian mendirikan lembaga pendidikan umum bagimasyarakat Langkat yaitu
sekolah HIS dan Sekolah Melayu, yang banyak memberikan materi-materi pelajaran
umum. Mengenai gaji-gaji guru dan biaya perawatan bangunan semuanyaditanggung
oleh pihak kesultanan Langkat, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa segala biayayang
berkaitan dengan fasilitas-fasilitas pendidikan di Langkat ditanggung sepenuhnya
oleh pemerintahan kerajaan.

5. Kerajan Islam di Jawa (Demak)


Tentang berdirinya Kerajaan Dmeka, para ahli sejarah tampaknya berbeda
pendapat.Sebagian ahli berpendapat bahwa Kerajaan demak berdiri pada tahun 1478
M, pendapat ini berdasarkan atas jatuhnya Kerajaan Majapahit. Adapula yang
berpendapat, bahwa KerajaanDemak berdiri pada tahun 1518 M. hal ini berdasarkan,
bahwa pada tahun tersebut merupakan tahun mendapat serbuan tentara Raden Fatah
dari Demak.Kendatipun demikian, kehadiran Kerajaan Demak bukan penyabab
runtuhnya Majapahit,keruntuhannya lebih banyak disebabkan kelamahan dan
keancuran Majapaht dari dalam sendirisetelah wafatnya Hayam Wuruk dan Patih
Gajah Mada. Kerajaan Majapahit didahuluii olehkelemahan pemerintah pusatnya
yang disusul oleh perang saudara. Misalnya perang antara BreWIrabumi dengan putri
mahkota Kusumawardhani, peran saudara di Majapahit ini berkepanjangan dengan
memakan waktu ± 30 tahun, yang melibatkan 6 rang ahli waris dari Hayam Wuruk.
Dengan demikian keruntuhan tersebut jelas bnukan disebabkan oleh agama Islam.
Kehadiran Kerajaan Islam Demak dipandang oleh rakyat Majapahit sebagai cahaya
baruyang membawa harapan. Kerajaan islam itu diharapkan sebagai kekuatan baru
yang akan menghalau segala bentuk penederitaan lahir batin dan mendatangkan
kesejahteraan. Rajamajapahit sudah kenal Islam jauh sebelum kerajan Demak berdiri.
Bahkan keluarga RajaBrawijaya sendiri kenal agama Islam melalui putri Cempa yang
selalu bersikap ramah dan damai.

6. Kerajaan Islam Mataram


Kerajaan Demak ternyata tidak bertahan lama, pada tahun 1568 M terjadi
perpindahankekuasaan dari Demak ke Panjang. Namun adanya perpindahan ini tidak
menyebabkan terjadinya perubahan yang berarti terhadap sistem pendidikan dan
pengajaran Islam yang sudah berjalan.Baru setelah pusat Kerajaan Islam berpindah
dari Pajang ke Mataram (1586), terutama disaat Sultan Agung (1613) berkuasa,
terjadi beberapa macam perubahan. Sultan agung setelah mempersatukan Jawa Timur
dengan Mataram serta daerah-daerah yang lain, sejak tahun 1630 Mmencurahkan
perhatiannya untuk membangun negara, seperti menggalakkan pertanian,
perdagangan dengan luar negeri dan sebagainya, bakan pada zaman Sultan Agung
jugakebudayaan, kesenian dan keesusasteraan sangat maju.Atas usaha dan
kebijaksanaan dari Sultan Agunglah kebudayaan lama yang berdasarkan Indonesia
asli dan Hindu dapat diadaptasikan dengan agama dan kebudayaan Islam, seperti:
a. Gerebeg di sesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan Maulid Nabi.
b. Gamelan sekaten yang hanya dibunyikan pada gerebeg mulud, atas kehendak
Sultan Agungdipukul di halaman masjid besarc.
Karena hitungan tahun Saka (hindu) yang dipakai di Indonesia (Jawa)
berdasarkan hitungan perjalanan matahari, berbeda dengan tahun Hijriah yang
berdasarkan perjalanan bulan, maka pada tahun 1633 M atas perintah Sultan
Agung, tahun saka yang telah berangka 1555 saka.

7. Kerajaan Kalimantan
Islam maulai masuk di Kalimantan pada abad ke 15 M dengan cara damai, dibawa
oleh muballig dari Jawa. Sunan Bonang dan SUnan Giri mempunyai santri-santri dari
Kalimanta,Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri, ketika berumur 23 tahun, pergi ke
Kalimantan bersamasaudagar Kamboja bernama Abu Hurairah. Gubahan SUnan Giri
bernama Kalam Muyang dangubahan SUnan Bonag bernama Sumur Serumbung
menjadi buah mulut di Kalimantan.Muballig lainnya dari Jawa adalah Sayid NGabdul
Rhman alias Khatib Daiyan dari Kediri.Perkembangan Islam mulai mantap setelah
berdirinya Kerajaan Islam di Bandar Masih di bawah pimpinan Sultan Suriansyah
taun 1540 M bergelar pangeran Samudera dan dibantu olehPatih Masih.Pada tahun
1710 di Kalimantan terdapat seorang ulama besar bernama syekh Arsyah a-lBanjari
dari desa Kalampayan yang terkenal sebagai pendidik dan muballlig besar.
Pengaruhnyameliputi seluruh kaimantan (selatan, Timur dan Barat).

8. Kerajaan Islam di Maluku


Islam masuk di Maluku dibawa oleh Muballig dari Jawa sejak zaman SUnan Giri
dan dari Malaka. Raja maluku yang pertama masuk Islam adalah Sultan Ternate
bernama Marhum padatahun 1465-1486 M, atas pengaruh Maulana Husain, saudagar
dari Jawa. Raja Maluku yangterkenal di bidang pendidikan dan dakwah Islam ialah
sultan Zainudin Abidin, tahun 1486-1500M. dakwah Islam di Maluku menghadapi
dua tantangan, ayaitu yang datang dari orang-orangyang masih animis dan dari orang
Portugais yang mengkristenkan penduduk Maluku. Sultan Sairun adalah tokoh yang
pa,ling keras melawan orang Portugis dan usha Kristenisasi di Maluku.Tokoh missi
Katholik yang perma di maluku ialah Fransiscus Zaverius tahun 1546 M. ia berhasil
mengkhatolikkan sebagian dari penduduk maluku.

9. Kerajaan di Sulawesi
Kerajaan yang mula-,ula berdasarkan Islam adalah Kerajaan Kembar Gowa Tallo
tahun1605 M. rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Mansyonri yang kemudian
bergantiu namadengan Sultan Abdullah Awwalul Islam. Menyusul di belakangnya
raja Gowa bernama SultanAluddin. Dalam waktu dua tahun seluruh rakyatnya telah
memeluk Islam. Muballig Islam yang berjasa di sana ialah Abdul Qorid Katib
Tunggal gelar Dato Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri.
Seorang Portugis bernmama Pinto pada tahun 1544 menyatakan telah mengunjungi
SUlawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (muballig)Islam dari Malaka dan
Patani (Thailand).Pengaruh raja gowa dan Tallo dalam dakwah Islam sangatr besar
terhadap raja-raja kecillainnya. Diantara raja- raja itu sudah ada perjanjian yang
berbunyi sebagia berikut: “Barangsiapa yang menemukan jalan yang lebih baik, maka
ia berjanji akan memberitahukan kepada raja-raja yang menjadi sekutunya”, Jalan
idisini berarti jalan idup atau agama. Dengan demikian makaIslam ikut
mempersatukan kerajaan-Kerajaan yang semula selalu berperang itu.Diantara ualam
besarkelahiran Sulawesi sendiri adalah Syekh Maulana Yusuf yang belajardi Mekkah
pada thaun
1644 M. ia pulang ke Indonesia dan menetap di Banten. Banyak santrinyadatang dari
Makasar, kemudian karna memberontak, dibuang oleh Belanda ke Sri Langka
danwafat di Afrika Selatan. Jenazahnya dipulangkan ke Makasar dan dikubur disana,
ia mengarang kitab Tasawuf dalam Bahasa Arab, Bugis, Melayu dan Jawa.Dari
Sulawesi Selatan, AGAMA Islam mengembang ke Sulawesi Tengah dan Utara.
Islammasuk daerah Manado pada zaman Sultan Hasanuddin, ke daerah Bolaang
Mangondow diSulawesi Utara pada tahun 1560 M, ke Gorontalo tahun 1612 M.
Buku-buku lama di Gorontaloditulis dengan huruf Arab.
BAB lll
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses dan sistem pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam di Indonesia sudah
berlangsung cukup baik. Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini sangat berpengaruh
bagi proses islamisasi diIndonesia sebagai peranannya didalam penyiaran agama
Islam, melalui para Ulama sebagaimubaligh/ pendidik dalam penyiaran agama Islam
dan kerajaan Islam sebagai wadah kekuasaan politik Islam, keduanya sangat
berperan dalam mempercepat tersebarnya Islam ke berbagaiwilayah di
Indonesia.Selain mengikuti sistem yang telah diajarkan oleh Nabi, maka sistem
pelaksaan pendidikan Islam yang berlaku pada masa kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia hampir sama,yaitu dengan mendirikan masjid sebagai pusat pendidikan,
serta mengadakan halaqoh majelis ta’lim untuk mendiskusikan ilmu-ilmu agama.
Rekomendasi Sebagai manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan dan karena
keterbatasan pengetahuandan kemampuan, maka kami mohon kepada rekan-rekan
mahasiswa dan Papak dosen kiranyadapat mengoreksi makalah ini, jika terdapat
kesalahan-kesalahan baik dalam penyajian materimaupun segi penulisan yang tidak
sesuai dengan standar yang telah ditentukan sehingga dapatmenjadi bahan acuan
bagi penulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Taqiyuddin, pendidikan islam dalam lintas sejarah nasional, CV. Pangger : Cirebon, 2013 .
Hasbullah, sejarah pendidikan Ilsam di Indonesia. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2001.
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000.

Anda mungkin juga menyukai