TENTANG
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI
INDONESIA
KELAS : X BAHASA
Cover………………………………………………………………………………
………………..
Penyusun……………………………………………………………………………
……………..1
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………
……….2
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………
……..3
Pendahuluan…………………………………………………………………………
…………….4
Latar Belakang…………………………………………………………………….
………………4
Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………
....4
Tujuan Penulisan………………………………………………………………..
…………………4
Manfaat
Penulisan……………………………………………………………………………
……4
Pembahasan…………………………………………………………………………
……………..5
Teori Masuknya Islam di
Indonesia……………………………………………………………….5
Cara-Cara Penyebaran Islam di
Indonesia………………………………………….......................6
Bab 1
Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
Ø Bagaimana teori masuknya Islam di Indonesia?
Ø Bagaimana cara-cara penyebaran islam di Indonesia?
Ø Apa saja kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia?
Ø Jelaskan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia?
3. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
Ø Untuk menyelesaikan tugas sejarah Indonesia semester 2
Ø Mengasah kemampuan penulis secara akademik untuk membahas tentang
kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
Ø Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca
Ø Mendapatkan nilai yang bagus
4. Manfaat penulisan
Dengan ditulisnya makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi:
Ø Siswa dalam menggali ilmu dan pengetahuan tentang kerajaan-kerajaan islam di
Indonesia
Ø Pembaca sebagai bahan bacaan dalam menggali ilmu.
Bab 2
Pembahasan
Teori masuknya islam di Indonesia
Berbagai teori tentang masuknya Islam di Indonesia ini terus muncul sampai
saat ini. Ada beberapa pendapat tentang masuknya Islam di Indonesia ini.
A. Teori Makkah
Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari Jazirah Arab
atau bahkan dari Makkah pada abad ke7 M. Teori ini dikemukakan oleh Hamka
(Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah), ia adalah seorang ulama’ sekaligus
seorang sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapat ini pada tahun
1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis perguruan tinggi Islam Negri
(PTIN) di Yogyakarta. Argumentasi yang dijadikan rujukan Hamka adalah sumber
lokal Indonesia dan sumber Arab. Selain itu yang tidak boleh diabaikan adalah
fakta menarik lainnya adalah bahwa orang-orang Arab sudah berlayar
mencapai Cina pada abad ke-7 M dalam rangka berdagang. Hamka percaya dalam
perjalanan inilah mereka singgah di kepulauan Nusantara saat itu.
B. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia ini
berasal dari Gujarat pada abad ke-13, Islam dibawa dan disebarkan oleh pedagang-
pedagang Gujarat yang singgah di kepulauan Nusantara. Mereka menempuh jalur
perdagangan yang sudah terbentuk antara India dan Nusantara. Pendapat ini
dkemukakan oleh Snouck Hurgronje. Ia mengambil pendapat ini dari Pijnapel,
seorang pakar dari Universitas Leiden Belanda, yang sering meneliti artefak-
artefak peninggalan di Indonesia. Pendapat Pijnapel ini juga dibenarkan oleh J.P
Moquette yang pernah meneliti bentuk nisan kuburan-kuburan raja-raja pasai.
C. Teori Cina
Teori ini mengungkapkan tentang agama Islam yang disebarkan di
Indonesia oleh orang-orang Cina. Mereka bermadhab Hanafi, pendapat ini
disimpulkan oleh salah seorang pegawai Belanda pada masa pemerintahan kolonial
Belanda dulu.
Teori ini beranggapan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal
dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu Buddha
etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama
melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah masuk ke Cina pada abad ke-7
M, masa dimana agama ini baru berkembang.
D. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
beasal dari daerah Persia atau Parsi (Iran). Pencetus dari teori inni adalah Hosein
Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya,
Hosein lebih menitik beratkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang
berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain :
tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syi’ah atas
kematian Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad.
Cara-cara penyebaran islam di Indonesia
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan
perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan
hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di
samping berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewajiban
berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan
agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak
pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama
Islam dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia. Hingga
sekarang di beberapa kota di Indonesia terdapat kampung Pekojan. Kampung
tersebut dahulu merupakan tempat tinggal para pedagang Gujarat. Koja artinya
pedagang Gujarat. Sebagian dari para pedagang ini menikah dengan wanita
Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan. Karena pernikahan itulah, maka
banyak keluarga raja atau bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh
rakyatnya. Dengan demikian Islam cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau
mubalig yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-
pondok pesantren. Dan di dalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut
ilmu yang berhubungan dengan agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut
selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai
kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat
sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam.
Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain
Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan
Ampel ) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku
( daerah Hitu ), dls.
4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang
peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk
agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama
Islam. Karena, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja
selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam,
pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya perluasan wilayah
kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah
masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat
dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah
Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa.
Letak Geografis
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letak
Samudra Pasai di pantai timur Pulau Sumatrabagian utara berdekatan dengan jalur
pelayaran perdagangan internasional waktu itu, yaitu Selat Malaka. Pusat
pemerintahanya di kota pasai. Dengan posisi yang strategis tersebut Kerajaan
Samudra Pasai berkembang dengan cukup pesat baik dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan social budaya.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra
pasai
1. Nazimuddin Al-Kamil
Adalah seorang Laksamana dari Dinasti Fatimah di Mesir yang pada
tahun1238 ditugaskan merebut pelabuhan Kambayat, Gujarat, India. Selain itu, ia
juga membangun sebuah kerajaan di ujung utara pulau Sumatera yang dinamakan
kerajaan Samudra Pasai. Tujuannya tentu adalah untuk menguasai perdagangan
Lada di Jalur Selat Malaka.
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat
untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan
bandar – bandar yang digunakan untuk :
o Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
o Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan
o Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
o Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat,
sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di
sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat
perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan –
aturan dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan
dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena
persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi
Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik.
Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam
untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan
bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah
Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun
1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi
nusantara.
Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari
Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di
Nusantara. Berdasarkan hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai
begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia
selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama
Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan
kepatuhannya kepada sang raja.
Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
Factor-faktor yang menyebabkan keemunduran kerajaan samudra
pasai yaitu:
o Kekalahan Acah dalam melawan portugis di malaka pada tahun 1629M.
o Tokoh penggganti Sultan Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.
o Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran Syamsudin
as-Sumatrani dan penganut ajaran Naruddin ar Raniri.
o Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat seperti Johor, Perlak, Pahang,
Minangkabau, dan Siak melepaskan diri dari Aceh.
Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai
a. Makam Sultan Malik AL-Saleh
c. Makam Nahriyah
Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang
memegang pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif dan
bijak. Ia bertahta dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Makamnya terletak
di Gampông Kuta Krueng, Kecamatan Samudera ± 18 km sebelah timur Kota
Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh.
B. Kerajaan Malaka
Sejarah Kerajaan Malaka
Hubungan perdagangan antara Samodra Pasai dengan Malaka yang semakin
ramai telah membawa pengaruh islam di Malaka. Muncullah kemudian masyarakat
islam di Malaka. Pada abad ke-14 M, Malaka menjadi bandar paling penting di
Asia Tenggara. Karena pada saat itu Kerajaan Malaka merupakan pusat
perdagangan dan penyebaran islam. Dalam perkembangannya masyarakat muslim
Malaka semakin banyak sehingga kemudian muncul sebagai kerajaan besar.
Letak Kerajaan Malaka
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka.
Kehidupan Politik
Raja – raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain :
1. Iskandar Syah (1396-1414 M)
Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan
Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah
Blambangan ke Tumasik (Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya
sampai ke Semenanjung Malaya dan mendirikan Kp. Malaka.
Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora
menganut agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian
menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan Islam. Untuk menjaga keamanan
Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada Kaisar China dengan
menyatakan takluk kepadanya (1405 M).
Kehidupan Ekonomi
Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan
keluar, yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun
pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang
dapat menjadikan mereka sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut
yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk
mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-
lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.
C. Kerajaan Aceh
Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang
didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528),
menjadi penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya
Kerajaan Malaka.
Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang).
Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah
kaum bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di
bawah kaum ulama, disebut golongan tengku atau teungku.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang memerintah
dari tahun 1514 sampai 1528. Pada awalnya Aceh merupakan bagian dari kerajaan
Pidie. Namun, berkat kegigihannya Aceh mampu melepaskan diri dari kekuasaan
Kerajaan Pidie.
2. Salahudin
Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada suatu
waktu, Salahudin gagal menyerang, maka pada tahun 1537 Salahudin dijatuhkan
oleh Alaudin Riayat Syah Al-Kahar.
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar
Muda. Semasa pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke
Semenanjung Malaya (Johor, Pahang, dan Kedah). Kekuatan utamanya terletak
pada angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada angkatan lautnya merupakan yang
terkuat di masa itu.
Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa
kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh
menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan
timah serta rempah-rempah.
B. Kerajaan Banten
Sejarah Kerajaan Banten
Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian
dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan
Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah
adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk
memerintah di Cirebon.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten
1. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya
sangat gigih. Pada tahun 1568 Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari
kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu di Demak terjadi perebutan kekuasaan
setelah Sultan Trenggono wafat. Wilayah kekuasaan Kerajaan Banten hingga ke
Lampung. Banten menjadi pusat penjualan dan perdagangan lada. Pada tahun 1570
Sultan Hasanudin wafat.
4. Abdulmufakhir
Abdulmufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur.
Namun, karena usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh Pangeran
Ranamenggala sebagai mangkubumi. Pangeran Ranamenggala mengendalikan
pemerintahan dari tahun 1608 sampai 1624.
Selama pemerintahan raja tersebut Kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan
lada dan cengkih.
5. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari tahun 1651
sampai 1692. Pada masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian melimpah.
Penyiaran agama Islam semakin pesat dengan ditunjang oleh ulama besar seperti
Syekh Yusuf dari Sulawesi.
Kerajaan Banten menjalin hubungan baik dengan negara luar negeri, seperti
Turki dan Moghul. Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tidak bersedia
bekerja sama dengan belanda.
Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang
perdagangan. Hal tersebut disebabkan karena:
o Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
o Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
o Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat
sebagai pelabuhan dagang yang baik.
Jatuhnya malaka ke tangan portugis mendorong pedagang islam mencari daerah
baru di Jawa Barat, yaitu Banten dan Cirebon.
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli :
Raden Mas Jatmika )
o lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul),
Kesultanan Mataram, 1645
o raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
o Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di
Jawa dan Nusantara pada saat itu.( puncak kejayaan )
o Pada tahun 1620 pasukan Mataram mulai mengepung kota Surabaya secara
periodik.
o kemunduran kerajaan mataram Islam akibat kalah dalam perang merebut Batavia
dengan VOC
o menyerang Batavia sebanyak 2x.
Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik
berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja.
Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang
keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas
memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam istana
terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk
menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan
anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk
D. Kerajaan Pajang
Sejarah berdirinya Kerajaan Pajang
pada akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura
menulis seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dimana Pajang dilihat sebagai
pendahulunya. Pajang sendiri sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618
yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh pasukan-pasukan dari
Mataram karena memberontak. Di bekas kompleks keraton Raja Pajang yang
dikubur di Butuh banyak ditemukan sisa-sisa keramik asal negeri Cina.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan pajang
1. Jaka Tingkir
Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo
Kenanga. Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan wayang
beber dengan dalang Ki Ageng Tingkir. Kedua ki ageng ini adalah murid Syekh
Siti Jenar. Sepulang dari mendalang, Ki Ageng Tingkir jatuh sakit dan meninggal
dunia.
Meski dalam Babad Jawa, Adiwijaya lebih dilukiskan sebagai Raja yang
serba lemah, tetapi kenyataannya sebagai ahli waris Kerajaan Demak ia mampu
menguasai pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan baik. Perpindahan
pusat Kerajaan ke pedalaman yang dilanjutkan lagi oleh Raja Mataram
berpengaruh besar atas perkembangan peradaban Jawa pada abad ke-18 dan 19.
Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah Barat Bagelen (lembah
Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang tewas
dibunuh Arya Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu
Kalinyamat di Jepara.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan takhta di
Pajang. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan Arya Pangiri
dengan dukungan Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah usia Pangeran
Benawa lebih muda daripada istri Pangiri, sehingga tidak pantas menjadi raja.
Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang dikuasai Arya
Pangiri sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang Panolan (bekas
negeri Arya Penangsang).
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia
mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat
Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk Demak.
Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena
kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang mengabdi pada
Pangeran Benawa.
3. Pangeran Benawa
Pangeran Benawa adalah raja ketiga Kesultanan Pajang yang memerintah tahun
1586-1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran Benawa adalah putra Sultan
Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Sejak kecil ia dipersaudarakan
dengan Sutawijaya, anak angkat ayahnya, yang mendirikan Kesultanan Mataram.
Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah
dengan Mas Jolang putra Sutawijaya. Dyah Banowati bergelar Ratu Mas Adi, yang
kemudian melahirkan Sultan Agung, raja terbesar Mataram.
Kehidupan Sosial Budaya
Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk menjadikan
Pajang semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi lumbung beras
pada abad ke-16 sampai abad 17, kerja sama tersebut saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak. Kehidupan rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang
cukup kental sehingga masyarakat Pajang sangat mengamalkan syariat Islam
dengan sungguh-sungguh.
Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di
Kartasura, ada kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana
bupati Surabaya. Pada masa itu seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung
kerjasama antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan
Pajang ada di dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke
dua-duanya bermata air di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi
berjalan lancar karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga
pertanian di Pajang maju.
Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makasar
1) Sultan Alauddin (1591-1629 M).
Sultan Alauddin sebelumnya bernama asli Karaeng Matowaya Tumamenaga
Ri Agamanna dan merupakan raja Makassar pertama yang memeluk agama
Islam.Pada pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan Makassar mulai terjun dalam
dunia pelayaran dan perdagangan.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah feodal. Masyarakat Makassar
dibedakan atas 3 lapisan atau kelas, yaitu:
o Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
o Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
o Ata untuk Hamba Sahaya.
Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Makasar sangat staregis yaitu di tengah-tengah jalur perdagangan
antara Maluku dan Malaka, sehingga kerajaan tersebut berkembang menjadi pusat
perdagangan.
Kehidupan budaya
Kebudayaan Kerajaan Makasar dipengaruhi oleh kondisi kerajaan yang bersifat
maritime, yaitu pembuatan alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Masyarakat
Kerajaan Makasar juga mengembangkan seni sastra, yaitu kitab lontara.
2. Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja
Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqalyang naik
tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di
kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan.
Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh
Mansur dari Arab.
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
Agama islam muncul di Indonesia karena dibawa oleh pedagang dari Gujarat atau
Cina, kemudian agama islam berkembang di Indonesia melalui berbagai jalur
seperti perdagangan, perkawinan, pendidikan dan lain-lain. Dari sinilah kemudian
muncul berbagai macam kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Setiap kerajaan
pasti mengalami proses pertumbuhan, baik kemunduran maupun kemajuan (
puncak kejayaan ). Begitu pula kerajaan-kerajaan islam di Indonesia yang
mengalami pertumbuhan.
http://sajadahmuslimku.blogspot.com/2014/03/cara-penyebaran-agama-islam-di-
indonesia.html
http://knowledgeprovider.blogspot.com/2011/10/kerajaan-samudra-pasai.html
http://www.g-excess.com/sejarah-kerajaan-islam-kerajaan-aceh.html
https://dinanurfadhilah.wordpress.com/2014/06/26/kerajaan-samudra-pasai/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/5-raja-yang-pernah-
memerintah-kerajaan.html
http://noviapingkanita.blogspot.com/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/raja-raja-yang-pernah-
menguasai-kerajaan-banten.html
http://kerajaan-mataram-islam.blogspot.com/
http://mujtahid269.blogspot.com/2013/07/kerajaan-pajang.html