Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA”

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Agama)

Dosen pengampu : Ahmad Hidayat, M. Si.

Disusun oleh : Kartini

PROGRAM STUDI PGSD ( PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)


STKIP ARRAHMANIYAH
DEPOK
2021

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahNya kepada kami, tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Pada kesempatan kali ini kami ingin mempersentasikan
sekaligus mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Ahmad
Hidayat M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
kami, hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, kami
berharap agar makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini
kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangatlah kurang. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik.

Bogor, 17 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………........................2
Daftar Isi………………………………………………………………….......................3

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………..........................4

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Teori Masuknya islam di Indonesia………………………………………………5
B. Cara Masuk Islam di Indonesia…………………………………………………...6
C. Faktor-Faktor Islam Masuk………………………………………………………..7
D. Perkembangan Islam di Indonesia………………………………………………7
E. Peranan Umat Islam di Indonesia……………………………………………….9
F. Peranan Organisasi-Organisasi Islam di Indonesia……………………….....10
G. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesi……………………………………13

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….......................14
B. Saran……………………………………………………………………………..14

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai p
elayar- pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada
rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah di daratanAsia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak
masa kuno merupakanwilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi
yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting
antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku
dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing.
Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra danJawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering
disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri(Aceh), Barus, dan Palembang di
Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.Bersamaan dengan itu, datang pula para
pedagang yang berasal dari Timur Tengah.Mereka tidak hanya membeli dan
menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama
Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesiaini bersamaan dengan
kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke
seluruh wilayah Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Sejak kapan islam masuk diindonesia?
2. Saluran dan faktor apa saja yang mempengaruhi islam keindonesia?
3. Bagaimana perkembangan islam diindonesia?
4. Bagaimana peranan islam diindonesia
5. Bagaimana Hikmah islam diIndonesia

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kapan islam masuk keindonesia
2. Mengetahui saluran dan faktor yang mempengaruhi islam diindonesia
3. Mengetahui Perkembangan islam diindonesia
4. Mengetahui peranan islam diindonesia
5. Mengetahui hikmah  islam diIndonesia

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Teori masuknya islam


1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya
pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah
banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
menyebarkan ajaran Islam.

2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita
Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan
Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
dari Mesir. 
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam,
jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan
besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

5
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra
Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al –
Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda
bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik.
  Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A.
Hussein Jayadiningrat.

B. Cara Masuk / Saluran Masuk

1.      Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan
perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan
dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. 

2.      Perkawinan
Karena pernikahan dilakukan dengan putri raja, maka banyak keluarga raja atau
bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya. Dengan demikian Islam
cepat berkembang.

3.      Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. 

4.      Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang
peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama
Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong -  bondong memeluk agama Islam. Karena,
masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan
rakyatnya.

6
5.      Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan
Islam di lingkungannya, antara lain : Dato'ri Bandang menyebarkan agama Islam di
daerah Gowa (Sulawesi Selatan), Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah
Kutai (Kalimantan Timur), Seorang penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam di
kalangan para bangsawan Banjar (Kalimantan Selatan), Para Wali menyebarkan
agama Islam di Jawa, dll.

6.    Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat,
seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta,
Solo, Cirebon, dls.

7.      Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah
masyarakatnya.

C. Faktor-Faktor Islam Masuk

1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.


2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat, yang berisi
pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad utusan Tuhan.
3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi rakyat biasa yang
jumlahnya justru lebih besar.
4. Upacara-upacara keagmaan sangat sederhana.
5. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengn
kebudayaan setempat.
6. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam
berkembang pesat.

D. Perkembangan Islam di Indonesia

1. Perkembangan Islam di Sumatera


a. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai muncul pada pertengahan abad 13, kerajaan pertama di Indonesia.
Letaknya di pesisir timur laut Aceh sekarang kabupaten Lhokseumawe.dengan raja
pertama Sultan malik al-saleh
b. Kerajaan Aceh
Berdiri pada tahun 1514 diujung Pulau Sumatera, pendirinya Sultan Ali Mugayat Syah,
mengalami kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda menjalin kerjasama
dengan kerajaan Turki Usmani (Ottoman). Setelah Sultan Iskandar Muda,
pemerintahan kerajaan berturut-turut dipimpin oleh : Sultan Iskandar Sani, Sultan (Ratu)
Syafiuddin, Tajul Alam, Sultanah Sri Naqoitudin Nurul Alam, Sultanah Inayah, dan
Sultanah Kamalat Syah.
7
2. Perkembangan Islam di Jawa
Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peranan Wali Songo adalah
sebagai berikut :
a. Maulana Malik Ibrahim/ Maulana Maghrib/ Syeh Magribi
b. Sunan Ampel
c. Sunan Bonang
d. Sunan Giri
e. Sunan Drajat
f. Sunan Kalijaga
g. Sunan Kudus
h. Sunan Muria
i. Sunan Gunung Jati
Disamping Wali Songo penyebar agam islam di Jawa tidak terlepas dari peranan
kerajaan Islam sebagai berikut :
1) Kerajaan Demak
2) Kesultanan Pajang
3) Kerajaaan Mataram
4) Kerajaan Cirebon
5) Kesultanan Banten

3. Perkembangan Islam di Sulawesi


Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peran Sunan Giri di Gresik, hal ini
karena Sunan Giri mendirikan pondok pesantren yang banyak muridnya dari luar jawa
termasuk dari Sulawesi.
Adapun masuknya Islam di Sulawesi ada 2 cara :
a. Tidak resmi : Interaksi pedagang setempat dengan pedagang muslim di luar
Sulawesi
b. Resmi : Penerimaan Islam dilakukan oleh Raja Gowa dan Tallo, Sultan Alaudin yang
telah masuk Islam tahun 1605.

4. Perkembangan Islam di Kalimantan


Pada abad ke-16 Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Pada tahun 1509
Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam. Kerajaan Islam Banjar, di bagian
selatan pulau Kalimantan tahun 1926. Tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam
di Sulawesi adalah Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin.

5. Perkembangan Islam di Maluku dan Irian Jaya


Penyebaran agama Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat
yang berasal dari Ternate dan Hitu sejak abad ke-15. Di Maluku ada 4 kerajaan Islam :
Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran Islam : Sultan
Zainal Abidin berhasil mengembangkan agama Islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan
sampai Filipina.

8
6. Perkembangan Islam di Nusa Tenggara dan sekitarnya
Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak antara tahun 1840-1850
penyiaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para mubaligh dari Makasar. Di Pulau Bali
muslim terdapat di Singaraja, Buleleng dan Siririt.

E. Peranan Umat Islam di Indonesia

1. Peranan Umat Islam pada masa Penjajahan


Sebelum bangsa Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia
telah memeluk agama Islam. Ajaran Islam telah diamalkan dengan baik oleh sebagian
besar kaum muslimin. Keyakinan bahwa manusia disisi Allah SWT adalah sama, tidak
ada perbedaan drajat kecuali dalam hal iman dan taqwanya kepada Allah SWT,
menumbuhkan kesadaran terhadap kemandirian dan kebebasan untuk menentukan
arah dan tujuan kehidupannya, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.

2. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan


a. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
Pada tahun 1522 Portugis telah menetap dan mendirikan benteng pertahanan di
wilayah Sunda Kelapa (Jakarta). Portugis disamping berdagang juga membawa ajaran
agama Khatolik.
Melihat keadaan seperti itu kerajaan Islam Demak sangat khawatir. Maka pada tahun
1526 tentara Demak dibawah pimpinan Fatahillah berangkat menuju Sunda Kelapa
melalui jalan laut. Selanjutnya Fatahillah berhasil berusaha mengusir tentara Portugis
dalam peperangan yang sengit terjadi dan akhirnya Portugis kalah. Sunda Kelapa dapat
direbut Fatahillah pada 22 Juni 1527 M kemudian Sunda Kelapa diganti namanya
menjadi Jayakarta, kemudian sekarang menjadi Jakarta (Ibukota Negara).
b. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda
Pada masa Sultan Agung sebagai Raja Islam Mataram di Jawa Tengah, penjajah
Belanda sudah menguasai Batavia (Jakarta), pada tahun 1628 Sultan Agung berusaha
mengusir penjajah Belanda dari tanah Jawa, tetapi usahanya tidak berhasil. Dan pada
tahun 1629 beliau melakukan penyerangan lagi ke Batavia dengan kekuatan yang lebih
besar. Namun karena persenjataan Belanda lebih modern, akhirnya perlawanan itu
dapat dipatahkan.
Demikian pula Tueku Umar di Aceh, Imam Bonjol di Sumatra Barat, Sultan Hasanuddin
di Sulawei Selatan, Sultan Babullah di Ternate, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah,
dan daerah-daerah lainnya mereka dengan dukungan masyarakatnya berjuang dan
berperang mengusir penjajah Belanda.
Belanda telah melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang
semakin lama semakin kuat kekuasaannya, di seluruh Nusantara. Perbuatan Belanda
yang demikian sangat bertenta
ngan dengan nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh sebagian besar bangsa
Indonesia, dan nilai-nilai peri kemanusian dan keadilan.
9
Melihat keadaan seperti ini kaum muslimin yang terhimpun pada kerajaan Islam pada
waktu itu di seluruh Nusantara mengadakan perlawanan secara terpisah, masing-
masing menentang  penjajahan Belanda.
Kesultanan Banten di pulau Jawa yang berulang kali mengadakan perlawanan terhadap
penjajah Belanda. Terutama pada masa Sultan Ageng Tirtayasa yang memerintah
Banten dari tahun 1651-1682 M, sangat anti terhadap penjajahan Belanda. Perjuangan
mengusir penjajah itu terus menerus dilancarkan sampai akhir pemerintahan Beliau di
Kesultanan Banten.

3. Masa Perang Kemerdekaan


a. Peranan Umat Islam pada Masa Kemerdekaan
     Perilaku kaum penjajah makin lama makin kejam terhadap bangsa Indonesia.
Penindasan, kesewenang-wenangan dan ketidak adilan penjajah merajalela. Bangsa
Indonesia tertindas, miskin, terbelenggu oleh kaum penjajah.
Kaum muslimin yang merupakan penduduk terbesar bangsa Indonesia sangat
merasakan perilaku kaum penjajah itu. Para ulama bersama kaum muslimin bangkit,
berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari tangan penjajah itu. Di seluuh pelosok
Nusantara kaum muslimin bangkit untuk merebut kembali kemerdekaannya yang telah
dirampas oleh penjajah.
     Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan berjuang terus tiada henti-hentinya
dengan segala pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. 
Pejuang muslim dan pahlawan kemerdekaan itu antara lain:
v  K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasym Ashari, HOS Cokroaminoto di Pulau Jawa,
v  Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima Polim (Aceh)
v  Imam Bonjol (Sum-Bar), Sultan Mahmud Badruddin (Palembang)
v   Raden Intan (Lampung) di Sumatra
v   Pangeran Antasari di Kalimantan
v  Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan lain-lain yang tersebar diseluruh Nusantara.

F. Peranan Organisasi-Organisasi Islam di Indonesia

1. Sarekat Islam (SI)


Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang muslim yang
didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama semula adalah
Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama
menjadi Sarekat Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua,
sedangkan H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Latar belakang didirikannya
organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun dan memajukan para pedagang Islam
dalam rangka bersaing dengan para pedagang asing, dan juga membentengi kaum
muslimin dari gerakan penyebaran agama Kristen yang semakin merajalela. Dengan
nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto organisasi ini semakin
berkembang karena mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Daya tarik
utamanya adalah asas keislamannya. 

10
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah sebuah
organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan al-
Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas kebiasaan yang tidak sesuai
dengan ajaran agama (bid’ah) dan memajukan ilmu agama Islam di kalangan
anggotanya. Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18
Nopember 1912. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan
dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta
pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah
adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang berakidah Islam dan
bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi tidak
melarang anggotanya memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh pendirinya
sendiri, KH Ahmad Dahlan, dimana beliau juga adalah termasuk anggota Sarekat Islam.

3. Al Irsyad
Organisasi ini berdiri tanggal 6 September 1914 di Jakarta, dua tahun setelah
Muhammadiyah berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan dari Jami’atul Khair.
Diantara tokoh al-Irsyad yang terkenal adalah syeikh Ahmad Surkati, berasal dari
Sudan yang semula adalah pengajar di Jami’atul Khair.

4. Nahdlatul Ulama
(NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial keagamaan
yang dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah K.H.Hasyim Asy’ari,
K.H.Wahab Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi , dan K.H.Ridwan. Lahir di
Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dan kini menjadi salah satu organisai dan
gerakan Islam terbesar di tanah air. Bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam
yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah dan penganut salah satu dari empat mazhab
fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan Imam Maliki).

5. Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI)


MIAI ini sebenarnya berdiri pada masa pemerintahan Belanda, yaitu tanggal 21
September 1937 di Surabaya sebagai organisasi federasi yang diprakarsai oleh K.H.
Mas Mansur, K.H. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), K.H. Wahab Hasbullah (NU) dan
Wondoamiseno (PSII)

6. Masyumi
Masyumi kepanjangan dari Majlis Syura Muslimin Indonesia berdiri tahun 1943. Dalam
Muktamar Islam Indonesia tanggal 7 Nopember 1945 disepakati bahwa Masyumi
adalah sebagai satu-satunya partai Islam untuk rakyat Indonesia. Saat itu juga Masyumi
mengeluarkan maklumat yang berbunyi :” 60 Milyoen kaum muslimin Indonesia siap
berjihad fi sabilillah “, Pernyataan ini direkam dengan baik oleh harian Kedaulatan
Rakyat pada tanggal 8 Nopember 1945.

11
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansur dan didampingi K.H.Hasyim Asy’ari.
Tergabung dalam organisasi ini adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, dan
Sarekat Islam.
Tokoh-tokoh lain yang penting misalnya Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Wahab dan
tokoh-tokoh muda lainnya misalnya Moh. Natsir, Harsono Cokrominoto, dan Prawoto
Mangunsasmito.

7. Mathla’ul Anwar
Organisasi ini berdiri tahun 1905 di Marus, Menes Banten. Bergerak dalam bidang
sosial keagamaan dan pendidikan. Pendirinya adalah KH. M. Yasin. Tujuannya adalah
untuk mengembangkan pendidikan Islam khususnya di kalangan masyarakat sekitar
Menes Banten.

8. Persatuan Islam (Persis)


Persis adalah organisasi sosial pendidikan dan keagamaan. Didirikan pada tanggal 17
September 1923 di Bandung atas prakarsa KH. Zamzam dan Muhammad Yunus, dua
saudagar dari kota Palembang. Organisasi ini diketuai pertama kali oleh A. Hassan,
seorang ulama yang terkenal sebagai teman dialog Bung Karno ketika ia dipenjara.
Bung Karno banyak berdialog dengan A.Hassan lewat surat-suratnya. Pemikiran-
pemikiran keagamaan Bung Karno selain dari HOS Cokroaminoto, juga banyak berasal
dari A.Hassan ini.

9. Organisasi Pelajar, Mahasiswa dan Kepemudaan Islam


Organisasi pelajar, mahasiswa dan kepemudaan Islam sangat besar sekali peranannya
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan memajukan bangsa Indonesia.
Jong Islamiten Bond (JIB) misalnya lahir tahun 1925 yang telah melahirkan tokoh-tokoh
nasional seperti M. Natsir, Moh.Roem, Yusuf Wibisono, Harsono Tjokroaminoto,
Syamsul Ridjal dan lain sebagainya.
Dari masa-masa tahun enam puluhan hingga kini peran kepemudaan Islam lebih
didominasi oleh organisasi-organisasi seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) lahir 5
Pebruari 1947, PII (Pelajar Islam Indonesia), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Organisasi-organisasi pelajar dan
kemahasiswaan tersebut telah melahirkan banyak pemimpin nasional, antara lain
misalnya Akbar Tanjung (mantan Ketua DPR) dan Nurcholis Majid Almarhum (Ketua
Yayasan Paramadina) adalah Alumni HMI; Din Syamsudin (Sekjen MUI) adalah alumni
IMM; Muhaimin Iskandar (Ketua PKB) adalah alumni PMII, dan banyak lagi contoh-
contoh lain dari tokoh-tokoh nasional yang dikader oleh organisasi-organisasi
kemahasiswaan di atas.

10. Departemen Agama


Departemen Agama dulu namanya Kementerian Agama. Didirikan pada masa Kabinet
Syahrir yang mengambil keputusan tanggal 3 Januari 1946, dengan Menteri Agama
yang pertama adalah M. Rasyidi.

12
11. Peran Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga Pendidikan Islam yang tertua di Indonesia adalah pesantren. Kehadiran
pesantren ini hampir bersamaan dengan kehadiran Islam di Indonesia itu sendiri.
Alasannya sangat sederhana, Islam sebagai agama dakwah disebarkan melalui proses
transmisi ilmu dari ulama atau kyai kepada masyarakat (tarbiyah wat ta’lim atau ta’dib).
Proses ini berlangsung di Indonesia melalui pesantren.

12. Majlis Ulama Indonesia (MUI)


Majlis Ulama ini sebenarnya sudah berdiri sejak jaman pemerintahan Soekarno, tetapi
baru di tingkat daerah. Di Jawa Barat misalnya majlis ini berdiri tanggal 12 Juli 1958.
Pada tanggal 21 sampai 27 Juni 1975 diadakan Musyawarah Nasional I Majlis Ulama
seluruh Indonesia di Jakarta yang dihadiri oleh wakil-wakil Majlis Ulama propinsi. Ketika
itulah Majlis Ulama tingkat Nasional berdiri dengan nama Majlis Ulama Indonesia (MUI).

13. Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)


ICMI berdiri pada 7 Desember 1990 sebagai sebuah organisasi yang menampung para
cendekiawan muslim yang mempunyai komitmen pada nilai-nilai keislaman, tanpa
melihat aliran, warna politik dan kelompok.

G. Hikmah Perkembangan islam di Indonesia

1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.


2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap
memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar
dalam Islam.

13
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masuknya Islam di Indonesia” pada abad 7 SM, 8 SM, atau 13 SM


2. Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya
yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
3. Para pendiri dan ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya
yaitu; Sultan malik al-saleh, Sultan Ali Mugayat Syah, Sultan Alaudin ,Pangeran
Antasari atau Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin dan wali songo (Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung
Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).
4. Sedangkan masuknya islam di Indonesia dilakukan dengan enam saluran yaitu:
Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran pendidikan,
Saluran kesenian, dan Saluran politik.
5. Peranan islam bisa dilihat dari penentangan penjajahan portugis dan belanda.
Begitupula dengan berdirinya oraganisasi islam diindonesia

B. Saran

Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan
peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru
dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu melalui
makalah ini kita di ajarkan untuk dapat berdamai dengan orang-orang disekitar kita.
Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak hubungan silaturrahmi kita.

14

Anda mungkin juga menyukai