DISUSUN OLEH :
Tim Penyusun
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Masuknya Ajaran Islam di Indonesia................................................................ 5
B. Jalur Penyebaran Islam di Indonesia................................................................. 7
C. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia...................................................... 9
D. Gerakan-gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia........................................ 14
E. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam di Indonesia............................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 22
B. Saran...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia. Sejarah Indonesia tidak
bisa terlepas dari perkembangan agama Islam di wilayah ini. Masuknya Islam telah
menumbuhkan cikal bakal bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran jika mayoritas
penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Kerajaan- kerajaan Islam memainkan peran yang
sangat penting dalam perjuangan melawan penjajah. Begitu pula tokoh-tokohnya dan masyarakat
Islam pada umumnya. Mereka memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
kesatuan bangsa Indonesia. Masuknya ajaran Islam ke Indonesia membawa pengaruh besar
terhadap kehidupan masyarakat. Berbagai cara dilakukan untuk menyebarkan ajaran ini. Tidak
jarang para pembawa ajaran ini menghadapi ujian dalam dakwahnya. Namun, ujian tersebut
rupanya menjadi penyemangat bagi mereka untuk tetap menyiarkan agama Islam hingga dapat
dirasakan hasilnya saat ini. Bahkan, saat ini Indonesia menjadi masyarakat muslim terbanyak di
dunia.
B.Tujuan Penulisan
1. meyakini kebenaran ketentuan dakwah berdasarkan syariat Islam dalam memajukan
perkembangan Islam di Indonesia;
2. meyakini kebenaran bahwa dakwah dengan cara damai, Islam diterima oleh masyarakat di
Indonesia;
3. bersikap moderat dan santun dalam berdakwah dan mengembangkan ajaran Islam;
4. menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari;
5. menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Nabi Muhammad saw yang menggunakan gelar "sayid" atau "syanf di depan namanya.
Menurut para ahli sejarah, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung
jauh sebelum Masehi.
Rute pelayaran yang digunakan untuk penyebaran Islam ke Indonesia dari Arab adalah
sebagai berikut.
a. Rute Selatan : Arab (Mekah dan Madinah)-Yaman-Gujarat-Sri Lanka-Indonesia.
b. Rute Utara :Arab (Mekah dan Madinah)-Damaskus-Bagdad-Gujarat (Pantai Barat India)-Sri
Lanka-Indonesia.
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat adalah sebuah wilayah di India bagian
barat, berdekatan dengan Laut Arab Menurut teori ini, orang-orang Arab bermazhab Syafi' telah
bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriah (abad ke-7 Masehi). Namun yang
menyebarkan Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang
Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke Nusantara Orang-orang Gujarat telah lebih
awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding para pedagang Arab.
3. Teori Persia
Teori Persia menyebutkan bahwa proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya terdapat beberapa kesamaan budaya
dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia seperti peringatan 10
Muharram atau Asyura dan ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tokoh ulama dari
Persia di tahun 1419 di Gresik.
4. Teori Tiongkok
Menurut teon Tiongkok, proses kedatangan Islam ke Indonesia khususnya di tanah Jawa
berasal dari para pedagang Tiongkok. Mereka telah berhubungan dagang dengan penduduk
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia, yakni sejak masa Hindu-Buddha. Ajaran
Islam sendiri telah sampai di Tiongkok pada abad ke-7 M. Pada masa Dinasti Tang (618-960 M)
di daerah Quanzhou, Kanton, Zhang-zhao, dan pesisir Tiongkok selatan, telah terdapat sejumlah
permukiman Islam Sebagai pembuktian teori Tiongkok, yaitu raja Islam pertama di Jawa, yakni
Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Tiongkok Ibunya disebutkan berasal dari
Campa, Tiongkok bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam) Bukti lainnya adalah adanya
masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tionghoa atau Tiongkok di berbagai tempat di Pulau
6
Jawa. Pelabuhan penting seperti di Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Tiongkok, diduduki
pertama kali oleh para pelaut dan pedagang Tiongkok.
8
penyembuhan. Di antara mereka ada juga yang menikahi gadis-gadis para bangsawan setempat.
6. Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya masuk
Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah
tersebut. Jalur politik juga ditempun ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non-Islam, baik
di Sumatra, Jawa, maupun Indonesia bagian timur.
10
dari daerah pesisir dan kota-kota pelabuhan sampai ke pedalaman dan pusat Kerajaan Majapahit.
Adanya proses penyebaran Islam di Kerajaan Majapahit terbukti dengan ditemukannya nisan
makam muslim di Trowulan yang letaknya berdekatan dengan kompleks makam para bangsawan
Majapahit.
Pertumbuhan masyarakat muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannya dengan
perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam yang
telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di Kerajaan Samudra Pasai dan Malaka Untuk masa-
masa selanjutnya pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig
yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).
Adapun Wali Sanga tersebut, sebagai berikut.
a. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
b. Raden Rahmat (Sunan Ampel)
c. Raden Aniul Yaqin atau Raden Paku (Sunan Gin)
d. Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang)
e. Raden Syahid (Sunan Kalijaga)
f. Raden Qasim/Raden Syarifudin (Sunan Drajat)
g. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
h. Jafar Shadiq (Sunan Kudus)
i. Raden Umar Said (Sunan Muria)
Di paruh awal abad 16 M, Pulau Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk merasa
tenteram dan damai dalam ayoman Kesultanan Demak di bawah kepemimpinan Sultan Syah
Alam Akbar al-Fatah atau Raden Patah Salokantara dan Jugul Muda adalah dua kitab undang-
undang Demak yang berlandaskan syariat Islam, di hadapan peraturan negen pengganti Majapahit
itu semua manusia sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah Swt. di dunia.
Dalam versi lain dewan Wali Sanga dibentuk sekitar 1474 M oleh Raden Rahmat (Sunan
Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat), Usman Haji (ayah
Sunan Kudus), Raden Ainul Yagin (Sunan Giri), Syekh Sutan Maharaja Raden Hamzah, dan
Raden Mahmud. Beberapa tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung
di dalamnya. Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai mubalig keliling. Di samping wali-wali
tersebut, masih banyak ulama yang dakwahnya satu koordinasi dengan Sunan Ampel, hanya saja
sembilan tokoh Wali Sanga yang dikenal selama ini memang memiliki peran dan karya yang
menonjol dalam dakwahnya.
11
3. Pulau Sulawesi
Pada abad ke-15, Pulau Sulawesi sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari
Sumatra, Malaka, dan Jawa Di Sulawesi terdapat kerajaan kerajaan yang besar dan terkenal, yaitu
Kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang. Letak Gowa Tallo berada di Kota Makassar,
maka Gowa Tallo disebut juga Kerajaan Makassar yang istananya terletak di Sumba Opu.
Pada tahun 1562-1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa
Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Mar Mandar dan Luwu. Pada masa itu,
di Gowa Tallo telah terdapat kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang cukup
besar. Kemudian atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan pengembangan
Islam menjadi lebih intensif dan mendapat kemajuan yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605
Raja Gowa yang bermama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan
Alaudin. Beliau menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Temate, bahkan secara pribadi beliau
bersahabat baik dengan Sultan Baabullah dari Ternate.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan kekuasaan-
nya Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukkan dan dislamkan. Demikian juga Bone, berhasil
ditaklukkan pada tahun 1611 M. Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat
ramai. Para pedagang dan barat yang hendak ke Maluku singgah di Gowa untuk mengisi
perbekalan, bahkan kemudian rempah-rempah dari Maluku dapat diperoleh di sana, terkadang
dengan harga yang lebih murah daripada di Maluku. Gowa menjadi pelabuhan dagang yang luar
biasa ramal, sehingga sering disinggahi para pedagang dan berbagai daerah dan mancanegara.
Hal ini tentu saja mendatangkan keuntungan yang sangat besar ditambah lagi persembahan dan
upeti dari daerah-daerah taklukannya, sehingga Kerajaan Gowa pun menjadi kerajaan yang kaya
raya dan disegani pada masanya.
4. Pulau Maluku dan Sekitarnya
Islam telah masuk dan berkembang di Maluku antara tahun 1400-1500 M (abad ke-15).
dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka, dan Jawa Mereka yang sudah beragama
Islam banyak yang pergi ke pesantren di Jawa Timur untuk mempelajari Islam.
Adapun raja-raja dari kerajaan di Maluku yang masuk Islam sebagai berikut.
a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di Kepulauan
Maluku, Papua, bahkan sampai ke Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
12
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin
e. Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin pada tahun 1520
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Papua yang
disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang, dan para mubalig yang juga berasal dari
Maluku Daerah-daerah di Papua yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, Pulau Waigeo, dan
Pulau Gebe.
5. Pulau Kalimantan
Pulau Kalimantan yang letaknya lebih dekat dengan Pulau Sumatra dan Jawa ternyata
menerima kedatangan Islam lebih belakangan dibanding Sulawesi dan Maluku. Sebelum Islam
masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di
Negara Dipa, Daha, dan Kahuri yang terletak di hulu Sungai Nagara dan Amuntai Kimi.
Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan salah seorang Raja
Majapahit menikah dengan Putri Tanjung Buih. Hal tersebut tercatat dalam kitab negara
kertagama karya Empu Prapanca.
Menjelang kedatangan Islam, Kerajaan Daha diperintah oleh Maha Raja Sukarama
Setelah beliau meninggal digantikan oleh Pangeran Tumenggung. Hal ini menimbulkan kemelut
keluarga, karena Pangeran Samudra (cucu Maha Raja Sukarama) merasa lebih berhak atas tahta
kerajaan.
Akhirnya Pangeran Samudra dinobatkan menjadi Raja Banjar bileti para pengaku di
hanya yang membawahi daerah Mask the indian sung yang utak hilir anal Nagara Berdasarkan
hikayat Banjar, Pangeran Samudra meminta bantuan Kerajaan Demak untuk memerangi
Kerajaan Daha dengan perjanjian apabila Kermain Daha dapat dikalahkan maka Pangeran
Samudra beserta akyatnya t Situata berkat bantuan tentara Demak, Pangeran Tumenggung dari
Kerajaan Daha dapat bersedia masuk Islam dundukkan sesuai dengan perjanjian akriya Raje Bang
Pangeran Samudra beserta rakyatnya masuk Islam dan ia bergelar Sultan Guryamuliah. Menurut
A A. Conse separawan berkebangsaan Belanda dalam bukunya terjadi pada tahun 1550 M De
Kroniek van Banjarmasin 1928. peristiwa itu.
Sultan Suryamulilah memindahkan ibu kota kerajaannya dari Muara Bahan ke
Banjarmasin beng letaknya lebih strategis, sehingga mudah disinggah kapal-kapal yang
berukuran lebih besar Pada masa itu Sultan Suryamulah berhasil menaklukkan daerah Sambas,
Batanghan Sukadana, Kotawaringin Pambuang Sampit, Mendawal, Sabangan, dan sekitamya
Hampir bersamaan waktunya, daerah Kalimantan Timur telah pula didatangi oleh orang
13
orang Islam Berdasarkan hikayat Kutal, pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datanglah dua
orang ulama besar bernama Dato Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan Kedua ulama itu
datang ke Kutai setelah orang-orang Makassar masuk Islam. Dato Ribandang kemudian kembali
ke Makassar, sedangkan Tuanku Tunggang Parangan menetap di Kutal Raja Mahkota kemudian
masuk Istam setelah merasa kalah dalam ilmu kesaktian.
14
c. Al-Irsyad
Syeikh Ahmad Surkati adalah seorang Arab keturunan Sudan yang mengembuskan
semangat pembaruan dan persamaan dalam tubuh al-Irsyad Organisasi sosial ini didirikan oleh
kaum pedagang Arab di Jakarta Al-Irsyad memusatkan perhatiannya pada bidang pendidikan
dengan mendirikan sekolah dan perpustakaan Sekolah al-Irsyad banyak jenisnya. Ada sekolah
tingkat dasar sekolah guru dan program takhassus untuk memperdalam agama dan bahasa asing
Cabang-cabang al-Irsyad dibuka di Cirebon, Pekalongan, Bumiayu. Tegal, Surabaya, dan
Lawang Aktivitas organisasi ini lebih dinamis daripada Jamiat Khair, walaupun keduanya sama-
sama didirikan oleh masyarakat Arab Jika Jamiat Khair dikuasai oleh golongan sayid atau ingrat
maka al-Irsyad sabjika Jamiat menolak adanya perbedaan atau diskriminasi antara kaum elite
dengan golongan alit (kecil).
d. Persyarikatan Ulama Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Persyarikatan Ulama semula bernama Hayatul Qulub didirikan di Majalengka, Jawa
Barat, oleh K.H. Abdul Halim pla bermama Hayatul Quam adalah alumni Timur Tengah Beliau
menyerap ide-ide pemuanyang dikuskan oleh Muhammad Abdisa an Permaluddin al-Afgani, dua
tokoh pembaruan di Mesir Hayatul Qulub memusatkan perhatiannya pada bidang pendida
embannadenomi. Sejak 1917 namanya diubah Paenjadi Persyarikatan Ulama Perubahantial dan
ekonomiki dua tujuan, yaitu menyatukan para ulama dan mengajak mereka untuk menerapkan
cara-cara modem dalam mengelola pendidikan.
e. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 Organisasi ini sangat menekankan keseimbangan antara pendidikan agama dan
pendidikan umums, serta pendigaon kerampilan Kegiatan Muhammadiyah dipusatkan dalam
bidang pendidikan, dakwah dan amal sosial. Muhammadiyah mendinkan berbagai sekolah Islam
dengan corak pendidikan model Belanda, baik dalam metode pendidikan, jenjang, maupun
kunkulumnya Oleh karena itu, para alumni lembaga pendidikan Muhammadiyah diharapkan
memiliki akidah Islam yang kuat, sekaligus memiliäu keahlian untuk hidup di zaman modern.
Muhammadiyah merupakan ormas Islam besar yang memiliki satuan-satuan pendidikan dari
taman kanak-kanak hingga program pascasarjana.
f. Nahdlatul Ulama
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar Nahdlatul Ulama
didinkan pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan
15
ajaran Islam menurut paham Kitab Itigad Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan utama didirikannya
Nahdlatul Ulama di antaranya adalah memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan
mengamalkan ajaran Islam ahlusunnah wal-jamaah dengan mengikuti pola mazhab empat Imam
Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan imam Hambali serta mempersatukan langkah-langkah
para ulama dan pengikut-pengikutnya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat serta martabat
manusia.
2. Gerakan Politik
Islam tidak dapat menerima penjajahan dalam segala bentuk Perjuangan umat Islam
dalam mengusir penjajah sebelum abad dua puluh dilakukan dengan kekuatan senjata dan bersifat
kedaerahan Pada awal abad dua puluh perjuangan tersebut dilakukan dengan mendinkan
organisasi modern yang bersifat nasional, baik ormas (organisasi sosial kemasyarakatan),
maupun orsospol (organisasi sosial politik). Melalui pendidikan, ormas memperjuangkan
kecerdasan bangsa agar sadar tentang hak dan kewajiban dalam memperjuangkan kemerdekaan
Dengan orsospol, kaum muslimin memperjuangkan kepentingan golongan Islam melalui
saluran politik yang diakui pemerintah penjajah. Misalnya, berjuang melalui parlemen Belanda
yang disebut Volksraad
Di antara partai politik Islam yang tumbuh sebelum zaman kemerdekaan adalah
Persaudaraan Muslimin Indonesia (Permi), Sarekat Islam (SI), dan Partai Islam Indonesia (PII),
SI didirikan di Solo pada tanggal 11 November 1911 sebagai kelanjutan dari Sarekat Dagang
Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi pada tanggal 16 Oktober 1905 SI kemudian
berubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) Partai Islam Masyumi pada awal
berdirinya merupakan satu-satunya partai politik Islam yang diharapkan dapat memperjuangkan
kepentingan seluruh golongan umat Islam dalam negara modern yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 Masyumı merupakan partai federasi yang menampung semua golongan
tradisional.
16
E. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam di Indonesia
Segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam semesta pasti memiliki hikmah di balik
keberadaan maupun kejadian tersebut. Begitu juga dengan peristiwa sejarah, dengan adanya
sejarah terdahulu umat yang hidup pada masa setelahnya seharusnya mampu mengambil dan
memahami hikmah dari masa sebelumnya.
Adapun hikmah perkembangan Islam di Indonesia yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Memberikan dorongan positif dalam menegakkan kebenaran.
2. Menumbuhkan sikap percaya diri dalam menyampaikan kebenaran.
3. Membangun dan menanamkan sikap konstruktif dan dinamis.
4. Menumbuhkan sikap tenggang rasa dan bijaksana.
17
A. Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c,d, atau e padajawaban yang paling benar!
1. Menurut teori Mekah, Islam sudah masuk ke Indoesia pada abad ke-7, bukan abad 13,
pernyatan di bawah ini merupakan buktinya, kecuali . . . .
a.adanya makam Syekh Mukaidin di Baros tertanda tahun 674
b.berita Marco Polo yang pernah singgah di Sumatra tahun 1292
c.peranan bangsa Arab dalam menyebarkan Islam sambil berdagang
d.berita Tiongkok tentang Raja Ta Cheh mengirim utusan ke Kalingga
e.ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran tertanda tahun 1082
Jawaban:A
2. Kegiatan di bawah ini yang tidak termasuk strategi penyebaran dakwah Islam di Indonesia
adalah . . . .
a. pernikahan
b.ajaran tasawuf
c.akulturasi budaya
d.peperangan
e.perdagangan
Jawaban: D
3. Munculnya beberapa kerajaan Islam di Indonesia, menunjukkan bahwa Islam begitu mudah
diterima oleh masyarakat melalui pendekatan akulturasi budaya. Berikut ini yang bukan termasuk
akulturasi budaya adalah . . . .
a. ajaran Islam sangat lentur dan fleksibel memasuki tradisi lokal
b. ajaran Islam mempertimbangkan kondisi sosial Masyarakat
c. ajaran Islam mewajibkan adanya integrasi ilmu sosial
d. pengaruh ajaran Islam sejalan dengan fitrah manusia
e. adat dapat dijadikan sebagai landasan agama
Jawaban: B
4. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang berdakwah dan berkedudukan di . . . .
a. Gresik, Jawa Timur
b. Cirebon, Jawa Barat
c. Ngampel, Jawa Timur
d. Demak, Jawa Tengah
e. Kudus, Jawa Tengah
Jawaban: B
5. Gerakan pembaharu Islam yang berfokus kepada pemberantasan syirik dan bid’ah adalah . . .
a. Thawalib
b. Jam’iyat Khair
c. Al-Irsyad
d. Persatuan Ulama
e. Muhammadiyah
Jawaban:E
18
6. Bukti tertulis mengenai perkembangan Islam di Indonesia dapat dilihat dari batu nisan Fatimah
Binti Maimun di Leran, Gresik yang berangka tahun ….
a. 1080
b. 1081
c. 1082
d. 1083
e. 1084
jawaban : C
8. Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan para
pedagang yang berasal dari negara berikut ini, kecuali ….
a. Arab
b.Yunani
c. Persia
d. Gujarat
e. Mesir
jawaban : B
12. Pernyataan berikut ini cocok untuk menggam barkan kerajaan Samudera Pasai, kecuali .....
a. terletak di Lhoksemawe, Aceh Utara
b. merupakan kerajaan maritim dan per dagangan
c. Pernah mendapat kunjungan dari Ibnu Batutah pada 1345
d. didirikan oleh Paramisora atau Sultan Iskandar Syah
e. Kerajaan pertama bercorak islam pertama di indonesia
jawaban : D
15. Tokoh yang berpedapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi adalah......
a. Shouck Hurgronye
b. Thomas W. Arnold
c. Van Der Pass
d. H. J. De Graaf
e. Thomas Alvaedison
jawab : A
17. Datuk Ribandang dan Datuk Sulaiman merupakan tokoh yang menyiarkan agama Islam di...
a. Jawa
b. Sumatra
c. Kalimantan
d. Sulawesi
e. Papua
20
jawab : D
18. Agama Islam masuk di Lombok, Sumbawa, dan Flores dibawa oleh para mubalig asal….
a. Bugis
b. Sumatra
c. Jawa
d. Kalimantan
e. Gujarat
jawab : A
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia untuk berpasang-pasangan menjadikan
umat bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di Indonesia perlu waktu yang berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan sewenang-wenang antar sesame manusia.
B. Saran
Demikianlah materi tentang Perkembangan Islam di Indonesia yang telah dijelaskan di
dalam makalah ini, semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para
pembaca, semoga makalah ini dapat meningkatkan wawasan bagi para pembaca. Dan semoga
kita selalu meningkatkan kualitas amal dan ibadah.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bacaanmadani.com/2018/03/soal-latihan-pai-materi-perkembangan.html?m=1
https://id.scribd.com/document/628954850/30-Soal-Perkembangan-Islam-di-Indonesia
https://www.slideshare.net/DhiarrafiiBintangMat/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia
https://id.scribd.com/document/374784101/Sejarah-Islam-Materi-kelas-XII
M.Latif,dkk.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII Semester
Gasal&Genap.Surakarta:CV Putra Nugraha
23