Anda di halaman 1dari 23

RESUME

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

GURU PEMBIMBING : Drs. Nizaribli


NAMA ANGGOTA KELOMPOK :1. FINDRA WAHYUDI PRATAMA
2. LOUSVICA ARDWIGUSRIVALDA
3. M. FAJRI SYAHPUTRA
4. M. FATHI RIZQULLAH
5. M. YUSUF MUTTAQIN
6. MONALISA
7. REVA FERNITA
8. SYIFA MEDINA AZZAHRA

KELAS /SEMESTER : XII MIPA IV/GENAP


MATA PELAJARAN : PAI DAN BP

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LAHAT
TAHUN AJARAN
2023/2024

Email : smansalah@yahoo.com Website : www.sman1lahat.sch.id


Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya,
resume perkembangan islam di Indonesia kami ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya tentunya tanpa doa dan restu dari Allah swt. Resume ini tidak dapat berjalan
dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Nizaribli Karena telah
membimbing kami hingga dapat menyelesaikan resume ini.Berkat bimbingan beliau, resume
kelompok kami dapat berjalan dengan lancar, berkat beliau kami memperoleh pengetahuan yang
lebih akan materidengan baik.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman teman atas
kerja samanya dalam pembuatan resume ini sehingga berjalan lancar dan pihak lain yang turut
membantu. Dalam penulisan resume ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Semoga resume ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan menambah pengetahuan
seluas – luasnya.

Lahat, 13 Februari 2024

Tim Penyusun

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Masuknya Ajaran Islam di Indonesia................................................................ 5
B. Jalur Penyebaran Islam di Indonesia................................................................. 7
C. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia...................................................... 9
D. Gerakan-gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia........................................ 14
E. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam di Indonesia............................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 22
B. Saran...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Indonesia. Sejarah Indonesia tidak
bisa terlepas dari perkembangan agama Islam di wilayah ini. Masuknya Islam telah
menumbuhkan cikal bakal bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran jika mayoritas
penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Kerajaan- kerajaan Islam memainkan peran yang
sangat penting dalam perjuangan melawan penjajah. Begitu pula tokoh-tokohnya dan masyarakat
Islam pada umumnya. Mereka memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
kesatuan bangsa Indonesia. Masuknya ajaran Islam ke Indonesia membawa pengaruh besar
terhadap kehidupan masyarakat. Berbagai cara dilakukan untuk menyebarkan ajaran ini. Tidak
jarang para pembawa ajaran ini menghadapi ujian dalam dakwahnya. Namun, ujian tersebut
rupanya menjadi penyemangat bagi mereka untuk tetap menyiarkan agama Islam hingga dapat
dirasakan hasilnya saat ini. Bahkan, saat ini Indonesia menjadi masyarakat muslim terbanyak di
dunia.

B.Tujuan Penulisan
1. meyakini kebenaran ketentuan dakwah berdasarkan syariat Islam dalam memajukan
perkembangan Islam di Indonesia;
2. meyakini kebenaran bahwa dakwah dengan cara damai, Islam diterima oleh masyarakat di
Indonesia;
3. bersikap moderat dan santun dalam berdakwah dan mengembangkan ajaran Islam;
4. menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari;
5. menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya Ajaran Islam di Indonesia


Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakatnya sudah menganut berbagai macam
kepercayaan, seperti animisme dan dinamisme. Kepercayaan itu sangat dipegang erat oleh
masyarakat Indonesia saat itu. Bahkan pada abad 7-12 Masehi di beberapa wilayah kepulauan
Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha. Berkaitan dengan masuknya Islam
di wilayah ini, para pakar sejarah berbeda pendapat mengenal sejarah masuknya Islam ke
Nusantara.
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang menjadi pintu masuk Islam adalah pantai
Sumatra bagian utara. Berawal dari daerah itulah Islam menyebar ke berbagai pelosok Indonesia,
yaitu wilayah-wilayah Pulau Sumatra (selain pantai Sumatra bagian utara), Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku dan sekitarnya, dalam kurun waktu yang
berbeda-beda. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan Islam mudah diterima oleh penduduk
kawasan Nusantara dan menjadikannya berkembang sangat cepat.
1. Agama Islam yang menyebar di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa
Indonesia dan dalam penyebarannya tidak dilakukan dengan kekerasan.
2. Syarat-syarat masuk agama Islam sangat mudah. Seseorang dianggap telah beragama Islam
jika ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat.
3. Ajaran Islam tidak mengenal kasta-kasta dan menganggap semua manusia mempunyai
kedudukan yang sama.
4. Runtuhnya Kerajaan Majapahit (Kerajaan Hindu terbesar se-Asia Tenggara) menjadikan para
pendakwah mudah dan lancar dalam menyebarkan
Berkaitan dengan sejarah perkembangan Islam di Nusantara, terdapat beberapa teori yang
membahas tentang hal tersebut yang pada dasamya masing-masing memiliki kelemahan dan
kelebihan. Secara lebih rinci teori-teori tersebut sebagai berikut.
1. Teori Mekah
Menurut teori Mekah, proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah
atau Arab. Terjadi pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 Masehi. Para pedagang dari Timur
Tengah memiliki misi dagang dan dakwah sekaligus. Bahkan motivasi dakwah menjadi
pendorong utama mereka datang ke Nusantara Orang-orang Arab yang datang adalah keturunan

5
Nabi Muhammad saw yang menggunakan gelar "sayid" atau "syanf di depan namanya.
Menurut para ahli sejarah, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung
jauh sebelum Masehi.
Rute pelayaran yang digunakan untuk penyebaran Islam ke Indonesia dari Arab adalah
sebagai berikut.
a. Rute Selatan : Arab (Mekah dan Madinah)-Yaman-Gujarat-Sri Lanka-Indonesia.
b. Rute Utara :Arab (Mekah dan Madinah)-Damaskus-Bagdad-Gujarat (Pantai Barat India)-Sri
Lanka-Indonesia.
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat adalah sebuah wilayah di India bagian
barat, berdekatan dengan Laut Arab Menurut teori ini, orang-orang Arab bermazhab Syafi' telah
bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriah (abad ke-7 Masehi). Namun yang
menyebarkan Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang
Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke Nusantara Orang-orang Gujarat telah lebih
awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding para pedagang Arab.
3. Teori Persia
Teori Persia menyebutkan bahwa proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya terdapat beberapa kesamaan budaya
dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia seperti peringatan 10
Muharram atau Asyura dan ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tokoh ulama dari
Persia di tahun 1419 di Gresik.
4. Teori Tiongkok
Menurut teon Tiongkok, proses kedatangan Islam ke Indonesia khususnya di tanah Jawa
berasal dari para pedagang Tiongkok. Mereka telah berhubungan dagang dengan penduduk
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia, yakni sejak masa Hindu-Buddha. Ajaran
Islam sendiri telah sampai di Tiongkok pada abad ke-7 M. Pada masa Dinasti Tang (618-960 M)
di daerah Quanzhou, Kanton, Zhang-zhao, dan pesisir Tiongkok selatan, telah terdapat sejumlah
permukiman Islam Sebagai pembuktian teori Tiongkok, yaitu raja Islam pertama di Jawa, yakni
Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Tiongkok Ibunya disebutkan berasal dari
Campa, Tiongkok bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam) Bukti lainnya adalah adanya
masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tionghoa atau Tiongkok di berbagai tempat di Pulau

6
Jawa. Pelabuhan penting seperti di Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Tiongkok, diduduki
pertama kali oleh para pelaut dan pedagang Tiongkok.

B. Jalur Penyebaran Islam di Indonesia


Islam masuk ke Indonesia secara periodik, sehingga dalam penyebarannya terdapat
berbagai strategi dan media yang digunakan oleh para pendakwah, yaitu pedagang dan mubalig
dalam penyebaran Islam di Indonesia. Adapun jalur penyebaran Islam di Indonesia sebagai
berikut.
1. Perdagangan
Pada tahap awal, saluran atau sarana yang digunakan dalam presos islamisasi di Indonesia
adalah jalur perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalu lintas
perdagangan pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M Aktivitas perdagangan ini banyak
melibatkan bangsa bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India. Tiongkok, dan
sebagainya. Mereka turut ambil bagian dalam perdagangan di negeri-negeri bagian barat,
tenggara, dan timur Benua Asia.
Saluran islamisasi melalui jalur perdagangan ini sangat menguntungkan, karena para raja
dan bangsawan turut serta dalam aktivitas perdagangan tersebut. Bahkan mereka menjadi pemilik
kapal dan saham perdagangan. Hubungan perdagangan ini dimanfaatkan oleh para pedagang
muslim sebagai sarana atau media dakwah. Sebab, dalam Islam setiap muslim memiliki
kewajiban untuk menyebarkan ajaran Islam kepada siapa saja tanpa paksaan.
2. Pernikahan
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang lebih
baik daripada kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak penduduk pribumi,
terutama para perempuan tertarik untuk menjadi istri-istri para saudagar muslim Hanya saja ada
ketentuan hukum Islam, bahwa para perempuan yang akan dinikahi harus diislamkan terlebih
dahulu. Para perempuan dan keluarga mereka tidak merasa keberatan, karena proses pengislaman
hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, tanpa upacara atau ritual rumit lainnya.
Setelah itu, mereka menjadi komunitas muslim di lingkungannya sendiri Keislaman
mereka menempatkan diri dan keluarganya berada dalam status sosial dan ekonomi cukup tinggi
Sebab, mereka menjadi muslim Indonesia yang kaya dan berstatus sosial terhormat Kemudian
setelah mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya muncul
kampung-kampung dan pusat-pusat kekuasaan Islam Dalam perkembangan berikutnya, ada pula
7
para perempuan muslim yang dinikahi oleh keturunan bangsawan lokal Hanya saja, anak-anak
para bangsawan tersebut harus diislamkan terlebih dahulu. Dengan demikian, mereka menjadi
keluarga muslim dengan status sosial ekonomi dan posisi politik penting di masyarakat.
3. Pendidikan
Proses islamisasi di Indonesia juga ditempuh melalui sarana pendidikan. Para ulama
banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa pesantren. Pada lembaga inilah, para
ulama memberikan pengajaran ilmu keislaman melalui berbagai pendekatan sampai kemudian
para santri mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik. Setelah mereka dianggap
mampu, mereka kembali ke kampung halaman untuk mepgembangkan agama Islam dan
membuka lembaga yang sama. Dengan demikian, semakin hari lembaga pendidikan pesantren
mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah maupun mutunya.
4. Kesenian
Jalur kesenian dianggap media paling efektif untuk menyiarkan agama Islam di Indonesia
Cara ini paling terkenal di daerah Jawa Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal
adalah melalui pertunjukan wayang Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang
paling mahir dalam mementaskan wayang Dia tidak pernah meminta upah materi dalam setiap
pertunjukan yang dilakukannya Sunan Kalijaga hanya meminta kepada para penonton untuk
meng- ikutinya mengucapkan dua kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih diambil dari cerita Ramayana dan Mahabharata,
tetapi muatannya berisi ajaran Islam dan nama-nama tokoh yang islami Selain wayang, media
yang dipergunakan dalam penyebaran Islam di Indonesia adalah seni bangunan, seni pahat atau
seni ukir, seni tan, seni musik, dan seni sastra. Di antara bukti yang dihasilkan dari pengembangan
Islam awal adalah seni bangunan Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon,
Masjid Agung Banten, dan sebagainya.
5. Tasawuf
Jalur lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses islamisasi di Indonesia adalah
tasawuf. Salah satu sifat Nah pentingnya daladalah akomodasi terhadap nerima kal sehingga
menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menerima peeran tersebut. Pada
umumnya, para pengajar tasawuf atau para sufi adalah guru-guru sengembara, dengan sukarela
mereka menghayati kemiskinan Selain itu, mereka juan Sering berhubungan dengan
perdagangan, maupun mengajarkan teosofi yang telah bercampur dengan ajaran yang sudah
dikenal luas masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal magis, dan memiliki kekuatan

8
penyembuhan. Di antara mereka ada juga yang menikahi gadis-gadis para bangsawan setempat.
6. Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya masuk
Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah
tersebut. Jalur politik juga ditempun ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non-Islam, baik
di Sumatra, Jawa, maupun Indonesia bagian timur.

C. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia


Perkembangan dakwah Islam di Indonesia dapat diketahui melalui perkembangan
kerajaan- kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Sebab dengan munculnya kerajaan Islam, maka
secara tidak langsung rakyat yang dinaungi kerajaan tersebut akan mengenal dan ikut memeluk
Islam. Berikut pembahasan tentang perkembangan dakwah Islam di wilayah-wilayah Nusantara.
1. Pulau Sumatra
Daerah-daerah di Nusantara yang pertama kali dimasuki Islam adalah pantai barat Pulau
Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh Utara yang kemudian di masing-masing kedua
daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama, yaitu Kerajaan Islam Perlak dan Samudra
Pasai. Hal ini dikarenakan wilayah Sumatra bagian utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat
lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Tiongkok.
Menurut keterangan Prof Ali Hasjmy seorang tokoh dari Aceh dalam makalah pada
seminar "Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang diselenggarakan pada tahun
1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah Kerajaan Perlak. Namun sebagian
ahli sejarah lain telah sepakat, bahwa Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama di
Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik al-Saleh (memerintah dari tahun
1261-1297 M) Sultan Malik al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah menikahi putri
Raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekah yang
kemudian memberi gelar Sultan Malik al-Saleh.
Samudra Pasai semakin berkembang dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Hubungannya dengan Pelabuhan Malaka yang waktu itu sudah menjadi kerajaan kecil semakin
ramal, sehingga di tempat itu pun sejak abad ke-14 Masehi telah tumbuh dan berkembang
masyarakat Islam.
Seiring dengan kemajuan Kerajaan Samudra Pasai yang sangat pesat, pengembangan
agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh. Para ulama dan mubalignya
9
menyebar ke seluruh Nusantara, ke pedalaman Sumatra, pesisir barat dan utara Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Ternate, Tidore, dan pulau-pulau lain di Kepulauan Maluku.
Kerajaan Samudra Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah pimpinan Panglima
Gajah Mada, tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh di kala
itu. Baru pada tahun 1521 ditaklukkan oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun
Selanjutnya Kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh Kesultanan Aceh yang berpusat
di Bandar Aceh Darussalam (sekarang dikenal dengan Kabupaten Aceh Besar).
Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, hampir
bersamaan dengan jatuhnya Kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis. Di bawah pimpinan
Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim Kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar
Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya
ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar Muda
Mahkota Alam (1607-1636 M).
Kerajaan Aceh mempunyai peran penting dalam penyebaran agama Islam ke seluruh
wilayah Nusantara. Para dai, baik lokal maupun yang berasal dan Timur Tengah terus berusaha
menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara
Kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang
Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendin banyak yang hendak
mendalami Islam, datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah Kapal-kapal dan
ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke-16 Bahkan pada
tahun 974 H atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari Kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di
Bandar Pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah pula yang
membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
2. Pulau Jawa
Penemuan nisan makam Fatimah binti Maimun di daerah Leran, Gresik yang wafat tahun
1101 M dapat dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa Hingga pertengahan abad ke-13,
bukti-bukti kepurbakalaan maupun benta-benta asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah
sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak Majapahit
mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih banyak
lagi. Misalnya penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga berita Ma Huan
(1416 M) yang menceritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Gresik.
Hal ini membuktikan bahwa pada masa itu telah terjadi proses penyebaran agama Islam, mulai

10
dari daerah pesisir dan kota-kota pelabuhan sampai ke pedalaman dan pusat Kerajaan Majapahit.
Adanya proses penyebaran Islam di Kerajaan Majapahit terbukti dengan ditemukannya nisan
makam muslim di Trowulan yang letaknya berdekatan dengan kompleks makam para bangsawan
Majapahit.
Pertumbuhan masyarakat muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannya dengan
perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam yang
telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di Kerajaan Samudra Pasai dan Malaka Untuk masa-
masa selanjutnya pengembangan Islam di tanah Jawa dilakukan oleh para ulama dan mubalig
yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).
Adapun Wali Sanga tersebut, sebagai berikut.
a. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
b. Raden Rahmat (Sunan Ampel)
c. Raden Aniul Yaqin atau Raden Paku (Sunan Gin)
d. Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang)
e. Raden Syahid (Sunan Kalijaga)
f. Raden Qasim/Raden Syarifudin (Sunan Drajat)
g. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
h. Jafar Shadiq (Sunan Kudus)
i. Raden Umar Said (Sunan Muria)
Di paruh awal abad 16 M, Pulau Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk merasa
tenteram dan damai dalam ayoman Kesultanan Demak di bawah kepemimpinan Sultan Syah
Alam Akbar al-Fatah atau Raden Patah Salokantara dan Jugul Muda adalah dua kitab undang-
undang Demak yang berlandaskan syariat Islam, di hadapan peraturan negen pengganti Majapahit
itu semua manusia sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah Swt. di dunia.
Dalam versi lain dewan Wali Sanga dibentuk sekitar 1474 M oleh Raden Rahmat (Sunan
Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat), Usman Haji (ayah
Sunan Kudus), Raden Ainul Yagin (Sunan Giri), Syekh Sutan Maharaja Raden Hamzah, dan
Raden Mahmud. Beberapa tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung
di dalamnya. Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai mubalig keliling. Di samping wali-wali
tersebut, masih banyak ulama yang dakwahnya satu koordinasi dengan Sunan Ampel, hanya saja
sembilan tokoh Wali Sanga yang dikenal selama ini memang memiliki peran dan karya yang
menonjol dalam dakwahnya.

11
3. Pulau Sulawesi
Pada abad ke-15, Pulau Sulawesi sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari
Sumatra, Malaka, dan Jawa Di Sulawesi terdapat kerajaan kerajaan yang besar dan terkenal, yaitu
Kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang. Letak Gowa Tallo berada di Kota Makassar,
maka Gowa Tallo disebut juga Kerajaan Makassar yang istananya terletak di Sumba Opu.
Pada tahun 1562-1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa
Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Mar Mandar dan Luwu. Pada masa itu,
di Gowa Tallo telah terdapat kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang cukup
besar. Kemudian atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan pengembangan
Islam menjadi lebih intensif dan mendapat kemajuan yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605
Raja Gowa yang bermama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan
Alaudin. Beliau menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Temate, bahkan secara pribadi beliau
bersahabat baik dengan Sultan Baabullah dari Ternate.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan kekuasaan-
nya Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukkan dan dislamkan. Demikian juga Bone, berhasil
ditaklukkan pada tahun 1611 M. Sejak saat itu Gowa menjadi pelabuhan transit yang sangat
ramai. Para pedagang dan barat yang hendak ke Maluku singgah di Gowa untuk mengisi
perbekalan, bahkan kemudian rempah-rempah dari Maluku dapat diperoleh di sana, terkadang
dengan harga yang lebih murah daripada di Maluku. Gowa menjadi pelabuhan dagang yang luar
biasa ramal, sehingga sering disinggahi para pedagang dan berbagai daerah dan mancanegara.
Hal ini tentu saja mendatangkan keuntungan yang sangat besar ditambah lagi persembahan dan
upeti dari daerah-daerah taklukannya, sehingga Kerajaan Gowa pun menjadi kerajaan yang kaya
raya dan disegani pada masanya.
4. Pulau Maluku dan Sekitarnya
Islam telah masuk dan berkembang di Maluku antara tahun 1400-1500 M (abad ke-15).
dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka, dan Jawa Mereka yang sudah beragama
Islam banyak yang pergi ke pesantren di Jawa Timur untuk mempelajari Islam.
Adapun raja-raja dari kerajaan di Maluku yang masuk Islam sebagai berikut.
a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di Kepulauan
Maluku, Papua, bahkan sampai ke Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.

12
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin
e. Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin pada tahun 1520
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Papua yang
disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang, dan para mubalig yang juga berasal dari
Maluku Daerah-daerah di Papua yang dimasuki Islam adalah Miso, Jalawati, Pulau Waigeo, dan
Pulau Gebe.
5. Pulau Kalimantan
Pulau Kalimantan yang letaknya lebih dekat dengan Pulau Sumatra dan Jawa ternyata
menerima kedatangan Islam lebih belakangan dibanding Sulawesi dan Maluku. Sebelum Islam
masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di
Negara Dipa, Daha, dan Kahuri yang terletak di hulu Sungai Nagara dan Amuntai Kimi.
Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan salah seorang Raja
Majapahit menikah dengan Putri Tanjung Buih. Hal tersebut tercatat dalam kitab negara
kertagama karya Empu Prapanca.
Menjelang kedatangan Islam, Kerajaan Daha diperintah oleh Maha Raja Sukarama
Setelah beliau meninggal digantikan oleh Pangeran Tumenggung. Hal ini menimbulkan kemelut
keluarga, karena Pangeran Samudra (cucu Maha Raja Sukarama) merasa lebih berhak atas tahta
kerajaan.
Akhirnya Pangeran Samudra dinobatkan menjadi Raja Banjar bileti para pengaku di
hanya yang membawahi daerah Mask the indian sung yang utak hilir anal Nagara Berdasarkan
hikayat Banjar, Pangeran Samudra meminta bantuan Kerajaan Demak untuk memerangi
Kerajaan Daha dengan perjanjian apabila Kermain Daha dapat dikalahkan maka Pangeran
Samudra beserta akyatnya t Situata berkat bantuan tentara Demak, Pangeran Tumenggung dari
Kerajaan Daha dapat bersedia masuk Islam dundukkan sesuai dengan perjanjian akriya Raje Bang
Pangeran Samudra beserta rakyatnya masuk Islam dan ia bergelar Sultan Guryamuliah. Menurut
A A. Conse separawan berkebangsaan Belanda dalam bukunya terjadi pada tahun 1550 M De
Kroniek van Banjarmasin 1928. peristiwa itu.
Sultan Suryamulilah memindahkan ibu kota kerajaannya dari Muara Bahan ke
Banjarmasin beng letaknya lebih strategis, sehingga mudah disinggah kapal-kapal yang
berukuran lebih besar Pada masa itu Sultan Suryamulah berhasil menaklukkan daerah Sambas,
Batanghan Sukadana, Kotawaringin Pambuang Sampit, Mendawal, Sabangan, dan sekitamya
Hampir bersamaan waktunya, daerah Kalimantan Timur telah pula didatangi oleh orang

13
orang Islam Berdasarkan hikayat Kutal, pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datanglah dua
orang ulama besar bernama Dato Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan Kedua ulama itu
datang ke Kutai setelah orang-orang Makassar masuk Islam. Dato Ribandang kemudian kembali
ke Makassar, sedangkan Tuanku Tunggang Parangan menetap di Kutal Raja Mahkota kemudian
masuk Istam setelah merasa kalah dalam ilmu kesaktian.

D. Gerakan-Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia


1. Gerakan Pendidikan dan Sosial
Kaum pembaru memandang, betapa pentingnya pendidikan dalam membina dan
membangun generasi muda. Mereka memperkenalkan sistem pendidikan sekolah dengan
kurikulum modem untuk mengganti sistem pendidikan istam tradisional seperti pesantren dan
surau. Melalui pendidikan, pola pikir masyarakat dapat diubah secara bertahap. Oleh sebab itu,
mereka mendinkan lembaga pendidikan dan mengembangkan organisasi sosial kemasyarakatan.
a. Sekolah Tawalib
Sekolah Tawalib berasal dan surau Jembatan Besi yang terletak di kawasan Padang
Panjang. Surau berarti langgar atau masjid. Lembaga pendidikan surau berani pengajian di
masjid, mirip dengan pesantren di Jawa. Syekh Abdullah Ahmad dan Haji Rasul pada tahun 1906
telah merintis perubahan sistem surau menjadi sistem sekolah. Pada tahun 1919 Haji Jalaluddin
Thaib menerapkan sistem kelas dengan lebih sempurna Beliau mengharuskan pemakaian bangku
dan meja kurikulum yang lebih baik, dan kewajiban pelajar untuk membayar uang sekolah Selain
itu, kepada para pelajar pun diperkenalkan koperasi pelajar guna memenuhi kebutuhan sehari-
han mereka.
b. Jamiat Khair
Organisasi Jamiat Khair didirikan di Jakarta oleh masyarakat Arab Indonesia pada tanggal
17 Juli 1905 Di antara pendirinya adalah Sayid Muhammad al-Fachir bin Syihab, Sayid Idrus bin
Ahmad bin Syihab, dan Sayid Sjehan bin Syihab Semuanya termasuk golongan sayid, yaitu kaum
ningrat atau bangsawan Arab Ada dua program yang diperhatikan Jamiat Khair, yaitu mendirikan
dan membina sekolah dasar serta menyeleksi dan mengirim para pelajar untuk mengikuti
pendidikan di Turki. Jamiat Khair tidak hanya menerima murid keturunan Arab, tetapi juga untuk
umum.

14
c. Al-Irsyad
Syeikh Ahmad Surkati adalah seorang Arab keturunan Sudan yang mengembuskan
semangat pembaruan dan persamaan dalam tubuh al-Irsyad Organisasi sosial ini didirikan oleh
kaum pedagang Arab di Jakarta Al-Irsyad memusatkan perhatiannya pada bidang pendidikan
dengan mendirikan sekolah dan perpustakaan Sekolah al-Irsyad banyak jenisnya. Ada sekolah
tingkat dasar sekolah guru dan program takhassus untuk memperdalam agama dan bahasa asing
Cabang-cabang al-Irsyad dibuka di Cirebon, Pekalongan, Bumiayu. Tegal, Surabaya, dan
Lawang Aktivitas organisasi ini lebih dinamis daripada Jamiat Khair, walaupun keduanya sama-
sama didirikan oleh masyarakat Arab Jika Jamiat Khair dikuasai oleh golongan sayid atau ingrat
maka al-Irsyad sabjika Jamiat menolak adanya perbedaan atau diskriminasi antara kaum elite
dengan golongan alit (kecil).
d. Persyarikatan Ulama Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Persyarikatan Ulama semula bernama Hayatul Qulub didirikan di Majalengka, Jawa
Barat, oleh K.H. Abdul Halim pla bermama Hayatul Quam adalah alumni Timur Tengah Beliau
menyerap ide-ide pemuanyang dikuskan oleh Muhammad Abdisa an Permaluddin al-Afgani, dua
tokoh pembaruan di Mesir Hayatul Qulub memusatkan perhatiannya pada bidang pendida
embannadenomi. Sejak 1917 namanya diubah Paenjadi Persyarikatan Ulama Perubahantial dan
ekonomiki dua tujuan, yaitu menyatukan para ulama dan mengajak mereka untuk menerapkan
cara-cara modem dalam mengelola pendidikan.
e. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 Organisasi ini sangat menekankan keseimbangan antara pendidikan agama dan
pendidikan umums, serta pendigaon kerampilan Kegiatan Muhammadiyah dipusatkan dalam
bidang pendidikan, dakwah dan amal sosial. Muhammadiyah mendinkan berbagai sekolah Islam
dengan corak pendidikan model Belanda, baik dalam metode pendidikan, jenjang, maupun
kunkulumnya Oleh karena itu, para alumni lembaga pendidikan Muhammadiyah diharapkan
memiliki akidah Islam yang kuat, sekaligus memiliäu keahlian untuk hidup di zaman modern.
Muhammadiyah merupakan ormas Islam besar yang memiliki satuan-satuan pendidikan dari
taman kanak-kanak hingga program pascasarjana.
f. Nahdlatul Ulama
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar Nahdlatul Ulama
didinkan pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan

15
ajaran Islam menurut paham Kitab Itigad Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan utama didirikannya
Nahdlatul Ulama di antaranya adalah memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan
mengamalkan ajaran Islam ahlusunnah wal-jamaah dengan mengikuti pola mazhab empat Imam
Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan imam Hambali serta mempersatukan langkah-langkah
para ulama dan pengikut-pengikutnya dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat serta martabat
manusia.
2. Gerakan Politik
Islam tidak dapat menerima penjajahan dalam segala bentuk Perjuangan umat Islam
dalam mengusir penjajah sebelum abad dua puluh dilakukan dengan kekuatan senjata dan bersifat
kedaerahan Pada awal abad dua puluh perjuangan tersebut dilakukan dengan mendinkan
organisasi modern yang bersifat nasional, baik ormas (organisasi sosial kemasyarakatan),
maupun orsospol (organisasi sosial politik). Melalui pendidikan, ormas memperjuangkan
kecerdasan bangsa agar sadar tentang hak dan kewajiban dalam memperjuangkan kemerdekaan
Dengan orsospol, kaum muslimin memperjuangkan kepentingan golongan Islam melalui
saluran politik yang diakui pemerintah penjajah. Misalnya, berjuang melalui parlemen Belanda
yang disebut Volksraad
Di antara partai politik Islam yang tumbuh sebelum zaman kemerdekaan adalah
Persaudaraan Muslimin Indonesia (Permi), Sarekat Islam (SI), dan Partai Islam Indonesia (PII),
SI didirikan di Solo pada tanggal 11 November 1911 sebagai kelanjutan dari Sarekat Dagang
Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi pada tanggal 16 Oktober 1905 SI kemudian
berubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) Partai Islam Masyumi pada awal
berdirinya merupakan satu-satunya partai politik Islam yang diharapkan dapat memperjuangkan
kepentingan seluruh golongan umat Islam dalam negara modern yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 Masyumı merupakan partai federasi yang menampung semua golongan
tradisional.

16
E. Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam di Indonesia
Segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam semesta pasti memiliki hikmah di balik
keberadaan maupun kejadian tersebut. Begitu juga dengan peristiwa sejarah, dengan adanya
sejarah terdahulu umat yang hidup pada masa setelahnya seharusnya mampu mengambil dan
memahami hikmah dari masa sebelumnya.
Adapun hikmah perkembangan Islam di Indonesia yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Memberikan dorongan positif dalam menegakkan kebenaran.
2. Menumbuhkan sikap percaya diri dalam menyampaikan kebenaran.
3. Membangun dan menanamkan sikap konstruktif dan dinamis.
4. Menumbuhkan sikap tenggang rasa dan bijaksana.

17
A. Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c,d, atau e padajawaban yang paling benar!

1. Menurut teori Mekah, Islam sudah masuk ke Indoesia pada abad ke-7, bukan abad 13,
pernyatan di bawah ini merupakan buktinya, kecuali . . . .
a.adanya makam Syekh Mukaidin di Baros tertanda tahun 674
b.berita Marco Polo yang pernah singgah di Sumatra tahun 1292
c.peranan bangsa Arab dalam menyebarkan Islam sambil berdagang
d.berita Tiongkok tentang Raja Ta Cheh mengirim utusan ke Kalingga
e.ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran tertanda tahun 1082
Jawaban:A

2. Kegiatan di bawah ini yang tidak termasuk strategi penyebaran dakwah Islam di Indonesia
adalah . . . .
a. pernikahan
b.ajaran tasawuf
c.akulturasi budaya
d.peperangan
e.perdagangan
Jawaban: D

3. Munculnya beberapa kerajaan Islam di Indonesia, menunjukkan bahwa Islam begitu mudah
diterima oleh masyarakat melalui pendekatan akulturasi budaya. Berikut ini yang bukan termasuk
akulturasi budaya adalah . . . .
a. ajaran Islam sangat lentur dan fleksibel memasuki tradisi lokal
b. ajaran Islam mempertimbangkan kondisi sosial Masyarakat
c. ajaran Islam mewajibkan adanya integrasi ilmu sosial
d. pengaruh ajaran Islam sejalan dengan fitrah manusia
e. adat dapat dijadikan sebagai landasan agama
Jawaban: B

4. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang berdakwah dan berkedudukan di . . . .
a. Gresik, Jawa Timur
b. Cirebon, Jawa Barat
c. Ngampel, Jawa Timur
d. Demak, Jawa Tengah
e. Kudus, Jawa Tengah
Jawaban: B

5. Gerakan pembaharu Islam yang berfokus kepada pemberantasan syirik dan bid’ah adalah . . .
a. Thawalib
b. Jam’iyat Khair
c. Al-Irsyad
d. Persatuan Ulama
e. Muhammadiyah
Jawaban:E

18
6. Bukti tertulis mengenai perkembangan Islam di Indonesia dapat dilihat dari batu nisan Fatimah
Binti Maimun di Leran, Gresik yang berangka tahun ….
a. 1080
b. 1081
c. 1082
d. 1083
e. 1084
jawaban : C

7. Pedagang Venes ia yang pemah singgah diAceh tahun 1292 bernama ….


a. Marcopolo
b. Maveopolo
c. Macciopolo
d. Nicopolo
e. Nikopolo
jawaban : A

8. Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan para
pedagang yang berasal dari negara berikut ini, kecuali ….
a. Arab
b.Yunani
c. Persia
d. Gujarat
e. Mesir
jawaban : B

9. Sebutan Wali Songo ditujukan pada ….


a. para ulama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa
b. sekelompok ulama yang menyebarkan agama Islam di Nusantara
c. kumpulan orang-orang suci dalam agama Islam
d. kumpulan pengurus masjid-masjid besar di Nusantara
e. Kumpulan orang-orang beragama islam
jawaban : A

10. Raja Demak pertama ialah ….


a. Pati Unus
b. Benowo
c.Trenggono
d. Raden Parah
e. Sunan prawata
jawaban : D

11. Kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia adalah ….


a. Aceh
b. Samudera Pasai
c. Demak
d. Malaka
e. Sriwijaya
19
jawaban : B

12. Pernyataan berikut ini cocok untuk menggam barkan kerajaan Samudera Pasai, kecuali .....
a. terletak di Lhoksemawe, Aceh Utara
b. merupakan kerajaan maritim dan per dagangan
c. Pernah mendapat kunjungan dari Ibnu Batutah pada 1345
d. didirikan oleh Paramisora atau Sultan Iskandar Syah
e. Kerajaan pertama bercorak islam pertama di indonesia
jawaban : D

13. Kapankah Islam masuk ke pulau Jawa ….


a. Tahun 647 M
b. Tahun 467 M
c. Tahun 674 M
d. Tahun 746 M
e. Tahun 800 M
jawab : C

14. Raja pertama kesultanan Demak adalah ….


a. Sunan Ampel
b. Sunan Kalijaga
c. Sultan Agung
d. Raden Fatah
e. Adipati unus
jawab : D

15. Tokoh yang berpedapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi adalah......
a. Shouck Hurgronye
b. Thomas W. Arnold
c. Van Der Pass
d. H. J. De Graaf
e. Thomas Alvaedison
jawab : A

16. Gelar raja Islam pertama di Nusantara adalah ….


a. Malikusaleh
b. Zainal Abidin
c. Sunan Giri
d. Raden Fatah
e. Sunan kalijaga
jawab : A

17. Datuk Ribandang dan Datuk Sulaiman merupakan tokoh yang menyiarkan agama Islam di...
a. Jawa
b. Sumatra
c. Kalimantan
d. Sulawesi
e. Papua
20
jawab : D

18. Agama Islam masuk di Lombok, Sumbawa, dan Flores dibawa oleh para mubalig asal….
a. Bugis
b. Sumatra
c. Jawa
d. Kalimantan
e. Gujarat
jawab : A

19. Kerajaan Islam pertama di pulau Jawa adalah ….


a. Kerajaan Demak
b.Kerajaan Mataram
c.Kerajaan Pagaruyung
d. Kerajaan Samudra Pasai
e. Kerajaan kutai
jawab : A

20. Karya siapakah Gending Maskumambang dan Mijil….


a. Sunan Gunung Jati
b. Sunan Drajat
c. Sunan Kudus
d. Sunan Muria
e. Sunan Ampel
jawab : D

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia untuk berpasang-pasangan menjadikan
umat bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di Indonesia perlu waktu yang berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan sewenang-wenang antar sesame manusia.

B. Saran
Demikianlah materi tentang Perkembangan Islam di Indonesia yang telah dijelaskan di
dalam makalah ini, semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para
pembaca, semoga makalah ini dapat meningkatkan wawasan bagi para pembaca. Dan semoga
kita selalu meningkatkan kualitas amal dan ibadah.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bacaanmadani.com/2018/03/soal-latihan-pai-materi-perkembangan.html?m=1
https://id.scribd.com/document/628954850/30-Soal-Perkembangan-Islam-di-Indonesia
https://www.slideshare.net/DhiarrafiiBintangMat/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia
https://id.scribd.com/document/374784101/Sejarah-Islam-Materi-kelas-XII
M.Latif,dkk.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII Semester
Gasal&Genap.Surakarta:CV Putra Nugraha

23

Anda mungkin juga menyukai