Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEISLAMAN

|
|
|
|
|
DISUSUN OLEH :
DAFFA ABHIRATH AGASTYA RIZKA PUTRA
KELAS X.6 / XF
MAN 2 KOTA MAKASSAR

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-nya . Atas berkat Allah SWT serta
berbagai upaya. Tugas makalah mata pelajaran SKI MAN 2 Kota
Makassar yang membahas tentang keislaman dapat diselesaikan
dengan lancar dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini , diketik berdasarkan informasi yang


berkaitan dengan keislaman yang diambil dari berbagai sumber di
internet . saya sebagai penulis makalah ini masih merasa makalah ini
kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan materi nya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan informasi
yang berharga untuk pendengar atau pembaca.

Makassar , 6 agustus 2023

2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN___________________________________________ 4
1.1 Latar Belakang Pembuatan Makalah_____________________________ 4
1.2 Tujuan ____________________________________________________ 4
1.3 Manfaat ___________________________________________________4
BAB 2 PEMBAHASAN MATERI
2.1 Pengertian Islam____________________________________________ 5
2.2 Sejarah Keislaman Dari Masa Ke Masa ___________________________ 6
2.3 Dasar-Dasar Islam___________________________________________ 11
2.4 Ajaran dan Prinsip-Prinsi Islam________________________________ 15
2.5 Nilai dan Etika Dalam Islam ____________________________________ 19
2.6 Ritual dan Ibadah Dalam Islam _________________________________ 22
2.7 Islam dan Tantangan Modern __________________________________ 24
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ________________________________________________27
3.2 Kata Penutup_______________________________________________ 27

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang pembuatan makalah
Pembuatan makalah ini berawal dari tugas yg diberikan mata pelajaran
SKI di kelas X6 yang membahas tentang keislaman.

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah sebagai informasi dan ilmu yg berharga yg
akan dibagikan untuk pembaca atau pendengar agar mengetahui apa
itu sebenarnya keislaman bagi umat muslim dan membuat umat
muslim sadar akan islam yang sebenarnya yang bukan hanya seabagai
status agama, makalah ini juga menyediakan informasi tentang sejarah
keislaman.

1.3 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah sebagai pendekatan umat muslim pada
keislaman dan Allah SWT , dan sebagai sumber informasi makna dan
sejarah keislaman di dunia.

4
BAB 2
PEMBAHASAN MATERI
2.1. Pengertian Islam
Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang
berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti memiliki arti
ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan Allah SWT.
Secara istilah Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW untuk umat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Inti ajarannya (rukun Islam) adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji
bila mampu.
Islam datang ke bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian
dengan sikap kepasrahan total kepada Allah SWT, sehingga seorang
yang beragama Islam akan mengutamakan kedaiaman pada diri sendiri
maupun pada orang lain. Juga keselamatan diri sendiri dan keselamatan
orang lain.
Dalam sebuah hadits Nabi SAW dikatakan:
‫م‬ ‫م‬ ‫س مل‬ ‫س ل َّ ل‬
ْ‫هد ميو م ْ منا مس مْ سن ُ لِ سْ مُ لِمْ َ مُْ ْ سن ُ لِ سْ مُ ل‬، ‫نْ لا‬
‫ُهس ُ ُس اهن ْن َرا ْن هُ ِه م‬
Artinya:
Seorang muslim itu yang menyelamatkan muslim yang lain dari
perkataannya, dan dari perbuatan tangannya, dan orang yang berhijrah
adalah orang yang berhijrah dari sesuatu yang dilarang Allah. (HR.
Nasa’i).

5
2.2 sejarah keislaman dari masa ke masa
A.Periode Klasik
Periode klasik dibagi ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi,
dan kemajuan (650 M–1000 M) dan fase disintegrasi (1000 M–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa
Bani Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh
Islam kemudian meluas dari Afrika Utara sampai Spanyol di belahan
Barat. Lebih lanjut, perluasan ini menyentuh Persia hingga ke India di
belahan Timur.
pada masa ini ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-
kota Spanyol, seperti Cordoba dan Granada. Beberapa bangunan
dengan arsitektur megah juga dibangun, seperti istana Az Zahra
Cordoba dan istana Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini, yaitu Imam Malik, Imam
Abu Anifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ibn Hambal dalam bidang fikih.
Adapun dalam bidang teologi muncul Imam al-Asya’ri, Imam al-
Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam, dan Al-Jubba’i.
Pada masa ini, perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan
bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab dimulai oleh Abdul Malik. Orang–orang
bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab. Untuk
menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab,
terutama pengetahuan pemeluk–pemeluk Islam baru dari bangsa–
bangsa bukan Arab, perhatian kepada bahasa Arab, terutama tata
bahasanya mulai diperhatikan. Inilah yang mendorong Imam Sibawaih
untuk menyusun al–Kitab, yang selanjutnya menjadi pegangan dalam
masalah tata bahasa Arab.

6
Perhatian kepada syair Arab Jahiliah timbul kembali dan penyair–
penyair Arab baru mulai muncul, misalnya Umar bin Abu Rabi’ah (w.
719 M), Jamil al–Udhri (w. 701 M), Qays bin al–Mulawwah (w. 699 M)
yang dikenal dengan nama Laila Majnun, al–Farazdaq (w. 732 M), Jarir
(w. 792 M), dan al–Akhtal (w. 710 M). Selain itu, perhatian dalam
bidang tafsir, hadis, fikih, dan ilmu kalam pada zaman ini juga mulai
muncul. Inilah yang kemudian memunculkan nama–nama seperti Hasan
al–Bashri, Ibnu Syihab al–Zuhri, dan Washil bin Atha’. Kufah dan
Bashrah di Irak menjadi pusat dari kegiatan–kegiatan ilmiah ini.

Sayangnya, pada fase disintegrasi keutuhan umat Islam dalam bidang


politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu
Khan pada 1258. Kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai
runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.

B.Periode Pertengahan
Sama halnya dengan periode klasik, peradaban Islam pada periode
pertengahan juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan
fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 M–1500 M),
desentralisasi dan disintegrasi meningkat.

Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di
Mesir terdiri atas Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara.
Sementara bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri atas Balkan, Asia
kecil, Persia dan Asia tengah.

7
Pada fase tiga kerajaan besar (1500 M–1700 M), perhatian terhadap
ilmu pengetahuan sangat kurang. Hasilnya, umat Islam semakin
mundur saat tiga kerajaan besar mendapat banyak tekanan. Kekuatan
militer dan politik pun menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh
serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja
India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan
oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis.

Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj


Mahal di Agra, benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan
gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Pada masa ini, tarekat terus
mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat Islam. Selain Arab dan
Persia, Turki dan India muncul sebagai kerajaan besar. Inilah yang
membuat bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai muncul sebagai bahasa
penting dalam Islam, tetapi kedudukan bahasa Arab menjadi bahasa
persatuan semakin menurun.

Kemajuan Islam pada era ini lebih banyak berpusat di bidang politik.
Selain itu, Barat juga mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan
ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh,
melalui Afrika Selatan dan ditemukannya Amerika oleh Columbus tahun
1492 M. Namun demikian, kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah
jika dibandingkan dengan kekuatan Islam.

8
C. Periode Modern
Periode modern (1800 M–sekarang) merupakan zaman kebangkitan
umat Islam yang mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban
baru yang lebih tinggi. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir pada
tahun 1801 M membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir,
akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja-raja dan para
pemuka Islam mulai memikirkan cara meningkatkan mutu dan
kekuatan umat Islam kembali.

Kontak Islam dengan Barat sejak masa ini sangat berbeda dengan
kontak Islam dengan Barat periode klasik. Pada waktu itu, Islam sedang
naik dan Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam
tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang.

Dengan demikian, timbullah sesuatu yang disebut pemikiran dan aliran


pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam
mengeluarkan pemikiran-pemikiran cara membuat umat Islam maju
kembali, sebagaimana yang terjadi pada periode klasik. Usaha-usaha ke
arah itu mulai dijalankan di kalangan umat Islam. Namun, Barat di sisi
lain juga bertambah maju dalam hal itu.

Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni
kebangkitan awal (1800–1967) dan kebangkitan kedua (1967–
sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran
pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer,
sosial, dan budaya.

9
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel
tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Inilah yang kemudian
menyebabkan berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan
metodologis dalam rangka pembaharuan Islam pada era kontemporer.

Beberapa tokoh pembaharu atau modernisasi di kalangan dunia Islam,


yaitu Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia; Muhammad Abduh,
Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir; Sayyid
Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad Iqbal di India; H. Abdul
Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy’ari di
Indonesia; dan masih banyak yang lainnya.

10
2.3 Dasar-dasar Islam
Untuk mengetahui dasar- dasar secara singkat dapat dikemukakan di
sini ayat alqur‟an yang dapat memberikan gambaran makna dan
pemahaman tentang Islam. Jika
kita mengkaji Al-qur‟an, dapat ditemuakan bahwa kata Islam disebut
sebanyak 8 kali
dalam Al-qur‟an, dari 8 ayat tersebut sebenarnya ada beberapa dasar
yang
menjelaskan pemahaman kita tentang Islam, Yaitu:
‫ب‬
1. ‫ اسًي‬: sepenuhnya bersumber dari Rabb
Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT bukan dari
manusia sedangkan Nabi Muhammad SAW tidak membuat agama ini
tapi beliau hanya menyampaikan. Karenanya dalam kepastiannya Nabi
berbicara berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya Allah
berfirman : “ Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa
nafsunya ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” QS.
An-Najm :3-
ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah
menjamin kemurnian Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-
Hijr ayat 9 yang artinya “ sesungguhnya kami telah menurunkan Al-
Qur‟an dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”
Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt
sebagai Rabb dengan segala konsekuensinya yakni mengabdi hanya
kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang yang rabbani artinya
memiliki sikap dan prilaku

11
dari nilai-nilai yg datang dari Allah Swt Allah berfirman dalam Surah Al-
imran 79 yg artinya “Tidak wajar bagi manusia yg Allah berikan
kepadanya Al kitab hikmah dan kenabian lalu dia berkata kepada
manusia “hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan
penyembah Allah‟ tapi dia berkata “hendaklah kamu menjadi orang-
orang rabbani krn kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap
mempelajarinya.”
2. komprehensif : ‫شيه ل‬
Sebagai ajaran yang komprehensif, Islam memiliki beberapa
karakteristik Yang pertama, Islam merupakan agama yang tidak dibatasi
oleh dimensi ruang dan waktu. Islam tidak mengenal sekat-sekat
geografis. Islam sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya juga
berlaku sampai kapan pun, tak peduli di zaman teknologi secanggih apa
pun. Islam tetap berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. Setelah
kita paham akan hal tersebut, maka tidak ada lagi istilah bahwa di
zaman modern, ajaran-ajaran Islam sudah tidak relevan lagi. Dalam arti
yang komprehensif ini meliputi beberapa aspek yaitu :
a. Islam adalah agama yang menyentuh seluruh isi kehidupan manusia
b. Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh sisi
kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat,
akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan
undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam,
penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran.
Ia adalah aqidah yang lurus, ibadah yang benar, tidak kurang tidak
lebih.

12
c. Islam adalah agama sepanjang masa.
d.Islam yang berarti penyerahan diri kepada Allah, dan ber-Tauhid
kepada Allah, adalah agama masa lalu, hari ini dan sampai akhir zaman
nanti.
e. Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang aqidah
Aqidah Islam adalah aqidah yang lengkap dari sudut manapun Ia
mampu menjelaskan persoalan-persoalan besar kehidupan ini Ia tidak
hanya ditetapkan berdasarkan instink/perasaan atau logika semata,
tetapi aqidah Islam diyakini berdasarkan wahyu yang dibenarkan oleh
perasaan dan logika
f. Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang ibadah
ibadah dalam Islam menjangkau keseluruhan wujud manusia secara
penuh. Seorang muslim beribadah kepada Allah dengan lisan , fisik,
hati, akal, dan bahkan kekayaannya.
g. Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang akhlaq
Akhlaq Islam memberikan sentuhan kepada seluruh sendi kehidupan
manusia dengan optimal.
h.Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang hukum
Syariah Islam tidak hanya mengurus individu tanpa memperhatikan
masyarakatnya, atau masyarakat tanpa memperhatikan individunya.

13
3.universal : ‫م‬
‫عيل ي‬
Islam sebagai agama universal, universal artinya bersifat menyeluruh,
berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia. Firman Allah
SWT. “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam. (Qs. Al-Anbiya:107)
Dahulu sebelum masa kepemimpinan Nabi Muhammad. Islam masih
bersifat local. Namun, dimasa kepemimpinan nabi Muhammad. Islam
menjadi agama yang luas dan menyeluruh untuk segenap manusia.
4. ‫ ف طري‬: mencakup segala fitrah kemanusiaan
Islam adalah agama fitrah. Islam tidak akan pernah bertentangan
dengan fitrah dan akal manusia, sebagaimana firman Allah SWT: Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”( ArRuum:30)
Islam memperhatikan akal dan mengajak berfikir, mencela kebodohan
dan taqlid buta. Allah SWT berfirman :(apakah kamu Hai orang musyrik
yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat
dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.“( QS. Az-zumar:9)
Islam meliputi ‚aqidah dan syari‟at ( keyakinan dan pedoman hidup).
Islam telahsempurna dalam ‚aqidah, ajaran syari‟at dan seluruh aspek
kehidupan.

14
2.4 Ajaran Dan Prinsip-Prinsip Islam
a. Rukun Islam
Lima Rukun Islam adalah lima pilar utama ajaran Islam yang menjadi
dasar bagi setiap Muslim dalam menjalankan ibadah dan memperkuat
hubungannya dengan Allah. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
setiap Rukun Islam:
1. Syahadah (Pengakuan Keimanan): Syahadah merupakan pilar
pertama dalam Islam dan merupakan pernyataan keimanan
seorang Muslim. Syahadah berbunyi, "Ashhadu alla ilaha illallah,
wa ashhadu anna Muhammadur Rasulullah," yang artinya, "Aku
bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah." Dengan mengucapkan syahadah, seseorang
menyatakan keyakinannya bahwa Allah adalah satu-satunya
tuhan yang berhak disembah dan Muhammad adalah Nabi
terakhir yang diutus Allah untuk membawa ajaran-Nya kepada
umat manusia.
2. Shalat (Salat): Shalat adalah kewajiban rutin bagi setiap Muslim
untuk berkomunikasi dengan Allah secara langsung. Shalat
dilakukan lima kali sehari pada waktu-waktu tertentu: Subuh,
Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Dalam shalat, seorang Muslim
berkomunikasi, berdoa, dan menghadap Allah dengan tunduk dan
khusyuk. Shalat memiliki banyak manfaat, antara lain
mengingatkan seseorang akan kehadiran Allah dalam setiap aspek
kehidupan dan memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya.
3. Zakat (Pembayaran Zakat): Zakat adalah kewajiban memberikan
sebagian harta kekayaan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya dalam rangka membantu kaum fakir miskin dan
memperbaiki kesejahteraan sosial. Zakat merupakan bentuk

15
pengabdian dan persaudaraan sosial dalam Islam. Jumlah zakat
yang harus dikeluarkan adalah 2,5% dari total kekayaan yang
mencapai nisab (ambang batas) tertentu. Dengan membayar
zakat, seorang Muslim memperkuat rasa empati dan keterikatan
dengan sesama makhluk Allah.
4. Puasa Ramadan (Shaum): Puasa Ramadan adalah ibadah yang
dilakukan selama bulan Ramadan, yaitu bulan kesembilan dalam
kalender Hijriyah. Selama bulan ini, umat Muslim berpuasa mulai
dari terbit fajar hingga terbenam matahari, menahan diri dari
makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa. Puasa
Ramadan merupakan bentuk pengendalian diri dan pengorbanan
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, memurnikan jiwa,
dan menyadari betapa pentingnya nikmat-Nya.
5. Haji (Pilgrimage): Haji adalah ibadah ziarah ke Baitullah di
Makkah, Saudi Arabia, yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim
yang memiliki kemampuan fisik dan keuangan sekurang-
kurangnya sekali seumur hidup. Haji dilakukan pada bulan
Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah. Haji merupakan
peristiwa besar dalam kehidupan seorang Muslim, di mana
mereka berkumpul dari seluruh penjuru dunia untuk menyatukan
diri dalam mengabdikan diri kepada Allah. Rangkaian ritual haji
meliputi Tawaf, Sa'i, Wukuf di Arafah, dan melempar jumrah
sebagai simbol penyucian diri dari dosa dan kembali kepada Allah.
Lima Rukun Islam merupakan fondasi utama dalam praktik keagamaan
seorang Muslim. Dengan memahami dan mengamalkan lima pilar ini,
seorang Muslim dapat memperkuat iman, mendekatkan diri kepada
Allah, serta menciptakan harmoni dan solidaritas dalam masyarakat.

16
b.Rukun Iman
Enam Rukun Iman adalah enam prinsip keimanan dalam agama Islam yang
menjadi landasan utama keyakinan bagi setiap Muslim. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang setiap Rukun Iman dan maknanya dalam kehidupan sehari-hari:
1. Iman kepada Allah (Iman Bilah): Maknanya adalah percaya dan meyakini
bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang Maha Esa, tidak memiliki
sekutu, dan segala sesuatu di dunia ini adalah ciptaan-Nya. Dalam
kehidupan sehari-hari, makna ini mengajarkan kita untuk selalu
mengandalkan dan tawakal kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Kita harus mengandalkan-Nya dalam segala hal, berdoa, dan meminta
pertolongan-Nya dalam setiap permasalahan yang kita hadapi.
2. Iman kepada Malaikat (Iman Bil-Malaikah): Maknanya adalah meyakini
keberadaan malaikat sebagai makhluk halus yang diciptakan oleh Allah
untuk menjalankan tugas-tugas tertentu, seperti menyampaikan wahyu,
mencatat amal perbuatan manusia, dan lain-lain. Makna ini mengajarkan
kita untuk selalu berlaku baik dan menjauhi perbuatan dosa, karena
malaikat selalu mencatat amal perbuatan kita dan melaporkannya kepada
Allah. Kita harus selalu berusaha melakukan amal baik agar mendapat
catatan yang baik pula di hadapan Allah.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah (Iman Bil-Kutub): Maknanya adalah meyakini
bahwa Allah menurunkan kitab-kitab-Nya sebagai petunjuk hidup bagi
umat manusia. Kitab-kitab tersebut antara lain adalah Taurat, Zabur, Injil,
dan Al-Quran sebagai kitab terakhir yang merupakan petunjuk sempurna
untuk seluruh umat manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, makna ini
mengajarkan kita untuk mengambil hikmah dan petunjuk dari kitab-kitab
tersebut dalam menjalani kehidupan agar lebih benar, adil, dan bermanfaat
bagi diri sendiri dan sesama.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah (Iman Bil-Rusul): Maknanya adalah meyakini
dan mengimani seluruh rasul yang diutus Allah untuk membawa wahyu dan
petunjuk-Nya kepada umat manusia. Rasul-rasul tersebut antara lain Nabi
Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW
sebagai rasul terakhir. Dalam kehidupan sehari-hari, makna ini mengajarkan

17
kita untuk mengikuti teladan dan ajaran yang dibawa oleh para rasul
sebagai contoh kehidupan yang baik dan benar. Kita harus mengambil
hikmah dari kehidupan mereka untuk dijadikan pegangan dalam
menghadapi berbagai situasi dalam hidup.
5. Iman kepada Hari Kiamat (Iman Bil-Yawm Al-Akhir): Maknanya adalah
meyakini bahwa akan ada kehidupan setelah mati dan setiap manusia akan
dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatannya di dunia. Dalam
kehidupan sehari-hari, makna ini mengajarkan kita untuk selalu bertindak
jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan, karena kita akan
bertanggung jawab di hadapan Allah kelak di akhirat.
6. Iman kepada Takdir (Iman Bil-Qadar): Maknanya adalah meyakini bahwa
segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah dan
tidak ada yang bisa mengubah takdir-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari,
makna ini mengajarkan kita untuk menerima takdir dengan ikhlas dan
berserah diri kepada Allah dalam menghadapi cobaan, kesulitan, dan
kegembiraan dalam hidup. Kita harus berusaha sebaik mungkin, namun
tetap menyadari bahwa hasil akhir adalah kehendak Allah.
Makna dari keenam Rukun Iman ini membentuk dasar keyakinan dan prinsip
hidup seorang Muslim. Dengan mengamalkan dan memahami Rukun Iman,
seorang Muslim dapat memperkuat iman, mengembangkan karakter baik, dan
menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

18
2.5 Nilai Dan etika dalam Islam
Pentingnya memiliki akhlak yang baik (akhlaqul karimah) dalam Islam sangat
ditekankan dalam Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Akhlak yang baik
merupakan bagian integral dari ajaran Islam dan merupakan fondasi dalam
membentuk karakter yang mulia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
memiliki akhlak yang baik sangat penting dalam Islam:
1. Menjadi Teladan: Seorang Muslim harus berusaha menjadi teladan yang
baik bagi orang lain. Dengan memiliki akhlak yang baik, kita dapat
menginspirasi orang lain untuk berperilaku sama dan mengamalkan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mempererat Hubungan Sosial: Akhlak yang baik membantu mempererat
hubungan sosial antara individu dan masyarakat. Sikap rendah hati,
pemaaf, dan murah hati dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan
damai.
3. Mendekatkan Diri kepada Allah: Akhlak yang baik merupakan bentuk
ibadah dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hadis, Nabi
Muhammad SAW bersabda, "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia" (HR. Ahmad). Dengan memperbaiki akhlak, kita memperkuat
ikatan spiritual dengan Allah.
4. Menjaga Nama Baik Islam: Seorang Muslim yang memiliki akhlak yang baik
mencerminkan kebaikan Islam itu sendiri. Sikap baik dan perilaku yang
santun akan memberikan citra positif tentang agama Islam di mata orang
lain.
Contoh-contoh Adab dalam Berbagai Situasi:
1. Adab dalam Berbicara:
 Berbicara dengan lembut dan sopan kepada orang lain.
 Tidak menyela saat orang lain berbicara.
 Tidak menggunjing atau menyebarkan fitnah tentang orang lain.

19
2.Adab di Tempat Ibadah:
 Menjaga kebersihan diri sebelum masuk ke tempat ibadah.
 Berjalan dengan tenang dan tunduk ketika berada di dalam masjid.
 Tidak menggunakan ponsel atau berbicara keras saat berada di dalam
masjid.
3. Adab Makan dan Minum:
 Membaca doa sebelum dan sesudah makan dan minum.
 Makan dengan tangan kanan dan menghindari makan berlebihan.
 Menjaga kebersihan meja makan dan tempat makan.
4. Adab dengan Orang Tua dan Guru:
 Berbicara dengan sopan dan menghormati orang tua dan guru.
 Mendengarkan dengan penuh perhatian saat orang tua atau guru
berbicara.
 Tidak memotong ucapan orang tua atau guru.
5. Adab dalam Berdagang:
 Jujur dan adil dalam bertransaksi.
 Tidak menipu atau memanipulasi harga barang.
 Memberikan kualitas produk atau jasa yang baik.
6. Adab dalam Berinteraksi dengan Tetangga:
 Saling menghormati dan membantu tetangga dalam kebutuhan sehari-hari.
 Tidak mengganggu ketenangan dan kedamaian tetangga.
7. Adab dalam Menghadapi Kemarahan:
 Menahan diri dan tidak marah dengan mudah.
 Mengendalikan emosi dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi
konflik.

20
8.Adab saat Berkendara:
 Menghormati pengguna jalan lain dengan mengutip doa keselamatan
sebelum berangkat.
 Tidak berkendara dengan tergesa-gesa dan mematuhi peraturan lalu lintas.
Semua contoh adab di atas merupakan contoh dari ajaran Islam yang
mengajarkan tentang perilaku yang baik dan sopan santun dalam berbagai situasi
kehidupan. Dengan mengamalkan adab-adab ini, seorang Muslim dapat
mencerminkan akhlak yang baik dan memberikan dampak positif pada lingkungan
sekitarnya.

21
2.6 Ritual dan ibadah dalam Islam
Shalat, zakat, puasa, dan haji adalah empat pilar utama dalam agama Islam.
Keempat ibadah ini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang
Muslim, baik secara individu maupun dalam membentuk masyarakat yang
berlandaskan nilai-nilai Islam. Berikut adalah pentingnya masing-masing ibadah
tersebut dalam kehidupan seorang Muslim:
1. Shalat: Shalat merupakan kewajiban rutin yang dilaksanakan lima kali sehari
oleh setiap Muslim. Pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim
antara lain:
 Menjalin Komunikasi dengan Allah: Shalat adalah bentuk komunikasi
langsung seorang hamba dengan Allah. Melalui shalat, seorang Muslim
berbicara, berdoa, dan berserah diri kepada Allah.
 Mengingatkan tentang Kehadiran Allah: Shalat mengingatkan seseorang
bahwa Allah senantiasa mengawasi dan memberi perhatian terhadap
hambanya, sehingga membentuk kesadaran akan pengawasan-Nya dalam
setiap aspek kehidupan.
 Mengikat Kebersamaan Umat Muslim: Shalat berjamaah di masjid
membentuk rasa kebersamaan dan persatuan antara umat Muslim,
sehingga memperkuat ikatan sosial dan kesatuan sebagai umat Islam.
2. Zakat: Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu untuk
memberikan sebagian harta kekayaannya kepada orang yang berhak
menerima dalam rangka membantu fakir miskin dan meningkatkan
kesejahteraan sosial. Pentingnya zakat dalam kehidupan seorang Muslim
antara lain:
 Memperkuat Solidaritas Sosial: Zakat memperkuat ikatan solidaritas sosial
dalam masyarakat, di mana mereka yang berkecukupan berbagi dengan
yang kurang beruntung, menciptakan keadilan dan keseimbangan sosial.
 Menghindari Sifat Kikir dan Tamak: Zakat mengajarkan untuk menghindari
sifat kikir dan tamak, karena dengan memberikan zakat, seorang Muslim
menyadari bahwa harta yang dimiliki adalah amanah dari Allah dan harus
digunakan untuk kepentingan bersama.

22
3. Puasa: Puasa adalah ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan, di
mana umat Muslim menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang
membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Pentingnya
puasa dalam kehidupan seorang Muslim antara lain:
 Menyucikan Jiwa dan Mendekatkan Diri kepada Allah: Puasa merupakan
bentuk pengendalian diri dan pengorbanan untuk mengikuti perintah Allah.
Melalui puasa, seorang Muslim dapat membersihkan jiwa dan
mendekatkan diri kepada Allah.
 Mengembangkan Kualitas Ketaqwaan: Puasa membantu mengembangkan
kualitas ketaqwaan, yaitu kesadaran untuk selalu berbuat baik dan
menjauhi perbuatan dosa, karena Allah senantiasa mengawasi.
4. Haji: Haji adalah ibadah ziarah ke Baitullah di Makkah yang wajib dilakukan
oleh setiap Muslim yang mampu sekurang-kurangnya sekali seumur hidup.
Pentingnya haji dalam kehidupan seorang Muslim antara lain:
 Menyucikan Diri dari Dosa: Haji merupakan ibadah penyucian diri dari dosa-
dosa sebelumnya dan kesempatan untuk memulai lembaran baru dalam
kehidupan.
 Mengenalkan Kebersamaan di Antara Umat Muslim: Haji adalah momen di
mana umat Muslim dari berbagai belahan dunia berkumpul dalam
kebersamaan, menyatukan ikatan persaudaraan sebagai umat Islam.
Keempat ibadah di atas merupakan cerminan kesucian dan keutamaan dalam
agama Islam. Melalui shalat, zakat, puasa, dan haji, seorang Muslim dapat
memperkuat iman dan hubungannya dengan Allah, serta memberikan dampak
positif dalam membentuk masyarakat yang bermoral dan berakhlak mulia.

23
2.7 Islam dan tantangan modern
a. Bagaimana Islam beradaptasi dengan perubahan zaman dan tantangan yang
dihadapi dalam era modern ?
Islam sebagai agama yang universal dan mengandung prinsip-prinsip yang
fleksibel, memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan
tantangan dalam era modern. Beberapa cara Islam beradaptasi adalah sebagai
berikut:
1. Interpretasi dan Ijtihad: Dalam Islam, terdapat prinsip ijtihad yang
memungkinkan para ulama untuk melakukan interpretasi hukum
berdasarkan prinsip-prinsip dasar Islam dan konteks zaman yang berbeda.
Ijtihad memungkinkan penyesuaian hukum dan aturan dalam Islam agar
tetap relevan dan sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman.
2. Pendidikan dan Kebijakan Sosial: Perubahan zaman dan tantangan modern
seperti kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam menghadapi
tantangan ini, Islam mendorong penguatan sistem pendidikan dan
kebijakan sosial yang memadukan nilai-nilai Islam dengan pengetahuan dan
kebutuhan zaman.
3. Dialog Antaragama dan Toleransi: Islam mendorong dialog dan interaksi
yang harmonis antara pemeluk agama yang berbeda. Meningkatnya
kesadaran tentang pluralitas agama dan budaya di era modern menuntut
Islam untuk lebih mendorong toleransi dan pengertian antarumat
beragama.
4. Penggunaan Teknologi dan Media Sosial: Islam beradaptasi dengan
perubahan teknologi dan media sosial untuk menyampaikan pesan dan
nilai-nilai Islam kepada umatnya. Buku elektronik, podcast, situs web, dan
media sosial digunakan untuk menyebarkan informasi keagamaan dan
mendekatkan umat kepada ajaran Islam.
5. Peran Perempuan dan Pemuda: Islam berusaha untuk memberdayakan
perempuan dan pemuda, menghargai peran dan kontribusi mereka dalam
masyarakat. Dalam era modern, Islam mendukung kesetaraan gender dan

24
pemberdayaan perempuan serta memberikan kesempatan dan peran aktif
bagi pemuda dalam membangun masyarakat.
6. Pemanfaatan Sains dan Teknologi: Islam mendorong umatnya untuk
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mencapai kemajuan
dan kesejahteraan umat manusia. Penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam didukung dan dipandang
sebagai bentuk ibadah.
Penting untuk diingat bahwa meskipun Islam beradaptasi dengan perubahan
zaman dan tantangan era modern, prinsip-prinsip dan ajaran dasar Islam yang
bersumber dari Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW tetap tidak berubah.
Adaptasi yang dilakukan tidak boleh mengubah esensi ajaran Islam, tetapi
sebaliknya, harus mempertahankan nilai-nilai Islam yang universal dan abadi.

B.pemahaman islam tentang teknologi,ilmu pengetahuan dan isu-isu


kontemporer
Pemahaman Islam tentang teknologi, ilmu pengetahuan, dan isu-isu sosial
kontemporer adalah hal yang kompleks dan selalu berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Islam mengakui nilai positif dan manfaat dari teknologi
dan ilmu pengetahuan, serta memberikan pandangan tentang isu-isu sosial
kontemporer dengan dasar dari ajaran agama dan prinsip-prinsip etika. Beberapa
pemahaman Islam terkait hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teknologi dan Ilmu Pengetahuan:
 Islam mendorong pencarian ilmu pengetahuan dan penemuan teknologi
yang bermanfaat bagi umat manusia. Pencarian ilmu pengetahuan
dipandang sebagai bentuk ibadah karena mengembangkan pengetahuan
dan kebijaksanaan manusia (al-Hadis).
 Teknologi dan ilmu pengetahuan harus digunakan untuk tujuan yang baik
dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Penggunaan teknologi yang melanggar
prinsip-prinsip etika atau merugikan orang lain tidak diperbolehkan dalam
Islam.

25
 Islam menekankan pentingnya mendekati fenomena alam dengan cara
ilmiah dan mengamati tanda-tanda kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya
sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta.
2. Isu-isu Sosial Kontemporer:
 Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial: Islam mengajarkan tentang
pentingnya membantu orang yang kurang beruntung melalui zakat dan
infak untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial.
 Hak Asasi Manusia: Islam mengakui hak asasi manusia yang dijamin oleh
agama dan etika Islam, termasuk hak atas hidup, kebebasan beragama, dan
perlindungan hak perempuan dan anak-anak.
 Lingkungan Hidup: Islam mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan dan
alam sebagai amanah dari Allah. Manusia dianggap sebagai khalifah di bumi
yang bertanggung jawab atas pelestariannya.
3. Etika dalam Penggunaan Teknologi dan Media Sosial:
 Islam menekankan pentingnya etika dalam menggunakan teknologi dan
media sosial. Menghindari fitnah, gosip, dan penyebaran berita palsu
adalah bagian dari akhlakul karimah (akhlaq yang mulia).
 Menjaga privasi dan tidak menyalahgunakan teknologi untuk tujuan negatif
adalah nilai-nilai etika yang diajarkan dalam Islam.
Pemahaman Islam tentang teknologi, ilmu pengetahuan, dan isu-isu sosial
kontemporer didasarkan pada ajaran Islam yang menyediakan kerangka etika dan
nilai-nilai moral untuk menghadapi perkembangan zaman. Dalam menghadapi
berbagai isu kontemporer, umat Muslim diharapkan untuk menerapkan ajaran
Islam dengan bijaksana dan memahami konteks zaman untuk mencapai kemajuan
dan kesejahteraan yang berlandaskan nilai-nilai agama.

26
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan: Keislaman sebagai agama universal memberikan pedoman bagi
kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek. Ajaran dan praktik keagamaan
dalam Islam membentuk karakter dan moralitas individu Muslim, sementara
peran Islam dalam masyarakat adalah menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan
kesejahteraan sosial. Dengan menghadapi berbagai tantangan, keislaman
menawarkan peluang untuk menciptakan masyarakat yang berdaya, harmonis,
dan menghargai perbedaan.

3.2 Kata Penutup


Dalam makalah ini, telah diuraikan tentang kepentingan memiliki akhlak yang baik
dalam Islam dan bagaimana akhlak yang baik mempengaruhi kehidupan seorang
Muslim dalam berbagai situasi. Akhlakul karimah menjadi landasan utama untuk
membentuk karakter yang mulia dan membangun hubungan harmonis dengan
sesama. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, mari kita tetap berpegang pada
nilai-nilai etika Islam dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan menjalankan
akhlak yang baik, kita akan menjadi teladan yang baik dan berkontribusi pada
masyarakat yang lebih bermartabat dan sejahtera.
Terakhir, sebagai sebuah pesan dari Nabi Muhammad SAW, "Sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Mari kita terus berusaha
menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang mulia dan menerapkan ajaran Islam
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang pentingnya akhlakul karimah dalam Islam dan memotivasi kita untuk
selalu berupaya meningkatkan akhlak kita sebagai hamba Allah.

27

Anda mungkin juga menyukai