Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Masa Kejayaan Islam

Dibuat oleh :

Nama :M.Irza Akbari

Kelas : XI Multimedia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul ”MASA KEJAYAAN
ISLAM”  dengan sebaik baiknya. 
Adapaun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas PAg
yang telah diberikan oleh  Bapak H.Maruan, S.Pd.I Selain itu makalah ini juga di buat
sebagai suatu kajian terhadap pengetahuan mengenai MASA KEJAYAAN ISLAM.
Dengan memaparkan materi antara lain : MASA KEJAYAAN ISLAM.
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikan serta saran sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang ada dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun:

M.Irza Akbari
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti perabadan lain, Islam juga mengalami beberapa periode dalam sejarah. Ada
satu periode dimana Islam bisa menunjukan eksistensinya di Eropa bahkan dunia.
Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim bisa
memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan.
Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun dengan
menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas Agama Islam dimana yang Insya Allah
akan dipresentasikan untuk bahan diskusi menjelang semester ganjil 2014/2015. Ada
pun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang
bagaimana masa kejayaan Islam, untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan islam.
Dan mengetahui sederetan tokoh-tokoh masa kejayaan islam dsb.
1. Periode Sejarah Islam
Harun Nasution dalam bukunya yang berjudul “ Islam Ditinjau dari Berbagai
Aspeknya” membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar berikut.
1. Periode Klasik (650-1250)
Periode Klasik merupakan periode Kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua
fase, yaitu:
a. Fase ekspansi dan integrasi, (650-1000),
b. Fase disintegrasi (1000-1250).
2. Periode pertengahan (1250-1800)
Periode pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang dibagi ke
dalam dua fase, yaitu:
a. Fase kemunduran (1250-1500 M), dan
b. Fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500-1800), yang dimulai dengan
zaman kemajuan (1500-1700), dan zaman kemunduran (1700-1800).
c. Periode modern (1800-dan seterusnya)
Periode modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang
ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.

a. Masa Kejayaan Islam


Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut
Periode Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu
Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan
Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.

Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya


wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat
dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik,
keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini
meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial,
dan bidang militer.

Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani
Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu
disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal antara lain:

1. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,


2. ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai
kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain seperti berikut.

1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh

Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu,

mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.

Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam

banyak bidang ilmu, terutama filsafat.

2. Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing

dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam

perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi,

kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah. Selain faktor tersebut di atas, kejayaan
Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari
para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut.

a. Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat dalam al-
Qur’ān yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.
b. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk
terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu
agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan
manusia di dunia ini.

c. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum


dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak
bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu
kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
d. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang
memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan,
antara lain:

1. Ilmu Filsafat :
a. Al-Kindi (809‒873 M),
b. Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e. Ibnu Shina (980‒1037 M),
f. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
g. Ibnu Rusyd (1126‒1198 M).

2. Bidang Kedokteran :
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3. Bidang Matematika :
a. Umar Al-Farukhan,
b. Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi :
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Bidang Seni Ukir :
Badr dan Tariff (961‒976 M)

6. Ilmu Tafsir :
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7. Ilmu Hadis :
a. Imam Bukhori (194‒256 H),
b. Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d. Abu Daud (wafat 275 H),
e. At-Tarmidzi, dan lain-lain.
2. Tokoh-Tokoh Pada Masa Kejayaan Islam
a. Ibnu Rusyd (520‒595 H)
Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova
(Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H.
Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi,
kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid
(kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran
yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-
Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara
filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para
penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.

b. Al-Ghazali (450-505 H)
   Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran
Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik
dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap
duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita
sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat
beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani
kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah,
dan Tus. Adapun jasa- jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai
berikut.

1. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru


besarnya.
2. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
3. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai
taṡawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihyā ‘Ulūm ad-D3n, yakni membahas
masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan taṡawwuf berdasarkan al-
Qur’ān dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis tahāfu al-Falāṡ3fah (tidak
konsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh
di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islām (bukti kebenaran Islam).

c. AI-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M
dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan
muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika,
astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau
berpendapat bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-
sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya
filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).

d. AI-Farabi (872-950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi,
lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun
950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu
pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam,
teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar-
Royu Ahlul al-Mad3nah wa aI-Fad3lah (pemikiran tentang penduduk negara
utama).

e. Ibnu Sina (980‒1037 M)


Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa
Afsyan dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar
bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu
kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk
mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200
buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭib, yaitu
ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat
dan ilmu pengetahuan.

3. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Kejayaan


Peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan islam yang meliputi berbagai
aspek seperti moral, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan yang luas serta
bertujuan untuk memudahkan dan menyejahterakan hidup manusia di dunia dan
di akhirat.
Peradaban Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah, khulafaurrasyidin, dan
terus berkembang pada Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.
1.      Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah berdiri setelah berakhirya masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
Khalifah pertama adalah Muawiyah bin Abi Sofyan dan wilayah kekuasaan
Dinasti Umayyah berkembang di sebelah timur sampai ke Oxus, bagian barat
India sampai Punjab dan Lahore. Di utara, menguasai Pulau Rhodes, Cretta dan
di barat menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair, Tangiers, dan Spanyol.
Kemajuan Dinasti ini adalah sebagai berikut.
a.  Ekonomi
Pada masa Khalifah Muawiyah, didirikan percetakan uang yang bertuliskan
bahasa Arab yang terbuat dari perunggu lalu disempurnakan oleh khalifah Abdul
Malik bin Marwan dan dikeluarkannya mata uang logam Arab (emas/dinar,
perak/dirham, perunggu/fals/fuls) yang satu sisi bertuliskan kalimat “Laailaha
Illallah” dan sisi lainnya tertulis Qul huwallahu ahad serta di luar lingkarannya
ditulis Muhammad Rasulullah bil huda wa dinil haq sebagai mata uang resmi
pemerintah islam.
b.  Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, khalifah pada masa Dinasti Umayyah banyak
memberi kontribusi yang cukup besar dengan dibangunnya rumah sakit
(mustasyfayat) di setiap kota oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik serta dibangun
rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua mereka
akibat perang dan orang tua yang tidak mampu pun dirawat di rumah-rumah
tersebut.
c. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini diuraikan sebagai berikut
d. Ulumul lisaniyah ilmu yang diperlukan untuk memastikan bacaan Al-Qur’an,
menafsirkan dan memahaminya.
e. Tarikh (Sejarah), meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya,
riwayat hidup para pemimpin, tarikh umum, dan tarikh bangsa-bangsa lain.
f. Ilmu qiraat, ilmu yang membahas tentang membaca Al-Qur’an.
g. Ilmu tafsir, ilmu yang membahas tentang undang dalam menafsirkan Al-Qur’an.
h. Ilmu hadisilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad hadis,
karena banyak hadis yang tidak berasal dari Rasulullah.
i. Ilmu nahwu, ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat6 di dalam
berbagai posisi.
j. Ilmu bumi (al-jughrafia), muncul karena kebutuhan kaum muslimin yakni untuk
keperluan menunaikan ibadah haji.
k.Ulumud dakhilah, ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam bahasa
Arab dan disempurnakan untuk kepentingan kebudayaan islam.
l.      Politik
Semasa Dinasti Umayyah berkuasa, banyak intuisi politik dibentuk, misalnya
undang-undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga sekretariat negara,
jawatan pos dan giro, serta penasihat khusus di bidang politik. Politik pada masa
ini mengalami kemajuan dari dinasti sebelumnya yakni dibentuknya al-Kitabah
(sekretariat negara), AL-Hijabah (ajudan), organisasi keuangan, organisasi
kehakiman, organisasi tata usaha negara serta mengalami kemajuan dalam
bidang militer yakni diberlakukannya undang-undang wajib militer (Nizhamut
Tajnidil Ijbary) dan dibangunnya armada laut dengan sempurna.

2.      Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah


Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lebih kurang enam abad, didirikan oleh Abul
Abbas as-Saffah dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani, seorang jenderal muslim
yang berasal dari Khurasan, Persia. Peradaban Islam berkembang pesat pada
dinasti ini.
a. Bidang Sosial Budaya
Kemajuan ilmu sosial budaya yang ada adalah seni bangunan dan arsitektur,
baik untuk bangunan istana, masjid, dan kota seperti istana Qashrul Dzahab,
istana Qashrul Khuldi, kota Baghdad, serta Samarra.
b. Bidang Politik dan Militer
Dibentuknya departemen pertahanan dan keamanan (Diwanul Jundi) yang
mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Bermunculan para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti filsafat, ilmu
sejarah, ilmu bumi, astronomi, kedokteran, kimia, dan hisab/matematika.
Beberapa ilmuwan terkenal adalah Muhammad bin Ibrahim al-Farazi (astronom),
Ibnu Sina (kedokteran), Jabir bin Hayyan (Kimia), al-Kindi (filsuf), dan
Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (matematika).
d. Bidang Ilmu Agama
Diantara ilmu pengetahuan agama islam yang berkembang pesat pada masa ini
adalah ilmu tafsir dengan tokoh al-Subhi, Muqatil bin Sulaiman, Muhammad bin
bh seperti Imam Bukhari (Sahih Bukhari), Abu Muslim al Hajjaj dari Nisabur
(Sahih Muslim), Ibnu Majah, Abu Dawud, al-Turmudzi, dan an-Nasa’i. Karya-
karya mereka dibukukan dalam al kutubu al sittah. Pada masa ini juga
berkembang ilmu fiqih dengan ulama yang terkenal adalah Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali serta berkembangnya ilmu kalam.

4. Bangkitnya Kembali Peradaban Islam


Peradaban Islam sekarang ini memang masih tertidur. Aromanya sedikit tertutupi
oleh gemerlapnya peradaban Barat. Peradaban Barat saat ini terlihat begitu
gagah dengan kemajuan materi yang mereka capai. Kemajuan yang dicapai
Barat tersebut tidak lepas dari pesatnya perkembangan kegiatan ilmiah yang
tertuang dalam penelitian-penelitiannya. Sementara umat Islam masih belum
menemukan geliat dahsyat gerakan ilmiahnya kembali seperti halnya yang
dirasakan oleh Ibnu Khaldun, Ibnu Rusy, Ibnu Sina dan ulama-ulama lainnya
yang menandai puncak kegemilangan peradaban Islam.

Namun seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Ali Gomaa Muhammad, peradaban
Islam yang tertidur itu pasti akan bangun lagi dari tidurnya. Sekarang perlahan-
lahan geliat untuk membangkitkan peradaban Islam yang tertidur itu mulai
muncul. Salah satu gerakan yang terlihat jelas adalah proyek islamisasi
pengetahuan. Karena gerakan keilmuan yang pesat merupakan cikal bakal
kemajuan peradaban.

Islamisasi pengetahuan muncul di tengah persinggungan peradaban Islam dan


Barat yang semakin intens. Persinggungan antar peradaban memang tidak
dapat dihindari. Sudah menjadi hukum alam peradaban yang terbelakang akan
melek melihat peradaban yang maju. Akulturasi peradaban pun bisa saja terjadi.
Di tengah akulturasi tersebut itulah sangat dibutuhkan sekali bangunan konsep
peradaban yang kuat, agar dapat melakukan proses filterasi, bukan adopsi yang
membabi buta. Begitu juga dengan islamisasi pengetahuan. Proyek ini akan
dapat berjalan dengan lancar jika di bawahnya dibangung konsep peradaban
Islam yang kokoh. Wallahu’alam.

Anda mungkin juga menyukai