Istilah Bisnis menjadi sangat populer di Indonesia pada akhir akhir ini. Istilah tersebut
menjadi familiar salah satunya disebabkan oleh perhatian besar dunia pendidikan
khususnya Perguruan Tinggi (PT). Lulusan sebuah PT saat ini tidak lagi diharapkan untuk
menjadi pegawai pada sektor- sektor formal baik swasta maupun publik, tetapi didorong
untuk menjadi pelaku usaha atau start-up. Perhatian dan dorongan yang kuat tersebut
tentunya usaha oleh pemerintah sebagai responn tuntutan perubahan yang berjalan.
Selain itu, kesadaran masyarakan terhadap peran besar dari suatu bisnis dalam
menggerakkan roda perekonomian negara juga semakin tinggi. Kesadaran yang terbangun
tersebut merupakan dari kampanye pemerintah melalui berbagai lembaga. Selain itu, para
pelaku usaha melalui berbagaai jenis kegiatan seminar, pelatihan dan lain-lain juga
berusaha menggugah tujuan masyarakat dan mahasiswa untuk menjadi pengusaha agar
lebih berdaya.
Pada penulisan kali ini penulis akan menguraikan tentang perusahaan Waralaba,
karena pada zaman sekarang ini sedang trend-trendnya bisnis salah satunya waralaba
tersebut. Dalam bisnis waralaba, pemilik waralaba menyediakan cara yang dikembangkan
untuk melakukan bisnis, memberikan bimbingan, sistem, dan bantuan berkelanjutan sebagai
imbalan pembayaran biayaa dan pembelian secara bekala. Keuntungan yang didapat dari
bisnis waralaba juga menjanjikan diantaranya memberikan manfaat jaringan bisnis yang
luas. Kita tidak terlalu membutuhkan pengalaman bisnis yang memadai untuk memulai
bisnis waralaba, karena penjua akan memberikan bimbingan yang kita butuhkan selma
menjalankan bisnis tersebut. Pelaku bisnis waralaba memiliki peluang sukses yang lebih
cepat. Untuk jenis usaha dengan skala yang sama, maka akan membutuhkan dana yang
lebih kecil jika ikut waralaba daripada memulai udaha sendiri dari nol. Bisnis waralaba juga
sering memiliki kelebihan dan pandangan yang bangus, manajeen an praktik kerja yang
terbukti sampai dengan akses iklan nasional dan dukungan kerja secara berkelanjutan
Istilah Waralaba dalam bahasa asing disebut dengan franchise. Asal katanya berasal
dari bahasa peracis kuno yang berarti bebas. Sektar abad pertengahan, pemerintah atau
bangsawan di inggris menggunakan franchise untuk memberikan hak khusus seperti untuk
mengoperasikan kapal feri atau berburu ditanah milik pemerintah atau bangsawan tersebut.
(Bambang N. Rachmadi, 2007)
Franchise di Indonesia disebut dengan waralaba. Kata waralaba berasal dari 2 kata
yaitu wara dan laba. Wara memiliki arti istimewa dan laba berarti keuntungan. Kata waralaba
pertama kali diperkenalkan oleh LPPM (Lembaga Pembinaan dan pengembangan
Manajemen) sebagai persamaan kata franchise. (Bambang N. Rachmadi, 2007)
Contoh dari yang memiliki modal besar yaitu Carrefoour, Giant, Hypermart. Untuk
yang menengah yang bermunculan dimana mana, sampai berada di kompleks perumahan,
dipinggir jalan seperti Alfamidi, Alfamart, Indomart. Semua beroperasi dalam satu naungan
manajemen waralaba. Sampai ke waralaba kelas UKM, misalnya ayam bakar sabana.
Waralaba yang bergerak dibidang makanan makanan cepat saji, misalnya KFC, Texas
Friend Chicken,Wendys, PizzaHut, Dunkin donat dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari
waralaba yang menyebar mempunyai ciri kkhas warna hijau,merah,putih, seven-eleven atau
yang serimg disebut oleh anak muda sebagai sevel, yang sepertinya waralaba ini di
khususkan untuk para kaum pemuda ( Slamet Yuswanto,2019). Yang sangat berkembang
pesat pada saat ini ialah Indomart dan Alfamart, bahkan keduanya saling bersaing dan
menjadi perdebatan yang berkepanjangan dalam pengembangan bisnis retail/ eceran
antara retail modern, pedagang pasar tradisional dan pedagang warungan serta pedagang
kaki lima (Sutedi,A., 2008)
Waralaba dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kerja sama dibidang
bisnis antara dua atau lebih dimana satu pihak akan bertindak sebagai orang perseorangan
atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan atau menggunakan waralaba
yang dimilikinya kepada penerima waralaba dan pihak lain sebagai seseorang atau sebuah
badan yang menerima hak penjualan dari pemilik bisnis. Pemberi waralaba juga
berkewajiban memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional
manajemen, pemasaran, penelitian dan pengembangan kepada penerima waralaba secara
berkesinambungan.
Pemberi waralaba juga diwajibkan bekerja sama dengan pelaku usaha kecil dan
menegah dalam menerima pasokan barang atau jasa selain tetap menjaga mutu sesuai
dengan persyaratan yang ditetapakan oleh pemberi waralaba,. Kehadiran waralaba tidak
mematikan usaha kecil dan menengah di lingkungannya, sebaliknya dapat menumbuh
usaha kecil dan menengah. Dengan semakin canggih dan berkembangnya dan teknologi
masyarakat mulai berfikir cerdas dan menuntut adanya produk yang tidak hanya
menguntungkan dari harga tapi juga dari manfaat ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang N. Rachmadi, 2007, Franchising The Most Practicial and Excellent Way Of
Succeding, Cetakan Kedua, Jakarta: Gramedia Pustaka
Slamet Yuswanto,2019, Merek Nafas Waralaba, Cetakan Pertama, Sleman : cv budi utama
Sumardi, 1995, Aspek-aspek hukum Franchise dan Perusahaan Transnasional, Citra Aditya
Bhakti, Bandung
Sutedi, A., 2008, Hukum Waralaba, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta