Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Franchise atau yang sering dikenal dengan waralaba adalah hak-hak
untuk menjual produk atau jasa maupun layanan. Menurut pemerintah Indonesia,
waralaba merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual. Franchise pada
hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam memperluas jaringan usaha secara
tepat. Dengan demikian, franchise bukanlah sebuah alternatif bisnis melainkan salah
satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam
mengembangkan usaha. Sistem bisnis franchise memiliki banyak kelebihan, seperti
halnya pada pendanaan, sumber daya manusia (SDM), manajemen dan tingkat
kesulitan dalam pemasaran kecuali jika pemilik usaha tersebut mau berbagi dengan
pihak lain. Di Indonesia, sistem bisnis franchise sangat diminati oleh pebisnis franchise
asing dimana mereka memberikan izin kepada pengusaha lokal untuk mengelola
franchise asing tersebut dan tentunya akan berakibat menimbulkan saingan yang berat
bagi pengusaha kecil lokal yang bergerak di bidang usaha bisnis. Bisnis franchise juga
dikenal dengan jalur distribusinya yang sangat efektif untuk mendekatkan produk
kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.
Satu hal yang menarik dari bisnis franchise yang semakin kesini semakin maju
adalah banyaknya bisnis atau usaha yang ditawarkan kepada para konsuen dengan
berbagai jenis produk barang maupun jasa. Begitu menarik dan menguntungkannya
jenis bisnis franchise ini, maka pemerintah berkepentingan pula untuk mengembangkan
bisnis di Inonesia guna terciptanya iklim kemitraan usaha melalui pemanfaatan lisensi
sistem bisnis franchise. Di Indonesia, kini mulai banyak menjual aneka makanan dan
minuman modern yang pemasarannya dilakukan di pusat-pusat pertokoan atau di
pinggir-pinggir jalan perkotaan yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat.
Beberapa contoh bisnis franchise yang sangat mudah ditemukan tersebut, yaitu Pizza
Hut, Mc. Donal, Dunkin’ donuts, Rocket Chiken dan lain-lain.

1|P a ge
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini yaitu mengetahui
secara rinci mengenai Waralaba dan Pemasaran Langsung.

C. Manfaat Penulisan
Berdasarkan pada tujuan makalah, maka hasil makalah ini diharapkan dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam bidang bisnis khususnya
tentang bisnis franchise

2|P a ge
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waralaba / Franchising
1. Pengertian Waralaba / Franchising
Franchise alias waralaba merupakan peluang bagi wiraswastawan untuk
masuk dalam usaha dengan memanfaatkan pengalaman, pengetahuan, dan
dukungan dari pemberi franchise. Sering wiraswastawan memulai usaha baru,
kecil kemungkinannya usahanya akan berhasil. Dengan franchise,
wiraswastawan akan dilatih dan didukung dalam pemasaran usaha dan akan
menggunakan nama yang telah mempunyai citra yang mapan. Orang yang
menghadapi situasi yang mendesak untuk memiliki usahanya sendiri mungkin
akan merasa bahwa franchise adalah pemecahan yang paling mudah. Akan
tetapi terdapat beberapa resiko penting pada hal tersebut di atas.
Franchise bisa didefinisikan sebagai persetujuan di mana perusahaan
atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek dagang
memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor, atau pengecer
independen dengan imbalan pembayaran royalti dan menyesuaikan diri dengan
prosedur operasi standard. Orang yang menawarkan franchise (franchisor) dan
merupakan orang yang berpengalaman dalam bisnis selama beberapa puluh
tahun serta memiliki pengetahuan mengenai apa yang berhasil dan apa yang
tidak. Franchise adalah orang yang membeli franchise dan diberikan peluang
untuk masuk dalam usaha baru dengan peluang besar untuk berhasil.

2. Keuntungan Bisnis Waralaba


 Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di
bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide,
penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan
siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.

3|P a ge
 Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena
bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata
lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis
tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis
baru.

 Manajemen finansial yang lebih mudah


Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada
bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran.
Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial
telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu
dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis
baru.

 Kerjasama bisnis telah terbangun


Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan
kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba.
Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan
dan juga pemasaran.

3. Kekurangan Bisnis Waralaba


 Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya
kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua
sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak
pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun
terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian
khusus.

 Sangat terikat dengan supplier


Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya
setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya
adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem
4|P a ge
waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita
tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.

 Ketergantungan pada reputasi waralaba lain


Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah
tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika
waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya
reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda
kelola.

 Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk
membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan
dan dukungan bagi para pembeli waralaba.

4. Resiko Investasi Dalam Usaha Waralaba / Franchising.


Usaha franchising melibatkan banyak resiko yang harus diketahui oleh
para wiraswastawan sebelum mereka mempertimbangkan investasi demikian.
Kita mendengar McDonald, Kentucky Fried Chiken, namun setiap ada yang
berhasil tentu ada yang gagal. Usaha franchising membutuhkan kerja keras dan
tidak cocok untuk orang pasif. Usaha ini membutuhkan kerja keras karena
keputusan usaha seperti penarikan tenaga kerja, penjadwalan, pembelian dan
akuntasi tetap menjadi tanggung jawab.

Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan atau meminimalisasi


resiko investasi dalam franchising :
 Melakukan evaluasi diri.
Wiraswastawan hendaknya melakukan evaluasi sendiri untuk
meyakinkan bahwa memasuki usaha franchising adalah tepat bagi
dirinya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut akan membentuk,
menentukan apakah keputusan yang diambil tepat.
 Apakah anda orang yang suka memulai usaha sendiri?.

5|P a ge
 Apakah anda menikmati kerja dengan orang lain?.
 Apakah anda mempunyai kesehatan yang baik?.

 Meneliti franchise.
Tidak setiap usaha franchise tepat untuk anda. Wiraswastawan harus
mengevaluasi usaha franchise untuk memutuskan mana yang paling
tepat. Sejumlah faktor yang harus dinilai sebelum membuat keputusan
 Usaha franchise yang mapan dan belum mapan. Terdapat banyak
keuntungan dan kerugian dalam melakukan investasi pada usaha
franchise yang mapan dan belum mapan. Investasi pada usaha
franchise yang belum mapan akan merupakan investasi yang
tidak mahal. Akan tetapi, hal ini diimbangi dengan resiko yang
besar. Penerima franchise mungkin melakukan kesalahan yang
berakibat kegagalan usaha. Reorganisasi konstan akan
menyebabkan kebingungan dan miss manajemen. Akan tetapi,
investasi pada usaha franchise yang belum mapan merupakan
tantangan yang bisa mendatangkan keuntungan yang besar ketika
usaha.
 Stabilitas finansial dari usaha franchise. Pembelian franchise
oleh para wiraswastawan hendaknya dilakukan sesudah
dilakukan penelitian stabilitas finansial dari pemilik franchise.
Terdapat banyak factor yang akan membantu wiraswastawan
menentukan stabilitas dan kemampuan mendatangkan laba dari
organisasi usaha franchise dalam jangka panjang.
 Pasar potensial bagi usaha franchise. Adalah penting bagi
wiraswastawan untuk mengevaluasi daerah pasar dari mana
pelanggan akan tertarik dengan franchise baru. Satu cara mudah
adalah dengan peta komunitas atau daerah setempat dan mencoba
mengevaluasi arus lalu lintas dan demografi penduduk daerah
tersebut. Informasi arus lalu lintas bisa diamati dengan
mengunjungi daerah tersebut. Arah arus lalu lintas, kemudahan
masuk dalam usaha, dan jumlah arus lalu lintas bisa

6|P a ge
diperkirakan dari pengamatan. Demografi daerah ditentukan dari
data sensus. Perlu juga menemukan lokasi pesaing di daerah yang
mungkin mempunyai pengaruh potensial terhadap usaha. Jika
pembeli franchise bersedia dan dana juga tersedia, akan sangat
membantu mengadakan riset pemasaran di daerah pasar. Sikap
dan minat dalam usaha baru bisa dinilai dalam riset pemasaran.
Jika sumber daya tidak tersedia bagi studi riset pemasaran, bisa
dilakukan riset oleh perguruan tinggi setempat sebagai bagian
dari proyek studi.
 Keuntungan potensial bagi franchise baru. Sebagaimana halnya
dengan usaha pemula, penting untuk mengembangkan laporan
pendapatan, neraca, arus kas proforma. Pemberi hak hendaknya
memberi proyeksi untuk menghitung informasi yang dibutuhkan.

5. Persetujuan Waralaba
Kontrak atau persetujuan franchise adalah tahap akhir untuk menjadi
pemakai franchise. Pada tahap ini pengacara yang berpengalaman dalam
franchise akan sangat diperlukan. Persetujuan ini berisi semua persyaratan
spesifik dan kewajiban dari pemakai franchise. Hal-hal seperti eksklusivitas
daerah pemasaran akan melindungi pemakai franchise yang memiliki franchise
sama. Syarat-syarat yang bisa diperbaharui akan menunjukkan panjang kontrak
dan persyaratan untuk memperbaharuinya. Persyaratan finansial akan
menentukan harga dari franchise, jadwal pembayaran, royalti yang harus
dibayar, dan lain. Pemutusan perjanjian finansial hendaknya menunjukkan
syarat-syarat apa yang akan terjadi jika usaha dari pemakai franchise mengalami
kebangkrutan. Masalah-masalah pemutusan perjanjian franchise biasanya
sering mendatangkan perkara hukum dibanding persoalan lain dalam
franchising. Oleh karena itu syarat-syarat yang ditetapkan di atas hendaknya
memberikan nilai pasar yang wajar jika pemakai franchise ingin menjualnya.

7|P a ge
B. Pemasaran Langsung
Terdapat perhatian yang semakin meningkat dalam usaha baru yang melibatkan
pemasaran langsung. Ia memberi peluang yang menguntungkan dibanding tipe pemula
lainnya karena wiraswastawan biasanya menanggung resiko modal awal kecil dan bisa
mendapatkan manfaat dari usaha pemasarannya pada pelanggan tertentu yang bisa
dijangkau melalui teknik pemasaran langsung. Karena pemasaran langsung adalah
pendekatan kewiraswastaan khusus dan karena ia menawarkan beberapa keuntungan
yang sama seperti franchise, pendekatan ini dibahas di sini.

1. Pengertian Pemasaran Langsung.


Pemasaran langsung bisa dinamakan pengiriman pos langsung,
pengiriman pesanan melalui pos, dan tanggapan langsung. Semuanya termasuk
kategori pemasaran langsung karena semuanya melibatkan "aktivitas total" di
mana penjualan mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli,
mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau
lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos, atau
kunjungan pribadi dari calon pelanggan.

2. Keuntungan Bisnis Pemasaran Langsung


 Pemasaran langsung dapat diatur waktunya agar bisa menjangkau
prospek pada momen yang tepat.
 Bahan promosi pemasaran langsung bisa mencapai tingkat readership
yang tinggi karena hanya ditujukan pada prospek yang betul-betul
berminat.
 Pesaing akan lebih kesulitan “membaca” penawaran dan strategi
pemasar langsung.
 Pemasar dapat mengukur respon atas kampanye mereka untuk
menentukan mana yang paling menguntungkan.
 Perusahaan yang mengenal betul pelanggannya dapat melakukan
kustomisasi produk, penawaran, pesan, cara pengiriman dan
pembayaran untuk memaksimalkan daya bujuknya pada pelanggannya.

8|P a ge
3. Kekurangan Bisnis Pemasaran Langsung
 Image factor, artinya Direct marketing yang dilakukan dengan
pengiriman surat atau telpon misalnya dapat menimbulkan citra negatif.
Ketika seorang pemasar menelpon bolak balik calon konsumen maka
calon konsumen merasa terganngu, sehingg perlu kecerdikan khusus
dalam melaksankan direct marketing.
 Ketepatan, terkadang ketepatan informasi, ketepatan pelayanan dan
pengiriman menjadi masalah bagi konsumen terhadap suatu
produk/jasa.
 Content Support, dalam melakukan Direct Marketing diperlukan
fasilitas dan sarana yang cukup memadai misalnya fasilitas telepon on-
line, SDM yang handal dan menguasai informasi suatu produk/jasa
dimana perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
menyediakan fasilitas tersebut.

4. Inovasi yang Mempercepat Pertumbuhan Pemasaran Langsung.


Pertumbuhan pemasaran langsung telah dipercepat dengan sejumlah
inovasi penting. Kartu kredit sebagai misalnya mempercepat transaksi pesanan
melalui pos, bisa menghindari pembayaran kontan. Perkembangan komputer
memungkinkan penyiapan sejumlah besar data, misalnya mengenai pelanggan,
daftar barang, dan lain-lain. Pertumbuhan media surat kabar dan siaran televisi
serta radio juga membantu mempercepat pertumbuhan teknik pemasaran
langsung. Ketika faktor demografi seperti peningkatan pendidikan, pendapatan,
dan gaya hidup berubah, semakin banyak dikembangkan kenyamanan dan
efisiensi dari pemasaran langsung. Konsumen bisa menggunakan telepon atau
pos untuk membeli kebutuhan rumah tangga hingga barang-barang mewah.

5. Teknik Alternatif Pemasaran Langsung.


Sejumlah strategi alternatif bisa digunakan oleh wiraswastawan pada usaha-
usaha pemula.
 Periklanan terklasifikasi (classified advertising).
Pendekatan paling sederhana dan tidak mahal bagi
wiraswastawan adalah iklan terpilih pada surat kabar dan majalah.
Majalah atau surat kabar hendaknya diidentifikasi yang akan mencapai
9|P a ge
pasar produk/ jasa yang tepat. Iklan terklasifikasi bisa mendatangkan
hasil laba yang tinggi.

 Periklanan display (display ads).


Tipe periklanan ini memungkinkan wiraswastawan membeli
kolom pada majalah atau surat kabar. Ia memberi peluang untuk
menjelaskan secara gamblang mengenai gambaran produk/ jasa.
Disamping itu kupon potongan harga bisa dimasukkan dalam iklan
tersebut sehingga pelanggan bisa memotongnya untuk dikirimkan
bersama pembayarannya.

 Kiriman pos langsung (direct mail).


Teknik ini memungkinkan wiraswastawan untuk mengirim
barang secara langsung kepada calon pelanggan. Tehnik ini hendaknya
digunakan ketika terdapat produk dan segmen pasar yang jelas.

 Katalog penjualan (catalog sales).


Pencetakan katalog berkualitas merupakan investasi yang sangat
mahal bagi wiraswastawan. Walaupun ini lebih mudah dibandingkan
menjual di toko eceran. Katalog harus menarik dan merangsang minat
pelanggan. Keuntungannya adalah bahwa katalog memungkinkan
penjualan berulang karena katalog mungkin disimpan untuk digunakan
di masa yang akan datang.

 Pemasaran tanggapan langsung media (media directy renponse


marketing).
Radio, televisi dan telepon mungkin dipakai sebagai pendekat
alternatif untuk pemasaran produk atau jasa. Radio dan televisi
dipandang sebagai bentuk periklanan media siaran. Dalam membeli
waktu siar dan bukannya ruang, sebagaimana iklan display,
wiraswastawan menghadapi masalah yang berbeda. Dalam membeli
waktu, tidak ada jadwal yang tersedia, yang mempersulit perencanaan.
Biaya-biaya akan berbeda, tergantung pada waktu, stasiun, panjang
iklan, dan ukuran pendengar dan pemirsa yang mungkin dicapai. Tele
10 | P a g e
marketing juga menjadi metode menjual produk atau jasa yang sangat
populer. Biaya-biaya bisa ditekan hingga minimum namun tetap
mencapai pendengar dan pemirsa yang luas. Keuntungan tele marketing
adalah bahwa yang memberikan umpan balik langsung kepada pemakai.
Jadi tingkat tanggapan lebih tinggi dibanding metode lain.
Wiraswastawan bisa mengidentifikasi komunitas dengan percakapan
telepon menurut demografi kepada orang-orang yang mungkin besar
membeli produk/ jasa.

11 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Wiralaba (Franchise)
 Waralaba merupakan peluang bagi wirausaha untuk masuk dalam usaha
dengan memanfaatkan pengalaman pengetahuan dan dukungan dari
pemberi waralaba.
 Batasan waralaba
 Persetujuan suatu perusahaan/distributor tunggal dari produk (merk
dagang yang mempunyai hak eksklusif) kepada perusahaan, distributor
atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran royalti dan
penyesuaian dengan prosedur operasi standar.
 Keuntungan yang paling menonjol dari waralaba bahwa wirausahawan
tidak perlu pusing dengan hal yang berkaitan memulai usaha baru.
Pemberi waralaba akan memberikan rencana operasi dengan arch yang
jelas.
 Tujuan pemberian hak usaha untuk mendapatkan manfaat ekspansi
cepat dan luas tanpa menanggung risiko finansial penting.
 Risiko investasi dalam usaha waralaba
Usaha mengurangi risiko investasi :
 Melakukan evaluasi diri
 Meneliti usaha waralaba mans yang paling tepat meliputi :
Kemampuan usaha, stabilitas, potensi pasar dan keuntungan bagi
waralaba baru.
2. Pemasaran langsung
 Memberi peluang yang menguntungkan dibanding dengan tipe pemula
Karena risiko relatif kecil.
 Mendapatkan manfaat langsung dari pelanggan tertentu dengan Teknik
pemasaran langsung.
 Pemasaran langsung dapat dikirimkan melalui pos langsung serta
kunjungan pribadi dari calon pelanggan.

12 | P a g e
 Keuntungan Dari Pemasaran Langsung
 Dapat membeli daftar alamat yang memuat nama dengan
karakteristik yang spesifik
 Dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan sesuai
kebutuhan kelompok sasaran
 Pemasaran langsung dapat diatur agar dapat menjangkau calon
pembeli pada saat yang tepat
 Bahan informasi pemasaran langsung memiliki keterbacaan
yang tinggi karena bahan terrsebut dikirimkan pada calon
pembeli yang jelas tengah berminat
 Memungkinkan pengujian media dan pesan alternatif untuk
mencari metode pencapaian tujuan yang paling efektif dalam
segi biaya
 Membuat tawaran dan strategi yang sulit dilihat oleh pesaing
 Dapat mengukur tanggapan atas kampanye mereka untuk
memutuskan kampanye mana yang paling menguntungkan
 Teknik alternatif pemasaran langsung
Strategi yang ditempuh pada usaha pemula :
 Periklanan terklasifikasi
 Periklanan display, memilih kolom khusus pada majalah, surat
kabar.
 Kiriman pos langsung kepada calon pelanggan.
 Pemasaran tanggapan langsung media seperti Radio, TV,
Telepon, Internet.
 Dengan katalog penjualan (biaya relatif tinggi).

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai