Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGUKURAN DEBIT ALIRAN DENGAN


TEORI CHAUVENET

DI SUSUN OLEH :

NAMA : JONATHAN TALLU BERYBE


NIM : D211 16 003
KELAS : MESIN C

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,Saya

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan

“Pengukuran Debit Aliran Dengan Teori Chauvenet ” ini dengan baik.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para asisten yang telah membantu

praktikan dalam pembuatan laporan ini.Namun tidak lepas dari semua itu, praktikan menyadar

sepenuhnya bahwa ada kekurangan dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu dengan

lapang dada dan tangan terbuka praktikan membuka selebar-lebarnya untuk memberikan saran

dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki laporan ini dengan lebih baik lagi.

Akhirnya praktikan mengharapkan semoga dari laporan ini dapat diambil hikmah dan

manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap kita semua.

Gowa, 8 Mei 2018

Praktikan
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangunan air diperlukan
suatu informasi yang menunjukan jumlah air yang akan masuk ke bangunan tersebut dalam satuan
waktu yang dikenal sebagai debit aliran.Informasi mengenai besarnya debit aliran sungai membantu
dalam merancang bangunan dengan memperhatikan besarnya debit puncak ( banjir) yang diperlukan
untuk perancangan bangunan pengendalian banjir dan juga dilihat dari data debit minimum yang
diperlukan untuk pemanfaatan air terutama pada musim kemarau.Sehingga dengan adanya data debit
tersebut pengendalian air baik dalam keadaan berlebih atau kurang sudah dapat diperhitungkan
sebagai usaha untuk mengurangi dampak banjir pada saat debit maksimum dan kekeringan atau
defisit air pada saat musim kemarau panjang.Oleh karena itu, dalam praktikum ini belajar melakukan
pengukuran debit sungai untuk mendapatkan informasi besarnya air yang mengalir pada suatu sungai
pada saat waktu tertentu.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum makalah ini adalah untuk mengukur debit aliran sungai di Cikuda
dengan metode apung dan current meter.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Debit Aliran

Debit aliran adalah laju air ( dalam bentuk volume air ) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu.Dalam system SI besarnya debti dinyatakan dalam satuan meter
kubik per detik ( m3/dt).Sedangkan dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan
dalam bentuk hidrograf aliran.Hidrograf aliranadalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya
perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan
pengelolaan DAS dan / atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim local.

2.2 Pengukuran Debit

Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan pada dasarnya dapat dilakukan melalui
empat katagori ( Gordon et al., 1992):

1. Pengukuran volume air sungai

2. Pengukuran debiut dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang
melintang sungai.

3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia ( pewarna) yang dialirkan dalam aliran sungai
(substance tracing method).

4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir ( aliran air lambat)
atau flume ( aliran cepat).

Pada katagori pengukuran debit yang kedua, yaitu pengukuran debit dengan bantuan alat
ukur current meter atau sering dikenal sebagai pengukuran debit melalui pendekatan velocity-area
methodyang paling banyak digunakan dan berlaku untuk kebanyakan aliran sungai. Current
meter berupa alat yang berbentuk propeller dihubungkan dengan kotak pencatat ( monitor yang akan
mencatat jumlah putaran selama propeller tersebut berada dalam air) kemudian dimasukan ke dalam
sungai yang akan diukur kecepatan alirannya.Bagian ekor alat tersebut yang berbentuk seperti sirip
akan berputar karena gerakan lairan air sunagi.Kecepatan lairan air akan ditentukan dengan jumlah
putaran per detik yang kemudian dihitung akan disajikan dalam monitor kecepatan rata-rata aliran air
selama selang waktu tetentu..Pengukuran dilakukan dengan membagi kedalaman sungai menjadi
beberapa bagian dengan leber permukaan yang berbeda.Kecepatan aliran sungai pada setiap bagian
diukur sesuai dengan kedalaman.Ketentuan pengukurannya disajikan dalam tabel berikut.
Kedalaman Pengamatan Kecepatan rata-rata
(m) kecepatan

0.0 – 0.6 0.6d = V 0.6d

0.6 - 3.0 0.2d = 0.5 (V 0.2d + V 0.8d )

0.8d

3.0 - 6.0 0.2d =

0.6d

0.8d

>6 s =

0.2d

0.6d

0.8d

Tabel 1 Penentuan kedalaman sungai


Dimana d adalah kedalaman sungai

Setelah kecepatan aliran sungai dan luasnya didapatkan, debit aliran sungai dapat dihitung dengan
menggunakan persamaanmatematis berikut.

Q=AV

Dimana Q adalah debit ( m3/dt)

V adalah kecepatan (m/dt)

A adalah luasan sungai (m2)

Dalam melakukan pengukuran debit sungai perlu diperhatikan angka kecepatan aliran rata-rata, lebar
sungai, kedalaman, kemiringan, dan geseran tepid an dasar sungai.Geseran tepi dan dasar sungai akan
menurunkan kecepatan aliran terbesar pada bagian tengah dan terkecil pada bagian dasar
sungai.Faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah jari-jari hidrolik r (hydraulic radius).

R = A/Wp

dimana : A luasan penampang melintang (m2)

Wp = keliling basahan (wetted perimeter)


Cara pengukuran lainnya selain dengan menggunakan alat Current meter, dalam pengukuran
kecepatan aliran sungai juga dapat dilakukan dengan metode apung (floating method).Caranya
dengan menempatkan benda yang tidak dapat tenggelam di permukaan aliran sungai untuk jarak
tertentu dan mencatat waktu yang diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik
pengamatan ke titik pengamatan lain yang telah ditentukan.Benda apung yang digunakan dalam
pengukuran ini pada dasarnya adalah benda apa saja sapanjang dapat terapung dalam aliran
sungai.Pemilihan tempat pengukuran sebaiknya pada bagian sungai yang relatiflurus dengan tidak
banyak arus tidak beraturan.Jarak antara dua titik pengamatan yang diperlukan ditentukan sekurang-
sekurangnya yang memberikan waktu perjalanan selama 20 detik.Pengukuran dilakukan beberapa klai
sehingga dapat diperoleh kecepatan rata-rata permukaan aliran sungai dengan persamaan berikut.

Vper = L/ t

Dimana : L = jarak antara dua titik pengamatan (m)

t = waktu perjalanan benda apung (detik)

Teori Chauvenet

Prosedur penolakan

• Hitung nilai rata-rata dan ralatnya dari deretan data yang ada

• Cermati data yang paling besar (Xb) dan paling kecil (Xk), cek kedua data tersebut

• Bila ada yang ditolak, maka lakukan kembali perhitungan nilai rata-rata dan ralatnya dengan
data yang sudah berkurang(tanpa data yang telah ditolak)

• Cermati lagi (Xb) dan (Xk)… lakukan penolakan lagi sampai tidak ada yang ditolak.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Current meter

2. Stopwatch

3. Meteran

4. Tali

5. Bambu atau tongkat berskala

6. Pensil

7. Kertas

8. Benda yang dapat terapung

3.2 Prosedur

a. Prosedur pelaksanaan praktikum ini untuk pengukuran kecevatan aliran sungai dengan menggunakan
alat current meter adalah sebagai berikut:

1. ukur dimensi sungai meliputi lebar sungai, dan bagi lebar sungai menjadi beberapa segmen
tergantung keadaan sungai tersebut.

2. hitung kedalaman sungai dengan menggunakan tongkat berskala

3. tempatkan alat ukur current meter pada kedalaman tertentu sesuai kedalaman sungai (lihat tabel
1)

4. dengan menggunakan stopwatch, hitunglah kecepatan sungai melalui angka yang ditampilkan
dalam monitor current meter. Lama waktu pencatatan adalah 1 menit.

5. Ulangi langkah hingga tiga kali pengukuran.

6. Lakukan pengukuran pada segmen, yaitu segmen 2 dan 3

7. Hitung kecepatan aliran sungai rata-rata pada setiap segmen pengukuran dengan cara
menjumlahkan nilai pengamatannya.
8. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas penampang sungai dengan kecepatan rata-rata aliran
sungai.

b. Prosedur pengukuran kecepatan aliran sungai dengan metode apung (floating method) adalah sebagai
berikut:

1. Ukurlah panjang sungai dengan meteran yang akan dijadikan sebagai lintasan benda.Jarak atau
panjang sungai sekurang-kurangnya memberikan waktu perjalanan selama 20 detik.

2. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan 1 dan waktu mulai dihitung.Hentikan
pencatat waktu ketika benda telah sampai pada titik pengamatan 2.

3. Catat waktu yang ditempuh benda tersebut.

4. Lakukan pengamatan beberapa kali minimalnya tiga kali percoban

5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda selama percobaan tersebut.

6. Hitung kecepatan aliran sungai dengan mengalikan antara jarak titik pengamatan dengan waktu
tempuh rata-rata.Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut dengan angka tetapan 0,75 ( keadaan
dasar sungai kasar).

7. Hitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dan kecepatan aliran yang didapatkan dari
perhitungan pada langkah 6.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Perhitungan luas penampang sungai

Luas A1 = 0,5 ( 3 x 2,8) = 4,2 m2

Luas AII = 3 x 2,8 = 8,4 m2

Luas AIII = 0,5 ( 3 x 2,8) = 4,2 m2

Luas total sungai =16,8 m2

b. Hasil percobaan dengan metode floating method

No Benda Waktu Panjang sungai Kecepatan Kec.rata-rata


(sekon) (m) m/s
m/s

1 1 17 22 1,29 1,32

2 1 16 22 1,37

3 1 17 22 1,29

4 2 15 22 1,47 1,22

5 2 17 22 1,29

6 2 24 22 0,92

Kecepatan rata-rata benda 1 dan 2 1,27

Perhitungan :

Q = V x A = (0,75 x 1,27 m/s) x 16,8 m2

Q = 16,002 m3/s

c. Hasil percobaan dengan Current meter

No Kecepatan( m/s ) Kecepatan rata-


rata
Segmen1 Segmen 2 Segmen 3
(m/s)
1 0,4 0,8 0,5

2 0,4 0,8 0,5

3 0,2 0,7 0,5

Kec rata- 0,33 0,77 0,5 0,53


rata
Perhitungan :

Q = A x V = 16,8 m2 x 0,53 m/s

Q = 8,90 m3/s
4.2 Pembahasan

Pengukuran debit sungai yang dilakukan pada saat praktikum menggunakan dua metode, yaitu
metode apung ( floating method) dan menggunakan alat current meter.Berdasarkan data dan hasil
perhitungan kedua metode tersebut menghasilkan debit yang jauh berbeda dengan selisih antara
keduanya mencapai 7,101 m3/s.Tentunya hal tersebut dikarena kedua debit didapatkan dari dua
pengukuran yang berbeda.Dalam prakteknya di lapangan banyak factor-faktor yang
mengakibatkan ketidakakuratan dalam perhitungan debit aliran sungai.

Pada pengukuran dengan metode apung, karakteristik sungai yang tidak beraturan, baik dari segi
kedalaman, kecepatan arus maupun medn yang berat sehingga menyulitkan praktikan dalam
menetukan lokasi yang tepat untuk pengukuran.Hasil praktikum dengan menggunakan metode
apung ini kecepatan aliran yang didapatkan relative dengan selisih konstan, yaitu 1m/s namun
pada pengukuran terakhir berubah signifikan, kecepatannya jauh lebih lambat dari perngukuran
sebelumnya, yaitu pada pengukuran dengan benda dua pengamatan ketiga didapatkan kecepatan
aliran sungai mencapai 0,92 m/s yang jauh lebih kecil secara berturut-turut sebesar 0,37; 0,55 dari
pengamatan 2 dan 1 dengan benda yang sama.Hal tersebut dikarenakan aliaran air yang tidak
beraturan sehingga sesekali benda yang terapung di aliran permukaan sungai terjebak oleh
cekungan arus sehingga perjalanan benda dari pengamatan 1 dan 2 tidak lancer yang
mengakibatkan waktu tempuhnya jauh dari pengamatan yang lain.Penggunaan benda sebagi alat
yang mengapung di aliran sungai juga perlu diperhatikan.Hasil pengamatan antara benda 1 dan 2
yang mempunyai perbedaan ukuran menyebabkan perbedaan kecepatan aliran yang di
dapatnya.Pada pengamatan di dapatkan benda 1 yang ukurannya lebih kecil dari benda 2 ternyata
mempunyai kecepatan rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan benda 2 yang berukuran
lebih besar, yaitu kecepatan rata-rata benda 1 mencapai 1,32 m/s sedangkan pada benda 2
kecepatnnya mencapai1,22 m/s, terdapat perbedaan yang mencapai 1,1 m/s.Selain itu juga,
menurut referensi jarak pengamatan setidaknya benda untuk mencapai titik akhir pengamatan
memerlukan waktu 20 detik.Namun hasil praktikum hanya ada satu kali pengamatan yang
mencapai waktu lebih dari 20 detik selebihnya kurang dari 20 detik, itu juga benda yang mencapai
waktu lebih dari 20 detik dikarenakan terjebak di pusaran air sehingga waktu tempuhnya menjadi
lebih lama.Dengan demikian, jarak pengamatan yang mencapai 22 m itu masih kurang untuk suatu
pengamatan kecepatan aliran sungai pada keadaan aliran sungai tersebut, sehingga data yang
didapatkan pun kurang akurat.

Berbeda hal nya dengan metode apung, metode pengukuran debit air dengan current meter ini
lebih sulit penggunaannya.Pengukuran kecepatan aliran airnya tidak sesederhana metode apung,
pada metode ini kedalaman sungai menjadi suatu penentu dalam pengukuran, selain itu juga
sungai harus dibagi ke beberapa bagian untuk mendapatkan kecepatan rata-rata aliran sungai pada
dari bagian tepi dan tengah.Sehingga sebelum pelaksanaan pengamatan perlu memperhatikan
beberapa hal, yang utama adalah kedalaman sungai, selain itu juga arus tidak boleh terhalang oleh
suatu benda atau adanya batuan yang menghalangi sebab hal tersebut akan mempengaruhi
terhadap hasil pengamatan.Hasil pengamatan menunjukan kecepatan aliran sungai pada segmen
tengah lebih besar dai pada bagian tepi kiri dan kanan.Dari hasil pengamatan 1 sampai dengan 3
pada segmen tengah paling besar, yaitu berkisar antara 0,7 – 0,8 sedangkan pada bagian kiri dan
kanan maksimal kecepatan aliran sungai mencapai 0,5 m/s.Hal tersebut dikarenakan pada bagian
tengah relatif lebih halus permukaan dasarnya ssehingga air tidak terhalang perjalannya, berbeda
dengan yang ada di tepi yang banyak terhalang bebatuan.Faktor-faktor yang dapat mengurangi
keakuratan data hasil pengamatan adalah terbatasnya peralatan yang tersedia sehingga dalam
penetuan titik pengamatan terhamabat oleh arus yang besar, permukaan dasar sungai yang tidak
beraturan menyebabkan ketidak telitian dalam penghitungan kedalaman air.Namun demikian,jika
dibandingkan dengan hasil pengamatan dengan metode apung, metode current meter lebih teliti
terbukti dengan hasil pengamatan yang jauh jebih kecil.Selain itu juga penggunaan alat yang cukup
baik dapat mengghindari berbagai kesalahan dalam pengukuran dibandingkan dengan metode
apung.Debit aliran sungai yang didapatkan dari hasil pengamatan baik berdasarkan metode apung
maupun menggunakan current meter dapat dijadikan sebagai informasi yang sangat penting dalam
perancangan bangunan air.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan di Sungai Cikuda Jatinagor dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Debit aliran sungai berdasarkan pengukuran dengan metode apung sebesar 16,002 m3/s.

2. Debit aliran sungai berdasarkan pengukuran dengan menggunakan current meter sebesar 8,90
m3/s.

3. Pengukuran debit aliran sungai dengan menggunakan current meter lebih akurat dibandingkan
dengan metode apung.

5.2 Saran

Pada pengukuran debit aliran sungai dengan metode apung sebaiknya dikaji mengenai pengaruh
dimensi benda yang digunakan dan sebelum pengamatan dilakukan sebaiknya dicoba dahulu berapa
waktu tempuh benda dari jarak tertentu hingga dapat menetukan jarak yang memenuhi syarat
pengamatan, yaitu waktu perjalanan benda sekurang-kurangnya 20 detik.Untuk pengukuran dengan
current meter perlu diperhatikan tempat pengukuran yang arusnya tidak terhalang oleh batu atau
benda lainnya sehingga kecepatan yang diukur benar-benar kecepatan aliran sungai.

Anda mungkin juga menyukai