Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi
misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada
perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi
lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk
mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara
pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara
sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan
yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi
ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-
cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut. Salah satu teknologi penyambungan
tersebut adalah dengan pengelasan. Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi
dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam
yang dapat dilepas kembali.
2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam
dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan
logam pengisi.

B. Rumusan Masalah

1
1. Apa itu proses las plasma?
2. Apa itu proses las mekanik?
3. Apa itu proses las kimia?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dan proses las plasma


2. Untuk mengetahui pengertian serta proses dari las mekanik
3. Untuk mengetahui pengertian dan proses dari las kimia

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Proses las plasma

 PLASMA ARC WELDING (PAW)


Plasma arc welding (PAW) adalah bentuk khusus dari gas tungsten arc welding
(GTAW) di mana busur plasma yang dirapatkan akan diarahkan pada area las. Dalam
PAW, elektroda berbahan tungsten terpasang pada nozzle khusus yang dirancang
supaya dapat memfokuskan aliran kecepatan tinggi dari gas inert ke dalam wilayah
busur agar membentuk aliran busur plasma yang sangat panas serta berkecepatan
tinggi. Gas inert yang digunakan sebagai pelindung busur las antara lain argon,
campuran argon hidrogen, dan helium. Berdasarkan elektrodanya, PAW tergolong
dalam pengelasan dengan elektroda yang tidak dikonsumsi.
Plasma adalah sebuah gas panas terionisasi yang terdiri dari elektron dan ion. Suhu
pada proses plasma arc welding sangatlah tinggi. Suhunya bisa lebih dari 17.000°C.
Alasan mengapa suhu PAW tinggi (lebih tinggi dari GTAW) berasal dari busur yang
sangat rapat. Walaupun tingkat energi yang digunakan PAW di bawah GTAW, tingkat
energi tersebut sudah sangat pekat untuk memproduksi sebuah plasma jet berdiameter
kecil dan memiliki kerapatan energi yang sangat tinggi.

 Aplikasi Plasma Arc Welding (Kelebihan Plasma Arc Welding)


Saat ini plasma arc welding digunakan sebagai pengganti GTAW di bidang perakitan
mobil, lemari logam, bingkai pintu dan jendela, dll.
PAW memiliki stabilitas busur yang baik, kontrol penetrasi yang baik, kecepatan las
tinggi, dan kualitas las yang baik.
PAW dapat digunakan pada hampir seluruh jenis logam termasuk tungsten.

 Kelemahan Plasma Arc Welding


1. Plasma arc welding sulit untuk diterapkan pada perunggu (bronze), besi tuang (cast
iron), timbal, dan magnesium.
2. Peralatan PAW mahal.
3. Ukuran torch yang lebih besar dibanding proses arc welding lainnya mengakibatkan
PAW memiliki kecenderungan pada akses yang terbatas dalam beberapa konfigurasi
sambungan.

 Jenis-jenis Plasma Arc Welding


Berdasarkan metode yang digunakan, plasma arc welding dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Transferred plasma arc welding, di mana busur dikirim dari elektroda ke benda kerja
karena benda kerja tersebut berada/dilibatkan di dalam sirkuit elektrik.
2. Non-transferred plasma arc welding, di mana busur terbentuk di antara elektroda dan
nozzle. Selanjutnya panas disalurkan ke benda kerja dengan gas plasma. Perpindahan
panas ini mirip dengan proses pengelasan oxyfuel flame.

3
Gambar 1. Plasma Arc Welding.

Gambar 2. Jenis Plasma Arc Welding: (a) Transferred, (b) Non-transferred.

B. Proses las mekanik

Proses las mekanik seperti pengelasan GMAW ( Gas Metal Arc Welding)
merupakan salah satu pengelasan yang menggunakan shielding gas. Shielding gas
berfungsi sebagai pelindung logam las saat proses pengelasan berlangsung agar tidak
terkontaminasi dari udara lingkungan sekitar logam lasan, karena logam lasan sangat
rentan terhadap difusi hidrogen yang dapat menyebabkan cacat Porosity. Pengelasan
GMAW dapat menggunakan gas Argon (Ar) yang biasa disebut MAG ataupun gas
Karbondioksida (CO2) yang biasa disebut MIG.

4
Gambar 3. Proses las GMAW (Gas Metal Arc Welding)

 Proses Las MAG (Metal Active Gas)


Pada proses pengelasan ini gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung dan
menggunakan kawat las pejal sebagai logam pengisi dan digulung dalam rol
kemudian diumpankan secara terus menerus selama proses pengelasan
berlangsung. Karena menggunakan gas pelindung CO2 yang bersifat oksidator
maka pengelasan ini bagus untuk pengelasan pada konstruksi. Selain itu biaya
operasi pada pengelasan ini lebih murah daripada pengelasan yang menggukan
gas pelindung lainnya seperti Argon (Ar).

Dalam penggunaan gas CO2 sebagai gas pelindung berpengaruh pada


pemindahan logam cair dari elektroda ke material induk berbentuk bola – bola
yang relatif besar. Hal ini dikarenakan logam yang mencair tetap melekat pada
ujung elektroda karena busur yang kurang bagus. Pada proses GMAW juga
sering terjadi banyak spater atau percikan – percikan, tetapi spater ini dapat
dikurangi dengan cara memperpendek jarak busur las sehingga ujung
elektroda seperti logam yang mencair.

 Proses Las MIG (Metal Inert Gas)


Pada proses pengelasan MIG ini tidak berbeda jauh dengan proses pengelasan
pada GMAW, yang membedakan kedua pengelasan ini terdapat pada gas
pelindung. Sesuai dengan namanya Metal Inert Gas, maka pada pengelasan
MIG ini gas pelindung yang digunakan adalah inert gas atau gas Mulia seperti
Argon (Ar), Helium atau Helium dicampur dengan Argon, tetapi juga dapat
menggunakan gas CO2 sebagai gas Pelindung. Untuk proses pengelasan MIG
ini biasanya digunakan untuk mengelas material yang terbuat dari alumunium
atau baja tahan karat.

Pada Proses pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau


otomatis. Asap dan percikan las yang terjadi pada proses GMAW lebih sedikit
dibandingkan dengan SMAW, juga tidak ada slag atau terak yang harus
dibersihkan setelah pengelasan selesai. Kecepatan pengelasan dan laju
pengisian sama atau lebih besar dari pada SMAW. Tetapi penetrasi pada
GMAW lebih dangkal dibandingkan pada proses pengelasan SMAW.

5
Proses las mekanik seperti pengelasan GMAW ( Gas Metal Arc Welding) adalah
pengelasan yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai
pelindung logam las saat proses pengelasan berlangsung agar tidak terkontaminasi
dari udara lingkungan sekitar logam lasan, karena logam lasan sangat rentan terhadap
difusi hidrogen yang dapat menyebabkan cacat Porosity. Pengelasan GMAW dapat
menggunakan gas Argon (Ar) yang biasa disebut MAG ataupun gas Karbondioksida
(CO2) yang biasa disebut MIG.

Gambar 3. Proses las MAG (Metal Active Gas)

 Proses Las MAG (Metal Active Gas)


Pada proses pengelasan ini gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung dan
menggunakan kawat las pejal sebagai logam pengisi dan digulung dalam rol
kemudian diumpankan secara terus menerus selama proses pengelasan
berlangsung. Karena menggunakan gas pelindung CO2 yang bersifat oksidator
maka pengelasan ini bagus untuk pengelasan pada konstruksi. Selain itu biaya
operasi pada pengelasan ini lebih murah daripada pengelasan yang menggukan
gas pelindung lainnya seperti Argon (Ar).

Dalam penggunaan gas CO2 sebagai gas pelindung berpengaruh pada


pemindahan logam cair dari elektroda ke material induk berbentuk bola – bola
yang relatif besar. Hal ini dikarenakan logam yang mencair tetap melekat pada
ujung elektroda karena busur yang kurang bagus. Pada proses GMAW juga
sering terjadi banyak spater atau percikan – percikan, tetapi spater ini dapat
dikurangi dengan cara memperpendek jarak busur las sehingga ujung
elektroda seperti logam yang mencair.

 Proses Las MIG (Metal Inert Gas)


Pada proses pengelasan MIG ini tidak berbeda jauh dengan proses pengelasan
pada GMAW, yang membedakan kedua pengelasan ini terdapat pada gas
pelindung. Sesuai dengan namanya Metal Inert Gas, maka pada pengelasan
MIG ini gas pelindung yang digunakan adalah inert gas atau gas Mulia seperti
Argon (Ar), Helium atau Helium dicampur dengan Argon, tetapi juga dapat
menggunakan gas CO2 sebagai gas Pelindung. Untuk proses pengelasan MIG
ini biasanya digunakan untuk mengelas material yang terbuat dari alumunium.

6
Pada Proses pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau
otomatis. Asap dan percikan las yang terjadi pada proses GMAW lebih sedikit
dibandingkan dengan SMAW, juga tidak ada slag atau terak yang harus
dibersihkan setelah pengelasan selesai. Kecepatan pengelasan dan laju
pengisian sama atau lebih besar dari pada SMAW. Tetapi penetrasi pada
GMAW lebih dangkal dibandingkan pada proses pengelasan SMAW.

C. Proses las kimia

Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan membakar bahan bakar gas 𝐶2 𝐻2


dengan 𝑂2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencair logam
induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen,
propan atau hidrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan
adalah asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksiasetilen. Karena
tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksiasetilen banyak dipakai di lapangan
walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.

Gambar 4. Proses las kimia

Pada skema las oksi asetilen diperlihatkan sudut brander las berskisar antara 60 – 70
º dan sudut bahan tambah (filler) berkisar 30 – 45º. Arah pengelasan dari kiri kekanan
dan posisi pengelasan di bawah tangan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan

metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau

cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan

setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses

pengelasan terdapat proses las mekanik, las kimia, dan las plasma.

B. Saran

Untuk lebih mencari ilmu tentang proses pengelasan mekanik, las kimia, dan las

plasma dibutuhkan banyak sumber informasi selain informasi di internet. Maka dengan

itu, saya mengharapkan agar referensi serta sumber informasi bias didapatkan lewat

buku elektronik atau buku yang sumbernya jelas tentang proses las mekanik, kimia dan

plasma.

Anda mungkin juga menyukai