PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metalurgi serbuk
2. Untuk mengetahui tata cara proses metalurgi serbuk
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metalurgi serbuk
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel haruslah tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
Partikel yang terlalu panjang tidak menunjukkan struktur yang diinginkan
yang seringmenjadi alasan dalam memilih rute serbuk. Partikel yang terlalu
kecil juga sulit ditangani dan cenderung menumpul. Metoda untuk
menentukan ukuran partikel antara lain dengan pengayakan atau pengukuran
mikroskopik.
2. Bentuk Partikel
2
semu dan porositas produk cukup besar. Sebaran tidak dapat diubah tanpa
mempengaruhi ukuran benda tekan.
4. Mampu Alir
5. Sifat Kimia
6. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah perbandingan volum serbuk dengan volum benda yang
ditekan. Nilai ini berbeda-beda dan dipengaruhi oleh distribusi ukuran dan
bentuk butir, kekuatan tekan tergantung pada kompresibilitas.
Berat jenis curah atau berat jenis serbuk dinyatakan dalam kilogram per meter
kubik. Harga ini harus tetap, agar jumlah serbuk yang mengisi cetakan setiap
waktunya tetap sama.
8. Sinter
Sinter adalah proses pengikatan partikel melalui proses penekanan dengan
cara dipanaskan 0.7-0.9 dari titik lelehnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik dan sifat partikel akan dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut:
3
2. Proses Pembuatan Metalurgi Serbuk
1. Pembuatan Serbuk.
2. Mixing.
3. Compaction.
4. Sintering.
5. Finishing.
Dari sekian banyak proses pembuatan serbuk proses yang paling sering di
pakai adalah proses atomisasi.
4
(a).atomisasi air atau gas,(b). atomisasi sebtrifugal (c)proses elektroda putaran
a. Atomisasi Air (Water Atomization)
Air tergolong untuk kuantitas besar. Leburan cair yang muncul dari sebuah
nosel diuraikan dengan pancaran atau semburan air.(gambar a). Proses ini
digunakan untuk baja paduan rendah,baja tahan karat,paduan Cu dan Ni dan
Sn. Ukuran dan bentuk partikel dapat diubah dengan mengendalikan
parameter proses ,namun serbuk logam selalu teroksidasi.
5
compaction yaitu memadatkan serbuk pada tempetatur ruang dengan 100-900
Mpa untuk menghasilkan green body.
1. Die Pressing, yaitu penekanan yang dilakukan pada cetakan yang berisi serbuk
2. Cold isotactic pressing, yaitu penekanan pada serbuk pada temperature kamar
yang memiliki tekanan yang sama dari setiap arah.
3. Rolling, yaitu penekanan pada serbuk metal dengan memakai rolling mill.
Pres meja putar mempunyai laju produksi yang tinggi, karena dilengkapi dengan
serangkaian lubang die, yang masing-masing dilengkapi dengan ponds atas dan
bawah. Selama produksi meja berputar, operasi pengisian, penekanan dan
pengeluaran produk berlangsung secara bertahap. Pada gambar 9.2, tampak
susunan ponds dan die yang sederhana untuk memadatkan serbuk logam. Ada dua
penekan, penekan atas yang sesuai dengan bentuk bagian atas dari benda dan
penekan bawah yang sesuai dengan bentuk die bagian bawah.
Penekan bawah sekaligus berfungsi sebagai ejector untuk mengeluarkan
benda yang telah dicetak. Ruang die harus halus untuk mengurangi gesekan dan
harus tirus sedikit untuk memudahkan pengeluran benda. Gesekan dinding akan
mengurangi tekanan ke serbuk dan bila tekanan bekerja pada satu sisi saja, dalam
benda itu sendiri akan timbul perbedaan berat jenis (dari atas ke bawah). Oleh
karena itu digunakan penekan baik atas maupun bawah.
2.4 Sintering
Pemanasan kompak mentah sampai temperatur tinggi disebut sinter. Pada
proses sinter, benda padat terjadi karena terbentuk ikatan-ikatan. Panas
menyebabkan bersatunya partikel dan efektivitas reaksi tegangan permukaan
meningkat. Dengan perkataan lain, proses sinter menyebabkan bersatunya partikel
sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah. Selama proses ini terbentuklah
batas-batas butir, yang merupakan tahap rekristalisasi. Disamping itu gas yang ada
menguap. Temperatur sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair
serbuk utama. Waktu pemanasan berbeda untuk jenis logam berlainan dan tidak
diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya waktu pemanasan.
6
Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari partikel kecil
yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus
terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan oksida
pada permukaan selama proses sinter.
2.5 Finishing
Pada saat finishing porositas pada fully sintered masih signifikan (4-
15%). Untuk meningkatkan properties pada serbuk diperlukan resintering, dan
heat treatment. (Hirschhorn, 1969)
Densitas seringkali dijaga tetap rendah untuk menghindari interkoneksi
porositas pada bantalan,filter,penghalang suara,dan elektroda baterai atau bila
komponen-komponen yang memerlukan infiltrasi. Metlurgi serbuk menawarkan
peluang-peluang unik untuk menghasilkan sifat-sifat yang dibutuhkan. Porositas
yang masih tersisa menyebabkan padatan – padatan hasil penyinteran lebih kasar
dibandingkan dengan cetakan padatanya.
a. kontrol kuntitatif yang baik, presisi yang tinggi, tidak diperlukan banyak
penyelesaian akhir.
c. Produk yang dihasilkan dapat sekecil mungkin dengan toleransi yang ketat dan
permukaan yang halus dalam jumlah banyak dan dapat bersaing dengan produk-
produk permesinan lain nya.
d. Proses ini sangat ekonomis, sebab tidak ada bahan yang terbuang selama proses
produksi
e. Upah buruh relatif murah, karena tidak dibutuhkan “skill” yang tinggi.
7
Kekurangan Powder Metallurgy
a. diperlukan biaya yang tinggi dan terbatas untuk produk yang ukurannya kecil
oleh (James M. Gere, 1987).
c. Beberapa jenis produk tertentu, tidak dapat dibuat secara ekonomis, karena
keterbatasan kapasitas mesin press dan ratio kompressi berbagai jenis serbuk,
yang bisa berakibat kepadatan benda kerja tidak merata
d. Bentuk-bentuk produk yang sulit, tidak dapat dibuat, karena selama proses
penekanan/ pemampatan, serbuk logam tidak mampu mengalir mengisi rongga
cetakan
Karena keunikan sifat dari serbuk logam, karakteristik aliran mereka dalam
cetakan dan kerapuhan dari pemadatan, ada prinsip desain tertentu yang harus diikuti.
8
4. Bagian dinding harus tidak kurang dari 1.55 mm ketebalan ; bagaimanapun,
dengan perawatan khusus, dinding setebal 0.34 mm dapat ditekan pada
komponen 1 mm panjang. Dinding dengan rasio ketebalan lebih dari 8 : 1 sulit
ditekan dan variasi densitas dapat dihindari.
5. Langkah-langkah sebagian dapat dihasilkan jika mereka sederhana dan
ukurannya tidak melebihi 15 % dari keseluruhan panjang. Langkah yang lebih
besar dapat ditekan, tetapi membutuhkan yang lebih kompleks, alat dengan
gerakan ganda.
6. Huruf dapat ditekan jika mereka berorientasikan tegak lurus pada arah
penekanan dan dapat ditingkatkan atau dikurangi. Peningkatan lebih dapat
diterima pada kerusakan dalam tahapan dan juga mencegah kerusakan selama
proses sintering.
7. flensa atau overhang dapat diproduksi dengan langkah dalam cetakan.
Bagaimanapun, panjang flensa dapat patah sampai pengusiarn dan
memebutuhkan lebih banyak alat. Flensa panjang harus disertai dengan flang,
radius pada bagian bawah dan radius pada titik waktu dari flens dan / atau
komponen badan untuk mengurangi konsentrasi tekanan dan fraktur.
8. Pada radius sebenarnya tidak dapat ditekan pada tepi bagian karena akan
membutuhkan penumbukan (yang sangat lancip) pad aketebalan nol seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 17.21d. Talang atau flat lebih disukai untuk
penekanan, dan sudut 45o dalam 0.25 mm adalah desain yang umum.
9. Kunci, dan lubang selalu digunakan untuk mengubah momen pada gigir dan
katrol yang dapat dibentuk selama pemadatan serbuk. Bos dapat diproduksi dari
draft yang diberikan digunakan dan panjang mereka relative kecil dengan
semuanya.
10. Takik dan alur dapat dibuat jika mereka diorientasikan tegak lurus dengan arah
penekanan. Dianjurkan bahwa alur tidak melebihi kedalaman 20% dari
keseluruhan komponen, dan alur harus tidak melebihi 15%.
11. Bagian yang dihasilkan melalui pengecoran suntikan serbuk memiliki batasan
desain yang sama seperti dengan suntikan pemuaian polimer. Dengan PIM,
ketebalan dinding harus sama untuk meminimalkan distorsi selama proses
sintering. Juga, pengecoran harus dirancang dengan transisi ringan untuk
mencegah akumulasi serbuk dan untuk memungkinkan kontribusi yang seragam
dari serbuk logam.
12. Toleransi dimensi bagian P/M biasanya pada ± 0.05 sampai 0.1 mm. Toleransi
meningkat secara signifikan dengan tambahan pengoperasian,seperti
pengukuran, proses dengan mesin dan penggilingan.
9
Gambar contoh-contoh produk powder metallurgy, (a) Brake Rotor untuk Kereta
Kecepatan Tinggi, (b) Automotive Braking System, (c) Automotive pushrods dan (d) Cores
untuk Kawat Listrik High Voltage
10
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sesuai dengan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Metalurgi
Serbuk sebagai berikut :
Metalurgi serbuk ialah teknik pembentukan dan penghasilan yang terdiri daripada
tiga tahap pemprosesan. Pertama, bahan utama iaitu serbuk fizikal, dibahagi kepada
banyak zarah individu kecil. Kemudian, serbuk disuntik ke dalam acuan atau
dimasukkan melalui dai untuk menghasilkan struktur jelekat lemah (melalui
pengimpalan sejuk) amat hampir dengan dimensi objek akhir yang hendak dihasilkan.
Tekanan sekitar 10-50 tan setiap inci persegi biasanya digunakan. Juga, bagi mencapai
nisbah tekanan yang sekata bagi barangan lebih rumit, ia sering kali perlu menggunakan
penebuk lebih rendah bersama penebuk atas. Akhirnya, bahagian akhir dibentuk dengan
mengenakan tekanan, suhu tinggi, masa set panjang (semasa mana pengimpalan diri
berlaku), atau sebarang gabungan di atas.
1. Preparasi material
2. Pencampuran (mixing)
3. Penekanan (kompaksi)
4. Pemanasan (sintering)
11
h. Porositas mudah dikontrol.
i. Cocok untuk material dengan kemurnian tinggi.
j. Cocok untuk pembuatan material komposit dengan matrik logam.
12