ANGKRINGAN DJINGGOW
Diusulkan oleh:
I Komang Wira Adi Pratama 1832121511
I Made Dwi Praditya Suarka L. 1832121669
I Gede Alvin Andika Parisatya 1832121050
I Gede Arya Kusuma Wardana S. 1832121516
I Kadek Dwi Widhiyasa 1832121533
I Dewa Gede Rama Arisardiana 1832121669
Made Andika Suryadarma 1832121538
I Ketut Budiana 1832121012
UNIVERSITAS WARMADEWA
2019
1. Jenis Perusahaan Waralaba/Franchise
Perusahaan waralaba/franchise dilakukan pada berbagai produk dan jasa seperti minuman,
makanan cepat saj, es krim, jasa cuci (laundry), hotel, dan sebagainya. Usaha waralaba dapat
diklasifikasikan dalam empat jenis dengan ciri yang saling berbeda antara yang satu dengan yang lain.
3.4. Kewirausahaan
Franchisor yang berhasil percaya bahwa manajer-wirausahawan local merupakan faktor penting
dalam penyelenggaraan sistem waralaba. Bagi franchisor pada umumnya, framchisee yang baik adalah
orang yang dapat mentaati suatu cara melakukan usaha yang telah ditetapkan tanpa bermaksud untuk
berupaya melakukan improvisasi. Seringkali franchisor mencari orang yang bertipe "prajurit", yakni,
mereka yang dapat bekerja dengan baik menurut jenjang pangkat, di antara atasan yang memberi perintah
dan pribadi yang mengikuti mereka. Franchisor mendapati bahwa franchise lebih mungkin untuk bekerja
keras dalam pemasaran dan dalam pengendalian biaya operasi daripada karyawan yang digaji di
perusahaan yang dimiliki oleh toko pengecer (outlet).
Pengalaman menunjukkan bahwa keberhasilan sistem waralaba (franchise) dan franchisee
berkaitan erat dengan efektivitas franchisor menciptakan kondisi yang mendukung bagi kewirausahaan di
atara manajer-pemilik waralaba (franchise).
Faktor pribadi seseorang merupakan taktor penting dalam menentukan hubungan jrancnse dan
dirinya sebagai seorang franchise dalam sistem yang perjalan dengan baik cenderung mengaggap dirinya
sebagai wirausanawan dan pelaku bisnis lokal yang patut diperhitungkan.
Pada umumnya pelaku bisnis ingin berbisnis untuk dirinya, tetapi ragu untuk mengambil langkah
drastis pada awal perusahaan bisnis yang sepenuhnya mandiri. Kurangnya pengalaman berbisnis
merupakan alasan keraguan wirausanawan untuk berjalan sendiri dalam menjalankan perusahaan.
Meskipun pada umumnya orang mengetahui bahwa menjalankan perusahaan kecil merupakan keinginan,
mereka kurang memiliki ide, produk, jasa, atau lokasi perusanaan yang spesifik
Franchise mempunyai daya tarik tersendıri bagi pelaku bisnis seperti tersebut di atas. Membeli franchise
dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
Perusahaan dan metodenya secara keseluruhan telah teruji.
Franchisee dapat bermula dengan produk atau jasa yang telah dikenal dan diterima konsumen.
Catatan keberhasilan dalam bidang keuangan dan pemasaran dapat diketahui dan yang diangap
sesuai dapat diterapkan pada franchise tertentu yang akan dibeli.
Dapat memperoleh bantuan dari ahli dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan
pembukaan dan pengoperasian perusahaan seperti pemilihan lokasi, tataletak toka, barang
dagangan, pengendalian sediaan, dan akuntansi.
Franchisor akan menggunakan satu atau kombinasi beberapa ini. Franchisee harus memahami tertentu
penerapan mekanisme pengendalian ini.
Jika outlet yang akan dibeli tergolong baru, pihak kedua harus meninjau dengan cermat kajian
pasar franchisor dengan memeriksa data tentang lalu lintas konsumen, misalnya dengan menghitung
jumlah kendaraan dan orang yang melintasi toko dalam jangka waktu tertentu.
7.4. Kepemilikan
Pengelolaan waralaba memiliki perusahaan secara pribadi. Pemilik dapat menikmati kemandirian,
insentif, dan laba usaha mandiri. Di samping itu, pemilik juga dapat merasakan nikmatnya menjadi
pimpinan perusahaan meskipun harus mentaati lebih banya peraturan dan prosedur dibandingkan dengan
memiliki usaha yang sepenuhnya berdasarkan atas modal sendiri.