NOMOR : 22/XII/2017
Perjanjian Keagenan Sepeda “Intibike” ini dibuat pada hari ini, Jumat tanggal 22 Desember,
di Sidoarjo, oleh dan diantara:
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Intiroda Jaya berdasarkan Surat Penugasan
Direktur No. 88IJ/XI/2017 tanggal 30 November 2017 yang ditandatangani oleh dr. Andri,
selaku direktur yang berkedudukan di Jalan Basuki Rahmat Nomor 50 Sidoarjo , selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut PRINSIPAL;
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya dalam perjanjian
ini disebut AGEN;
PRINSIPAL dan AGEN secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK. PARA
PIHAK dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa, PRINSIPAL adalah sebuah PT yang bergerak di bidang berbagai tipe sepeda beserta
aksesorinya yakni urban bike, mountain bike, sampai dengan electric bike;
Bahwa dalam rangka pemasaran produk sepedanya yang diberi merek “Intibike”,
PRINSIPAL memiliki agen di berbagai daerah di Indonesia bahkan di beberapa negara di
kawasan Asia;
Bahwa, AGEN adalah perseorangan yang ingin memulai usaha jual beli sepeda dan berminat
menjadi sah satu agen PRINSIPAL;
Bahwa, berdasarkan uraian tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian
Keagenan Sepeda “Intibike” ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
PRODUK
Produk yang dimaksudkan dalam perjanjian ini adalah berbagai tipe sepeda merek “Intibike”
beserta aksesorinya yakni urban bike, mountain bike, sampai dengan electric bike yang untuk
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut “Produk”. Apabila di kemudian hari terdapat
pengembangan produk ataupun penghentian produksi atas suatu tipe tertentu akibatnya
minimnya minat pasar maka perubahan produk tersebut akan dituangkan dalam suatu
addendum secara tertulis.
PASAL 2
PENGANGKATAN AGEN
Dengan ini PRINSIPAL mengangkat AGEN sebagai AGEN pemasaran resmi produk-produk
PRINSIPAL, sesuai dengan syarat-syarat dalam perjanjian ini dan dalam dokumen lain yang
termasuk dalam kesepakatan bersama, untuk melakukan pemasaran produk PRINSIPAL di
wilayah Surabaya, Jawa Timur.
PASAL 3
Para Pihak menyetujui dan memahami bahwa Perjanjian ini tidak terdapat dan tidak
seharusnya diartikan menciptakan suatu hubungan kepegawaian antara Perusahaan dan Agen
sebagaimana diatur dalam Undang–Undang Ketenagakerjaan, melainkan suatu hubungan
kemitraan antara Perusahaan dan Agen dalam menjalankan kerjasama sebagaimana dimaksud
dalam Perjanjian ini.
Atas dasar hal tersebut diatas maka Perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk mengangkat
Agen sebagai Karyawan Tetap.
PASAL 4
PENJUALAN
AGEN berusaha dengan segala kemampuanya untuk mempromosikan dan meningkatkan
penjualan Produk PRINSIPAL di wilayahnya.
AGEN akan selalu berusaha menjaga nama baik PRINSIPAL dengan memberikan service
yang wajar pada Konsumen tanpa mengurangi dan/atau menambahkan standarisasi perakitan
dan perawatan serta spesifikasi produk.
Periklanan Produk PRINSIPAL dengan media cetak di wilayah penjualannya menjadi
kewajiban AGEN untuk pengadaannya dengan biaya yang ditanggung oleh AGEN sendiri.
PRINSIPAL menjamin bebasnya produk dari kerusakan dan cacat produksi serta akan
mengganti produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi serta apabila adanya cacat produksi di
dalam produk tersebut apabila laporan adanya kerusakan tersebut dilaporkan dalam waktu 1
minggu setelah produk berada di tangan Konsumen tanpa membebankan apapun pada AGEN
dan Konsumen.
LAPORAN
AGEN wajib menyampaikan laporan kepada PRINSIPAL setiap dua bulan yang berisi
jumlah Produk yang telah terjual, grafik permintaan, serta hal lain yang diminta oleh
PRINSIPAL yang berhubungan dengan penjualan, dengan mengirimkannya melalui media
elektronik berupa e-mail.
AGEN wajib menyampaikan laporan mengenai keluhan serta klaim yang di terimanya dari
Konsumen kepada PRINSIPAL melalui media elektronik berupa e-mail.
PASAL 5
PRINSIPAL bersama sama dengan seluruh AGEN di seluruh Indonesia bersama sama
menanggung biaya Periklanan dalam hal mempromosikan produk PRINSIPAL yang
ditujukan melalui media elektronik, seperti Televisi dan website atau media lain yang
berskala Nasional dengan porsi tanggungan sebagai berikut:
PRINSIPAL : 70% Seluruh AGEN : 30%
PRINSIPAL tanpa meminta kompensasi biaya atau potongan apapun akan menyediakan
Brosur dan Katalog yang berisi spesifikasi dan harga produk PRINSIPAL kepada AGEN
setiap ada perubahan atau penambahan item produk PRINSIPAL.
AGEN dapat mencantumkan nama PRINSIPAL pada hal-hal yang wajar atas persetujuan
PRINSIPAL agar diketahui umum bahwa perusahaan tersebut adalah Agen dari Prinsipal
dan/atau Produk yang bersangkutan selama berlakunya perjanjian.
Segala Informasi yang diterima oleh AGEN mengenai produk PRINSIPAL yang menjadi
rahasia dagang PRINSIPAL harus dijaga kerahasiaannya oleh AGEN dalam kondisi apapun
dari pihak lain tanpa persetujuan PRINSIPAL.
AGEN diwajibkan mengembalikan kepada PRINSIPAL semua bahan-bahan dokumen yang
diberikan kepada AGEN, dan tidak diperkenankan memanfaatkan data informasi dan rahasia
dagang sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian ini pada saat berakhirnya perjanjian atau
putusnya perjanjian dengan pihak PRINSIPAL.
PASAL 6
BANTUAN PELATIHAN
Dalam hal perakitan dan reparasi produk PRINSIPAL, AGEN wajib menunjuk 2 orang yang
dipekerjakannya untuk menjalani pelatihan khusus yang diadakan oleh pihak PRINSIPAL di
wilayah yang ditentukan PRINSIPAL, tanpa membebani AGEN dengan biaya apapun.
Orang-orang yang ditunjuk sebagaimana termuat dalam pasal 4 ayat 1 wajib memberikan
pelatihan kepada setiap orang yang dipekerjakan oleh AGEN dengan biaya AGEN sendiri
mengadakan pelatihan bagi seluruh karyawannya mengenai perakitan dan reparasi produk
PRINSIPAL.
PRINSIPAL memberikan pelatihan dengan biaya sendiri tanpa meminta kompensasi apapun
kepada AGEN dalam hal adanya produk jenis baru yang dihasilkan oleh PRINSIPAL
PASAL 7
KOMISI
AGEN berhak memotong sendiri komisinya sebesar 5% dari setiap produk yang berhasil di
jual dalam setiap transaksi, sebelum pembayaran diberikan kepada PRINSIPAL.
PASAL 8
LARANGAN
AGEN tidak berwenang membawa nama PRINSIPAL atas perjanjiannya kepada pihak ketiga
tanpa meminta persetujuan kepada PRINSIPAL.
AGEN tidak berhak menentukan harga penjualan produk PRINSIPAL tanpa persetujuan dari
PRINSIPAL.
PASAL 9
Perjanjian ini akan mulai mengikat kedua pihak pada saat ditandatangani perjanjian ini dan
akan berlaku untuk masa 3 tahun sejak tanggal berlakunya dan dapat diperpanjang atau
dihentikan sesuai kesepakatan kembali para pihak yang akan mulai di negosiasikan minimal
dalam waktu 4 bulan sebelum masa berlakunya habis.
PASAL 10
WILAYAH PEMASARAN
Wilayah pemasaran untuk melakukan pemasaran produk PRINSIPAL adalah di wilayah
Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya atau wilayah lain yang di setujui oleh PRINSIPAL
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama.
PASAL 11
SYARAT PERJANJIAN
Dalam hal Agen dalam masa 1 tahun gagal mendapatkan order, perjanjian ini otomatis
berakhir tanpa pemberitahuan tertulis.
Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana termuat dalam pasal 11 ayat 1, tidak
menimbulkan kewajiban dari para pihak memberikan ganti kerugian apapun pada pihak
lainnya.
Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana termuat dalam pasal 8 ayat 1, mewajibkan AGEN
untuk mengembalikan produk yang telah dikirimkan oleh PRINSIPAL dengan biaya AGEN
sendiri dan dalam kondisi baik sebagaimana PRINSIPAL mengirimkan pada AGEN.
Dalam hal Agen jatuh pailit, maka Prinsipal berhak menghentikan keagenannya dan
perjanjian ini menjadi batal. Dengan demikian Prinsipal dapat mengangkat penanggung
jawab untuk menangani semua atau sebagian besar hartanya yang ada pada Agen.
PASAL 12
PENYELESAIAN SENGKETA
Dalam hal terjadi perselisihan antara kedua belah pihak dalam perjanjian, maka akan
diselesaikan dengan jalan musyawarah.
Apabila jalan musyawarah seperti tersebut pada ayat (1) tidak tercapai, maka semua sengketa
yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI).
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA
Jika terjadi force majeur atau keadaan memaksa, PARA PIHAK tidak bertanggung jawab
atas tidak terlaksananya hak dan kewajiban dalam perjanjian ini yang diakibatkan oleh force
majeur tersebut;
Yang dimaksud force majeur atau keadaan memaksa dalam perjanjian ini meliputi bencana
alam, gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran, perang, huru-hara,
pemberontakan, wabah penyakit, dan tindakan pemerintah dibidang keuangan yang langsung
mengakibatkan kerugian luar biasa.
PASAL 14
HAL-HAL LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur lebih lanjut dengan suatu
persetujuan kedua belah pihak secara tertulis.
Persetujuan tertulis sebagaimana dinyatakan dalam ayat 1, merupakan bagian dari perjanjian
dan sama mengikatnya dengan perjanjian.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak dan mulai berlaku
sebagaimana termuat dalam perjanjian ini.
PENUTUP
Demikian perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap Bermaterai cukup, PARA PIHAK
mendapat satu rangkap yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Dibuat di : Sidoarjo
PRINSIPAL AGEN
Pada hari ini Jumat 22 Desember 2017, telah di buat perjanjian kerjasama pemasaran barang
antara :
1. PT MIE RAJA NIKMAT yang berkedudukan di Jalan Dago 123 Bandung. Dalam hal ini di
wakili oleh Latof Syeikhur Rabbani S.ST. selaku Direktur PT GRIYA MIESEJA berdasarkan
Pasal 10 Anggaran Dasar Perseroan yang di muat dalam akta pendirian No : 20.- di hadapan
notaris Muktarul Jamil, S.H., M.Kn. yang selanjutnya di sebut FRANCHISOR
FRANCHISOR dan FRANCHISEE secara bersama-sama di sebut Para Pihak. Para Pihak
sebelumnya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa FRANCHISOR adalah pemilik dari restoran yang menyajikan makanan cepat saji yang
kemudian dikenal dengan nama Restoran BAKMIE RN dengan merek dan rahasia dagang
terdaftar dengan nomor pendaftaran 380107 dan 387123.
2. Bahwa FRANCHISOR telah menjalankan sistem restoran yang telah terintegrasi di Indonesia
yang di kenal dengan (“Bakmie RN System”), Bakmie RN system merupakan sistem
komprihensif yang di kembangkan dan di operasikan oleh FRANCHISOR yang terkait dengan
tata kelola keuangan, business polices, servis, kebersihan, tema ruangan restoran, sampai
dengan hak kekayaan intelektual terkait dengan merek dagang, desain dan warna restoran,
tanda, layout, hingga resep dan spesifikasi menu makanan.
3. Bahwa FRANCHISOR memiliki hak yang sah untuk mengadopsi dan menggunakan “Bakmi
RN System” di restoran yang menggunakan nama merek dagangnya.
4. Bahwa FRANCHISOR setuju untuk memberikan izin dan membantu FRANCHISEE untuk
menjual dan menyajikan makanan BAKMIE RN untuk wilayah kabupaten Maros.
5. Bahwa FRANCHISEE berjanji akan mengawasi, menjaga, dan mengendalikan mutu dan
kualitas makanan serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh FRANCHISOR.
Berdasarkan hal-hal yang telah ditetapkan diatas, FRANCHISOR dan Kedua sepakat
untuk mengikatkan diri dan melaksanakan perjanjian ini dalam bentuk Perjanjian Kerjasama
yang selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian” dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
Pasal 1
DEFINISI
1. Franchise adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/ atau jasa
yang telah terbukti berhasil dan dapat di manfaatkan dan digunakan oleh pihak lain berdasarkan
Perjanjian Franchise.
2. Status Franchisee adalah hak yang diberikan Franchisor kepada Franchisee berupa hak untuk
menggunakan merek dagang, sistem operasional yang berdasarkan Perjanjian Franchise.
3. Restoran adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dilengkapu dengan pembuatan,
perlatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan penyajian di dalam satu (satu)
tempat tetap yang tidak berpindah pindah
Pasal 2
KEGIATAN USAHA
1. Usaha yang akan direncanakan dan dijalankan adalah sebuah restoran cepat saji dengan menu
pendukung berupa bakmie, pangsit, nasi bowl dan sebagainya.
2. Nama restoran yang dimaksud di atas adalah RESTORAN BAKMIE RN, yang didirikan
FRANCHISOR pada akhir tahun 2015.
Pasal 3
KEWAJIBAN FRANCHISOR DAN FRANCHISEE
2. FRANCHISEE akan selalu berusaha menjaga nama baik FRANCHISOR dengan memberikan
service yang wajar pada Konsumen dan mengikuti “Bakmi RN System”.
3. FRANCHISEE wajib menyampaikan laporan kepada FRANCHISOR setiap dua bulan yang
berisi jumlah produk yang telah terjual, garfik permintaan, serta hal lain yang diminta oleh
FRANCHISOR yang berhubungan dengan penjualan, dengan mengirimkanya melalui media
elektronik berupa E-Mail.
4. FRANCHISEE wajib menyampaikan laporan mengenai keluhan serta klaim yang di terimanya
dari Konsumen kepada FRANCHISOR melalui media elektronik berupa E-Mail.
8. FRANCHISEE berhak mengetahui nama, merek dagang, rahasia bisnis, serta proses formula
dan resep milik FRANCHISOR.
Pasal 4
PERUBAHAN SISTEM
FRANCHISOR berhak untuk mengubah dan menyesuaikan sistem marketing, termasuk
penentuan adanya pemakaian nama dagang, tanda dagang, tanda pelayanan baru, identifikasi
produk baru, harga produk, dan menu-menu baru yang dilakukan dengan itikad baik demi
usaha franchisee.
Pasal 5
RAHASIA DAGANG
(1) Segala Informasi yang diterima oleh FRANCHISEE mengenai produk FRANCHISOR yang
menjadi rahasia dagang FRANCHISOR harus dijaga kerahasiaanya oleh FRANCHISEE dalam
kondisi apapun dari pihak lain tanpa persetujuan FRANCHISOR.
Dalam hal ini wilayah pemasaran yang diberikan FRANCHISOR kepada FRANCHISEE
adalah wilayah pemasaran seputar Surabaya dan sekitarnya.
Pasal 7
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Jangka waktu perjanjian kerja sama ini berlaku selama 10 (Sepuluh) tahun. Jika Perjanjian ini
telah berakhir dapat diperpanjang dengan memberitahukan secara tertulis kepada
FRANCHISOR.
Pasal 8
BESARAN INVESTASI DAN IMBALAN
(1) FRANCHISEE sebagai penerima waralaba wajib membayar investasi awal atau franchise fee
kepada FRANCHISOR sebagai pemberi waralaba sebesarRp2.000.000.000,00 (Dua
Milyard Rupiah).
(2) Pembayaran Besaran Investasi awal oleh FRANCHISEE kepada FRANCHISOR dilakukan
pada saat penandatanganan Perjanjian ini, dan atas pembayaran tersebut akan diberikan tanda
terima pembayaran berupa kuitansi.
Pasal 9
TATA CARA PEMBAYARAN IMBALAN
(2) FRANCHISEE apabila ingin membuka outlet baru harus memberitahukan dan membayar
pendirian waralaba kepada FRANCHISOR.
Pasal 11
PEMBATALAN
Franchisor dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini karena hal-hal berikut:
1. Apabila franchisee lalai dan atau tidak melakukan kewajibannya yang diatur dalam perjanjian
ini padahal sudah diberikan peringatan berulang oleh franchisor namun masih melakukan
pelanggaran baik berbeda maupun yang sama, pelanggaran mana yang dianggap serius
menurut ukuran franchisor.
2. Apabila franchisee bangkrut atau dinyatakan pailit kecuali jika franchisee dengan segera
memenuhi kembali semua kewajiban-kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian ini.
Pasal 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 14
PENYELESAIAN SENGKETA
Apabila terjadi perselisihan di antara Para Pihak, maka akan diselesaikan dengan cara
musyawarah. Jika dengan musyawarah tidak dapat diselesaikan, maka kedua belah pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri
Bandung.
Pasal 15
ADDENDUM
Segala perubahan dan hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian, akan
dibicarakan secara musyawarah oleh Para Pihak dan akan dituangkan dalam suatu addendum
yang menjadi satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari Perjanjian.
Demikian surat ini di buat dalam rangkap 2 dengan di bubuhi materai secukupnya berdasarkan
ketentuan yang berlaku, yang masing - masing memiliki kekuatan hukum yang sama dan mulai
berlaku sejak di tanda tangani oleh para pihak.
DISUSUN OLEH :
1. Resindra Prameswari (1115040008)
2. Latof Syeikhur Rabbani (1115040021)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ni Putu Wiwiek Ary Susyarini, SE., M.M.
HUKUM BISNIS
PROGRAM STUDI D4 – MANAJEMEN BISNIS
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SEMESTER GANJIL 2017/2018