Disusun Oleh
Nama Kelompok
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan proses mendengarkan di tempat kerja
2. Menjelaskan pentingnya komunikasi nonverbal
3. Menjelaskan keterampilan komunikasi secara lisan
4. Menjelaskan bekerja dalam tim
5. Menjelaskan rapat yang produktif
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mendengarkan Atasan. Dalam bekerja salah satu tugas yang terpenting adalah
mendengarkan instruksi, penugasan,dan penjelasan mengenai bagaimana melakukan
tugas tersebut. Untuk bisa fokus sepenuhnya pada pembicara, pastikan bahwa tidak
tergangu oleh kebisingan dan tugas lainnya, tunjukkan perhatian anda dengan
melakukan kontak mata yang baik, membuat catatan juga menunjukkan keseriusan.
b. Mendengarkan Karyawan. Pada setiap organisasi, mendengarkan berlaku dalam
dua arah. Karyawan mendengarkan atasan mereka, tetapi pihak manajemen juga
mendengarkan karyawan. Organisasi yang mendengarkan karyawan memperoleh
banyak manfaat, termasuk produktivitas dan moral yang lebih tinggi. Serta akan
memperoleh ide-ide kreatif dari para karyawan. Ketika karyawan merasa mereka
didengarkan, mereka menjadi lebih berkomitmen terhadap keberhasilan perusahaan.
c. Mendengarkan Pelanggan. Organisasi yang mendengarkan pelanggan akan
meningkatkan penjualan dan profitabilitas. Mendengarkan adalah suatu bentuk
perhatian dan merupakan alat yang potensial untuk mempertahankan pelanggan.
Pelanggan ingin diperhatikan, yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Banyak juga organisasi sekarang menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pusat
layanan telepon pelanggan (call centre).
Untuk membangun keterampilan mendengarkan yang baik dan efektif, yaitu dengan
melihat proses mendengarkan. Proses mendengarkan menurut Mary Ellen Guffey meliputi
empat elemen, yaitu : (1) persepsi; (2) interpretasi; (3) evaluasi; dan (4) tindakan atau aksi.
Menurut M.E. Guffey, ada beberapa saran yang dapat membantu efektivitas
mendengar di tempat kerja, yaitu :
1. Mengontrol ganguan eksternal dan internal;
2. Terlibat secara aktif;
3. Pisahkan fakta dari opini;
4. Identifikasi fakta – fakta penting;
5. Jangan menyela;
6. Mengajukan pertanyaan penjelas;
7. Mengulang dengan kata – kata sendiri untuk meningkatkan pemahaman;
8. Gunakan jeda waktu;
9. Buat catatan untuk mengingat.
2.2 Pentingnya Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap,
dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee
dan Thill, 2003;4). Komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa isyarat atau bahasa
diam (silent language).
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004;100), fungsi komunikasi nonverbal
adalah:
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition).
2. Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution).
3. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity).
4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
Prinsip berbicara adalah suatu asas yang perlu dipahami agar dapat berbicara dengan
menarik dan jelas sehingga mencapai tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bekerja artinya melakukan suatu pekerjaan
(perbuatan), berbuat sesuatu. Sedangkan dalam pengertian sempit, tim dapat dikatakan
sebagai kelompok. Menurut Burke, Tim merupakan Kelompok kerja lengkap atau suatu
satuan kerja, yang para anggotanya paling sedikit rnemiliki satu tujuan bersama dan
pencapaian tujuan itu memerlukan perilaku kerja sama dari semua anggotanya.
Pada dasarnya tujuan bekerja dalam tim didasarkan pada prinsip kesatuan tujuan,
prinsip efisiens, dan prinsip efektivitas.
a. Kesatuan tujuan
Setiap anggota tim tentu saja mempunyai kesaman tujuan. Prinsip kesatuan tujuan ini
mencakup kesamaan visi, misi dan sasaran program kerja tim. Apabila suatu prigram garapan
atau proyek harus diselesaikan selama suatu periode waktu tertentu maka pola pelaksanaan
kerja tim harus disesuaikan dengan prinsip kesatuan tujuan.
b. Efisensi
Suatu tim adalah efisien jika setiap anggota menyelesaikan tugas atau pekerjaan
secara cepat, efisien, dan efektif. Suatu tim yang efisien adalah tim yang bekerja tanpa
pemborosan dan kecerobohan, sehingga memberi kepuasan kerja.
c. Efektivitas
Tujuan bekerja dalam tim, antara lain untuk meningkatkan produktivitas dan
efektivitas kerja. Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan
pekerjaan yang ditetapkan. Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
2.5 Rapat yang Produktif
Perencanaan Rapat
Bantuan seorang sekretaris dalam merencanakan rapat memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan produktivitas rapat. Untuk itu langkah-langkah yang perlu
mendapat perhatian Sekretaris dalam merencanakan rapat yang sifatnya resmi adalah :
a. Persiapan Ruangan, Perlengkapan Rapat dan Tata Ruang rapat.
Ruangan untuk menyelenggarakan rapat resmi sangat menentukan kelancaran
jalannya rapat. Dimana dalam hal ini perlu dipersiapkan mengenai penerangan,
tempat duduk, dan juga mengenai ventilasi ruangan rapa agar peserta rapat merasa
nyaman. Selain itu perlengkapan seperti sound system, proyektor dan microphone
juga perlu dipersiapkan dengan baik.
b. Persiapan Administrasi
Membuat Surat Undangan rapat. Dalam surat undangan memuat hari, tanggal, jam,
waktu dan acara rapat.
Menyusun acara atau agenda rapat. Acara rapat disusun secara tepat, secara berurutan
dengan membuat pokok-pokok kegiatan, dan perhitungkan waktu yang dirinci jam
atau menitnya.
Menyusun daftar hadir. Daftar hadir bisa berupa buku tamu bisa juga berupa lembaran
biasa. Guna daftar hadir adalah untuk mengetahui jumlah peserta rapat dan sebagai
dokumentasi.
Mempersiapkan bahan rapat. Bahan rapat yang perlu dipersiapkan jauh sebelum rapat
diadakan bisa berupa : Hasil rapat yang lalu, Hasil kertas kerja para peserta yang akan
dibahas, Peraturan-peraturan yang diperlukan
Persiapan peralatan rapat. Sekretaris perlu menginventarisasi alat-alat yang digunakn
untuk keperluan rapat seperti : Papan dan alat tulis dan Flip chart yaitu kertas-kertas
yang digantung lengkap dengan markernya.
c. Membuat catatan hasil rapat (notula).
Notula adalah catatan laporan singkat tentang pembicaraan atau keputusan dalam
rapat. Notula berfungsi sebagai bukti telah diadakan rapat, sumber informasi bagi
peserta rapat, landasan bagi rapat berikutnya, alat pengingat peserta rapat.
d. Pengiriman hasil rapat
Hasil rapat dalam bentuk tulisan singkat, jelas yang merupakan laporan hasil rapat
dapat dibagi-bagikan kepada peserta rapat yang hadir.
e. Tindak Lanjut Rapat.
Tindak lanjut rapat meliputi kegiatan pembuatan Surat keputusan apabila dari hasil
rapat telah diadakan beberapa keputusan, dan merencanakan untuk mengadakan
pertemuan berikutnya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta dapat turut serta
dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja dalam tim yaitu untuk
pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi. Tujuan bekerja dalam tim agar
anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
efesiensi dan efektif. Perbedaan antara kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak
menghasilkan sinergy positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih
tinggi dari jumlah masukan sedangkan tim kerja menghasilkan sinergy positif melalui usaha
yang terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah
masukan.
Komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis dapat membantu memperkuat pesan yang dikirim
secara verbal ataupun juga dapat menunjukkan sesuatu yang bertolak belakang dengan pesan
yang disampaikan secara verbal. Oleh karena itu penting bagi seorang manajer untuk
mengkoordinasikan antara pesan yang disampaikan secara verbal dan nonverbal dan juga
terhadap pesan yang ditunjukkan secara verbal oleh bawahan, rekan kerja, atau atasan agar
dapat mengambil kesimpulan yang benar tentang informasi yagn diterimanya.
Banyak cara yang digunakan seseorang dapat menyampaikan pesan secara verbal, antara lain:
melaui ekspresi wajah, gerakan mata, tangan, jarak, sentuhan dan intonasi suara. Agar dapat
mengartikan pesan nonverbal dengan baik maka seorang manajer harus sering mengadakan
pengamatan tentang perilaku manusia, serta juga melihat latar belakang budaya orang yang
berkomunikasi secara nonverbal dengannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, C.L&Thill, J.V. (2007). Komunikasi Bisnis. Jilid 1&2. Edisi Kedelapan. Indeks:
Jakarta