Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MASA KEJAYAAN ISLAM DI SPANYOL (ANDALUSIA)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Siti Lathifatus Sun’iyah, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Devina Puspita S (22051029)


2. Mayada Firdaus (22051006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirobbil alamin, segala piji bagi Tuhan Yang Maha Esa, dan tak
lupa sholawat serta salam kita hanturkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, yang telah menjunjung kita ke jalan yang benar yakni addinul islam.
Ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
serta hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah “
Sejarah Peradaban Islam” dengan membuat makalah yang berjudul “Masa
Kejayaan Islam Di Spanyol (Andalusia)”.

Kami mengucap terima kasih kepada Ibu Hj. Siti Lathifatus Sun’iyah,
M.Pd.I selaku dosen mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam” dan seluruh
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami
sebagai tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu kami dengan rendah hati dan tangan
terbuka siap menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat
membangun yang diharapkan bisa berguna bagi kami dan para pembaca.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Lamongan, 10 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Spanyol (Andalusia).......................2


B. Masa Kejayaan Islam di Spanyol (Andalusia)............................2
C. Masa Kemunduran Islam di Spanyol (Andalusia)......................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................13
B. Saran............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam
menyerap peradaban islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian dan banyak berhtang budi kepada khazanah ilmu
pengetahuan islam yang berkembag di periode klasik. Spanyol merupakan
tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban islam, baik
dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan
peradaban antar negara. Dalam catatan sejarah islam, kemajuan-kemajuan
Eropa tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan islam di Spanyol.
Dari Spanyol islamiah Eropa banyak menimba ilmu ketika islam
mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban islam
yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang
Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi islam di
Spanyol islam. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa, karena itu
kehadiran islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejawan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Spanyol (Andalusia)?
2. Bagaimana Masa Kejayaan Islam di Spanyol (Andalusia)?
3. Bagaimana Masa Kemunduran Islam di Spanyol (Andalusia)?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Masuknya Islam di Spanyol
2. Untuk Mengetahui Masa Kejayaan Islam di Spanyol
3. Untuk Mengetahui Masa Kemunduran Islam di Spanyol

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Spanyol


Dalam sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban islam, tanah Spanyol
(diujug selatan benua Eropa) lebih banyak dikenal dengan nama
Andalusia, yang diambil dari sebutan tanah semenanjung Iberia. Julukan
Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia, yang artinya negeri bangsa
Vindal, karena bagian selatan semenanjung ini pernah dikuasi oleh bangsa
Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa Gothia Barat pada abad V.
Semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur
Qairuwan, mengalahkan pasuka Spanyol pimpinan Rhoderiq raja bangsa
Gothia tahun 92 H/ 711 M dalam pertempuran Guadalete, Andalusia
masuk ke dalam kekuasaan Dinasti Umayyah. Kemenangan ini menjadi
awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia
(Andalusia) yang merupakan kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang
Kristen Visigoth, tanpa banyak kesulitan. Kekuasaan islam terus
berkembang hingga pada tahun 719 M. Hanya daerah Galicia, Basque dan
Asturias yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan
Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukan Perancis, namun berhasil
dihentikan oleh kaun Frank dalam pertempuran Tours (732 M). Daerah
yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus, terdiri
dari Spanyol, Portugal dan Perancis bagian selatan. 1
B. Masa Kejayaan Islam di Spanyol
a. Masa Kekhalifaan

Andalusia - Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-


Walid Rahimahullah (705 -715 M) , salah seorang khalifah dari Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana umat islam sebelumnya
telah mengusai Afrika Utara. Dalam proses penaklukan Spanyol ini
terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa
1
Aslad, H. Mahrus dan Drs. A. Wahid Sy. Bandung. Armico. 2001.

v
yaitu Tharif ibn Malik ,Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair
Rahimahullahum ajma’in.
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia
menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu
dengan satu pasukan perang,lima ratus orang diantaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan
oleh Julian.

Dalam penyerbuan itu Thariq tidak mendapat perlawanan yang


berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta
rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan
Thariq dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang
berkuasa diSpanyol pada saat itu, serta doronganyang besar untuk
memperoleh harta rampasan perang,Musa ibn Nushair pada tahun 711
M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 700 orang di bawah
pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah.2

Thariq ibn Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal sebagai


penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih
nyata.Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang
didukung oleh Musa ibn Nushair Rahimahullah dan sebagian lagi
orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid Rahimahullah . Pasukan
itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinanThariq ibn Ziyad
Rahimahullah. Sebuah gunung tempat pertama kali Tharif dan
pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan
nama Gibraltar (Jabal Thariq).

Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas


untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang
bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq
Rahimahullah dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting,
seperti Cordova,Granada dan Toledo (ibukota kerajaan Gothik saat
2
Harun, Maidir/ Firdaus, Sejarah Peradaban Islam I, Padang: IAIN Press, 2001.

vi
itu). Sebelum Thariq Rahimahullah berhasil menaklukkan kota
Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair
Rahimahullah di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan
sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya
12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik
yang jauh lebih besar 100.000 orang.3

Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad


Rahimahullah membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih
luas lagi untuk itu,Musa ibn Nushair Rahimahullah merasa perlu
melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud
membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia
berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang
dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa Rahimahullah
berhasil menaklukkan Sidonia,Karmona,Seville, dan Merida serta
mengalahkan penguasa kerajaan Gothic,Theodomir di Orihuela, ia
bergabung dengan Thariq diToledo.Selanjutnya, keduanya berhasil
menguasai seluruh kota penting di Spanyol,termasuk bagian utaranya,
mulai dari Saragosa sampai Navarre.

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa


pemerintahanKhalifah Umar ibn Abd Aziz Rahimahullah tahun 99
H /717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar
pegunungana Pyrenia dan PerancisSelatan. Pimpinan pasukan
dipercayakan kepada Al-Samah Rahimahullah, tetapi usahanya itu
gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya,
pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman ibn Abdullah al-
Ghafari Rahimahullah. Dengan pasukannya, ia menyerang kota
Bordreu, poiter , dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours.
Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles

3
Hasan Ibrahim Hasan, Ad-Daulat Fathimiyah, Mesir: Al-Qahirah, 1959.

vii
Martel, sehingga penyerangan ke perancis gagal dan tentara yang
dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti
ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau
yang terdapat di Laut tengah, Majorca, Corsia,Sardinia,Creta,Rhodes,
Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman
Bani Umayyah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum
muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini,
telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau
Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dariItalia. Kemenangan-
kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu
tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang
menguntungkan.

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang


terdapatdi dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan
Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah
Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri
kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran
terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran
Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain,Yahudi. Penganut
agama yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol
dipaksa dibaptis menurut agamaKristen. Yang tidak bersedia disiksa,
dan dibunuh secara brutal.4

Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya


diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.
Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru
pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam.
Berkenaan dengan itu Amer Ali,seperti dikutip oleh Imamuddin

4
Hititi, Philip K, History Of The Arabs, London: The Macmilan Press, 1974.

viii
mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan
dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan,
tetangganya di jazirahSpanyol berada dalam keadaan menyedihkan di
bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain,
kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada
penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni
Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan
pemberontakkan.

Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu


keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu
amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic
berdiri.Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi
masyarakat. KetikaIslam masuk keSpanyol, ekonomi masyarakat
dalam keadaan lumpuh. Padahal, se waktu Spanyol masih berada di
bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat kesuburan
tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan,industri
dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang
baik.Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan
Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun.
Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik
ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat
jalan-jalan tidak mendapat perawatan.

Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut


terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi
terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick , Raja Goth
terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaanGhoth
adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kotanegaranya
dariSeville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi
penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini
memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza.

ix
Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk
menjatuhkan Roderick . Mereka pergi keAfrika utara dan bergabung
dengan kaum muslimin.5

Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu


Julian,mantan penguasa wilayah Septah.Julian juga bergabung dengan
kaum muslimin di Afrika utara dan mendukung usaha umat Islam
untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat
buah kapal yang dipakai oleh Thariq, Tariq dan Musa
Rahimahumullah.

Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara


Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi
mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini
tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi
perjuangan kaum muslimin.

Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi


yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para
prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada
khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya
kompak, bersatu, dan penuh percayadiri. Mereka pun cakap, berani,
dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan.Yang tak kalah
pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam,
yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi
agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin
itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di
sana.6

b. Masa Perkembangan Politik


Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang Wali Yusuf Al-
fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan
5
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: UI-Press, 1974.
6
Hamka, Sejarah Umat Islam, Bukit Tinggi: Nusantara.

x
masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740-an, terjadi
perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah.
Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-fihri memenangkan perang saudara
tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada
pemerintahan di Damaskus.

Pada tahun 750 M, bani Abbasiyah menjatuhkan


pemerintahan :mayyahdi Damaskus, dan merebut kekuasaan atas
daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman I (Ad-
Dakhil) melengserkan Yusuf Al-fihri, dan menjadi penguasa Kordoba
dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk
kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan
Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya. Ia
memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah
di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung
Al-fihrimaupun khalifah Abbasiyah.

Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya


menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan
tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang meliputi
Afrika utara bagian barat. Pada kenyataannya,kekuasaan Amir
Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen,
sering mengalami naik-turun politik, itu tergantung kecakapan dari
sang Amir yang sedang berkuasa. Amir Abdullah bin Muhammad
bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.

Cucu Abdullah,Abdurrahman III, menggantikannya pada tahun 912


M,dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-
Andalus dan bahkan Afrika utara bagian barat. Pada tahun 929 Mia
mengangkat dirinya sebagai Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang
memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah
diBaghdad dan kekhalifahan Syi'ah di Tunis.7
7
Sou’ib, Yoesoef, Kekuasaan Islam di Andalusia, Medan: Madju, 1984.

xi
c. Masa Perkembangan Peradaban
Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang,
banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa
Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama
dalam hal kemajuan intelektual.Dalam masa lebih dari tujuh abad
kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya
di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruh nya
membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada kemajuan
yang lebih kompleks.
C. Masa Kemunduran Islam di Spanyol
a. Runtuhnya Kerajaan Andalusia
1. Lemahnya Kekuasaan Bani Umayyah II dan Bangkitnya
Kerajaan-Kerajaan Kecil di Andalusia.

Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol


terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil. Sepeninggal Dinasti Umayyah,
kerajaan di Spanyol menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan
itu antara lain bani Ibad di Sevile, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di
Granada, bani Hud di Saragosa, dan yang terkenal adalah bani Dzin Nun
yang menguasai kota Toledo, Valensia dan Marusa.

Raja-raja kecil ini sering berebut kekuasaan, yang satu


menghantam yang lain, sehingga kekuatan mereka menjadi lemah,
sedangkan pada saat yang sama, raja-raja Eropa bersatu. Raja Al-Fonso VI
dan Leon mengadakan kerja sama dengan Australia, Castilia dan raja-raja
lainnya. Mereka Bersatu menghimpun kekuatan untuk menghancurkan
kekuatan Islam di Spanyol. Kekuatan baru inilah yang dapat menaklukan
kota Granada pada tahun 898 H/ 1492 M.

Dengan jatuhnya kota Granada, berakhirlah kekuasaan Islam Arab


pada masa itu di Andalusia, setelah mereka menguasai negara itu selama
delapan abad.8
8
Imam Fu’adl, Sejarah Peradaban Islam, hlm 49.

xii
2. Timbulnya Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai
Kembali Andalusia.

Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan


selama itu pula orang-orang Eropa mulai Menyusun kekuatannya untuk
menghancurkan Islam. Padas saat kekuasaan Islam mulai melemah,
mereka segera Menyusun kekuatan baru yang luar biasa. Serangan demi
serangan pun dilancarkan terhadap kekuasaan Islam, tetapi pada mulanya
masih dapat digagalkan.

Pada masa pemerintahan Bani Ahmar (1232-1492), khususnya


pada masa pemerintahan Abdurrahman Al-Nasir, kekuatan umat islam
dapat dipulihkan kembali. Akan tetapi menjelang akhir hayatnya, ia
mewariskan kekuasaan itu kepada adik kandungnya. Akibatnya Abu
Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa kecewa, dan menuntut blas
terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan yang menewaskan
sang ayah, tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya. Abu Abdullah
kembali Menyusun rencana pemberontakan dengan meminta bantuan
penguasa Kristen Ferdinand dan Isabella. Permintaan itu dikabulkan dan
pamannya tewas terbunuh. Setelah itu, segudang hadiah yang terdiri dari
emas berlian, diserahkan kepada Ferdinand dan Isabella.

Tetapi para penguasa Kristen itu, tidak merasa puas dengan hadiah.
Bahkan mereka ingin merebut kekuasaan Abu Abdullah dan
mengenyahkan kekuasaan Islam dari tanah Spanyol. Rencana penyerangan
pun disusun, dan pada saat pasukan Abu Abdullah dikepung selama
beberapa hari, akhirnya Abu Abdullah menyerah tanpa syarat dan bersedia
hengkang dari bumi Spanyol pada tahun 1492 M. Dengan demikian,
tamatlah sudah Riwayat perjuangan umat islam di Andalusia. Pada saat
yang bersamaan, penguasa Eropa Kristen dengan leluasa menancapkan

xiii
kakinya di bumi Andalusia setelah selama 8 abad berada di tangan kaun
Muslimin.9

b. Hancurnya Peradaban Islam di Andalusia


1. Hancurnya Kekuasaan Islam dan Rendahnya Semangat Para
Ahli Dalam Menggali Budaya Islam.
Hancurnya kekuasan Islam di Andalusia pada tahun 1492
M berdampak negative bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam. Para Ilmuwan dilanda kelesuan, mereka tidak
semangat lagi menggali dan mengkaji ilmu pengetahuan. Mereka
seakan berputus asa ketika melihat serangan yang bertubi-tubi
dilancarkan kepada umat islam, terutama lagi tindakan penguasa
Kristen itu terhadap peradaban islam. Mereka menyaksikan banyak
pusat-pusat peradaban dihancurkan, bahkan para ilmuwan sendiri,
tidak sedikit yang tewas di bunuh tantara Kristen di Spanyol.
Peristiwa yang tragis dan sangat mengenaskan itu, amat membekas
di lubuk hati para ilmuwan, sehingga mereka banyak yang lari
menyelamatkan diri ke Afrika Utara.
Peristiwa pahit yang terjadi pada tahun 1492 M itu,
membawa dampak psikologis bagi para ilmuwan muslim. Mereka
tidak lagi mempunyai gairah untuk bangkit kembali dan
memajukan peradaban islam, melalui ide-ide cemerlang dan usaha
kreatif mereka selama ini yang telah memberikan andil besar bagi
kemajuan peradaban islam. Dampak yang lebih jauh dari sikap
para ilmuwan muslim yang demikian itu, adalah terjadinya
kemandegan peradaban. Peradaban islam mengalami masa-masa
suram dan penurunan kualitas intelektual umat islam. Akhirnya
harapan dan keinginan umat islam yang mendambakan agar

9
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-islam as-Siyasi wa Ats-Tsaqafi wa al-Ijtima’I, Kairo: Maktabah an-
Nadhhah al-Misriyah, 1979.

xiv
bangkit kembali membangun peradaban islam, yang pernah jaya di
masa lalu tak pernah terwujud.10
2. Banyaknya Orang-Orang Yang Menguasai Ilmu Pengetahuan
Dari Islam.
Begitu besarnya perhatian para penguasa muslim dan para
ilmuwannya terhadap ilmu pengetahuan maka mereka saling
bekerja sama untuk memajukan bangsa dan negara. Banyak
penelitian dan pengkajian dilakukan, Lembaga-lembaga riset
dibangun. Sekolah tinggi dan Universitas didirikan. Dilembaga ini
tidak hanya orang islam yang diberi kesempatan mempelajari ilmu
pengetahuan, tetapi semua orang termasuk orang Kristen.
Akibatnya banyak orang-orang Kristen Barat yang tertarik dan
belajar di Universitas-universitas islam itu.
Karena tertarik oleh metode ilmiah islam, banyak cara
pendeta Kristen yang menyatakan diri untuk belajar dari Lembaga-
lembaga Pendidikan islam. Contohnya seorang pendeta Roma,
Italia Bernama Roger Bacon (1214-1292 M), ia datang ke Paris
untuk belajar bahasa Arab antara tahun 1240-1268 M. Setelah
mahir menguasai bahasa Arab, ia segera membaca dan
menerjemahkan berbagai ilmu pengetahuan yang ditulis ilmuwan
muslim dalam bahara Arab. Diantara karangan yang diterjemahkan
dan tidak menyebutkan nama-nama asli pengarang itu, dalah kitab
Al Manadzir karya Ali Al-Hasan Ibnu Haitsan (965-1038 M).11

10
Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam 2, Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003.
11
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997.

xv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa begitu
besarnya perjuangan pejuang-pejuang Islam di Andalusia. Masa kemajuan
yang begitu pesat di berbagai bidang, seperti pada masa kekhalifahan,
kemajuan politik, peradaban, sains, sastra dan bahasa, dan lain-lain.
Adapun masa kemunduran yangdisebabkan antara lain Cemahnya
Kekuasaan Bani umayyah II dan Bangkitnya Kerajaan-Kerajaan Kecil di
Andalusia, Timbulnya Semangat orang-orang Eropa untuk menguasai
Kembali Andalusia, hancurnya Kekuasaan Islam dan rendahnya Semangat
para ahli Dalam menggali Budaya Islam, Banyaknya orang-orang Eropa
yang menguasai Ilmu pengetahuan Dari Islam.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat kami berikan yaitu tetap tingkatkan
keimanan kita kepada Allah SWT, karena bila kita melihat sejarah
peradaban Islam di Andalusia, begitu pesat kemajuan yang dapat diraih,
tapi itu semua dapat hancur hanya karena beberapa hal, dan leahnya
kekuatan di akhir masa kekuasaan.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Aslad, H. Mahrus dan Drs. A. Wahid Sy. Bandung. Armico. 2001.

Harun, Maidir/ Firdaus, Sejarah Peradaban Islam I, Padang: IAIN Press, 2001.

Hasan Ibrahim Hasan, Ad-Daulat Fathimiyah, Mesir: Al-Qahirah, 1959.

Hititi, Philip K, History Of The Arabs, London: The Macmilan Press, 1974.

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: UI-Press, 1974.

Hamka, Sejarah Umat Islam, Bukit Tinggi: Nusantara.

Sou’ib, Yoesoef, Kekuasaan Islam di Andalusia, Medan: Madju, 1984.

Imam Fu’adl, Sejarah Peradaban Islam, hlm 49.

Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-islam as-Siyasi wa Ats-Tsaqafi wa al-Ijtima’I,


Kairo: Maktabah an-Nadhhah al-Misriyah, 1979.

Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam 2, Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997.

xvii

Anda mungkin juga menyukai