Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN ISLAM DI NEGARA EROPA

(SPANYOL) DAN NASIB MUSLIM MASA KINI

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Maisyanah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Zulfia Kholifah (1510310003)
2. Agustina (1510310009)
3. Anis Rufaidah (1510310035)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN TARBIYAH ( PGMI )
TAHUN AJARAN 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di
Eropa. Islam kini makin mendapat tempat di hati masyarakat Eropa. Sejak
menyebarnya Islam ke Eropa pada abad ke-7 M melalui Andalusia (Spanyol)
oleh pasukan Thariq bin Ziyad, panglima tentara dari Dinasti Bani Umayyah,
benua putih dan biru itu seakan menjadi lahan subur penyebaran dakwah dan
syiar Islam.
Dalam 30 tahun terakhir, jumlah kaum Muslimin di seluruh dunia telah
meningkat pesat. Sebuah angka statistik menunjukkan, pada tahun 1973
penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik
sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat
penduduk dunia beragama Islam. Data ini diungkapkan oleh Pew Research
Center.
Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu ini juga menemukan bahwa Eropa
memiliki sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total
populasi benua tersebut. Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan
Timur.1
Salah satu negara yang mampu memberi kemajuan terhadap Eropa
disebabkan oleh pemerintahan Islam adalah Spanyol. Pada periode klasik,
ketika Islam mencapai masa yang sangat penting, menyaingi Baghdad di
Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-
perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Karena
itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

1
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/28/127108-islam-
berkembang-begitu-pesatnya-di-eropa-dan-amerika diakses pada 16 Februari 2016, pukul 07.30
WIB.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Islam di Negara Spanyol dan nasib muslim
Spanyol masa kini?
2. Bagaimana analisis dari perkembangan Islam di Negara Spanyol?
3. Apa saja ibroh dari perkembangan Islam di Negara Spanyol?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Negara Spanyol dan nasib
muslim Spanyol masa kini.
2. Untuk menganalisis perkembangan Islam di Negara Spanyol.
3. Untuk mengetahui ibroh dari perkembangan Islam di Negara Spanyol.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Islam di Negara Spanyol dan Nasib Muslim Spanyol Masa


Kini
1. Masuknya Islam ke Spanyol
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur
Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama
Iberia/Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu
dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab
menyebutnya Andalusia.2
Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Kholifah
Abdul Malik (685-705 M). Kholifah Abdul Malik mengangkat Hasan ibn
Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Kholifah al-
Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di
zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya
dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga
menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa
Barbar di pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara
itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari
Kholifah Bani Umayyah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai
tahun 30 H (masa pemerintahan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun
83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di
kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan
kerajaan Romawi, yaitu Kerajaan Gothic.

2
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.

3
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana.
Mereka adalah:
a. Tharif ibn Malik
b. Thariq ibn Ziyad
c. Musa ibn Nushair
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi
selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu
pasukan perang 500 orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka
menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan
kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi
dalam tubuh kerajaan Visi Gothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu,
serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa
ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak
7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena
pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari
sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Kholifah al-Walid. Pasukan itu
kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah
gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).
Dalam pertempuran di Bakkah,3 Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ
seperti Cordova, Granada, dan Toledo (Ibukota kerajaan Goth saat itu).4
Kebudayaan Islam memasuki Eropa melalui beberapa jalan, antara lain
melewati Andalusia. Ini karena kaum muslimin telah menetap di negeri itu
sekitar 8 abad lamanya.

3
Bakkah adalah salah satu nama kota Makkah. Kata bakkah itu sendiri berasal dari kata bakka
yabukku bakkah, yang artinya padat berdesak-desakan. (lihat Tafsir Ibnu Katsir)
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Gravindo Persada, 2003, hlm. 89.

4
Pada masa itu kebudayaan Islam di negeri itu mencapai puncak
perkembangannya. Kebudayaan Islam di Andalusia mengalami
perkembangan yang pesat di berbagai pusatnya, misalnya Cordova, Sevilla,
Granada, dan Toledo.5
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan
untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Selanjutnya, keduanya
berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian
utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
pemerintahan Kholifah Umar ibn Abdul Azis tahun 99 H/717 M, dengan
sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis
Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang
geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau
seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Perancis Tengah dan bagian-bagian
penting dari Italia.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu
mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan
internal.
Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol oleh
orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada
dalam keadaan yang menyedihkan.6 Begitu juga dengan adanya perebutan
kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama yang
menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara mereka.7 Kondisi
terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang
dikalahkan Islam. Awal kehancuran Ghot adalah ketika Raja roderick
memindahkan ibukota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza
yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo diberhentikan begitu
saja.

5
Abdul Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka, 1997, hlm. 182.
6
Badri Yatim, Op.Cit, hlm. 91.
7
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Op.Cit.

5
Hal yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara
Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai
semangat perang. Selain itu orang Yahudi yang selama ini tertekan juga
telah mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan
kaum muslimin.
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh
penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang terlibat
dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri.
Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum
muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam
di sana.
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dibagi menjadi
enam periode yaitu:
a. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh Kholifah Bani Umayyah yang terpusat di Damaskus.
Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik dari dalam maupun
dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara
elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di
samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Kholifah di Damaskus
dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing
mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah
Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat.

6
Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi
perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis,
terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab
sendiri terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing yaitu suku
Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini
seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur
yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada
gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka
waktu yang agak lama. Periode ini berakhir dengan datangnya
Abdurrahman ad-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.
b. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang
bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Kholifah Abbasiyah
di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki
Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Ad-Dakhil (yang masuk ke
Spanyol). Ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abdurrahman ad-
Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausath, Muhammad ibn
Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
c. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III
yang bergelar "An-Nashir" sampai munculnya "raja-raja kelompok" yang
dikenal dengan sebutan Muluk at-Thawaif. Pada periode ini Spanyol
diperintah oleh penguasa dengan gelar Kholifah, penggunaan kholifah
tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III,
bahwa Muktadir, Kholifah daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal
dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri.

7
Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana
pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat
bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk memakai gelar kholifah
yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih.
Karena itulah gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Kholifah-kholifah
besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu:
1) Abdurrahman an-Nashir (912-961 M)
2) Hakam II (961-976 M)
3) Hisyam II (976-1009 M)
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad.
Abdurrahman an-Nashir mendirikan Universitas Cordova. Akhirnya pada
tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova
menghapuskan jabatan kholifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah
dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
d. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk at-
Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo,
dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville.
Pada periode ini umat Islam memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya,
kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu
yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan
kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama
kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong
para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu
istana ke istana lain.

8
e. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu
kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun
(1146-1235 M).
Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang
didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia
berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada
masa dinasti Murabithun, Saragosa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya
tahun 1118 M.
Dinasti Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumazi (1128).
Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abdul Mun'im. Pada
tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las
Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun
menyebabkan penguasanya memilih meninggalkan Spanyol dan kembali
ke Afrika Utara tahun 1235 M. Pada tahun 1238 M, Cordova jatuh ke
tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh
Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.8
f. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, ketika umat Islam Andalus bertahan di wilayah
Granada di bawah kekuasaan dinasti Bani Amar pendiri dinasti ini adalah
Sultan Muhammad bin Yusuf bergelar An-Nasr, oleh karena itu
kerajaannya disebut juga Nasriyyah.9
3. Kemajuan Peradaban di Spanyol
a. Kemajuan Intelektual
1) Filsafat
Islam di Spanyol berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12.

8
Badri Yatim, Op.Cit, hlm. 98.
9
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Penada Media, 2003, hlm. 122.

9
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah
yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Tokoh utama yang pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol
adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan
Ibn Bajjah. Tokoh utama yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail.
Di akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu
Rusyd dari Cordova.10
Pada abad ke-12 diterjemahkan buku al-Qanun karya Ibnu Sina
(Avicenne) mengenai kedokteran. Di akhir abad ke-13 diterjemahkan
pula buku al-Hawi karya Razi yang lebih luas dan lebih tebal dari al-
Qanun.11
2) Sains
Abas ibn Farnas termasyhur dalam bidang kimia dan astronomi.
Dia juga orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Ibrahim ibn Yahya juga dikenal dalam bidang astronomi. Sedangkan
dalam bidang obat-obatan digeluti oleh Ahmad ibn Ibas dari Cordova,
dan dalam bidang ilmu kedokteran dikuasai oleh Umul Hasan bin Abi
Ja'far dan saudara perempuannya al-Hafidz.
3) Fiqih
Islam di Spanyol dikenal sebagai aliran penganut madzhab Maliki
yang dibawakan oleh Ziyad bin Abdurrahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan oleh ibn Yahya yang menjadi Qodhi pada masa
Hisyam bin Abdurrahman.

10
Badri Yatim, Op.Cit, hlm. 101.
11
Mustafa as-Siba’i, Peradaban Islam Dulu, Kini, dan Esok, Jakarta: Gema Insani Press, 1993,
hlm. 49.

10
4) Musik dan Kesenian
Islam di Spanyol mencapai kecemerlangan dalam dunia musik
dengan dibawakan oleh Hasan bin Nafi yang dijuluki Jaryab dan
dikenal sebagai ahli penggubah lagu.
5) Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-
orang Islam dan non-Islam. Seiring dengan kemajuan bahasa dan
sastra, banyak karya-karya sastra yang bermunculan seperti al-Iqdal
Farid karya Ibn Rabbih, ad-Dzakhiroh fii Mahasin Ahlul Jaziroh oleh
Ibn Bassam, dan al-Qalaid karya al-Fatih ibn Khodam.
b. Kemegahan Pembangunan Fisik
1) Cordova
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam yang kemudian
diambil alih oleh Bani Umayyah. Para penguasa Islam kemudian
membangun dan memperindah kota Cordova. Jembatan besar
dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman
dibangun untuk menghiasi kota Spanyol. Di seputar ibukota berdiri
istana-istana yang megah. Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya
adalah Masjid Cordova. Menurut Ibn ad-Dala'i terdapat 491 masjid.
2) Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol.
Di sana terkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi
Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan
Islam. Arsitekturnya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra adalah
pusat dan puncak ketinggian arsitektur Islam Spanyol. Istana itu
dikelilingi oleh istana-istana yang megah.

11
c. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-
penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu menyatukan kekuatan-
kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman ad-Dakhil, Abdurrahman al-
Wasith, dan Abdurrahman an-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan-
kegiatan ilmiah dan adanya toleransi yang ditegakkan oleh penguasa
terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi.
4. Nasib Muslim Spanyol Masa Kini
a. Muslim Spanyol Merindukan Kehadiran Banyak Masjid
Makin bertambahnya jumlah warga Muslim di Spanyol, tidak diikuti
dengan tersedianya tempat-tempat ibadah yang layak buat mereka.
Muslim Spanyol, kini sangat merindukan dibangunnya masjid-masjid,
bukan hanya sebagai tempat mereka menjalankan kewajiban sholat
berjama’ah tetapi juga tempat berkumpul sesama warga Muslim untuk
mempererat ukhuwah.
Selama ini, warga Muslim di Spanyol memanfaatkan apartemen,
gudang dan garasi sebagai musholla kecil tempat mereka melaksanakan
sholat berjama’ah. Tiap sholat Jum’at, sekitar seribu jamaah memadati
sebuah garasi yang diubah menjadi musholla. Bahkan banyak jama’ah
yang menggelar sajadah sampai keluar garasi karena tidak kebagian
tempat.
Kendala mereka membangun masjid antara lain; sumber dana.
Kalaupun dana tersedia, mereka harus menghadapi penentangan
sejumlah pihak yang tidak senang dengan rencana-rencana pembangunan
masjid. Saat ini, dari 40 juta orang jumlah penduduk Spanyol, 1,5 juta di
antaranya adalah warga Muslim.

12
Selama berabad-abad, Spanyol pernah berada di bawah kekuasaan
Islam. Setelah Spanyol jatuh ke tangan penguasa Katolik, Raja Ferdinand
dan Ratu Isabella pada tahun 1492, masjid-masjid di Spanyol banyak
yang dihancurkan atau diubah fungsinya menjadi gereja.
Sejak lama, Muslim Lleida12 merasa hidup mereka tertekan, karena
mereka mendapat banyak hambatan untuk membangun masjid-masjid di
wilayah tersebut. Meski belakangan ini, warga Muslim di Lleida
sebenarnya sudah melihat titik terang akan dibangunnya sebuah masjid,
setelah Islamic Association bersepakat dengan Dewan Kota untuk
memanfaatkan sebuah lahan, guna pembangunan masjid. Tapi, rencana
tersebut ditentang oleh kelompok Gereja Katolik.13
b. Krisis Ekonomi dan Serangan Islamofobia
Krisis ekonomi yang dialami Spanyol dan serangan islamofobia
membuat umat Islam memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut.
Umat Muslim mulai pergi dari negara Spanyol sejak 2011.
Lembaga Statistik Spanyol dalam laporannya menyebutkan lebih dari
2.000 imigran Muslim mengajukan permohonan peralihan
kewarganegaraan. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2011.14

B. Penerapan Perkembangan Ilmu Sains Spanyol di Yogyakarta


Berdasarkan materi di atas penulis dapat menganalisis perkembangan ilmu
sains Spanyol pada kota Yogyakarta yang terkenal dengan kota pelajar.
Sains merupakan cabang Ilmu pengetahuan yang melekat dengan kehidupan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Spanyol,
sains sangatlah berkembang pesat.

12
Sebuah wilayah di provinsi otonomi Catalonia.
13
http://www.eramuslim.co/dakwah-mancanegara/muslim-spanyol-merindukan-kehadiran-
banyak-masjid.htm#.VuD81UArPF4 diakses pada 10 Maret 2016, pukul 11.30 WIB.
14
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/03/28/mkcs0f-dua-
alasan-muslim-spanyol-portugal-tinggalkan-negaranya diakses pada 10 Maret 2016, pukul 11.45
WIB.

13
Jika dikaitkan dengan ilmu sains, di Yogyakarta terdapat Taman Pintar
Yogyakarta, dalam bahasa jawa yang terkenal dengan Hanacaraka yang
bertempat di pusat kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Panambahan Senopati
No.1-3, Yogyakarta. Taman ini memadukan tampat wisata rekreasi maupun
edukasi dalam satu lokasi. Taman pintar memiliki area bermain sekaligus
sarana edukasi dalam satu lokasi yang terbagi dalam beberapa zona, akses
langsung kepada pusat. Taman ini didirikan setelah terjadinya ledakan sains
sekitar tahun 90-an. Perkembangan sains ini adalah salah satu yang patut di
syukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan
kualitas hidup manusia. Tempat rekreasi sangat baik untuk anak-anak di masa
perkembangannya.15
Menghadapi realitas dunia yang seperti sekarang ini dan wujud kepedulian
penulis terhadap pendidikan, maka penulis mempunyai saran untuk
menambahkan fungsi pada Taman Krida Kudus yaitu dengan dibangun taman
pintar seperti di Yogyakarta, agar bermanfaat bagi kalangan pelajar mulai dari
pra-sekolah sampai sekolah menengah, dapat leluasa memperdalam
pemahaman soal materi-materi pelajar yang telah diterima di sekolah dan
sekaligus berekreasi. Pemerintah kudus dapat membangun Taman Pintar di
Taman Krida yang mempunyai target memperkenalkan ilmu sains kepada
siswa sejak dini, dengan harapan kreatifitas anak didik terus diasah sehingga
masyarakat dapat menambah pengetahuan sains dan pengetahuan yang lain
setelah dibangunnya Taman Pintar di daerah Kudus. sehingga Taman Pintar
Kudus dapat menjadi sesuatu yang menarik, menyenangkan, serta mendidik,
sesuai dengan visi Taman Pintar.

15
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Taman-pintar-yogyakarta diakses pada 4 Maret 2016, pukul
09.38 WIB.

14
C. Ibrah yang dapat diambil dari Penerapan Ilmu Sains Spanyol di Kudus
Adapun ibrah yang dapat diambil dari penerapan Taman Pintar di kota
Kudus adalah sebagai berikut:
1. Dapat lebih mengembangkan ilmu sains di kalangan pra-sekolah
2. Dapat menambah kreativitas anak didik dalam perkembangan belajarnya
3. Selain tempat untuk berekreasi, taman pintar juga digunakan untuk belajar
4. Dapat membantu generasi muda dalam meraih cita-citanya, khususnya bagi
masyarakat di kota Kudus
5. Sebagai sarana pariwisata yang dapat menarik berbagai turis dari semua
kalangan untuk mengunjungi kota Kudus
6. Dapat menumbuhkan tingkat perekonomian masyarakat di kota Kudus
7. Juga dapat menambah kesejahteraan bagi masyarakat di kota Kudus

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur
Afrika Utara. Wilayah Andalusia yang sekarang disebut dengan Spanyol di
ujung selatan benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan dinasti Bani Umayyah
semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur Qairuwan,
mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderick Raja bangsa Gothic (92
H/711 M).
Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung lebih dari tujuh setengah abad.
Perkembangan itu dibagi menjadi enam periode yaitu Periode Pertama (711-
755 M), Periode Kedua (755-912 M), Periode Ketiga (912-1013 M), Periode
Keempat (1013-1086 M), Periode Kelima (1086-1248 M), dan Periode
Keenam (1248-1492 M).
Kemajuan peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang di
dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fiqih, musik dan kesenian, serta bahasa
dan sastra.
Faktor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam, di antaranya
kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan
berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam,
seperti Abdurrahman ad-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith, dan Abdurrahman
an-Nashir.
Nasib Muslim Spanyol masa kini sedang mengalami krisis ekonomi dan
serangan islamofobia yang membuat umat Islam memutuskan untuk
meninggalkan negara tersebut. Umat Muslim mulai pergi dari negara Spanyol
sejak 2011.

B. Penutup
Demikianlah makalah yang kami tulis dan sajikan. Semoga dalam
pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

As-Siba’i, Mustafa. 1993. Peradaban Islam Dulu, Kini, dan Esok. Jakarta: Gema
Insani Press.
Majid, Abdul Mun’im. 1997. Sejarah Kebudayaan Islam. Pustaka.
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). 1996. Ensiklopedi Mini
Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta Timur: Penada Media.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. PT. Gravindo Persada.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
mancanegara/10/07/28/127108-islam-berkembang-begitu-pesatnya-di-
eropa-dan-amerika diakses pada 16 Februari 2016, pukul 07.30 WIB.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Taman-pintar-yogyakarta diakses pada 4 Maret
2016, pukul 09.38 WIB.
http://www.eramuslim.co/dakwah-mancanegara/muslim-spanyol-merindukan-
kehadiran-banyak-masjid.htm#.VuD81UArPF4 diakses pada 10 Maret
2016, pukul 11.30 WIB.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
mancanegara/13/03/28/mkcs0f-dua-alasan-muslim-spanyol-portugal-
tinggalkan-negaranya diakses pada 10 Maret 2016, pukul 11.45 WIB.

17

Anda mungkin juga menyukai