Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, banyak orang menilai pelajaran sejarah

merupakan hal yang tidak penting. Mereka berpendapat bahwa

sejarah itu hanyalah suatu peristiwa yang sudah lewat.  Bahkan,

bayak juga yang memanfaatkan sejarah atau cagar budaya,

untuk diperjualbelikan atau ditukar hanya untuk keuntungan

semata. Salah satu faktanya adalah pencurian benda purbakala

di beberapa wilayah Indonesia yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Hal ini merupakan hal yang sangat tidak baik dan tentu akan

mengancam keberadaan benda purbakala yang menjadi fakta

penting dari sejarah peradaban pada zaman prasejarah dan

sejarah.

B. Rumusan Masalah

Memahami kajian permasalahan di atas maka di bawah ini akan

diungkap dua permasalahan pokok antara lain :

1. Bagaimana deskripsi Museum Gunung Merapi ?

2. Apa saja koleksi dari Museum Gunung Merapi?

3. Bagaimana sejarah Batu Alien ?

4. Bagaimana deskripsi tentang Lava Tour Merapi ?

5. Bagaiaman sejarah Cnadi Prambanan ?

6. Bagaimana komplek Candi Prambanan ?

7. Bagaimana relief Candi Prambanan ?

ii
C. Tujuan Penelitian

1. Agar mengetahui deskripsi Museum Gunung Merapi

2. Agar mengetahui koleksi dari Museum Gunung Merapi

3. Agar mengetahui sejarah Batu Alien

4. Agar mengetahui deskripsi tentang Lava Tour Merapi

5. Agar mengetahui sejarah Cnadi Prambanan

6. Agar mengetahui komplek Candi Prambanan

7. Agar mengetahui relief Candi Prambanan

D. Manfaat Penelitian

1. Agar menjadi masyarakat yang bias mengetahui sejarah

dan budaya bangsanya.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Museum Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi (MGM) terletak di Dusun Banteng, Desa

Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, atau

sekitar 600 meter arah selatan pintu gerbang obyek wisata

Kaliurang, Yogyakarta. Untuk menuju lokasi museum yang

jaraknya sekitar 20 kilometer dari Kota Yogyakarta, dapat dicapai

melalui dua rute. Rute pertama dari sisi timur melewati Jalan

Kaliurang, sedangkan rute lainnya dari sisi barat melewati Jalan

Boyong.

Museum yang mengambil tema “Merapi Jendela Bumi” ini mulai

dibangun pada tahun 2005 yang ditandai dengan peletakan batu

pertama oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),

Purnomo Yusgiantoro. Pembangunan museum merupakan kerja

sama antara pemerintah pusat (ESDM) yang mengucurkan dana

sekitar Rp3,86 miliar, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta sebesar Rp3 miliar dan Pemerintah Kabupaten

Sleman sekitar Rp345,5 juta yang pada tahun 2006 menyediakan

lagi anggaran sebesar Rp3,82 miliar.

Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Oktober 2009

museum mulai beroperasi yang ditandai dengan peresmian oleh


ii
Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral, R Shukyar, mewakili Menteri ESDM yang tidak dapat

hadir. Peresmian juga dihadiri oleh Asisten I Pemprov DIY, T.

Agus Rayanto dan Wakil Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Setelah diresmikan dan dibuka penggunaannya bagi masyarakat

umum, operasionalisasi MGM berada di bawah koordinasi Dinas

Pengairan, Pertambangan dan Penanggulanggan Bencana Alam

Kabupaten Sleman. Rencananya, pada tahun 2010 museum yang

menempati lahan seluas 3,5 hektar ini pengelolaannya akan

berpindah pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Sleman.

B. Koleksi Museum Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi menyimpan berbagai macam benda

koleksi yang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai sarana

preservasi dan konservasi (memelihara dan melindungi suaka

alam dan budaya), informasi (memberikan dan mengembangkan

pengetahuan mengenai obyek yang ditampilkan), koleksi

(mengumpulkan dan mengarsipkan benda bernilai sebagai pusat

dokumentasi masyarakat), edukasi (memberikan ilmu

pengetahuan untuk masyarakat mengenai kegunungapian), serta

wahana rekreasi.

Koleksi tersebut diantaranya adalah:

ii
1. Film show tentang terjadinya letusan Gunung Merapi dan

diorama;

2. On The Merapi Volcano Trail, yaitu beragam informasi

mengenai Gunung Merapi, seperti: foto dokumentasi

mengenai aktivitas Merapi dari tahun 1900 hingga 2007,

maket, citra satelit, deskripsi singkat mengenai letak, titik

koordinat dan tinggi gunung;

3. Peta deretan gunung berapi di dunia dalam bentuk panel

interaktif;

4. Peta wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan sebaran

lokasi gunung berapi beserta panel tombol-tombol nama

gunung yang apabila ditekan akan menyala;

5. Berbagai peranti yang digunakan untuk memantau Merapi,

seperti: telskop, alat-alat seismograf, pencatata aktivitas

Merapi, alat-alat pengolah data, hingga komputer jinjing

lawas milik petugas pemantau;

6. Volcano World yang berisi bahan-bahan pengetahuan

tentang gunung berapi;

7. “vulcanic bomb”, yaitu batuan pijar berdiameter sekitar 65

mm yang terbentuk dari lontaran material letusan Merapi;

8. Informasi mengenai kawasan rawan bencana dan sebaran

endapan lava Merapi yang dilengkapi dengan berbagai

meterial endapan dan muntahan Merapi;

9. Benda-benda milik warga di kawasan wisata Kaliadem yang

tertimbun lahar panas pada erupsi Gunung Merapi tahun

2006;

10. Sebuah kerangka sepeda motor milik korban yang tewas

dalam bungker Kaliadem 14 Juni 2006; dan

ii
11. Venue bertajuk Manusia dan Gunung Api yang berupa

informasi seputar manfaat dan ancaman bencana gunung

api.

Seluruh koleksi tersebut ditempatkan dalam sebuah bangunan

dua lantai seluas 4.470 meter persegi yang dibentuk sesuai

dengan unsur alam dan pakem adat Yogyakarta. Unsur alam

yang diambil tidak lain adalah Gunung Merapi itu sendiri.

Sedangkan unsur adat atau budaya diambil dari bentuk tugu,

keraton dan berbagai macam candi yang ada di wilayah

Yogyakarta.

Berdasarkan pandangan tersebut maka gedung Museum Gunung

Merapi dibuat menyerupai limasan tak beraturan dengan kubah

besar sebagai pusatnya. Bagian depan gedung mengambil bentuk

gapura dan trap sejumlah candi, seperti: Prambanan, Sambisari,

dan Candi Ratu Boko. Sedangkan bagian atapnya dibuat

sedemikian rupa hingga menyerupai visualisasi awan “wedus

gembel”.

Pakem lainnnya adalah dengan dibuatnya beberapa bangunan

yang menyimbolkan garis imajiner penghubung antara Gunung

Merapi-Tugu Yogyakarta-Kraton Yogyakarta-Laut Selatan. Garis

imajiner ini dibuat sedemikian rupa mulai dari dasar hingga

ujung bangunan. Selain itu, penciptaan garis imajiner juga

diwujudkan pada bagian dinding yang terbuat dari kaca sehingga

bisa tembus pandang dan sekaligus sebagai syarat tidak adanya

penghalang dalam garis imajiner.

ii
C. Batu Alien

Gunung Merapi merupakan sebuah Gunung Api hingga masih

aktif di Indonesia ini berada di tengah Pulau Jawa, tepatnya

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Api dengan tinggi

hampir 3000 meter ini banyak di kenali oleh masyarakat.

Terlebih pasca erupsi di tahun 2010 silam yang menyebabkan

ratusan orang meninggal dan membuat beberapa desa di relokasi

Pasca erupsi 8 tahun silam ini membuat warga  menjadikan

lokasi - lokasi yang terdampak erupsi menjadi sebuah tujuan

wisata yang bertemakan Lava Tour, yakni sebuah rangkaian

tujuan Wisata mengunjungi bebepara lokasi yang terdampak

langsung Erupsi Gunung Merapi pada 2010 Silam

Satu di antara tujuan lokasi tersebut adalah Lokasi Batu Alien,

yang terletak di Dusun Jambu, Desa Kepuharjo , Cangkringan

Sleman, Yogyakarta.

Dari informasi warga sekitar, sebelum Erupsi di tahun 2010,

Batu ini tak ada, ketika Erupsi terjadi, Batu dengan ukuran

tinggi sekira 2 Meter dan dengan berat ribuan KG ini terlempar

hingga ke dusun ini.

Sekilas Batu ini tampak seperti Batu Besar Biasa, namun bila di

perhatikan dengan seksama dengan jarak pandang sekitar 10

ii
Meter. Maka akan tampak sebuah Wajah manusia yang terlihat

sedih.

Warga sekitar pun mengungkapkan bahwa batu

dinamakan Batu Alien bukan karena ada alien yang datang

lokasi ini, namun Alien disini merupakan bahasa peralihan dari

bahasan Jawa, yakni Alihan.

"Alien disini itu merupakan dari bahasa Jawa, yakni Alihan, yang

mana batu besar dari puncak gunung berapi yang beralih kesini

atau pindah kesini, pada saat erupsi, dan karena bentuk batu ini

menyerupai wajah manusia, warga menyebutnya batu

Alien,"jelas Rahmad Warga Sekitar yang di tanyai Tribun

Pontianak.

Di Spot Batu Alien ini, pengunjung juga akan di sajikan dengan

pemandangan yang luar biasa di sekitar Batu Alien.

Dari lokasi ini, kalian dapat melihat sebuah tempat yang di

namakan Kali Gendol, Kali Gendol ini sendiri merupakan sebuah

jalur aliran Lava Pijar maupun Lahar dingin ketika gunung

Merapi Erupsi beberapa waktu silam.

D. Lava Tour Merapi

Pada dasarnya, Merapi Lava Tour mengajak wisatawan naik

mobil Jeep menyusuri bekas aliran lahar pasca letusan Gunung

Merapi. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan diajak mampir ke

beberapa destinasi pasca letusan seperti Museum Sisa Hartaku

dan Bunker Kaliadem. Merapi Lava Tour terbagi dalam tiga rute

yakni short (1,5 jam), medium (2,5 jam), dan long (4-5 jam).Tur

rute pendek dengan Jeep berisi maksimal 4 orang dewasa

hargaya Rp 350.000, sementara untuk medium Rp 450.000 dan

ii
untuk long Rp 600.000.  Namun sebelum mencoba Merapi Lava

Tour, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Imaddudin

Yazid, salah satu pemandu Jogja Geowisata memaparkan

beberapa di antaranya. Jogja Geowisata adalah operator tur yang

mengkhususkan diri pada tempat-tempat yang berkaitan dengan

fenomena alam di DI Yogyakarta. Cuaca Usahakan berkunjung

ke Kaliurang untuk mencoba Merapi Lava Tour pada musim

kemarau. Panorama Gunung Merapi akan terlihat jelas, Anda

pun tak perlu basah-basahan sepanjang perjalanan

Pakaian, Gunung Merapi penuh lahan gersang dan minim

pohon. Oleh karena itu, gunakan pakaian yang nyaman dan

lengan panjang agar kulit tidak terbakar. Sunblock dan kaca

mata hitam juga sangat berguna sepanjang Merapi Lava Tour.

Masker, Jalur bekas aliran lahar di Gunung Merapi sangat

gersang. Dengan kecepatan Jeep yang tinggi, debu dan tanah

akan berterbangan sehingga masker sangat dibutuhkan. Pihak

Lava Tour biasanya menyediakan masker untuk tiap orang. Jika

membawa kain atau buff, gunakan sepanjang perjalanan agar

terhindar dari debu.

Jeep Land Cruiser  Merapi Lava Tour dikelola oleh beberapa

operator tour, namun semuanya bernaung di bawah asosiasi

yang sama. Sebelum booking, ada baiknya Anda bertanya soal

jenis mobil yang digunakan.  Semua mobil yang digunakan


ii
adalah Jeep, namun dengan banyak jenis. Pastikan Jeep-nya

dalam kondisi bagus. Waktu itu pakai Land Cruiser karena

kondisinya bagus dan bisa turun ke beberapa tempat yang tidak

bisa dijangkau Jeep jenis lebih besar. Lava Tour saat hujan Jika

Anda ingin sedikit pemacu adrenalin, cobalah Merapi Lava Tour

saat hujan. Cipratan air dari atas dan sepanjang jalur lintasan

Jeep akan menambah seru tur Anda

E. SEJARAH CANDI PRAMBANAN

Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia

sekaligus salah satu candi yang terindah di Asia Tenggara.

Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada masa

pemerintahan Rakai Pikatan (pertengahan abad ke-9) dari

Kerajaan Mataram Kuno.

Namun, oleh sebab yang masih misterius, pusat kerajaan pindah

ke Jawa Timur di akhir abad ke-10. Candi yang megah ini pun

terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung

Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Prambanan menjadi hutan

lebat.

Beratus-ratus tahun kemudian barulah reruntuhan candi ini

ditemukan kembali. Pada saat itu belum diketahui sejarah candi

ini sehingga terciptalah legenda Roro Jonggrang yang diceritakan

turun temurun.

Upaya pemugaran candi secara serius dimulai sejak 1930-an dan

pemugaran candi utama baru rampung tahun 1953.

ii
F. KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN

Diperkirakan ada 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi

Prambanan. Namun, hanya 18 candi yang berhasil dipugar,

sisanya adalah tumpukan batu yang berserakan.

Tiga dari 8 candi utama disebut candi Trimurti ("tiga wujud"),

dipersembahkan untuk 3 dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma

Sang Pencipta, Wisnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang

Pemusnah.

Candi Siwa yang berada di tengah-tengah adalah bangunan

terbesar di kompleks Candi Prambanan dan memiliki 5 ruangan:

timur, selatan, barat, utara, dan sebuah ruangan utama di

tengah candi. Ruangan timur terhubung dengan ruangan utama

yang berisi arca Siwa Mahadewa setinggi 3 meter. Ruangan utara

berisi arca Durga Mahisasuramardini, istri Siwa. Arca Durga

inilah yang disebut sebagai Roro Jonggrang dalam legenda

setempat.

Tepat di depan candi Trimurti terdapat 3 candi yang lebih kecil

untuk kendaraan atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi

wahana Siwa, sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda

wahana Wisnu.

ii
G. RELIEF CERITA RAMAYANA

Candi Prambanan dihiasi relief yang menceritakan kisah

Ramayana dan Krishnayana. Kisah Ramayana dimulai dari

kelahiran Rama, penculikan Sinta (istri Rama) oleh Rahwana,

upaya penyelamatan Sinta oleh Hanoman (panglima kera),

pertemuan kembali Rama dan Sinta, hingga penyerahan tahta

Rama kepada anaknya.

Relief cerita Ramayana ini dipahat pada dinding sebelah dalam

pagar sepanjang lorong galeri yang mengelilingi candi utama.

Relief ini dibaca dengan cara mengitari candi searah jarum jam,

dimulai dari sisi timur candi Siwa (42 adegan) dan dilanjutkan ke

candi Brahma (30 adegan).

Tak jauh dari Candi Prambanan, kisah cinta Rama dan Sinta

yang terpahat abadi ini juga dipentaskan dalam bentuk

sendratari setiap Selasa malam, Kamis malam, dan Sabtu

malam. Sendratari Ramayana Prambanan memegang rekor dunia

Guinness World Records sebagai pentas tari Ramayana yang

paling banyak melibatkan penari sekaligus sebagai sendratari

yang paling lama dan rutin mementaskan tari Ramayana sejak

1961 hingga 2012. London dan New York memiliki The Phantom

of the Opera, Jogja punya Sendratari Ramayana. Pada musim

kemarau, pementasan dilakukan di luar ruangan dengan Candi

Prambanan yang disorot lampu sebagai latar belakangnya.

ii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kita harus menjaga dan melestarikan candi Prambanan ini, dengan

kita melestarikan candi ini berarti kita juga melestarikan dan

menjaga budaya milik bangsa kita sendiri.

B. Saran-Saran

Maka dari itu, harusnya Pemerintah ikut turun tangan dalam

menjaga kelestarian candi ini. Perlu dibuat peraturan tentang candi

guna mempertegas bahwa candi ini milik budaya bangsa kita dan

tidak bisa diperjualbeli

ii
DAFTAR PUSTAKA

http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-sejarah-tentang-
candi-prambanan.html

http://wahyupego.blogspot.com/2012/10/perawatan-dan-pelestarian-
museum-hartaku.html

http://devitaaristia.blogspot.com/2013/05/contoh-laoran-study-tour-
ke-candi.html

Madhori. 2008. Gunung Merapi Sepanjang Masa. Yogyakarta: Media


Cipta Pustaka.

Samidi. 1975. Penelitian Pendahuluan Pemberantasan Lumut Pada


Batuan Candi Prambanan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.

 MoerTjipto, Drs Prambanan, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta


1993

Soediman, Drs MerapiSalah Satu Keajaiban Dunia Gramedia


Yogyakarta, 1980

ii
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur pada Allah SWT dan Nabi Muhammad

SAW yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua. Sehingga

semua bias melaksanakan kewajiban kami, yaitu Studi Tour Ke

beberapa lokasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan selamat

tanpa ada halangan apapun.

Dan kami bersyukur karena dapat memperoleh bahan untuk

menyusun karya tulis ini dengan baik, karya tulis ini di tulis sebagai

salahsatu .tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Semoga laporan

karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai pengetahuan.

Dengan karya tulis ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Hj. N. Jubaedah, S.Pd.I selaku kepala sekolah MTs

Karyamukti

2. Ibu Lia Yuliawati, S.Pd selaku pembimbing karya tulis kami dan

guru bahasa Indonesia

Tidak lupa Bapak / Ibu guru serta staf yang telah member semangat

serta mendampingi kami dari awal sampai akhir studi wisata ini.dan

teman –teman serta rekan rekan yang telah membantu kami.

Kami yang masih belajar dan kemampuan kami yang terbatas sehingga

dalam penulisan karya tulis ini masih kekurangan / kekeliruan kami

mohon maaf, saran dan kritik yang membangun kami harapkan agar

lebih baik.

Karyamkti, Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………….. i


Daftar Isi ………………………………………………….. ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 2
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 2
BAB II Pembahasan
A. Deskripsi MGM ………………………………………………….. 3
B. Koleksi MGM ………………………………………………….. 4
C. Batu Alien ………………………………………………….. 7
D. Lava Tour Merapi ………………………………………………….. 8
E. Sejarah Candi ………………………………………………….. 10
F. Komplek Candi ………………………………………………….. 11
G. Relief Cerita ………………………………………………….. 12
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 13
B. Saran ………………………………………………….. 13
Daftar Pustaka ………………………………………………….. 14

ii
MAKALAH
STUDY TOUR KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

ECCA KURNIAWATI
SITI HODIJAH
SULASTRI
VELVI APRI SEPTIANI
SINDI APRILIA

KELOMPOK 2 STUDY TOUR

MADRASAH TSANAWIYAH KARYAMUKTI


TAHUN 2020

ii

Anda mungkin juga menyukai