Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR

Disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

SAEFUL NURFADILAH
RIAN
RENDI MURPHI FIRDAUS
SANDI LESMANA
SURYADI

MADRASAH TSANAWIYAH KARYAMUKTI


TAHUN 2020
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Yogyakarta atau banyak orang sering menyebutnya dengan kata Jogja adalah salah satu
provinsi di Indonesia dan termasuk salah satu dari 7 Daerah Istimewa selain Aceh, Berau,
Bulongan, Kalimantan Barat, Kutai, dan Surakarta, yang sampai sekarang hanya tersisa 2 kota
saja yaitu Yogyakarta dan Aceh.
Dinamakan Daerah Istimewa karena bentuk pemerintahan yang berada di daerah tersebut
sedikit berbeda dengan yang ada di pusat. Kita semua telah mengetahui bahwa di Yogyakarta
sendiri masih terdapat kerajaan yang sekarang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Tetapi kerajaan tersebut tidak serta merta menjadikan Jogja keluar dari Indonesia, maka
karena hal tersebut dijadikanlah Jogja sebagai Daerah Istimewa.
Study tour merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh MTs Karyamukti Banjar,
khususnya untuk siswa kelas XI. Kegiatan ini secara khusus dimaksudkan untuk membuka
wawasan siswa tentang pengetahuan di luar kelas. Yogyakarta menjadi tujuan karena
terdapat berbagai macam tempat yang bisa menambah pengetahuan siswa; baik itu sejarah,
budaya, tempat-tempat penting, dll.
Dalam kegiatan tersebut seluruh siswa diwajibkan membuat laporan perjalanan study
tour yang menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sebagai pertanggung jawaban dan sebagai
media pembelajaran bagi para siswa peserta study tour.

B. Tujuan
Tujuan kegiatan study tour dan laporan perjalanan ini adalah:
 Menambah wawasan siswa mengenai seputar Yogyakarta.
 Sebagai sarana pengenalan siswa dengan budaya lain yang beragam.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara langsung dengan
sumber ajar.
 Rekreasi sebelum dilaksanakannya rangkaian UN/UAMBN dan kenaikan kelas.
 Memberikan pengalaman kepada siswa.

C. Waktu dan Tempat


Hari : Rabu s/d Jum’at
Tanggal : 7 s/d 9 Januari 2019
Waktu : 20.00 WIB berangkat dari sekolah
Lokasi : DI Yogyakarta

D. Peserta Study Tour


Peserta study tour MTs Karyamukti Tahun 2020 ini adalah siswa-siswi MTs Karyamukti, Ibu
Bapak Dewan Guru beserta staff, Komite, Yayasan serta perwakilan dari SD/MI se-Desa
Karyamukti.
E. Pembiayaan
Setiap peserta yang ikut study tour dikenakan biaya senilai Rp.750.000

F. Isi Laporan Perjalanan


Kami mengadakan study tour ke Jogja pada tanggal 07 Januari 2020 selama 3 hari 2 malam;
berakhir di tanggal 09 Januari 2020.
Dari Bnajar ke Jogja kami menggunakan Bus Pariwisata Elisa. Semua siswa duduk di kursi
paling depan sementara guru dan staff TU yang ikut kegiatan ini duduk di kursi belakang.
Kami dijadwalkan berangkat tanggal 07 Januari 2020 pukul 21.00 WIB. Tetapi sebelum itu
siswa peserta sudah terlihat banyak berkumpul.
Rute perjalanan dari Banjar sampai ke Jogja yaitu, Banjar > Majenang > CIlacap > Purworejo >
Yogyakarta. Lama perjalanan yang kami tempuh dari dari Banjar sampai di lokasi adalah 8
jam.
Setelah sampai di lokasi penginapan, kami diizinkan untuk melakukan kegiatan pribadi
sampai Isya atau jam 19:00.

G. Objek yang Diamati


1. Candi Prambanan
a. Sejarah
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa
kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai
tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari
Prambanan. Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung
Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini
terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa
Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha. Pastinya, dengan
dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat
dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih
mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang
beralih fokus dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan
terhadap Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan
secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja
Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M,
bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan
ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa
saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan
umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai
yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi
barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai
ini berbelok melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi
sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini
dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai
dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas
aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi
pembangunan deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang
Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan
membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena
kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan
Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak
kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-
muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab
Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat
kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat
Prambanan di Dataran Kewu.
Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok,
yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak
diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat
Gunung Merapi yang menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan.
Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan.
Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan tidak terawat,
sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada abad
ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi
ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni
desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini
mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan
Kesultanan Mataram pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di
dekatnya menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan
Kasunanan Surakarta (Solo).
Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini.
Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja
dan kerajaan apa yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi,
rakyat setempat menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula
keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa,
ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo
satu malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai candi
Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya
dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara
bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan
Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih
sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya
melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan
tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan
De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir.
V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan
renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993 .
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa
yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh
Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi,
menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang
di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli
masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan
hanya tampak fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO,
status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini, beberapa bagian candi
Prambanan tengah direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa
Yogyakarta 2006. Gempa ini telah merusak sejumlah bangunan dan patung.

2. Museum Gunung Merapi


Museum 2 lantai yang diresmikan tahun 2010 silam ini menjadi salah satu tempat
wisata menarik di daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuk bangunannya unik,
berbentuk trapesium dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut membentuk
segitiga. Ketika hari cerah dan Gunung Merapi tak tertutup awan, maka keduanya
tampak begitu gagah.
Memasuki museum, sebuah replika sebaran awan panas dari tiga buah letusan
Gunung Merapi, yakni pada tahun 1969, 1994 dan 2006 akan menyambut para
pengunjung. Alat inilah yang membuat seluruh ruangan bergemuruh. Tekan saja
salah satu tombolnya, maka sebaran awan panas dan aliran lava pijar akan terlihat
menyerupai kejadian waktu itu. Terbayang betapa dahsyatnya gejolak gunung api ini
tiap kali meletus. Ratusan rumah tertimbun material vulkanik, ribuan ternak mati dan
warga harus dievakuasi. Kehidupan di sekitar Merapi tandas ditelan wedhus
gembel. Peristiwa tersebut bagai rajah yang tak akan hilang dari ingatan siapa saja
yang menjadi korban.
Menjelajahi ruangan lain kita akan menemukan display tipe letusan gunung api,
batuan dari Gunung Merapi sejak tahun 1930, koleksi benda-benda sisa letusan
tahun 2006 hingga koleksi foto-foto Gunung Merapi dari zaman ke zaman yang
dipajang sedemikian rupa sehingga mudah diamati. Panel-panel ilustrasi dengan
gambar kartun pun dapat dijumpai dan tentunya ramah bagi anak-anak
Dari sekian banyak koleksi benda yang ada, salah satu yang menarik adalah batu
bom (volcanic bomb). Batu ini sepintas terlihat seperti batu biasa dengan bentuk
yang tak beraturan. Tapi siapa sangka, batu ini adalah rupa lain lava pijar bersuhu 700
- 1.200 derajat celcius yang kemudian terlempar ke udara dan mengalami proses
pendinginan cepat sebelum sampai ke permukaan bumi.
Puas mengamati setiap koleksi di lantai satu, saatnya menilik apa yang ada di lantai
dua museum. Setidaknya ada sembilan tipe benda koleksi dan alat peraga yang
tersimpan di sana, mulai dari display letusan dan erupsi Merapi, lorong peraga
simulasi LCD, peraga simulasi tsunami hingga peraga simulasi gempa. Masing-masing
koleksi tersebut berhasil menarik perhatian tiap pengunjung, apalagi koleksi alat
peraga yang ada masih berfungsi dengan baik. Jadi jangan heran bila tiap pengunjung
dapat melihat tsunami dan gempa bumi mini yang dahsyat namun tak
membahayakan
Ketika semua sisi museum telah dijelajahi, masuk ke dalam teater mini museum ini
adalah pilihan yang tepat. Sembari beristirahat, pengunjung akan disuguhi sebuah
film pendek berdurasi 24 menit berjudul Mahaguru Merapi. Film ini menunjukkan
dua sisi Merapi yang begitu berbeda. Merapi memberi kesuburan dan kehidupan
bagi tiap makhluk di sekitarnya, tapi ada kalanya ia juga meluluhlantakkan semuanya
tanpa tersisa.
Sungai-sungai yang mengalir dari lerengnya memenuhi kebutuhan warga akan air,
tapi ada saatnya sungai tersebut berubah jadi ancaman kehidupan karena lahar
dingin yang mengalir di dalamnya. Melalui film ini, sekali lagi, Merapi berhasil
mengundang decak kagum, membawa tiap pengunjung mengenal lebih dekat
sosoknya yang mengagumkan. Kehadirannya adalah pengingat akan keagungan Sang
Pencipta, ketika semua yang sudah ada kapan pun bisa hilang dan kehidupan
berulang dari awal.
Museum Gunung Merapi menyimpan berbagai macam benda koleksi yang sesuai
dengan fungsinya yaitu sebagai sarana preservasi dan konservasi (memelihara dan
melindungi suaka alam dan budaya), informasi (memberikan dan mengembangkan
pengetahuan mengenai obyek yang ditampilkan), koleksi (mengumpulkan dan
mengarsipkan benda bernilai sebagai pusat dokumentasi masyarakat), edukasi
(memberikan ilmu pengetahuan untuk masyarakat mengenai kegunungapian), serta
wahana rekreasi.
Koleksi tersebut diantaranya adalah:
 Film show tentang terjadinya letusan Gunung Merapi dan diorama;
 On The Merapi Volcano Trail, yaitu beragam informasi mengenai Gunung
Merapi, seperti: foto dokumentasi mengenai aktivitas Merapi dari tahun 1900
hingga 2007, maket, citra satelit, deskripsi singkat mengenai letak, titik
koordinat dan tinggi gunung;
 Peta deretan gunung berapi di dunia dalam bentuk panel interaktif;
 Peta wilayah Indonesia yang dilengkapi dengan sebaran lokasi gunung berapi
beserta panel tombol-tombol nama gunung yang apabila ditekan akan
menyala;
 Berbagai peranti yang digunakan untuk memantau Merapi, seperti: telskop,
alat-alat seismograf, pencatata aktivitas Merapi, alat-alat pengolah data,
hingga komputer jinjing lawas milik petugas pemantau;
 Volcano World yang berisi bahan-bahan pengetahuan tentang gunung berapi;
 “vulcanic bomb”, yaitu batuan pijar berdiameter sekitar 65 mm yang terbentuk
dari lontaran material letusan Merapi;
 Informasi mengenai kawasan rawan bencana dan sebaran endapan lava
Merapi yang dilengkapi dengan berbagai meterial endapan dan muntahan
Merapi;
 Benda-benda milik warga di kawasan wisata Kaliadem yang tertimbun lahar
panas pada erupsi Gunung Merapi tahun 2006;
 Sebuah kerangka sepeda motor milik korban yang tewas dalam bungker
Kaliadem 14 Juni 2006; dan
 Venue bertajuk Manusia dan Gunung Api yang berupa informasi seputar
manfaat dan ancaman bencana gunung api.
Seluruh koleksi tersebut ditempatkan dalam sebuah bangunan dua lantai seluas
4.470 meter persegi yang dibentuk sesuai dengan unsur alam dan pakem adat
Yogyakarta. Unsur alam yang diambil tidak lain adalah Gunung Merapi itu sendiri.
Sedangkan unsur adat atau budaya diambil dari bentuk tugu, keraton dan berbagai
macam candi yang ada di wilayah Yogyakarta.
Berdasarkan pandangan tersebut maka gedung Museum Gunung Merapi dibuat
menyerupai limasan tak beraturan dengan kubah besar sebagai pusatnya. Bagian
depan gedung mengambil bentuk gapura dan trap sejumlah candi, seperti:
Prambanan, Sambisari, dan Candi Ratu Boko. Sedangkan bagian atapnya dibuat
sedemikian rupa hingga menyerupai visualisasi awan “wedus gembel”.
Pakem lainnnya adalah dengan dibuatnya beberapa bangunan yang menyimbolkan
garis imajiner penghubung antara Gunung Merapi-Tugu Yogyakarta-Kraton
Yogyakarta-Laut Selatan. Garis imajiner ini dibuat sedemikian rupa mulai dari dasar
hingga ujung bangunan. Selain itu, penciptaan garis imajiner juga diwujudkan pada
bagian dinding yang terbuat dari kaca sehingga bisa tembus pandang dan sekaligus
sebagai syarat tidak adanya penghalang dalam garis imajiner.

3. Merapi Lava Tour


Pada dasarnya, Merapi Lava Tour mengajak wisatawan naik mobil Jeep menyusuri
bekas aliran lahar pasca letusan Gunung Merapi. Sepanjang perjalanan, wisatawan
akan diajak mampir ke beberapa destinasi pasca letusan seperti Museum Sisa
Hartaku dan Bunker Kaliadem. Merapi Lava Tour terbagi dalam tiga rute yakni short
(1,5 jam), medium (2,5 jam), dan long (4-5 jam).Tur rute pendek dengan Jeep berisi
maksimal 4 orang dewasa hargaya Rp 350.000, sementara untuk medium Rp 450.000
dan untuk long Rp 600.000.  Namun sebelum mencoba Merapi Lava Tour, ada
beberapa tips yang perlu diperhatikan. Imaddudin Yazid, salah satu pemandu Jogja
Geowisata memaparkan beberapa di antaranya. Jogja Geowisata adalah operator tur
yang mengkhususkan diri pada tempat-tempat yang berkaitan dengan fenomena
alam di DI Yogyakarta. Cuaca Usahakan berkunjung ke Kaliurang untuk mencoba
Merapi Lava Tour pada musim kemarau. Panorama Gunung Merapi akan terlihat
jelas, Anda pun tak perlu basah-basahan sepanjang perjalanan.
 Pakaian, Gunung Merapi penuh lahan gersang dan minim pohon. Oleh
karena itu, gunakan pakaian yang nyaman dan lengan panjang agar kulit tidak
terbakar. Sunblock dan kaca mata hitam juga sangat berguna sepanjang
Merapi Lava Tour.
 Masker, Jalur bekas aliran lahar di Gunung Merapi sangat gersang. Dengan
kecepatan Jeep yang tinggi, debu dan tanah akan berterbangan sehingga
masker sangat dibutuhkan. Pihak Lava Tour biasanya menyediakan masker
untuk tiap orang. Jika membawa kain atau buff, gunakan sepanjang
perjalanan agar terhindar dari debu.
 Jeep Land Cruiser  Merapi Lava Tour dikelola oleh beberapa operator tour,
namun semuanya bernaung di bawah asosiasi yang sama. Sebelum booking,
ada baiknya Anda bertanya soal jenis mobil yang digunakan.  Semua mobil
yang digunakan adalah Jeep, namun dengan banyak jenis. Pastikan Jeep-nya
dalam kondisi bagus. Waktu itu pakai Land Cruiser karena kondisinya bagus
dan bisa turun ke beberapa tempat yang tidak bisa dijangkau Jeep jenis lebih
besar. Lava Tour saat hujan Jika Anda ingin sedikit pemacu adrenalin, cobalah
Merapi Lava Tour saat hujan. Cipratan air dari atas dan sepanjang jalur
lintasan Jeep akan menambah seru tur Anda.
4. Batu Alien
Gunung Merapi merupakan sebuah Gunung Api hingga masih aktif di Indonesia ini
berada di tengah Pulau Jawa, tepatnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung
Api dengan tinggi hampir 3000 meter ini banyak di kenali oleh masyarakat.
Terlebih pasca erupsi di tahun 2010 silam yang menyebabkan ratusan orang
meninggal dan membuat beberapa desa di relokasi
Pasca erupsi 8 tahun silam ini membuat warga  menjadikan lokasi - lokasi yang
terdampak erupsi menjadi sebuah tujuan wisata yang bertemakan Lava Tour, yakni
sebuah rangkaian tujuan Wisata mengunjungi bebepara lokasi yang terdampak
langsung Erupsi Gunung Merapi pada 2010 Silam
Satu di antara tujuan lokasi tersebut adalah Lokasi Batu Alien, yang terletak di Dusun
Jambu, Desa Kepuharjo , Cangkringan Sleman, Yogyakarta.
Dari informasi warga sekitar, sebelum Erupsi di tahun 2010, Batu ini tak ada, ketika
Erupsi terjadi, Batu dengan ukuran tinggi sekira 2 Meter dan dengan berat ribuan KG
ini terlempar hingga ke dusun ini.
Sekilas Batu ini tampak seperti Batu Besar Biasa, namun bila di perhatikan dengan
seksama dengan jarak pandang sekitar 10 Meter. Maka akan tampak sebuah Wajah
manusia yang terlihat sedih.
Warga sekitar pun mengungkapkan bahwa batu dinamakan Batu Alien bukan karena
ada alien yang datang lokasi ini, namun Alien disini merupakan bahasa peralihan dari
bahasan Jawa, yakni Alihan.
"Alien disini itu merupakan dari bahasa Jawa, yakni Alihan, yang mana batu besar
dari puncak gunung berapi yang beralih kesini atau pindah kesini, pada saat erupsi,
dan karena bentuk batu ini menyerupai wajah manusia, warga menyebutnya batu
Alien.
Di Spot Batu Alien ini, pengunjung juga akan di sajikan dengan pemandangan yang
luar biasa di sekitar Batu Alien.
Dari lokasi ini, kalian dapat melihat sebuah tempat yang di namakan Kali Gendol, Kali
Gendol ini sendiri merupakan sebuah jalur aliran Lava Pijar maupun Lahar dingin
ketika gunung Merapi Erupsi beberapa waktu silam.

5. Tebing Breksi
Hadirnya wisata Tebing Breksi menjadi alternatif wisata yang menambah referensi
tempat wisata di Jogja dan tentu saja membuat banyak orang datang untuk
menyaksikan keindahan tebing ini. Suguhan utama yang ada di Tebing Breksi adalah
deretan tebing batu breksi yang menjulang gagah sepanjang puluhan meter. Tebing
ini sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu yang kemudian dimanfaatkan sebagai
tempat penambangan hingga ditutup saat ini.
Pada awalnya Tebing Breksi mereupakan tebing biasa yang kemudian dimanfaatkan
bebatuannya untuk ditambang. Setelah beberapa waktu, aktivitas penambangan pun
berhenti dan lokasi ini pun ditinggal begitu saja. Karena tempatnya yang unik dan
menarik banyak wisatawan yang mampir ke tempat ini hingga akhirnya oleh
pemerintah daerah kawasan ini ditata dan dijadikan sebagai kawasan wisata yang di
buka pada tanggal 30 mei 2015.
Oleh kerena itu masih tampak ornamen-ornamen pahatan bekas penambangan yang
ada membuat tebing tampak sepertidinding-dinding bebatuan yang rata dan ada juga
yang berbentuk seperti kue lapis. Hal itu tentu saja menjadi daya tarik para
wisatawan karena daya tariknya yang unik dan artistik. Banyak para penggunjung
yang berselfie karena latar pemandangannya yang beda dan tentu saja menghasilkan
foto yang luar biasa. Selain itu banyak fotografer amatir dan profesional yang datang
ke objek wisata ini untuk hunting foto dan bahkan untuk pre wedding
Lokasi objek wisata ini berada tidak jauh dan sejalur dengan Candi Ijo, tepatnya
berada di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman. Rute menuju Tebing Breksi mudah dijangkau karena terletak di jalur utama
jalan Prambanan-Piyungan sekitar 1 km sebelum Candi Ijo. Jika dari arah Jogja
langsung menuju arah Candi Prambanan kemudian di pertigaan pasar Prambanan
belok kanan arah ke Piyungan. Cari petunjuk arah ke Candi Ijo kemudian ambil kiri
(pertigaan sebelum SDN Sambirejo). Dari sini perjalanan masih sekitar 1 km lagi.
Berhati-hatilah saat berkendara kerena jalannya menanjak dan juga tidak terlalu
mulus.
Masyarakat yang sebelumnya bermata pencaharian di lokasi tambang batu breksi
initentunya merasa kehilangan. Akan tetapi, rasa kehilangan itu tidak diluapkan pada
sesuatu yang negatif. Akan tetapi mereka melihat potensi lain dari bekas tambang
batu itu yang punya pesona keindahan yang sangat terpendam. Oleh sebab itu,
masyarakat dengan kreatifitas mereka mengubah bekas lokasi tambang menjadi
tempat yang indah yang sangatlah menarik para wisatawan untuk dikunjungi.
Pesona keindahan wisata jogja dari bekas tambang ini yaitu berupa guratan – guratan
tebing batu yang mempesona mengingatkan kita pada tempat wisata Garuda Wisnu
Kencana Bali yang termasuk bekas tambang juga. Tak hanya tebingnya yang indah,
akan tetapi kita juga bisa naik ke atas tebing lewat anak tangga dari batu yang sudah
dibuat oleh warga masyarakat sekitar. Kita dapat menyaksikan keindahan Kota Jogja
dari ketinggian di atas tebing ini. Selain itu juga pemandangan Gunung Merapi yang
bisa tampak jelas bila cuaca sedang cerah. Terlebih apabila kita berkunjung pada saat
malam hari, kita bisa menyaksikan indahnya kelip – kelip lampu yang tersebar di Kota
Jogja.
Untuk harga tiket masuk Tebing Breksi pada saat ini gratis. Akan tetapi, para
pengunjung akan dikenakan tarif parkir untuk yang membawa kendaraan. Tapi anda
angan khawatir, tarif parkirnya juga sangatlah terjangkau yaitu sebesar Rp. 2.000,00
untuk kendaraan sepeda motor dan sebesar Rp. 5.000,00 untuk kendaraan mobil.
Dan pada saat hari libur baik libur nasional atau liburan anak sekolah, tebing breksi
ini relatif ramai. Jadi jika anda ingin menikamati wisata ini saat sepi, hindarilah hari
hari tersebut.

6. Museum Dirgantara Mandala


Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh TNI
Angkatan Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU,
bermarkas di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta.
Maksud dibangunnya monumen ini adalah untuk mengenang dan
memperingati     peristiwa jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA akibat serangan dua
pesawat pemburu Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947. Dalam peristiwa ini
tiga tokoh perintis TNI AU gugur, diantaranya Marsda TNI (Anumerta) Agustinus
Adisutjipto, Marsda TNI (Anumerta) Prof.Dr.Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda
Udara I (Anumerta) Adisumarmo Wiryokusumo.
Tujuan didirikan Museum Dirgantara Mandala adalah sebagai berikut :
 Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan
perkembangan TNI-AU serta pengorbanan para pendahulu, pejuang dan
pahlawan udara membina dan merintis angkatan udara RI / TNI khususnya
mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan negra dan bangsa
indonesia perlu dilestarikan.
 Dalam rangka mewarisi nilai-nilai 1945 yakni, pengabdian dan
pendokumentasian tersebut perlu direalisasikan dalam bentuk visualisasi
bukti sejarah agar dapat diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi
penerus.
Fasilitas Museum Dirgantara Mandala
Pameran museum merupakan suatu sistem penyajian koleksi atau suatu kegiatan
teknis penataan koleksi pada suatu ruang pameran tetap maupun tidak tetap yang
dapat diatur berdasarkan suatu sistem tertentu sehingga menjadi suatu kesatuan
yang harmonis, komunikatif, informatif dan edukatif. Tujuan umum dari pameran ini
adalah untuk memberikan informasi yang cukup tentang benda-benda koleksi kepada
pengunjung. Tujuan utama dari tata pameran adalah bahwa pameran harus dapat
berkomunikasi dengan publik pengunjungnya. Penyelenggaraan pameran harus
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, intelektual dan
emosional dari publiknya.
Mengingat bahwa tidak semua koleksi yang mendukung bukti sejarah dipamerkan
pada satu ruang, maka koleksi tersebut dikelompokkan pada beberapa ruang.
Peristiwa yang memiliki bukti berupa gambar, divisualisasikan dalam bentuk diorama
yang bersifat imajiner. Berbagai jenis koleksi berusaha untuk dikumpulkan, dirawat
dan dipamerkan mulai dari pesawat terbang, pakaian, dan tanda pangkat, foto-foto,
alat komunikasi, senjata, dan beberapa visualisasi peristiwa melalui diorama serta
koleksi-koleksi lainnya. Koleksi yang telah terkumpul digelar dan dipamerkan di dalam
museum, masing-masing ruangan memiliki nama sebagai berikut :
 Ruang Utama, memuat koleksi lambang TNI-AU beserta jajarannya, Para
Pahlawan Nasional dari TNI- AU, foto Kepala Staf TNI AU dan para tokoh
penerima Bintang Swa Bhuwana Paksa, serta tanda-tanda kehormatan
militer.
 Ruang Kronologi, yang menggambarkan sejarah perjuangan dan
perkembangan TNI-AU mulai dari Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945.
 Ruang Seragam TNI AU, di ruangan ini memuat Berbagai seragam yang
pernah digunakan TNI AU sejak tahun 1945 hingga saat ini.
 Ruang Kotama dan Ruang Kasau, memuat koleksi dan benda-benda yang
berkaitan denagan Kotama di ajaran TNI-AU, diantaranya; Korpaskhasau,
Kodikau, AAU, Seskoau, Koharmatau, Koopsau, Kohanudnas dan
perkembangan Sekolah Penerbang TNI Angkatan Udara serta barang-barang
dan benda yang pernah dipakai oleh Para Mantan Kasau.
 Ruang Alutsista, memuat koleksi alat utama system senjata udara yang
pernah digunakan oleh TNI-AU dari tahun 1945 hingga tahun 1970-an berupa
pesawat, radar, peluru kendali dan roket.
 Ruang Diorama ,menampilkan perkembangan dan berbagai kegiatan TNI AU,
serta SKSD Palapa .
 Ruang Minat Dirgantara, memuat tentang lambang-lambang skadron udara
dan jenis pesawat pendukungnya, Pesawat Starlite serta koleksi buku-buku
terbitan TNI-AU.
Pada halaman gedung dipajang pesawat Tupolev TU-16 B KS, UF 1 Albatros, PBY-5A
Catalina dan peluru kendali SA-75, pesawat A-4 Skayhawk dan Pesawat OV-10 Bronco
yang merupakan koleksi pesawat terbaru dipajang di depan gedung museum pada
bulan Januari 2011.
Dalam rangka melengkapi fasilitas museum sebagai sarana penunjang serta untuk
lebih meningkatkan penanaman minat dirgantara pada generasi penerus, dibangun
Mini Teater yang telah diresmikan oleh Kepala Staf Anagkatan Udara Marsekal TNI
Imam Sufaat S. IP pada tanggal 27 Januari 2011.  Mini theater merupakan salah satu
fasilitas teknologi informasi dan multi media untuk memberikan informasi kepada
para pengunjung melalui pemutaran film tentang berbagai hal terkait kedirgantaraan.
Mini Theater bertujuan untuk menampilkan tayangan sejarah secara lebih
menghibur, mendidik, informatif, sehingga diharapkan dapat mendorong animo
masyarakat mengunjungi museum.
Museum yang di buka setiap hari mulai pukul 08.30 s/d 15.00 tersebut memiliki
berbagai pasilitas penunjang lain seperti tempat parkir yang luas dan nyaman, sarana
ibadah, toko souvenir, dan kantin.

H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman yang telah kami dapatkan dari perjalanan wisata study tour ke
Yogyakarta ini, dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia, khususnya Yogyakarta, memiliki
tempat bersejarah yang masih belum pas jika tidak sampai bertemu dengan narasumbernya
secara langsung, dan bertanya tentang pendapat mereka mengenai sejarah tersebut.
2. Saran
Perjalanan wisata study tour ini sangat bermanfaat untuk siswa, sangat baik apabila terus
dilaksanakan dari tahun ke tahun dengan tujuan yang berbeda dan yang kaya akan sejarah
dan ilmu pengetahuan agar wawasan siswa meningkat.

I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai