CANDI PRAMBANAN
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Candi Prambanan ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan
semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para
pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian
yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki
kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi
Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai
dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah
Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang di
garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi
tiga meter yang menunjukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan
kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut
Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan
Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di
wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu
masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Tlogo,
Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu
terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan
arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama
memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks
gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di
Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari
seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun
850 Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh
Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah candi Prambanan?
2. Apa yang ada di kompleks candi Prambanan?
3. Bagaimana arsitektur candi Prambanan?
4. Relief-relief apa saja yang ada di candi Prambanan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Candi Prambanan
1. Pembangunan Candi Prambanan
3. Candi Wahana
Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil
daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada kendaraan
atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa, sang Angsa
wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi wahana ini
terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat
candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi.
Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit
arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra digambarkan
berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya berdiri di atas
kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma terdapat candi
Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di dalamnya. Mungkin dulu
pernah bersemayam arca Angsa sebagai kendaraan Brahma di dalamnya. Di
depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan untuk Garuda, akan
tetapi sama seperti candi Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca
Garuda. Mungkin dulu arca Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini
Garuda menjadi lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara
Garuda Pancasila.
4. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit.
Ukuran Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14
meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Di samping 8 candi utama ini terdapat
candi kecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya menyerupai pelinggihan
dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus sebagai
aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir
pada empat penjuru mata angin di muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di
setiap sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa
tangga dengan tinggi sekitar 2 meter.
5. Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman
dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding
kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua dinding ini
adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 candi
perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun
di atas empat undakan teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi.
Empat baris candi-candi ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-
candi ini disebut “Candi Perwara” yaitu candi pengawal atau candi pelengkap.
Candi-candi perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam
terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris
keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68 candi.
B. Saran
Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi
Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya
ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber
penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga aset pariwisata
berkelanjutan nasional Indonesia penambah devisa negara selain non-migas.
Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan
melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari
segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan.