Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL

PENGAMATAN STUDY
TOUR DI YOGYAKARTA

SMP MUHAMMADIYAH 6
KRIAN
KATA PENGANTAR

Tiada kata terindah selain mengucap puji syukur atas rahmat dan hidayah-Nya yang
telah diberikan kepada penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa salawat dan
taslim tercurah kepada junjangan Baginda Rasulullah atas tuntunan cahaya imani yang
diberikan, salam dan salawat terkirim pula kepada keluarga Nabi Muhammad dan para
Sahabatnya.

Makalah ini disusun guna sebagai tugas dan memperdalam pengetahuan pada mata
pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), dalam makalah ini penyusun mengangkat
Judul Candi Prambanan dan Taman Pintar. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca, saran dan kritik tentunya tetap diharapkan dari para pembaca karena makalah ini
masih mamilki banyak kekurangan.

Krian, 16 Februari 2018

P e n y u s u n
CANDI PRAMBANAN

BAB I

PENDAHULUAN

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar
di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti,
tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara,
dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini
adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang
di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang
menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan,
Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat
[1]

daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di
wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks
Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini
berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa
sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks
gugusan candi-candi yang lebih kecil.[3] Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara,
candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.[4]
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi
oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada
masa kerajaan Medang Mataram.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Etimologi
Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan
perubahan nama dialek bahasa Jawadari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna
"Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat
digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat lain
menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi
oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari
akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk
kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.
Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa)
atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856
Masehi). Trimurti dimuliakan dalam kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya
memuliakan Brahma, Siwa, dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama
di candi Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini.

B. Sejarah
1. Pembangunan
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah dibangun di Jawa
kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi
Buddha Borobudur dan juga candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa
sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai kembali
berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda
keyakinan yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya penganut Hindu dan
wangsa Sailendrapenganut Buddha. Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa
Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya
wangsa Sailendracenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini menandai
bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaanya, dari Buddha Mahayana ke
pemujaan terhadap Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan
secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan raja Balitung Maha
Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk
memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta
adalah Siwagrha (Sanskerta:Shiva-grha yang berarti: 'Rumah Siwa')
atau Siwalaya (Sanskerta:Shiva-laya yang berarti: 'Ranah Siwa' atau 'Alam Siwa').[5] Dalam
prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan
juga pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini.
Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi
barat kompleks candi Prambanan. Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok
melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi sungai dapat
membahayakan konstruksi candi. Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai
baru yang memotong lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar
kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih
luas bagi pembangunan deretan candi perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Beberapa arkeolog berpendapat bahwa arca Siwa di garbhagriha (ruang utama) dalam
candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan raja Balitung, sebagai arca
pedharmaan anumerta dia.[6]
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang
Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan membangun
ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi
Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai
upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan
pendeta brahmana dan murid-muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk
mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat
kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat di dekat Prambanan
di Dataran Kewu.

2. Ditelantarkan
Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok,
yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak diketahui
secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang
menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai
telantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada abad ke-16.
Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali
dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi
serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu
legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun 1755, reruntuhan
candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan
Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (Solo).

3. Penemuan kembali
Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini. Akan
tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa
yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan
dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah
fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit
hanya dalam tempo satu malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai
candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda.
Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika
itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi
ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi
ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-
an yang sayangnya malah menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada
tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan
tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-
besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara
warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan pondasi rumah.

4. Pemugaran
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai
pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan
runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di
bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana
diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara
sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan
De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van
Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada
putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993 [7].
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu
candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama
Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru,
karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya
akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi
kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO, status
ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini, beberapa bagian candi Prambanan tengah
direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah
merusak sejumlah bangunan dan patung.

5. Peristiwa kontemporer
Pada awal tahun 1990-an pemerintah memindahkan pasar dan kampung yang merebak
secara liar di sekitar candi, menggusur kawasan perkampungan dan sawah di sekitar candi, dan
memugarnya menjadi taman purbakala. Taman purbakala ini meliputi wilayah yang luas di tepi
jalan raya Yogyakarta-Solo di sisi selatannya, meliputi seluruh kompleks candi Prambanan,
termasuk Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu di sebelah utaranya. Pada tahun 1992
Pemerintah Indonesia Perusahaan milik negara, Persero PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan, dan Ratu Boko. Badan usaha ini bertugas mengelola taman wisata purbakala di
Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, serta kawasan sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya
tarik wisata terkenal di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri ataupun
wisatwan mancanegara.
Tepat di seberang sungai Opak dibangun kompleks panggung dan gedung pertunjukan
Trimurti yang secara rutin menggelar pertunjukan Sendratari Ramayana. Panggung terbuka
Trimurti tepat terletak di seberang candi di tepi Barat sungai Opak dengan latar belakang
Candi Prambanan yang disoroti cahaya lampu. Panggung terbuka ini hanya digunakan pada musim
kemarau, sedangkan pada musim penghujan, pertunjukan dipindahkan di panggung tertutup. Tari
Jawa Wayang orang Ramayana ini adalah tradisi adiluhung keraton Jawa yang telah berusia
ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di keraton dan mulai dipertunjukkan di Prambanan pada
saat bulan purnama sejak tahun 1960-an. Sejak saat itu Prambanan telah menjadi daya tarik
wisata budaya dan purbakala utama di Indonesia.
Setelah pemugaran besar-besaran tahun 1990-an, Prambanan juga kembali menjadi
pusat ibadah agama Hindu di Jawa. Kebangkitan kembali nilai keagamaan Prambanan adalah
karena terdapat cukup banyak masyarakat penganut Hindu, baik pendatang dari Bali atau warga
Jawa yang kembali menganut Hindu yang bermukim di Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya. Tiap
tahun warga Hindu dari provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di candi Prambanan
untuk menggelar upacara pada hari suci Galungan, Tawur Kesanga, dan Nyepi.[8][9]
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala
Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala
Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat
terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat pada
patahan tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah sungai Opak dekat Prambanan.
Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi
Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan
cukup signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan kemuncak wajra
berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat ditutup dari kunjungan
wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat diperhitungkan. Balai arkeologi
Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana
kerusakan yang diakibatkan gempa ini.[10][11] Beberapa minggu kemudian, pada tahun 2006 situs
ini kembali dibuka untuk kunjungan wisata. Pada tahun 2008, tercatat sejumlah 856.029
wisatawan Indonesia dan 114.951 wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6
Januari 2009 pemugaran candi Nandi selesai.[12] Pada tahun 2009, ruang dalam candi utama
tertutup dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.
BAB III

P E N U T U P

Kesimpulan

Berbagai macam kebudayaan bersejarah yang tersebar di seluruh nusantara


Indonesia dan dengan seiringnya kemajuan zaman. Namun, pelestarian atas berbagai macam
kebudayaan tersebut kurang mendapatkan perhatian dari seluruh masyarakat dan kecintaan
akan kebudayaa – kebudayaan Indonesia itu kurang begitu tinggi.

Dalam laporan ini, kami mengangkat salah satu obyek bersejarah yaitu Candi
Prambanan, Candi Prambananyang merupakan peninggalan bersejarah bagi perkembangan
agama Hindu yang masuk ke bangsa Indoneia untuk pertama kalinya. Selain itu juga,
Candi Prambanan merupakan situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Sehingga
kami pun terdorong untuk lebih mencari berbagai informasi tentang sisi – sisi sejarah yang
telah terjadi pada Candi Prambanan. Dan juga kami ingin mengembangkan pengetahuan dari
segi arsitektur Candi Prambanan.
TAMAN PINTAR

BAB I

PENDAHULUAN

Taman Pintar Yogyakarta (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦠꦩꦤ꧀ ꦥꦶꦤꦠꦂ ꦔꦪꦺꦴꦒꦾ )ꦏꦂ ꦠ
adalah
wahana wisata yang terdapat di pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Panembahan
Senopati No. 1-3, Yogyakarta, di kawasan Benteng Vredeburg. Taman ini memadukan tempat
wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman Pintar memiliki arena bermain
sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Akses langsung kepada pusat
buku eks Shopping Centre juga menambah nilai lebih Taman Pintar. Tempat rekreasi ini
sangat baik untuk anak-anak pada masa perkembangan.

Beberapa tahun ini Taman Pintar menjadi alternatif tempat berwisata bagi
masyarakat Yogyakarta maupun luar kota.

Taman ini, khususnya pada wahana pendidikan anak usia dini dilengkapi dengan
teknologi interaktif digital serta pemetaan video yang akan memacu imajinasi anak serta
ketertarikan mereka terhadap teknologi. Pada saat ini ada 35 zona dan 3.500 alat peraga
permainan yang edukatif.

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah

Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi
Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa batas.
Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan
kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap
pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan
"Taman Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai
pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal
materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi. Dengan
Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari
dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak
hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat
menciptakan teknologi sendiri.

Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan
tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan
bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet
Militer dan Gedung Agung. Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan
dengan tahapan

 Pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur,
yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang
Soedibyo.
 Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I,
yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang
Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
 Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan
Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada
tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dan imajinasi. Dalam bahasa Jawa, kembang
api menggambarkan MLETHIK = PINTAR = PADHANG MAK BYAAR = PINTAR. Kembang api
merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan visi Taman Pintar sebagai
wahana ekspresi, apresiasi dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan.

Gambar logo yang muncul ke luar mengandung makna Outward Looking, selalu melihat ke
luar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan di luar dirinya. Gambar logo tampak
seperti matahari mengandung makna menyinari sepanjang masa. Jari jemari kembang api
melambangkan keselarasan antara INTELEGENSI dan SOCIAL LIFE, diharapkan pengguna
Taman Pintar mempunyai IQ, SQ, dan EQ.

Efek perspektif adalah simbolisasi "sesuatu yang tinggi", CITA-CITA, pengharapan bahwa
Taman Pintar akan membantu generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam meraih
cita-citanya. Miring ke kanan sebagai visualisasi pergerakan ke arah yang lebih baik. Warna
gabungan HIJAU-BIRU melambangkan PERTUMBUHAN TAK TERBATAS.
BAB III

KESIMPULAN

Zona

 Playground
Sebagai ruang publik dan penyambutan bagi pengunjung Taman Pintar. Menyediakan
berbagai peralatan peraga yang menyenangkan bagi anak dan keluarga. Dapat diakses secara
cuma-cuma/gratis

 Gedung PAUD Barat dan Gedung PAUD Timur


Menampilkan peralatan peraga dan permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya anak usia
Pra-TK sampai dengan TK.

 Gedung Oval - Kotak


Menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis edukasi sains yang dikemas menyenangkan
dan dapat diperagakan. Dapat diakses oleh semua lapisan pengunjung.

 Gedung Memorabilia
Menampilkan peralatan peraga tentang pengetahuan sejarah Indonesia, seperti sejarah
Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta, Tokoh-tokoh Pendidikan, dan Tokoh-tokoh
Presiden RI hingga saat ini

 Planetarium
Menampilkan peralatan peraga berbentuk pertunjukan film pengetahuan tentang antariksa
dan tata surya
NAMA KELOMPOK

1) Amalia Miftakhul Jannah (01)


2) Balinda Nariswati (07)
3) Nur fitriatus S (25)
4) Gita Nanda S (15)
5) Marselia Eka Y (22)
6) Siti Nur Fatimah (32)
7) Rica Rahma H (28)

Anda mungkin juga menyukai