Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Program Kesiswaan Tahun Pelajaran 2014/2015,
maka

dilaksanakan

kegiatan

Study

Tour.

Study

tour

ini

dilakukan guna menambah wawasan kita tentang sejarah buton


pada mata pelajaran bahasa daerah.
Adapun waktu pelaksanaannya yaitu : Keberangkatan :
tanggal 11 Oktober 2014, jam 10.00 wita. Dalam pelaksanaan
Study Tour, SMP negeri 9 Baubau telah mempersiapkan mobil
untuk mengangkut siswa yang mengikuti study tour.
.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana sejarah Mesjid Keraton Buton?
b. Bagaimana sejarah Kasulaana tombi (tiang bendera)?
c. Bagaimana sejarah Batu Popaua?
d. Bagaimana sejarah Makam Sultan Murhum?
e. Bagaimana sejarah Jangkar?
f.

Bagaimana sejarah Daftar Nama-Nama Raja?

g. Bagaimana sejarah Batu Wolio?


h. Bagaimana sejarah Makam Sangia Lampenano?
i.

Bagaimana sejarah Lawana dan Baluarana?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman dan wawasan kegiatan siswa di luar
sekolah

2. Melatih kerjasama antara siswa dalam pembagian tugas yang


bersifat ilmiah
3. Melatih siswa untuk membuat laporan ilmiah/ karya ilmiah
4. Melatih dan meningkatkan aspek pengembangan diri siswa
dalam pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
a. Mesjid Keraton Buton
Wolio Buthuuni ( baca Buton ) dahulu adalah Kerajaan
Islam ( Kesultanan ) maka tidaklah mengherankan bila dalam
berfikir dan berprilaku masyarakatnya pada waktu itu selalu
dilandasi oleh ajaran Islam. Sejarah mencatat bahwa Kesultanan
Buthuuni menerima Islam sebagai agama resmi Negara pada
tahun 948 H atau 1540 M sehingga banyak mewarisi n...ilai-nilai
budaya luhur yang di dasarkan agama Islam. Nilai-nilai luhur ini
tidak saja terpandang sebagai suatu ide, tetapi selanjutnya
diwujudkan dengan karya nyata. Baik dalam kehidupan individu,
berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Hasil karya nyata
yang diwarisi dari leluhur masih tampak kita saksikan dan
rasakan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah
Mesjid Kesultanan Buthuuni yang bernama Mesjid Agung Al
Muqarabbi Syaffi Saiful Muminina.
Sejarah Berdirinya Mesjid Agung Kesultanan Buthuuni di
didirikan pada tahun 1712 pada masa pemerintahan Sultan
Saqiuddin Darul Alam ( Oputa Sangia ) sultang ke 19. Mesjid ini
merupakan perbaikan dari mesjid sebelumnya yang mengalami
kerusakan. Atas saran dari Said/Syarif Muhammad ( Saidi Raba )
lokasi dipindahkan pada lokasi yang saat ini yang sebelumnya
berada di kaliwu-liwuto ( dekat kuburan Sultan Murhum ).
Agar

kedudukan

Mesjid

supaya

kuat

dalam

zahir

kenyataanya maka kontruksi dan kedudukan aparat mesjid di


dasarkan Martabat Tujuh dan Sifat Dua Puluh atas teladan
kemanusiaan.

b. Kasulaana tombi (tiang bendera)


sekitar mesjid keraton buton terdapat beberapa peninggalan
sejarah antara lain kasulaan tombi yang Di dirikan pada akhir
abad ke 17 untuk mengibarkan Tombi Kesulthanan Buton
Longa-Longa. Bahan dasar terbuat dari kayu jati dengan
ketinggian 21 Meter dari permukaan tanah yang berdiameter
antara 25 Cm sampai 70 cm
c. Batu Popaua
Batu Popaua, Batu pelantikan yang terletak di depan Masjid
Agung, berbentuk batu ponu atau simbol kewanitaan, tempat
Raja/Sultan dilantik oleh Dewan Mentri dengan cara memutarkan
payung di atas kepalanya, batu ini dianggap suci dan keramat
dan di percaya tempat pertama kalinya Raja Buton pertama Ratu
Waa Kaa Kaa menginjakkan kakinya.

d. Makam Sultan Murhum


Makam Sultan Murhum Kaimuddin Khalifah Hamis, makam
berbentuk persegi 4 dengan orientasi utara selatan nisan terbuat
dari batuan karts dengan ukuran badan makan 6 x 4 cm. Makam
ini dibuat bersamaan dengan wafatnya almarhum tahun 1584,
jirat makam diperbaiki tahun 1929, dan tahun 1972 dibuatkan
sarana jalan menuju situs
Makam Sultan Murhum terletak di areal dalam Benteng
Keraton, Sultan Murhum atau Kaimuddin Khalifatul Hamis
adalah raja ke-VI (raja terakhir) dan Sultan pertama. Murhum
yang mempunya nama kecil Lakilaponto ini memerintah tahun
1538-1584, ia mengalahkan La Bolontio bajak laut bermata satu
dari kepulauan Tobelo di Maluku Utara, Murhum juga di kenal
dengan nama Halu Oleo artinya 8 hari (bahasa Muna) karena
4

menyelesaikan perang saudara antara Konawe dan Mekongga


dalam waktu 8 hari
e. Jangkar
Berawal pada tahun 1752, jangkar tersebut adalah milik VOC
yang bernama Rusten Werk. Kapal tersebut tenggelam di peairan
Pulau Buton. Pada penduduk setempat utamanya penduduk
wilayah Keraton Kota Bau Bau menjarah isi kapal tersebut dan
mengambil salah satu isinya yang berupa JANGKAR dan saat ini
jangkar tersebut menjadi salah satu benda bersejarah diwilayah
Keraton Kota Bau Bau letak jangkar tersebut berada didepan
Masjid Agung Keraton bagian kiri.
f.

Daftar Nama-Nama Raja


Gambar di bawah ini merupakan tugu yang berisikan daftar

nama-nama raja dan sultan yang pernah menjabat di kerajaan


dan kesultanan Buton.
g. Batu Wolio
Batu ini terdapat di belakang Makam Sultan Murhum.
Diperkirakan pada abad ke 14. Yakni sebuah tugubatu setinngi 1
meter yang berfungsi sebagai tempat pengambilan air suci untuk
dimandikan kepada calon raja / sultan sebelum beliau dilantik.
Namun Batu Wolio ini bias juga digunakan untuk wudhu.
Menurut para cerita masyarakat pada narasumber yang kita
jumpai bahwa apabila beliau belum membasuh muka atau
memegang batu petirtaan berarti mereka belum pernah datang
di Buton

h. Makam Sangia Lampenano


Sangia Lampenoano

atau bernama La Fajara merupakan

saudara kandung dari Sultan Dayanu Ikhsanuddin.


i.

Lawana dan Baluarana


a. Lawana
Salah satu lawana yang terdapat di kesultanan buton yaitu
Lawana Lanto yang letaknya tidak jauh dari mesjid agung
keraton.

Lawana

lanto

ini

menghubungkan

keraton,

lawana ini dibuka pada tahun 800. Lawana Lanto adalah


pintu utama dimana tamu- tamu harus masuk dipintu
tersebut.
b. Baluarana
Adapan

salah

contoh

baluarana

yang

terdapat

di

kesultanan Buton yaitu Baluarana Godona Batu. Baluarana


godona batu didirikan pada masa pemerintahan Sultan
Malingkuna

pada

tahun

1595

daerah

pulau

Buton

mengalami kekeringan selama masa pemerintahannya dari


yang tidak dapat diselesaikannya. Tidak lama kemudian
Sultan Malingkuna digantikan jabatannya oleh Sultan
Dayanu Ikhsanuddin pada tahun 1635 1645 pekerjaan
berlanjut selama 10 tahun. Semua warga Buton bekerja
bakti

untuk

benteng

tersebut.

Jika

pekerjaan

tidak

terselesaikan maka entah apa yang akan terjadi dipulau


Buton ini.
Kemudian hadir seorang perempuan yang kaya bernama
Wa Ode Bau, dia menyumbangkan perhiasan satu tudung
saji

diserahkan

kepada

kerajaan

Buton

untuk

terlaksananya pekerjaan benteng itu akhirnya diselesaikan


pada tahun 1647.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang telah kita peroleh adalah perjalanan Study
Tour

di

Keraton

Buton

merupakan

perjalanan

yang

menyenangkan dan berkesan, selain bersenang-senang disana


banyak pelajaran, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dapat
kita ambil, dan kita pelajari dan menjadi suatu kenang-kenangan
dimasa SMP ini.
B. SARAN
berikan murid waktu untuk mencari informasi tentang
tempat wisata tersebut, agar murid bisa menggali jauh lebih
banyak pelajaran yang berada di tempat wisata.

DOKUMENTASI
1. Mesjid keraton buton

2. Kasulaana tombi

3 batu popaua

4. Makam Sultan Murhum

5. Jangkar

6. Daftar nama-nama raja

7 batu wolio

8. Makam sangia lampenano

9. lawana lanto

10. Baluarana

Anda mungkin juga menyukai