KELAS IX. 5
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal, ………………. 2019 oleh :
Mengetahui,
Kepala Sekolah
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kemahakuasaan-Nya pula, kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini. Shalawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Saw. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Amsir, M.Pd
selaku kepala sekolah yang telah mengizinkan kami untuk melakukan
penyusunan karya tulis ini, dan yang telah memberikan dukungan secara tidak
langsung dalam proses belajar mengajar.
2. Ibu Illah Jamilah, S. Pd.
selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan laporan ini dan yang telah memberi samangat selama
proses belajar.
3. Ibu Hj. R. Suwanti, S. Pd.
selaku guru pembimbing materi yang telah memberikan motivasi bagi kami
sehingga kami dapat dengan baik menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.
Dan juga selaku wali kelas yang telah memberikan motivasi bagi kami
sehingga kami dapat dengan baik menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.
4. Orang Tua Wali Murid
selaku pemberi motifasi bagi penulis untuk menyelesaikan tugas ini dengan
baik dan telah mengizinkan
Buku ini disusun untuk memenuhi nilai ujian praktek Bahasa Indonesia dan IPS,
tahun ajaran 2018/2019. Dan sekaligus sebagai jembatan bagi para siswa untuk mengenal
dan mulai mencintai kembali berbagai tempat-tempat bersejarah di Indonesia.
Laporan ini berisikan hasil kunjungan kami terhadap beberapa objek wisata yang
ada di daerah Yogyakarta yang disusun berdasarkan format laporan yang telah diberikan
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil
laporan yang kami buat ini tidak mungkin luput dari kekurangan, dengan upaya dan
lapang dada kami senantiasa mengharapkan sumbangan pemikiran anda baik berupa
iv
kritikan maupun saran demi menyempurnakan laporan ini. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Ciledug, 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2. Museum Dirgantara .................................................................................. 26
3. Candi Prambanan
3.1. Riwayat Penemuan Candi Prambanan ................................................ 28
3.2. Sejarah Berdirinya Candi Prambanan ................................................ 28
4. Malioboro ................................................................................................. 31
5. Candi Borobudur
5.1.Riwayat Penemuan Candi Borobudur ................................................. 33
5.2.Sejarah Candi Borobudur .................................................................... 34
6. Keraton Yogyakarta .................................................................................. 35
vii
4. Motto ........................................................................................................ 60
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan tentu saja memiliki berbagai latar belakang. Begitu pun kami
dalam membuat karya tulis ini. Kami membuat karya tulis ini untuk memenuhi nilai
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS. Sebelumnya kami telah mengikuti
kegiatan study tour kelas IX untuk menambah wawasan tentang situs-situs sejarah
yang ada di Indonesia dan mendapatkan informasi-informasi sejarah yang digunakan
untuk pembuatan karya tulis .
Study tour merupakan suatu agenda rutin tahunan yang diselenggarakan SMPN
3 Tangerang Sekolah kami tahun ini akan berpariwisata ke kota Yogyakarta sebagai
tempat untuk study tour karena memiliki banyak peninggalan-peninggalan bersejarah
yang layak untuk kami ketahui.
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogya terletak dipulau jawa yang
berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra
Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar. Jika kita
mendengar kata “Yogya” pastinya kita akan melekat ke sejarahnya atau budayanya.
Tempat-tempat yang akan kami singgahi ialah Monumen Yogya Kembali,
Museum Dirgantara, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Malioboro.
B. Rumusan Pembahasan
Secara terperinci permasalahan yang terkandung dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah proses perjalanan selama kunjungan?
2. Pukul berapa tiba dan pergi saat perjalanan?
3. Benda-benda apa saja yang ada di Monumen Yogya Kembali, Museum
Dirgantara, Candi Prambanan, Malioboro, Candi Borobudur, dan Keraton
Yogyakarta?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai salah satu upaya untuk men transfer pengalaman serta pengetahuan
kami dalam bentuk tulisan yang pada akhirnya dapat memunculkan rasa cinta
terhadap bangsa, dan tanah air tercinta.
Agar mengetahui sejarah tempat wisata, dan benda-benda pusaka yang kami
kunjungi, yaitu Keraton Yogyakarta, Museum Dirgantara, Candi Prambanan,
Malioboro, dan Candi Borobudur.
Untuk mengetahui nilai budaya yang tinggi yang pernah dicapai oleh suatu
upaya.
Untuk mengikuti program study tour yang diadakan oleh sekolah.
2. Tujuan Khusus
Sebagai bahan laporan wajib untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia, dan
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Mempererat keakraban dengan teman satu sekolah dan kebersamaan yang
sangat erat.
Mengenal secara langsung peninggalan sejarah yang dikunjungi.
Mengetahui benda-benda bersejarah yang ada di tempat wisata yang akna
kami kunjungi
3. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian dan penulisan Laporan Karya Wisata
tentang Objek-objek Sejarah di Yogyakarta adalah:
Mengetahui situs-situs sejarah di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya
Mengetahui perjuangan nenek moyang
Menjelaskan Objek wisata di Yogyakarta
Mengenal kota Yogyakarta
Mengajak melestarikan obyek dan kebudayaan
Meningkatkan minat wisata kota Yogyakarta
4. Sumber-sumber
Dalam laporan karya ilmiah ini, kami mengambil sumber-sumber dari :
a. Hasil observasi
Kami mengamati langsung objek dari situs-situs yang kami kunjungi.
Pengamatan itu dilakukan dengan mendengarkan para Pembina yang
membantu kami untuk menjelaskan benda-benda pusaka, dan sejarah
berdirinya. Selain itu, kami juga melihat penjelasan yang tertera di depan
benda-benda pusaka tersebut.
b. Buku referensi
Referensi laporan ini sebagian diambil dari buku yang kami beli ketika
berada di situs-situs tersebut. Tidak semua bagian kami ambil dari buku,
kami meringkas semua materi yang kami butuhkan.
c. Situs-situs internet
Sebagai pelengkap untuk memenuhi tugas dan menambah informasi
yang tidak ada di buku, kami mengambil dari artikel internet. Mengambil
artikel dari situs internet biasanya lebih mudah dan lebih jelas, oleh karena
itu kami mengambil materi dari internet lebih banyak.
2. Perjalanan
Kegiatan karyawisata menuju Yogyakarta berlangsung pada tanggal 11-14
Desember 2018 yang khusus diwajibkan bagi kelas IX. Kegiatan ini
dilaksanakan setelah Ujian Akhir Semester Ganjil. Selasa, 11 Desember 2018
pukul 04.00 WIB siswa kelas IX disarankan untuk solat Subuh berjamaah
terlebih dahulu, tetapi ada juga yang salat di rumah itu juga hanya yang
rumahnya dekat. Sebelum berangkat kami diharuskan untuk berkumpul terlebih
dahulu di sekolah pada pukul 05.00 WIB sambil menunggu bis tiba di sekolah.
Setelah bis tiba, kami diperbolehkan masuk ke bis dan menaruh tas atau koper
ke dalam bagasi, sebelum duduk di bis kami diharuskan berkumpul di dalam
sekolah untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai tour ke Yogyakarta.
Pukul 06.00 WIB kami berangkat menuju Yogyakarta, tempat destinasi popular
di Indonesia. Di dalam bis kami menghabiskan waktu dengan melakukan
kegiatan yang bermacam-macam, seperti mendengar musik, mengobrol,
bermain game, bahkan ada yang sudah tertidur. Pukul 08.00 WIB kami berhenti
di Rest Area ke-1, di tempat inilah kami bisa pergi ke toilet. Selang beberapa
waktu kami tiba di Rumah Makan Kedung Roso, Tanjung-Brebes pukul 12.20
WIB untuk makan siang. Di sana kami beristirahat sejenak dan menunaikan
2. Museum Dirgantara
3. Candi Prambanan
4. Malioboro
Jadi, pada awalnya Malioboro terbentang dari Kraton sampai Tugu yang
sekarang menjadi perbatasan antara Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan
Jendral Sudirmandan juga Jalan Diponegoro. Keunikan jalan ini adalah kalau
kita mendengar nama Malioboro, sudah pastinya di Yogyakarta. Tidak seperti
kalau kita mendengar nama Jalan Jendral Sudirman yang ada di seluruh kota
besar maupun kecil di Indonesia. Menurut asal katanya, kata Malioboro berasal
dari dua kata yaitu Mulia dan Boro yang berarti jalan yang dihiasi untaian
bunga.
6. Candi Borobudur
a) Perjuangan Linggarjati
Dilaksanakan di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat. Yang
didelegasikan oleh beberapa tokoh dari negari lain, seperti Sutan
Syahrir (Ketua Delegasi) dari Indonesia, Wim Schermerhorn
(Ketua Delegasi) dari Belanda, Lord Killearn (Meidator
Perunding) dari Inggris. Perundingan ini menghasil beberapa
kesepakatan secara resmi tanggal 25 Maret 1947:
Belanda mengakui secara De Facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Sumtra, Jawa, dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah Indonesia paling lambat
tanggal 1 Januari 1949.
b) Perundingan Renville
Agresi Militer Belanda I mendapat reaksi keras dari dunia
internasioanal, khususnya PBB. Dalam rangka usaha penyelesaian
damai, maka dewan kemanan membentuk KTN (Komite Tiga
Negara). Negara-negara anggotanya, yaitu Australia (pilihan
Indonesia) diwakili oleh Richard Kirby, Belgia (pilihan Belanda)
diwakili oleh Paul van Zeeland, Amerika Serikat (pilihan Indonesia
dan Belanda) diwakili oleh Frank Porter Graham. KTN
menyarankan agar mengadakan perundingan di atas kapal
Angkatan Laut Amerika Serikat di Teluk Jakarta. Inilah yang
disebut perundingan Renville. Perundingan ini didelegasikan oleh
Amisr Syarifuddin Harahap (Ketua Delegasi) dari Belanda, Abdul
Kadir Widjojoatmodjo (Ketua Delegasi) dari Belanda, KTN Frank
Porter, Richard Kirby.
Hasil perundingannya:
Pemberhentian tembak-menembak
c) Perundingan Roem-Royen
Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perundingan Republik
Indonesia dan Belanda. Perundingan ini diadakan di Hotel Des
Indes, Jakarta. Didelegasikan oleh Mr. Moh. Roem (Ketua
Delegasi) dari Indonesia, Dr. J. H. Van Royen (Ketua Delegasi),
dan Merie Cochran (Mediator perundingan) oleh UNCI (United
Nations Commission for Indonesia). Yang isinya menyatakan:
Pihak Indonesia menyatakan:
Menghentikan perang Gerilya
Bekerja sama dalam mengembalikan, perdamaian dan
menjaga keamanan dan ketertiban.
Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
b. Perjuangan Fisik
a) Insiden Hotel Yamoto
b) Pertempuran Surabaya
Awalnya Tanggal 9
November mobil untuk
perang sekutu dibom
oleh orang yang tidak
diketahui. Akibat bom
tersebut W. S. Mallaby
terbunuh.
Sekutupun ingin tahu siapa yang membom, akhirnya sekutu
mengeluarkan ultimatum yang isinya pertanyaan tentang siapa
yang membom, tapi tak ada satupun yang mengaku.
Sebutan ini
dipakai karena Rakyat
Bandung membakar
kotanya sendiri agar
tentara Sekutu tidak
dapat menggunakan
kota Bandung. Penyebab pembakaran ini, karena pasukan sekutu
dibawah pimpinan Brigadir Mac Donald yang bertujuan untuk
melucuti senjata tentara Jepang yang telah dirampas oleh Rakyat
Indonesia ditanggal 12 Oktober 1945. Tentu saja, Rakyat
Bandung tidak mau sehingga berakibat timbulnya berbagai
2. Museum Dirgantara
3. Candi Prambanan
4. Malioboro
6. Keraton Yogyakarta
2. Museum Dirgantara
Museum ini menyimpan sejumlah foto, tokoh-tokoh sejarah serta diorami
peristiwa sejarah Angkaran Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan
replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa
perang Dunia dan perjuangan kemerdekaan. Berikut diantaranya:
o Pesawat Ki-14 buatan jepang.
o Pesawat PBY-5A (Catalina).
o Replika pesawat WEL-1 RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)
o Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.
o Pesawat pembom B-25 Mitchell,B-26 Invader, TU-16 Badger.
o Helikopter Hillier 360 buatan AS.
o Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.
o Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.
o Pesawat TS-8 Dies buatan AS.
o Pesawat Lavochkin La-11,Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan Russia.
o Rudal SA-75.
a. Ruang Utama
Di ruang ini di
pajang Beberapa foto Mantan
Pimpinan TNI – AU , Antara
lain : Laksamana Udara suryadi
Pimpinan TNI – AU (Kepala
stafmTRI AU tahun1946 –
1962), Laksamana Udara Omar
Dani (Mentri Panglima
Angkatan Udarta tahun 1962 – 1965), Laksamana Muda Udara Sri
Muljono Herlambang (Menteri Panglima Angkatan Udara 1965 – 1966),
Laksamana Muda Udara Roesmin Nurjadin ( Menteri Panglima angkatan
udara tahun 1966 – 1969, Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf
TNI Angkatan Udara tahun 1969 – 1973, Marsekal TNI Saleh Baasarah
(Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun 1973 – 1976). Selain foto-foto
tersebut, diruang ini juga di pamerkan Lambang – Lambang dan Motto
dari korps TNI-AU antara lain: Swa Bhuwana adalah lambang TNI
3. Candi Prambanan
a) Mustika Candi Prambanan,
b) Arca siwa mahadewa,
c) Arca siwa maha guru,
d) Arca ganessa
e) Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi
Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti
dalam kepercayaan Hindu.
f) Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu
candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa,
Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
g) Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut.
Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
4. Malioboro
Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi
salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Di Malioboro mempunyai barang-
barang antik yang dijual. Disamping itu, di kawasan Malioboro terdapat tempat-
tempat yang didirikan oleh kolonial Belanda yang di dalamnya terdapat benda-
benda bersejarah. Contohnya:
5. Candi Borobudur
a. Relief
Penggamabaran
relief pada tingkat 2-5:
a) Tingkat 2.
Pada dinding Candi
yang tingginya lebih
dari 3 meter, dihiasi
oleh 2 deret relief (atas dan bawah). Masing-masing terdiri atas 120 panil.
Relief bagian atas menceritakan riwayat hidup sang Buddha menurut
naskah Kitab Suci Lalitawistara (dimulai pada saat Sang Buddha berada
di Sungai Tushita sampai saat pengajarannya yang pertama di Taman
Lumbini). Deretan bawahnya cerita dari Kitab Jataka (kehidupan Sang
Buddha) dan dari Kitab Awadana (cerita serupa, tetapi diperankan oleh
orang lain).
b) Tingkat 3. Terdapat 128 panil yang diambil dari Kitab Gandawyuha.
Panil ini menggambarkan mengembaraan Sudhana-Kumara yang tidak
kenal lelah mencari guru untuk pentehauan tinggo (hakikat hidup).
c) Tingkat 4. Di pagar langkan dan dinding mempunya masing-masing
panil yang berjumlah 88. Kedua deret relief itu diambil dari kitab
Gandawyuha. Menceritakan riwayat Boddhisatwa Maitreya sebagai
calon Buddha yang akan datang.
b. Stupa
c. Arca
Pengambaran Bhumisparcamudra atau
“memanggil bumi untuk menyaksikan”.
Posisi Buddha dimana tangan kanan
menyentuh bumi, diletakkan di atas lutut
kanan, dengan jari-jari menunjuk ke bawah.
Mudra ini melambangkan permintaan
Buddha kepada Dewa Bumi untuk
menyaksikan prilakunya yang benar ketika
menyangkal tuduhan Mara. Mudra ini ciri
khas bagi Dhyani Buddha Aksobhya.
a) Abhayamudra. Posisi Buddha dimana tangan kanan diletakkan di atas paha
kanan, dengan telapak tangan menghadap ke atas, sebuah posisi yang
melambangkan upaya penghalauan terhadap rasa takut. Mudra ini
merupakan Dhyani Buddha Amoghasiddi, Buddha Utara.
b) Dhyanamudra atau “meditasi”. Kedua tangan terbuka dan diletakkan di
pangkuan, dimana tangan kanan berada di atas tangan kiri, dan kedua ibu
jari saling menyentuh satu sama lain. Mudra ini dianggap berasal dari
Amitabha, Dhyani Buddha Barat.
c) Varamudra atau “amal”. Tangan kanan diputar ke atas dan jari-jari ke bawah
dan diletakkan di lutut kanan. Dhyani Buddha tersebut adalah
Ratnasambhava, Buddha Selatan.
d) Virtakamudra atau posisi menimbang keputusan secara matang,
digambarkan dengan posisi mengangkat tangan kanan di atas lutut kanan,
dengan telapak tangan menghadap ke atas, dan ujung jari telunjuk
menyentuh ibu jari Dhyani.
6. Keraton Yogyakarta
Pusaka di Keraton Yogyakarta disebut sebagai Kagungan Dalem
(harfiah=milik Raja) yang dianggap memiliki kekuatan magis atau peninggalan
keramat yang diwarisi dari generasi-generasi awal. Kekuatan dan kekeramatan
dari pusaka memiliki hubungan dengan asal usulnya, keadaan masa lalu dari
pemilik sebelumnya atau dari perannya dalam kejadian bersejarah.
Dalam lingkungan Keraton, pusaka dapat dalam bentuk baik benda nyata
ataupun pesan yang terdapat dalam sesuatu yang lebih abstrak seperti
penampilan. Baik nilai sejarah spiritual dan fungsional berdekatan dengan Sultan
dan kebijaksanaanya. Pusaka merupakan sebuah aspek budaya Keraton
Yogyakarta.
Sebagai sebuah lembaga yang terdiri dari Sultan dan keluarganya, termasuk
keluarga besarnya yang disebut dengan trah, dan pejabat/pegawai
kerajaan/istana, Keraton memiliki peraturan mengenai hak resmi atas orang yang
akan mewarisi benda pusaka. Pusaka memiliki kedudukan yang kuat dan orang
luar selain di atas tidak dapat dengan mudah mewarisinya. Keberadaaannya
sebanding dengan Keraton itu sendiri.
Benda-benda puyang membawa Regalia. Selain nama pusaka tersebut
mempunyai gelar dan kedudukan tertentu, tergantung jauh atau dekatnya
hubungan dengan Sultan.
Seluruh pusaka yang menjadi inventaris Sultan (Sultan’s property) dalam
jabatannya diberi gelar Kyai (K) jika bersifat maskulin atau Nyai (Ny) jika
a. Regalia
Regalia merupakan pusaka
yang menyimbolkan karakter
Sultan Yogyakarta dalam
memimpin negara berikut
rakyatnya. Regalia yang
dimiliki oleh terdiri dari
berbagai benda yang memiliki
makna tersendiri yang
kesemuanya secara bersama-sama disebut KK Upocoro. Macam benda dan
dan maknanya sebagai berikut:
Banyak (berwujud angsa) menyimbolkan kelurusan, kejujuran, serta
kesiap siagaan serta ketajaman.
Dhalang (berwujud kijang) menyimbolkan kecerdasan dan
ketangkasan;
Sawung (berwujud ayam jantan) menyimbolkan kejantanan dan rasa
tanggung jawab.
Galing (berwujud burung merak jantan) menyimbolkan kemuliaan,
keagungan, dan keindahan.
b. Lambang kebesaran
KK Ampilan sebenarnya
merupakan satu set benda-benda
penanda martabat Sultan. Benda-
benda tersebut adalah Dampar
Kencana (singgasana emas)
berikut Pancadan/Amparan
(tempat tumpuan kaki Sultan di
muka singgasana) dan Dampar
Cepuri (untuk meletakkan
seperangkat sirih pinang di sebelah kanan singgasana Sultan); Panah (anak
panah); Gendhewa (busur panah); Pedang; Tameng (perisai); Elar Badhak
(kipas dari bulu merak); KK Alquran (manuskrip Kitab Suci tulisan tangan);
Sajadah (karpet/tikar ibadah); Songsong (payung kebesaran); dan beberapa
Tombak. KK Ampilan ini selalu berada di sekitar Sultan saat upacara resmi
kerajaan (royal ceremony) diselenggarakan. Berbeda dengan KK Upocoro,
c. Gamelan
Gamelan merupakan
seperangkat ansambel
tradisional Jawa. Orkestra ini
memiliki tangga nada
pentatonis dalam sistem
skala slendro dan sistem
skala pelog.
Keraton Yogyakarta
memiliki sekitar 18-19 set ansambel gamelan pusaka, 16 diantaranya
digunakan sedangkan sisanya (KK Bremara dan KK Panji) dalam kondisi
yang kurang baik. Setiap gamelan memiliki nama kehormatan sebagaimana
sepantasnya pusaka yang sakral. Tiga buah gamelan dari berasal dari zaman
sebelum Perjanjian Giyanti dan lima belas sisanya berasal dari zaman
Kesultanan Yogyakarta. Tiga gamelan tersebut adalah gamelan monggang
yang bernama KK Guntur Laut, gamelan kodhok ngorek yang bernama KK
Maeso Ganggang, dan gamelan sekati yang bernama KK Guntur Madu.
Ketiganya merupakan gamelan terkeramat dan hanya
dimainkan/dibunyikan pada even-even tertentu saja.
Gamelan monggang KK Guntur Laut konon berasal dari zaman
Majapahit. Gamelan yang dapat dikatakan paling sakral di Keraton ini
merupakan sebuah ansambel sederhana yang terdiri dari tiga buah nada
dalam sistem skala slendro. Pada zamannya gamelan ini hanya dimainkan
dalam upacara kenegaraan yang sangat penting yaitu upacara
pelantikan/pemahkotaan Sultan, mengiringi keberangkatan Sultan dari
istana untuk menghadiri upacara penting, perayaan maleman (upacara pada
malam tanggal 21,23,25, dan 29 bulan Ramadan), pernikahan kerajaan,
upacara garebeg, dan upacara pemakaman Sultan.
e. Tanda Jabatan
Beberapa pusaka,
khususnya keris, juga
digunakan sebagai
penanda/simbol jabatan orang
yang memakainya. Sebagai
contoh adalah keris KKA
Kopek. Keris utama Keraton Yogyakarta ini merupakan keris yang hanya
diperkenankan untuk dipakai Sultan yang sedang bertahta yang
melambangkan martabatnyanya sebagai pemimpin spiritual sebagaimana
beliau menjadi kepala kerajaan. oleh Sultan sendiri. Keris KK Joko Piturun
merupakan keris yang dipinjamkan oleh Sultan kepada Pangeran Adipati
Anom, Putra Mahkota Kerajaan, sebagai tanda jabatannya.
Keris KK Toyatinaban merupakan keris yang dipinjamkan oleh Sultan
kepada Gusti Pangeran Harya Hangabehi, putra tertua Sultan, sebagai
lambang kedudukannya selaku Kepala Parentah Hageng Karaton (Lembaga
Istana).
Keris KK Purboniyat merupakan keris yang dipinjamkan oleh Sultan
kepada Kangjeng Pangeran Adipati Aryo Danurejo, sebagai simbol
jabatannya sebagai Pepatih Dalem.
2. Museum Dirgantara
Membuat kita tidak melupakan sejarah.
Bisa melihat pesawat terbang dari dekat.
Meningkatkan sikap nasionalisme pelajar SLTA.
Sebagai sarana pendidikan
3. Candi Prambanan
Pada zaman dahulu:
Fungsi Candi Prambanan pada masa dahulu adalah tempat peribadatan
para warga yang beragama Hindu untuk memuliakan dewa Brahma, dewa
Wishnu dan dewa Siwa. Candi ini pertama kali di bangun oleh Rakai
Pikatan sekitar tahun 850 Masehi. Dan bangunan ini selalu direnovasi
4. Malioboro
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan
kota Yogya, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat
perbelanjaan, dan tak ketinggalan, para pedagang kaki limanya, yang
disemarakan dengan nama merek besar dan juga nama-nama lokal. Barang
yang diperdagangakn di Malioboro berasal dari barang import maupun lokal,
terdapat pula barang untuk kebutuhan sehari-hari samapi dengan barang
elktronika, mabel, dan banyak lagi yang lainnya. Di pertokoan atau pusat
perbelanjaan kota Malioboro juga menyediakan aneka kerajinan misalnya
batik, wayang, anyaman, tas, dan lain sebegainya.
Keunikan yang terdapat pada kawasan ini mulai dari tatanannya yang
masih kental dengan kenangan sejarah masa lampau yang tercermin dari
bangunan-bangunan bersejarah yang ada dikawasan ini, maupun aktifitas
5. Candi Borobudur
Tempat ibadah umat Buddha,
Tempat menyimpan relik (Dhatugarba),
Merupakan lambang suci bagi umat Buddha,
Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha.
6. Keraton Yogyakarta
Pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia:
Sebagai tempat tinggal para raja. Kraton didirikan pada tahun 1756,
selain itu di bagian selatan dari Kraton ini, terdapat komplek kesatriaan
yang digunakan sebagai sekolah putra-putra sultan. Sekolah mereka
dipisahkan dari sekolah rakyat karena memang sudah merupakan aturan
pada Kraton bahwa putra- putra sultan tidak diperbolehkan bersekolah di
sekolah yang sama dengan rakyat. Sementara itu, fungsi Kraton pada
masa kini adalah sebagai tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh
siapapun baik turis domestik maupun mancanegara. Selain sebagai
tempat untuk berwisata, tidak terlupakan pula fungsi Kraton yang
bertahan dari dulu sampai sekarang yaitu sebagai tempat tinggal Sultan
Sebagai pusat pemerintahan
Sebagai pusat kebudayaan dan pengembangannya
A. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat wisata yang ada di Yogya banyak selain
dari tempat wisata yang telah kami kunjung. Kita harus senantiasa menjaga serta
merawatnya agar tetap asri seperti aslinya agar menarik para wisatawan untuk berlibur
ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan
budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend, tapi justru itu salah,kita
harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas
dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan
menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di
jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat luas,para
wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja sudah
terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja juga
terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin mutunya
dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam sekali di
Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa. Budaya
tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari itu, Yogyakarta
juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.
Kegiatan karya wisata ini dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa dan juga
untuk membantu siswa untuk mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari di
sekolah. Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena selain menambah wawasan siswa
kegiataan ini lebih mudah bagi siswa untuk menerima wawasan ataupun pelajaran. Hal
ini dikarenakan Siswa juga dapat berbelanja khas Yogyakarta, seperti halnya di
Malioboro.
2. Pesan
Pesan atau sebuah masukan yang saya ingin sampaikan semoga study tour
tahun depan lebih baik lagi sehingga dapat memunculkan kesan yang tidak bisa
dilupakan oleh siswa/siswi kelas IX dan semoga tahun depan acara demi acara
lebih dapat terkordinir dengan baik.
Pesan yang lain, semoga siswa SMPN 3 Tangerang ditahun ini bisa
mengingat semua kenangan, dan jangan juga melupakan apa yang telah
dipelajari selama di Yogya. Semoga dengan melakukan perjalanan ini siswa
SMPN 3 Tangerang mendaptkan pengetahuan, dan pengalaman yang dapat
diterapkan saat di Tangerang
3. Kesan
Kesan dan pengalaman yang kita dapatkan selama mengikuti study tour
Yogyakarta ini mungkin tak akan pernah bisa dilupakan dan kenangan itu akan
4. Motto
Kami mempunyai beberapa motto yang membuat diri kami lebih semangat
dalam menjalankan kehidupan, yaitu:
Biarpun lelah asal Lillah
Meninggalkan apa-apa yang nggak bermanfaat
Biarin aja mereka nggak percaya dengan impian kita, asal jangan kita sendiri
yang nggak percaya dan membiarkan impian-impian itu jatuh begitu saja
Selalu berprasangka baik terhadap apa yang telah terjadi
Sri Utami, Benny Sugito, Yudi Pranowo. 2018. Buku Petunjuk Koleksi Monumen Yogya
Kembali. Yogyakarta: Badan Pengelola Monumen Yogya Kembali.
Umaedi. 2012. Candi Borobudur. Yogyakarta: Jogja Ofset Solution.
Iwan Setiwan, Retno Kuning dewi Pusparatri, Suciati, dan Ach. Mushlih. 2018. Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas IX Edisi Revisi. Gresik: PT Temprina Media
Grafika.
Sobariah, Engkay. 2015. EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Hyphen
Publishing.
Sumber Internet:
Njogja. 2018. Museum Dirgantara Mandala, Memiliki Koleksi Aviasi Paling Lengkap
di Indonesia.https://www.njogja.co.id/museum-dan-monumen/museum-dirgantara-
mandala-memiliki-koleksi-aviasi-paling-lengkap-di-indonesia/.
Perpustakaan Nasional RI. 2014. Candi Prambanan.
http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_prambanan_8.
PT Taman Wisata Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. 2017. Prambanan.
http://borobudurpark.com/temple/prambanan/.
Lisa Gopar. Fungsi Candi di seluruh Nusantara. https://www.lisagopar.com/fungsi-candi-
di-seluruh-nusantara.
Coretan Pulang. Keraton Yogyakarta : Istana Budaya dan Keindahan Jawa. 2013.
https://coretanpetualang.wordpress.com/petualangan-budaya/budaya-jawa/keraton-
yogyakarta-istana-budaya-dan-keindahan-jawa/.
Wisata Indonseia. Monumen Jogja Kembali. 2011.
http://banggawisatalokal.blogspot.com/2011/11/monumen-jogja-kembali.html.
1. Foto Kegiatan
Monumen Yogya Kembali
Museum Dirgantara
Sultan Hamengkubuwono X
Candi Borobudur