Anda di halaman 1dari 50

SETETES DHARMA

PENYEJUK KEHIDUPAN
TIDAK DIPERJUALBELIKAN
DAFTAR DONATUR

Pengumpul Materi:
Namo Sakyamuni Buddhaya,
Luky
Namo Buddhaya,

Editor :
Pada penerbitan sebelumnya
Luky
yakni buku “Pedoman Dasar Umat
Buddha Mahayana”, materi yang
Alamat Redaksi :
disampaikan lebih terfokus pada kon-
Jalan Kelenteng 10/23A
sep dasar ajaran Sang Buddha dan
Bandung 40182
doa.
Sebagai kelanjutan dari pen-
E-mail Redaksi :
erbitan sebelumnya, buku yang meru-
amvbg2182@yahoo.com
pakan kumpulan artikel para tokoh
agama Buddha ini lebih menekankan
pada aspek keseharian, pengeta-
huan, penjabaran beberapa sutra
Mahayana, dan ulasan tentang Man-
tra Maha Karuna Dharani.
Penerbitan buku ini bertujuan
membuka cakrawala berpikir bahwa
Dharma amatlah dekat dengan kese-
harian sekaligus juga memberikan
uraian tentang isi beberapa sutra dan
Maha Karuna Dharani.
Buku ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga kritik dan saran
untuk perbaikan amat dibutuhkan.
Akhir kata selamat membaca
dan mempraktikkan Dharma.

Maitricittena,
Redaksi

2 99
DAFTAR DONATUR
DAFTAR ISI

Sakyamuni Buddha : Guru Kita yang Sebenarnya……………………….4


Filsafat Aliran Tanah Suci…………………………………………………….6
Manfaat Melafalkan Nama Buddha…………………………………………13
Asal Usul Bumi dan Manusia Menurut Agama Buddha……….............15
Kiamat : Versi Buddhis………………………………………………………17
Bagaimana Mengajarkan Agama Buddha Kepada Anak………………20
Manfaat ke Vihara……………………………………………………………..28
Amitabha Buddha Sutra……………………………………………………..39
Saddharma Pundarika Sutra Varga………………………………………..44
Ulambanapatra Sutra………………………………………………………...51
Penjabaran Maha Karuna Dharani…………………………………………56
Referensi……………………………………………………………………….97
Daftar Donatur………………………………………………………………...98

98 3
Sakyamuni Buddha: Guru Kita Yang Sebenarnya REFERENSI
Yang Mulia Bhiksu Ching Kung
www.kalyanadhammo.net

Buddhisme adalah ajaran tentang lingkungan kehidupan di sekitar kita dan www.sammagiphala.or.id
diri kita sendiri. Buddha mengajarkan kita untuk mengenal diri kita sendiri;
pikiran, perkataan dan perbuatan kita serta yang lebih penting adalah akibat
yang dapat ditimbulkannya. Buddha menginginkan kita untuk mengembalikan
keaslian dan kebijaksanaan diri yang sempurna. Beliau mengajarkan bahwa
setiap orang memiliki kemampuan untuk mencapai pengertian akan hidup dan
alam semesta yang sempurna dan hanya karena ilusi yang membuat kita tidak
sanggup menyadarinya. Kita dibutakan oleh diskriminasi, pemikiran yang tidak
menentu dan keterikatan serta melupakan pemikiran murni kita yang
sesungguhnya tentang diri kita. Dengan cara ini, kita telah menyebabkan
penderitaan yang tidak perlu pada diri kita sendiri.
Buddha juga mengajarkan kita untuk memandang lingkungan hidup kita
dengan jelas. Lingkungan meliputi semua obyek yang kita jumpai setiap hari.
Ketika hati kita bebas dari pikiran diskriminasi dan keterikatan, kita akan
dapat melihat segala sesuatu dengan jelas dan berhubungan dengan mereka
secara benar. Dengan demikian, kita dapat hidup harmonis dengan yang lain
dan berhasil dalam semua usaha kita.
Apa maksud Buddha ketika mengajarkan kita untuk menanam? Keinginan
utama agar kita terhindar dari kekeliruan dan keterikatan. Jika kita
menyimpulkan Enam Praktek Dasar yang diajarkan Buddha, kita akan
menyadari bahwa perbuatan memberi merupakan praktek yang terpenting.
Memberi secara sederhana dapat diartikan sebagai melepaskan. Jika kita
dapat melepaskan ketamakan, kemarahan dan kebodohan dan keangkuhan,
maka kita akan selalu berpikir dengan jernih. Jika kita dapat melepaskan
semua perbedaan, kesusahan dan keterikatan, kita akan mencapai
kedamaian, kebebasan spiritual, kesehatan dan umur yang panjang. Jika kita
dapat melepaskan pandangan kita sendiri dan bekerja sama demi
kepentingan orang lain, kita akan mencapai keselarasan dengan hidup orang
lain, masyarakat dan akhirnya dunia yang damai. Dari sini, kita dapat melihat
bahwa dasar utama dari ajaran Buddha tidak lain adalah memberi.
Pada waktu Buddha Sakyamuni masih ada di dunia, Beliau tidak hanya
menggunakan kata-kata untuk mengajar, tetapi membuat dirinya sendiri
sebagai contoh bagi semua makhluk hidup untuk diteladani. Beliau
4 97
gempa kecil menjadi tidak ada. Karena tidak ada gempa, tidak ada yang perlu merasa cemas. melepaskan semua keinginan, kesenangan duniawi, popularitas dan
Jadi, tercapailah. Ia lengkap dan penuh, sesuai dengan isi hati kita. Apapun yang kita pikirkan, kekayaan dengan meninggalkan rumah. Beliau hidup sederhana., murni
kita mencapainya persis seperti itu. Jika mempercayainya, mantra ini sungguh menakjubkan.
Jika orang tidak mempercayainya, itu karena ia tidak tertarik untuk mendapatkan sesuatu
dalam pikiran dan jasmani dan bahagia. Orang biasa mungkin akan melihat
yang sangat menakjubkan seperti ini. hal ini sebagai kepahitan dan menyedihkan, tetapi ini hanya disebabkan oleh
84. Sa Po Ho kekurangpahaman mereka. (Seseorang yang bijaksana akan memandang hal
Pencapaian! Apa yang dicapai? Harapan kita; apapun yang kita inginkan. Apapun yang dengan berbeda). Orang yang bijaksana akan melihat kehidupan Sang
kita suka, akan kita dapatkan jika kita mengucapkan AM SI TIEN TU MAN TO LA PA TO YE Buddha sebagai sebuah kebebasan yang sebenarnya, kebahagiaan dan
SA PO HO. Mereka yang telah meninggalkan rumah mengucapkan kalimat ini setiap kali pemenuhan hidup. Buddha tidak mempunyai pikiran yang tidak berguna,
rambut kepalanya dicukur. Kalimat ini artinya, segalanya telah lengkap, sempurna, dan membeda-bedakan, terikat atau kesusahan. Betapa senangnya Beliau! Beliau
tercapai, mulia, “seperti yang saya kehendaki” sesuai dengan semua kondisi dan memancarkan kebijaksanaan dalam setiap
pikiran dan tindakan untuk mengajar semua makhluk berperasaan di dunia ini.
Para Buddha menjalani hidup dengan kebijaksanaan, sementara orang
biasa menjalani hidup dengan penderitaan. Ajaran Buddha Sakyamuni
menunjukkan kepada kita bagaimana mengubah hidup penuh derita menjadi
hidup penuh kebijaksanaan. Dari ajaran ini, kita akan belajar bagaimana
mengubah hidup derita menjadi hidup penuh kebijaksanaan. Dari ajaran ini,
kita akan belajar bagaimana memperoleh kebijaksanaan yang sempurna dan
kemampuan dari sifat dasar kita sendiri, yang akan membuat kita mampu
mencapai jalan kebahagiaan dan kemakmuran yang sebenarnya. Inilah yang
disebut dengan Ajaran Sang Buddha

96 5
Filsafat Aliran Tanah Suci sepuluh penjuru dan tiga masa, hingga ke akhir ruang kosong dan seluruh Alam Dharma.
YE artinya “menghormati”. Berlindung dan menghormat kepada Tiga Permata.
Oleh Yang Mulia Maha Bhiksu Hsing Yun 77. Na Mo Ah Li Ye
NA MO sekali lagi berarti “berlindung”, dan AH LI YE artinya “yang bijaksana”. Kita
berlindung kepada semua yang bijaksana.
Teman-teman se-Dharma, hari ini kita akan membahas Aliran Tanah Suci. 78. Po Lu Ci Ti
PO LU CI TI artinya “merenungkan”, atau “memperhatikan”
1. Awal Mula Pemikiran Tanah Suci 79. Suo Po La Ye
Selama masa kehidupan Sang Buddha, ada seorang raja vernama
SUO PO LA YE artinya “kebahagiaan”. Bersama-sama, kalimat ini dan yang sebelumnya,
Bimbisra yang dipenjara oleh putera mahkotanya sendiri, Pangeran Ajatasa- menunjuk kepada Bodhisattva Yang Mendengarkan dengan Penuh Kebahagiaan, yaitu
tru . Bahkan Ratu Vaidehi pun sulit bertemu dengan sang raja. Anak yang Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia.
keras kepala ini kejam dan tidak mempunyai rasa berbakti. Ia merebut tahta 80. Sa Po Ho
dan memenjarakan sang raja. Raja Bimbisara merasa sangat sedih dan putus Bodhisattva Yang Mendengarkan dengan penuh Kebahagiaan menyelesaikan semua
asa. Ia merasa prihatin atas Dunia Saha ini, yaitu dunia lima kemerosotan, kebajikan dan buah jasa. SA PO HO artinya “pencapaian semua jasa-jasa baik dan kebajikan”
yang penuh dengan penderitaan, setan-setan kelaparan, dan binatang. Ia ber- 81. Am Si Tien Tu
pikir dalam hati, “Oh, Buddha! Pada situasi sulit ini, mengapa Engkau tidak Karena mantra telah diucapkan, AM memimpin ke depan Kata-Kata Sejati yang mengikuti.
datang dan menolongku? Tunjukkanlah satu tempat berlindung yagn dapat AM artinya “memunculkan arti”.
menentramkan diriku yang letih ini!” SI artinya “pencapaian”. TIEN TU artinya “alam saya”. Alam saya, wilayah saya, telah
Ratu Vaidehi memohon untuk bertemu sang raja. Ajatasatru tidak tercapai; ini adalah wilayah luas saya, dan selama delapan ratus yojana alam ini tenang dan
damai tanpa masalah. Wilayahku yang luasnya menengah, enam ratus yojana dan wilayah
mengijinkan Ratu Vaidehi membawa makanan kepada Raja Bimbisara. Raja kecilku, empat ratus yojana juga damai dan tenang. Demikianlah saya telah mematok
Vaidehi dengan sedih melumuri madu dan tepung pada badannya untuk men- wilayahku. Di dalamnya, semua kebajikan dan buah jasa baik disempurnakan dan semua
gurangi rasa lapar sang raja. Pada saat tanpa harapan dan menyedihkan ini keinginan tercapai. Misalnya saja, di dalam wilayahku saya tidak akan mengizinkan gempa
keduanya berdoa agar Buddha memberikan ajaran cinta kasih kepada bumi di San Fransisco, atau bencana alam lainnya. Di dalam wilayahku, semua makhluk halus
mereka. Terjadilah seperti yagn mereka harapkan. Sang Buddha muncul dide- baik yang melindungi Dharma harus memastikan bahwa harapanku dihormati. Saya telah
mematok wilayahku di San Fransisco.
pan mereka melalui kekuatan gaib-Nya. Beliau berkata kepada Ratu Vaidehi “Berapa luasnya?” kalian mungkin bertanya.
dan Raja Bimbisara. “Pada jarak sepuluh juta milyar Tanah-tanah Buddha Seluas sebutir debu! Debu di sini termasuk di dalamnya debu yang tak terhitung
menuju barat dari Dunia Saha ini, terdapat sebuah dunia disebut kebahagiaan banyaknya dan debu yang tak terhitung banyaknya itu adalah juga sebutir debu. Jadi jika
tertinggi, disana Buddha Amitabha sedang mengajarkan Dharma. Tidak ada sebutir debu itu dihancurkan, semua debu juga dihancurkan. Jika sebutir debu tidak
penderitaan dalam dunia Amitabha. Itu adalah tempat yang paling suci, paling dihancurkan, tidak ada yang dihancurkan.
82. Man To La
aman, dan paling membahagiakan. Anda hanya perlu membaca nama Bud-
dha Amitabha. Buddha Amitabha akan menggunakan kekuatan tekad mulia- MAN TO LA artinya “lapangan Jalan”. Juga berarti “dewan Dharma”. Kata ini artinya
“lapangan Jalanku pasti akan berhasil, dan perkumpulan Dharma akan lengkap.”
Nya untuk memanggil mereka yang menyebut nama-Nya untuk terlahir kem- 83. Pa To Ye
bali di Tanah Suci”.
Setelah mendengar ajaran Sang Buddha, Raja Bimbisara dan Ratu PA TO YE artinya “lengkap dan penuh, sesuai dengan isi hatimu”. Sebagai contoh, jika
saya berpikir bahwa sebutir debuku tidak boleh dihancurkan – maka ia tidak akan
Vaidehi mulai membaca berulang-ulang nam Amitabha. Sebuah hanmparan dihancurkan. Jika saya tidak menginginkan sebutir debu pun hancur, debu-debu yang lain
tanah yang terang dan bersih benar-benar muncul di depan mata mereka. Ini tetap tak akan kekurangan sesuatu apapun.
benar-benar Tanah Suci Amitabha yang membahagiakan. Ini merupakan awal Saya mengucapkan AM SI TIEN TU MAN TO LA PA TO YE SA PO HO dengan harapan
mula filosofi Tanah Suci. agar tidak terjadi gempa bumi di San Fransisco. Gempa bumi dahsyat menjadi gempa kecil,

6 95
Jika saya salah memberikan ceramah, kalian harus segera memberitahu saya, karena cara 2. Dasar Filosofi Tanah Suci
saya membabarkan Sutra sama sekali berbeda dengan Guru Dharma lain. Saya tidak Filosofi Tanah Suci bukan hanya milik Aliran Tanah Suci, ataupun
menggunakan catatan dan tidak menggunakan komentar.
NA MO artinya “saya berlindung”. Berlindung kepada apa? Berlindung kepada Tiga
hanya dibatasi oleh tiga sutra dan sebuah sastra. Sutra Sukhavati Vyuha, Su-
Permata. HE LA TA NA artinya “permata”. TUO LA YE artinya “tiga”. Saya ingin berlindung tra Amitayus, Sutra Amitabha, dan Sastra Tanah Suci. Sebenarnya, banyak
kepada Tiga Permata, dan saya melakukannya dengan seluruh tubuh, pikiran, hakikat, dan sutra dan sastra Mahayana menjelaskan filosofi dan latihan aliran Tanah Suci
hidup saya. Mereka yang tinggal di rumah berlindung kepada Buddha, Dharma, Sangha, Tiga Kita dapat melacak pemikiran Tanah Suci dari kata-kata agung Sang
Permata itu. Buddha
Berlindung kepada Tiga Permata adalah berlindung kepada semua Buddha dalam ketiga
masa di sepuluh penjuru hingga ke akhir ruang kosong, melalui seluruh Alam Dharma.
a. Kita mengenal eksistensi Tanah Suci dari kata-kata agung Sang Buddha
Berlindung kepada Tiga Permata juga adalah berlindung kepada semua Dharma di tiga masa Eksistensi sebuah objek tidak dapat ditentukan hanya oleh ucapakn
di sepuluh penjuru hingga ke akhir ruang kosong, melalui seluruh Alam Dharma. Berlindung kita bahwa objek itu ada dan tidak ada. Kita perlu memiliki kriteria yang benar
kepada Tiga Permata juga artinya berlindung, dengan seluruh pikiran, dan seluruh hidup kita, untuk menentukan eksistensinya secara objektif. Sebagai contoh, anggaplah
kepada semua anggota suci Sangha di tiga masa di sepuluh penjuru hingga ke akhir ruang saya berkata bahwa ada sebuah bangku di sana. Tidak seorangpun akan
kosong, melalui seluruh Alam Dharma.
Hingga ke akhir ruang kosong : ruang kosong tidak memiliki akhir. Semua alam semesta
menyangkalnya karena kita tahu bahwa bangku ini ada sebagai hasil dari ke-
termasuk di dalam Alam Dharma. Terdapat sepuluh Alam Dharma, terdiri dari empat bidang simpulan langsung. Atau, anggaplah saya mengatakan bahwa ada seseorang
luhur dan enam bidang biasa. Empat bidang atau alam luhur adalah alam Buddha, alam disana. Meskipun saya tidak mendengar suara orang itu, saya dapat mengeta-
Bodhisattva, alam Pendengar Suara, alam Yang Cerah Berkondisi. Enam bidang biasa adalah hui dengan mendengar suaranya. Oleh karena itu, saya tahu seseorang ada di
alam dewa, alam manusia, alam asura, alam binatang, alam hantu kelaparan, dan alam sana.
penghuni neraka.
Sepuluh penjuru itu terdiri dari utara, timur, selatan, barat, timur laut, barat laut tenggara,
Jika kita ingin mengetahui panjang sebuah objek, kita harus mengu-
barat daya, atas dan bawah. Tiga masa adalah masa lalu, masa kini, dan masa yang akan kurnya dengan sebuah penggaris; jika ingin mengetahui berat sebuah benda,
datang. kita harus menimbangnya dengan neraca. Jenis pengukuran ini disebut kesim-
Kita berlindung kepada Permata Buddha di seluruh sepuluh penjuru dan tiga masa. Kata- pulan dari hasil perbandingan. Jenis pengukuran lainnya yang dapat kita
kata yang diucapkan Buddha adalah Permata Dharma, Tripitaka dengan dua belas bagian gunakan untuk menentukan apakah sesuatu benda ada atau tidak yaitu den-
naskahnya. Semua Sutra yang diucapkan Buddha di sebut Permata Dharma. Permata
Dharma tidak hanya muncul di antara umat manusia, Permata Dharma juga mengisi ruang
gan menyimpulkan dari sabda-sanbda agung orang-orang bijaksana. Seorang
kosong dan Alam Dharma. yang mulia tentu saja memiliki kebijaksanaan agung. Apapun yang ia katakan
Orang yang telah membuka Lima Mata dan mencapai Enam Penembusan Spiritual tidak mungkin salah sehingga kita seharusnya mempercayai kata-katanya.
mengucapkan Sutra dengan asli, artinya, ia mengucapkan “Sutra sejati yang tanpa kata-kata”. Sang Buddha berkata dalam Amitabha Sutra, “Menuju arah barat dari
Di dalam ruang kosong, apapun yang ia inginkan, dapat ia sampaikan tanpa membuka dunai ini pada jarak sepuluh juta milyar Tanah Budha, terdapat sebuah dunia
mulutnya. Sesepuh Keenam bilang, “Tatkala pikiran kacau Bunga Dharma mengubahnya;
Pikiran yang cerah akan memutar Bunga Dharma.”
yagn disebut Kebahagiaan Tertinggi, di sana ada seorang Buddha bernama
Tanpa kata-kata tidak berarti Sutra tidak memiliki kata-kata. Artinya cuma bahwa orang Amitabha yagn sedang mengajarkan Dharma.”
biasa tidak mampu melihatnya. Tetapi, ia mampu, dan tatkala ia berpaling ke ruang kosong, ia Sang Buddha adalah seorang yang mulia. Apa pun yang beliau kata-
akan melihat Buddha sedang membabarkan Sutra. Ada yang membabarkan Sutra Bunga kan tidak bisa salah. Salah satu dari tiga puluh dua ciri-ciri khusus seorang
Dharma, ada yang membabarkan Surangama Sutra, dan yang lain membabarkan Buddha adalah lidah-Nya yang besar dan panjang. Jika diulurkan, lidah-Nya
Avatamsaka Sutra. Mereka ada di sana membabarkan Sutra dan mantra, seperti Surangama
Sutra. Dengan cara ini, Permata Dharma hadir di seluruh Alam Dharma hingga ke akhir ruang
akan menutupi hidung dan wajah-Nya. Beliau memiliki ciri-ciri khusus seperti
kosong. itu karena beliay tidak pernah berbohong. Oleh sebab itu, ketika Sang Buddha
Kita juga berlindung kepada Permata Sangha di sepuluh penjuru dan tiga masa, hingga ke mengatakan kepada kita bahwa terdapat Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi di
akhir ruang kosong dan Alam Dharma. Siapa yang termasuk di dalam Sangha dan pertapa alam semesta ini, pernyataan-Nya itu benar-benar dapat dipercaya.
suci? Semua Bodhisattva agung dan Arhat, semua Bhiksu-Sangha agung. b. Kita mengetahui eksistensi Tanah Suci dari kejadian nyata orang-orang
TUO LA YE artinya “tiga”. Kita berlindung kepada Tiga Permata, Permata Rangkap Tiga, di
94 7
yang terlahir kembali di sana. Bila Tangan dan Mata ini berhasil dikembangkan, halilintar akan menggelegar pada waktu
Dalam catatan para bijak Tanah Suci, banyak kejadian orang-orang kita berlatih Dharma ini, dan semua setan kebencian akan bertekuk lutut.
AH SI TO YE artinya, “pencapaian yang tiada bandingannya”. Tidak ada yang dapat
yang terlahir kembali di Tnaha Suci dibuktikan kebenarannya. Sebagai contoh, dibandingkan dengan buah jasa dan kebajikan agung dari pencapaian ini, dan karenanya ia
Mahabhiksu Hui Yuan, Sesepuh perintis Aliran Tanah Suci, yang mengatur dapat menaklukkan semua setan kebencian.
pembacaan berkelompok atas nama-nama Buddha, secara pribadi melihat 70. Po To Mo Cie Si To Ye 71. Sa Po Ho
penjelmaan Amitabha tiga kali! PO TO MO artinya “teratai merah”. CIE SI TO YE artinya “kejayaan yang baik”. Teratai
Setiap saat nama Buddha Amitabha diupcakan oleh Bhiksu Shan Tao Merah menang di atas segalanya dan menghasilkan semua pencapaian. Setelah
mengembangkan Dharma ini, Tangan dan Mata Teratai Merah ini, jika kita ingin lahir di surga,
dari dinasti T’ang, seberkas cahaya akan terpancar dari mulutnya. Apabila ia akan gampang sekali untuk dilahirkan di surga mana pun yang kita inginkan.
menyebut nama Buddha Amitabha sepuluh kali, sepuluh berkas cahaya ter- 72. Na La Cin Ci Po Cia La Ye 73. Sa Po Ho
pancar dari mulutnya. Seratus berkas cahaya akan terpancar dan mulutnya Dalam kalimat dari mantra ini, NA LA CIN CI artinya “perlindungan mulia”. PO CIA LA YE
jika ia menyebut nama Buddha Amitabha seratus kali. Oleh karena itu, ia juga artinya “memperhatikan dengan bahagia”, atau “memperhatikan suara dunia”. Ini adalah
disebut Bhikshu Kecemerlangan. Tangan dan Mata yang Memberkahi Tanpa Takut, yang digunakan Bodhisattva Yang
Mendengarkan Suara Dunia untuk menyelamatkan makhluk hidup, sehingga semua makhluk
Bhikshu Yin Kuang membaca berulang-ulang nama Buddha Amitabha menjadi tidak takut lagi terhadap keadaan apapun. Sang Bodhisattva membebaskan mereka
sepanjang hidupnya. la mampu meramalkan kapan ia akan meninggal dunia. dari semua rasa takut.
Di antara orang-orang yang membacakan berulang-ulang nama Bud- 74. Mo Po Li Sen Cie La Ye 75. Sa Po Ho
dha Amitabha, ada yang dapat meramalkan kapan mereka akan meninggal MO PO LI SEN artinya “keberanian agung”. Kalimat ini juga berarti”kebajikan pahlawan
dunia; beberapa di antaranya dapat melihat Amitabha Buddha mengajak agung”, perbuatan-perbuatan luhur pahlawan agung. Sang Buddha boleh disebut pahlawan
agung, demikian juga halnya dengan Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia.
mereka secara pribadi; ada yang dapat mencium wangi aneh di kamar CIE LA YE artinya “hakikat saat lahir” atau “hakikat dasar”. Ini artinya hakikat asal dari
mereka. Peristiwa peristiwa seperti ini hanya terjadi pada mereka yang melatih semua makhluk hidup memiliki kebajikan pahlawan agung. Kebajikan pahlawan agung adalah
ajaran Tanah Suci. Mereka dapat terlahir kembali di Tanah Suci saat mereka Tangan dan Mata Seribu Tangan Yang Menyatukan dan Memegang. Tangan dan Mata ini
telah mencapai kesempurnaan latihan pembacaan berulang-ulang nama Bud- dapat menaklukkan semua setan kebencian, tidak hanya di dalam dunia kita, tetapi juga di
dha Amitabha. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh orang bi- seluruh dunia di alam semesta ini.
Mereka yang mengembangkan Empat Puluh Dua Tangan dan Mata harus mengetahui
asa. bahwa Tangan dan Mata ini adalah yang paling penting. Jika orang mengembangkan yang
c. Kita mengetahui eksistensi Tanah Suci dengan bukti ilmiah satu ini saja, semua Tangan dan Mata yang lain telah tercakup di dalamnya.
Dari bukti ilmiah saat ini, kita ketahui bahwa ada sistem tata surya “Lalu, dapatkan saya mengembangkan cuma satu tangan dan mata ini, tanpa
yang lain, di samping galaksi kita sendiri, dan terdapat banyak galaksi lain, mengembangkan tangan dan mata yang lain?” kalian barangkali tergoda untuk bertanya
selain yang kita tinggali. Alam semesta tidak terbatas luasnya; hal ini di luar seperti itu.
Boleh saja, kalau kalian suka malas. Orang yang tidak malas akan mengembangkan
imajinasi' umat manusia. Dengan kata lain, banyak terdapat dunia-dunia, se- kesemua empat puluh dua tangan dan mata itu. Jika sebaliknya, ia suka malas dan ingin
lain planet Bumi kita. berkembang menjadi Bodhisattva malas, ia boleh mengembangkan yang terakhir ini, yang
Sebenarnya, kita tidak mernbutuhkan penemuan-penemuan dari ilmu- mencakup semua yang lain. Akan makan waktu yang lebih lama untuk berhasil, karena jika
wan-ilmuwan modem untuk membuktikan bahwa ada sistem tata surya lain di kita malas, Dharma tidak akan dapat dicapai dengan segera. Jadi, tidak ada Dharma yang
alam semesta. Dalam sutra Buddha, ada suatu cerita yang menarik. Ketika tetap. Jika kalian tidak bermaksud menjadi Bodhisattva yang malas, kalian tidak akan
keberatan untuk mengembangkan lebih banyak Dharma lagi.
Buddha Sakyamuni sedang membabarkan Dharma, getaran suara-Nya men- 76. Namo He La Ta Na Tuo La Ye Ye
capai dunia tanpa batas yang berada sangat jauh dari tempat-Nya itu. Salah
Kalimat ini telah dijelaskan sebelumnya, namun siapa tahu ada di antara kalian yang
seorang siswa Sang Buddha, Maudgalyayana, yang paling terkenal karena
sudah lupa, saya akan menjelaskannya lagi. Ada juga di antara kalian yang masih ingat, tetapi
kekuatan gaibnya, merasa ragu bahwa suara Sang Buddha dapat mencapai tidak dengan jelas, dan sekarang semuanya akan menjadi jelas. Yang lain, yang mengingat
tempat yang begitu jauhnya. la pun menggunakan kekuatan gaibnya untuk dengan jelas, boleh mendengar sekali lagi dan menjadi lebih jelas.

8 93
mengatakan, “Dunia Saha sungguh baik.” pergi ke Tanah Buddha yang jauhnya satu milyar Tanah Buddha. Di tempat
Dan kita pergi ke dunia Saha untuk menjadi manusia. Inilah, kita telah tiba. itu, Tathagata Lokesvararaja sedang membabarkan Dharma. Pada saat itu,
MO HO artinya “agung”. Ini menunjuk kepada Dharma Wadah Agung, Dharma dari
Bodhisattva. AH SI TO YE artinya, “pencapaian yang tidak terbatas”, dan maksudnya Dharma
seorang pendengar menangkap sesuatu di tubuhnya dan berseru,
Bodhisattva Wadah Agung pada akhirnya dapat tiba di pantai seberang dengan pencapaian "Bagaimana mungkin seekor cacing kecil merayap di tubuhku ini?"
yang tidak terbatas. Tathagatha Lokesvararaja berkata, "Itu bukan seekor cacing, itu
Semua ini adalah Tangan dan Mata Anggur. Tatkala tangan ini telah dikembangkan hingga adalah Maudgalyayana, siswa Buddha Sakyamuni dari Dunia Saha." Se-
sempurna, mulut akan selalu terasa lebih manis dari gula. Orang dapat merasakan rasa manis benarnya, tubuh Maudgalyayana tidak kecil, tetapi bila dibandingkan dengan
ini kalau ia telah berhasil mengembangkan Dharma ini, dan rasa manis ini merupakan awal
dari hasil yang akan dicapai.
orang-orang di dunia Itu, ia hanyalah seukuran cacing yang kecil. Akan tetapi,
Tanaman apapun, baik itu sayur-sayuran, atau buah, serangga tidak akan datang di Dunia Saha, ia adalah siswa utama Sang Buddha untuk perihal kekuatan
mengganggu, jika orang yang menanamnya mengembangkan tangan ini. Semua serangga gaib. Sang Buddha berkata kepadanya, "Kebajikan seluruh Buddha bukanlah
menyingkir, mereka tidak menggerogotinya. Pohon buah yang ia tanam, buah pir, jeruk, apel, hal yang dapat dipahami sravaka. Kamu seharusnya tidak mencobal mereka
persik, semua akan tumbuh dengan sangat cepat dan terasa sangat manis. dengan menggunakan kekuatan gaibmu." Sejak saat itu, Maudgalyayana
Tangan anggur memiliki sangat banyak faedah dan dengannya Dharma Wadah Agung
yang tidak terbatas dapat diselesaikan. Di dalam penjelasan mantra ini, SI LA SEN AH MU CI
benar-benar yakin bahwa ada dunia tanpa batas dan para Buddha di angkasa.
YE mewakili tubuh sejati dari Bodhisattva Raja Obat, yang menggunakan semua jenis obat
untuk menyembuhkan semua makhluk hidup. SA PE MO HE E SI TO YE, SA PE HE adalah 3. Tanah Suci-Tanah Suci yang Berbeda.
tubuh sejati dari Bodhisattva Obat Hebat, yang juga menggunakan segala macam jenis obat a. Tanah Suci yang khusus dari ajaran Mahayana.
untuk menyembuhkan penyakit. Mereka bersaudara. Tanah Suci yang khusus dari ajaran Mahayana dapat dibagi menjadi
68. Ce Ci La Ah Si To Ye 69. Sa Po Ho
CE CI LA AH SI TO YE artinya “roda vajra”. Hampir semua vajra bentuknya bundar, tetapi
Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi Buddha Amitabha dan Tanah Suci Kristal
yang satu ini bundarnya berbeda dari vajra-vajra yang lain. Kalimat ini juga berarti, Bhaisajya Guru (Buddha Pengobatan). Dari antara keduanya, Tanah Suci Ke-
“menaklukkan setan-setan yang penuh kebencian”. Setan adalah setan karena hati mereka bahagiaan Tertinggi Buddha Amitabha yang lebih banyak menarik perhatian.
selalu kecewa. Mereka mencela segalanya. Mereka bilang, “Buddha salah, juga Bodhisattva, Meskipun seluruh sutra dan sastra menunjukkan bahwa cara-cara
Arhat, dewa, dan Yama!” yang disarankan oleh Tanah Suci seluruh Buddha dari sepuluh penjuru sangat
Mereka membenci semuanya. “Semuanya salah!” Mereka seperti orang gila yang tidak
memperdulikan hukum apapun. Mereka menentang seluruh dunia. Untuk kalangan manusia,
mudah diikuti, Tanah Suci Amitabha-lah yang paling patut dipuji dan luar bi-
keadaan ini disebut gila; di antara hantu-hantu dan makhluk halus, ini disebut setan. asa. Seseorang hanya perlu menyebut bemlang-ulang nama Buddha Ami-
Setan kebencian memenuhi langit dengan energi kebenciannya. “Kalian semua tidak tabha untuk bisa terlahir kembali di Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi. Keis-
sopan terhadapku,” keluhnya. “Buddha? Saya akan menjatuhkannya. Bodhisattva dan Arhat, timewaan khusus Buddha Amitabha adalah ketika Beliau sedang berlatih di
saya akan berbuat sama pada mereka. Manusia? Akan kumakan mereka semua. Hantu? Tanah Sebab Akibat, Beliau membuat empat puluh delapan tekad agung.
Akan kuhancurkan mereka di bawah kakiku. Akan kutangkap dan kuhancurkan mereka!”
Setan itu jahat.
Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi terwujud karena kebajikan tekad cinta
Dengan Tangan dan Mata Vajra, roda vajra, kita dapat menyingkirkan semua setan langit, kasih-Nya. Beliau berikrar bahwa siapapun yang mempercayai kekuatan tekad
kaum eksternalis dan hantu-hantu. Hantu dari jenis apapun, semua menyerah dan menjadi Buddha Amitabha dan ingin terlahir kembali di Tanah Suci Kebahagiaan
jinak jika roda ini digunakan, dan Dharma ini dilaksanakan. Semua makhluk dari jenis itu Tertinggi harus menyebut berulang-ulang nama Buddha Amitabha selama
bersujud padamu dan berkata, “Saya akan mengikuti aturan dengan rasa hormat. Saya tidak satu hari, dua hart, atau bahkan hanya sepuluh kali. Jika orang tersebut tulus
akan melanggar aturan lagi.” Mereka menyerah.
Roda Vajra tidak hanya dapat menghancurkan setan, ia juga memiliki suara yang
dan dapat menyebut nama Buddha Amitabha dengan pikiran yang terpusat-
mengetarkan. Di dalam Taoisme mereka berbicara tentang “lima halilintar yang menghantam kan pada satu titik, ia akan terlahir kembali di Tanah Suci Kebahagiaan
kepala”. Halilintar biasanya datang dari langit, tetapi guru-guru Taoisme dapat mengeluarkan Tertinggi melalui kekuatan Buddha Amitabha. Meskipun seseorang yang terla-
halilintar dari telapak tangan mereka. Gemuruh halilintar akan membekukan setan-setan hir kembali itu masih menanggung beban karma, dengan berlatih di Tanah
langit, bahkan menghancurkan kulit tubuh mereka. Ketika menyampaikan ceramah tentang Suci Kebahagiaan Tertinggi, berapa pun lamanya, ia akan terbebas dan ling-
Surangama Sutra, saya ada menyebut seorang kawan yang mampu melakukan hal ini.
92 9
karan kehidupan yang berulang-ulang dan akan mencapai Bodhi Tertinggi. NA LA CIN CI artinya “perlindungan cinta kasih”, dalam arti memberikan
Oleh karena itu, dikatakan bahwa Tanah Suci Amitabha Buddha adalah yang perlindungan cinta kasih pada semua makhluk hidup. Kalimat ini menyatakan arti
welas asih, dan merupakan Tangan dan Mata Botol Permata.
paling luar biasa. 62. Mo La Na La 63. Sa Po Ho
Yang satu lagi adalah Tanah Suci Kristal Bhaisajya Guru di bagian
MO LA itu, “seperti yang engkau kehendaki”. NA LA artinya “sangat terhormat”. Ini adalah
timur. Tanah Suci Buddha Amitabha adalah lambang dari pengembalian dan
Tangan dan Mata Tali, yang dapat membawa kedamaian dalam semua keadaan yang sulit,
penyimpanan, sementara Tanah Suci Bhaisajya Guru adalah lambang pertum- seperti keadaan sakit, kecelakaan, ataupun rintangan. Tangan Tali banyak manfaatnya. Kita
buhan. Dikatakan di dalam sutra, "Ketika BhaisaJya Guru berada di Tanah membuat tali dari serat-serat lima warna, dan setelah mengembangkan Tangan dan Mata ini
Sebab Akibat, Beliau menyatakan dua belas tekad besar atas dasar sikap hingga sempurna, semua yang perlu kita lakukan cuma melemparkan Tali dan menjerat
cinta kasih-Nya. Oleh karena tekad agung ini, Beliau mewujudkan Tanah Suci semua setan aneh, hantu, monster, hantu li mei dan wang liang. Mereka tidak akan dapat lari
karena telah terikat. Karena tidak dapat melarikan diri, mereka menyerah. Ini adalah Dharma
Kristal di timur." Satu hal yang luar biasa tentang Sutra Bhaisajya Guru adalah
yang ajaib, meskipun kelihatannya biasa.
mengenai isi sutra itu yang menguraikan bahwa mereka yang menyebut nama 64. Si La Sen Ah Mu Ci Ye 65. Sa Po Ho
Bhaisajya Guru juga dapat terlahir kembali di Tanah Suci Buddha Amitabha di
SI LA SEN berarti “pencapaian, perlindungan kasih” – perlindungan kasih sayang kepada
barat jika mereka begitu menginginkannya. semua makhluk.
b. Tanah Suci yang umum bagi Triyana AH MU CI YE mempunyai arti “tidak kosong, tidak menolak”. Tidak kosong berkaitan
Tanah Suci yang biasa dalam Triyana (Tiga Kendaraan) adalah Nir- dengan keberadaan, tetapi keberadaan ini adalah keberadaan yang ajaib. Tidak menolak
vana, Mereka yang berlatih Triyana cenderung menuju keselamatan diri; artinya tidak satu Dharma pun yang dikesampingkan; semua Dharma dipelajari. Sehingga
mereka berlatih menurut tingkat-tingkat latihan, melenyapkan semua kekoto- dikatakan :
Ketika melakukan pekerjaan Buddha,
ran, menyadari kebenaran dan terbebas dari kelahiran dan kematian. tidak satu Dharma pun ditolak;
Meskipun Tanah Suci yang mereka sadari memiliki nilai kebebasan yang Sari dari Yang Demikian Itu Sejati,
sama, sama seperti semua sungai yang memasuki laut akan memiliki rasa tidak satu debu pun yang dikumpulkan.
asin yang sama, keadaan pikiran mereka tetap pada tingkat pembebasan diri. AH MU CI YE juga mengandung arti “perkumpulan kasih, kesatuan yang harmonis”. Ini
Memang benar bahwa mereka tidak menciptakan karma baru lagi dan tidak adalah usaha membahagiakan semua makhluk hidup dan hidup di dalam harmoni dengan
mereka. Ini tidak lain tidak bukan merupakan Tangan Kapak Permata. Orang yang
akan mengalami penderitaan sebagai akibat dart kelahiran dan kematian lagi, mengembangkannya tidak akan mengalami kesulitan dengan penjara, dan di semua tempat,
tetapi mereka harus mengejar suatu keadaan yang lebih tinggi. Tanah Suci kapan saja, ia akan terhindar dari masalah hukum. Kalimat ini juga bisa berarti, di dalam
Triyana bukanlah tujuan akhir, melainkan hanyasebagai batu loncatan menuju hakikat diri sendiri kita mencapai semua kebajikan dan buah jasa dengan bahagia.
keadaan yang lebih tinggi, Tanah Suci KebahagiaanTertinggi, yang harus Kalian mungkin heran, “jika saya mengembangkan Dharma ini, dapatkah saya melanggar
mereka capai melalui penyebutan berulang-ulang nama Buddha. hukum dan terhindar dari penjara?” Bukan begitu! Kita tidak boleh melanggar hukum! Apabila
telah mengembangkan Dharma ini dan memahami Buddhadharma, bagaimana bisa kita
c. Tanah Suci yang umum bagi Pancayana melanggar hukum? Karena tidak melanggar hukum, tentu saja kita tidak akan ditahan ataupun
Tanah Suci yang umum bagi Pancayana (Lima Kendaraan) adalah dipenjarakan.
Tanah Suci Tusita Bodhisattva Maitreya. Sakyamuni Buddha telah meramal- Namun, kadang-kadang, orang-orang tidak berdosa ditangkap dan dipenjarakan. Ini
kan bahwa Bodhisattva Maitreya akan menjadi Buddha men- datang di dunia karena mereka tidak pernah mengembangkan Tangan dan Mata Kapak Permata ini.
inl. Sekarang ini, Beliau sedang mengajar di Surga Tusita, yang juga dikenal 66. Sa Po Mo Ho Ah Si To Ye 67. Sa Po Ho
Adakah yang tahu bahwa dunia tempat kita tinggal disebut dunia “Saha”? SA PO artinya
sebagai bagian dalam Tusita. Jika seseorang menginginkan untuk terlahir Saha, “berharga untuk ditahankan”. Ia juga berarti “memikul dan mencintai”, juga
kembali di Tanah Suci Tusita, ia akan melihat Bodhisattva Maitreya dan men- mengandung makna “kata-kata baik, kedatangan yang baik”.
gikuti-Nya terlahir kembali di dunia ini, Dengan demikian, ia akan melihat Bud- Berharga untuk ditahankan artinya makhluk hidup mampu menahan dunia Saha, pahit
dha dan akan dapat mendengarkan ajaran- Nya. sebagaimana rasanya. Memikul dan mencintai artinya, di dalam dunia Saha ini, makhluk
d. Tanah Suci di Bumi. hidup memikul penderitaan dan bahkan menjadi mencintainya. Kata-kata baik, dan
kedatangan baik artinya kita mengeluarkan kata-kata baik tentang dunia Saha ini, dengan
Suatu contoh Tanah Suci di Bumi adalah yang digambarkan dalam
10 91
ini, ia akan meraih manfaat yang tidak habis-habis, dan abadi. Di masa yang akan Sutra Vimalakirti. Meskipun Vimalakirti hidup. di Dunia Saha, batinnya berada
datang, kebijaksanaan dan ingatannya akan luar biasa kuatnya dan ia akan memiliki di Tanah Suci.
pengetahuan yang luar biasa, di samping ingatan yang sangat kuat.
Ingatan kita cepat berlalu, sungguh mirip dengan orang yang tidak mampu
Beberapa orang mengatakan bahwa Surga menurut agama Kristen
berjalan tanpa tongkat penopang : setelah membaca sesuatu kita sukar sekali sama dengan Tanah Suci dalam agama Buddha. Sebenarnya, keduanya tidak
mengingatnya. Jika tiba waktunya untuk memanfaatkan apa yang sudah kita pelajari, sama. Bhikshu YinShun menggunakan tiga aspek berikut ini untuk memband-
kita harus terlebih dahulu membuka catatan. Mengapa ingatan kalian selemah itu? ingkan Tanah Suci dengan Surga:
Karena kalian tidak pernah mengem-bangkan Tangan Sutra Permata. Orang akan i. Persamaan mutlak tanpa perbedaan kelas.
memiliki pengetahuan yang luar biasa, seperti ensiklopedia hidup, seperti Yang Arya
Ananda, jika ia mengembangkan Tangan Sutra Permata.
Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi menganut sistem persamaan mutlak, tanpa
Tidak disangsikan bahwa Yang Arya Ananda, yang nomor satu di dalam perbedaan kelas. Jadi, berbeda dengan di Surga, yaitu Tuhan adalah Tuhan
pengetahuan, telah mengembangkan Tangan dan Mata Sutra Permata dengan dan orang-orang di Surga tidak akan pernah menjadi Tuhan, semua orang di
sempurna, selama masa yang tidak terkira panjangnya, sehingga jika ada sesuatu Tanah Suci dapat menjadi Buddha tanpa diskriminasi.
yang lewat di telinganya, ia tidak pernah lupa. Bahkan ingatannya telah sampai pada ii. Latihan bertingkat, bukan tujuan akhir.
tingkat di mana ia mampu mengingat hal-hal yang belum didengarnya.
Mengapa saya berkata seperti ini? Yang Arya Ananda dilahirkan pada hari ketika
Orang-orang Kristen percaya bahwa masuk ke Surga adalah tujuan akhir,
Sang Buddha menyadari Kebuddhaan, dan ia belum mendengar Dharma yang keadaan batin yang tertinggi. Akan tetapi, dalam agama Buddha, setelah men-
dibabarkan Sang Buddha hingga dua puluh tahun kemudian, tatkala ia pergi capai Tanah Suci, seseorang masih perlu berlatih terus-menerus hingga
meninggalkan rumah. bunga teratai, tempat ia dilahir- kan-kembali, mekar. Dengan demikian, seseo-
Lalu bagaimana ia dapat mengulang kembali Sutra yang diucapkan Sang Buddha, rang melihat Buddha, mendengarkan Dharma, dan berlatih sampai mencapai
seperti yang dilakukannya setelah Sang Buddha menuju Nirvana? Itu karena ia
mendengar Sutra-Sutra itu dari pengikut-pengikut yang lebih tua, dan mengingatnya.
tingkat Kebuddhaan. Hanya dengan begitulah, pencapaian kebatinan seseo-
Atau mungkin pengikut-pengikut yang lebih tua tidak mengucapkan padanya, rang disebut lengkap.
melainkan Sang Buddha sendiri yang mengulanginya untuk Ananda pada saat iii. Kemajuan, bukan kemunduran.
Ananda sedang bersamadhi, sehingga ia dapat mengingatnya semua. Ia mampu Jika seseorang mencapai Tanah Suci, ia tidak akan pernah mundur lagi. Hal
mengingatnya karena telah mengembangkan Tangan dan Mata Sutra Permata dengan ini sangat berbeda dari Surga yang diyakini umat Kristen. Surga Kristen sama
sempurna, sehingga ingatannya sungguh luar biasa.
Banyak orang telah bertanya kepada saya bagaimana mendapatkan ingatan yang
dengan Surga Tusita, yaitu Tanah Suci yang umum di dalam Pancayana yang
kuat, dan jawabannya sederhana saja, yaitu kembangkanlah Tangan dan Mata Sutra bukan Tanah Suci yang khusus dalam ajaran Mahayana. Mereka yang terlahir
Permata. Tidak diragukan mereka yang mengingat Sutra-Sutra dengan sangat jelas kernbali di Surga ini, meskipun Raja Tusita, akan mengalami kemunduran
memiliki pertalian dengan Tangan dan Mata ini. Ini adalah, menurut penjelasannya, apabila lima tanda kehancuran muncul dalam diri mereka.
Bodhisattva yang memancarkan cahaya dan memegang lentera merah. Di antara berbagai Tanah Suci dalam agama Buddha, Tanah Suci
Seluruh tubuh Bodhisattva ini mengeluarkan cahaya terang benderang, yang
melambangkan kebijaksanaan agung yang tidak terputus, ingatan yang sangat kuat,
Kebahagiaan Tertinggi Buddha Amitabha dari ajaran Mahayana yang khusus
pengetahuan yang luas, dan ilmu yang luar biasa – inilah buah jasa baik dan adalah yang paling luar biasa. Meskipun ada Tanah Suci ajaran umum Tri-
kebajikan yang dihasilkan. yana, mereka cenderung menuju penyelamatan diri. Meskipun ada Tanah
57. Si To Yu Yi 58. Se Po La Ye 59. Sa Po Ho Suci Maitreya yang dekat, mudah dicapai, dan terbuka bagi semua, Tanah
SI TO mempunyai arti “mencapai manfaat”. YU YI artinya “tiada kegiatan” atau Suci ini kurang memberikan kesempatan bagi "penyelesaian dalam satu ke-
“ruang kosong”. Sementara SE PO LA YE artinya “kebahagiaan”. Ini adalah Tangan hidupan" yang terdapat dalam ajaran Tanah Suci Amitabha. Lagipula, Tanah
dan Mata Kotak Permata, yang dengannya orang bisa mendapatkan semua harta Suci Maitreya terdapat di dalam Surga Tusita, yang masih terletak di dalam
mestika yang terpendam di dalam bumi, dan menggunakannya demi manfaat semua tiga alam, sedangkan seseorang yang terlahir kembali di Tanah Suci Keba-
makhluk hidup. Kalimat ini mengandung arti : dasar prinsip dari hakikat diri kita
telah mendapatkan kebahagiaan dan mencapai semua manfaat. hagiaan Tertinggi tidak akan pernah mundur kembali.
60. Na La Cin Ci 61. Sa Po Ho Terhadap Tanah Suci Mahayana, Tanah Suci surgawi, atau Tanah

90 11
Suci duniawi, orang-orang biasanya menggunakan kata "Surga" sebagai isti- “tidak tinggal”. Di dalam Vajra Sutra dikatakan, “Orang harus menghasilkan pikiran
lah yang populer untuk Tanah Suci. Saya seringkali mendengar orang-orang yang tidak tinggal di mana pun.”
“Tidak tinggal” artinya tidak melekat. Hati tidak tinggal di mana pun dan tidak
bertanya, "Di manakah Surga itu dan dimanakah Neraka itu?" Pertanyaan ini melekat pada apapun. Ketidakmelekatan berarti segala sesuatunya berjalan dengan
mencakup, "Dimanakah Tanah Suci itu? Dan apakah Tanah Suci itu ada?" baik. Ia merupakan sejenis Dharma-tidak-melakukan-apapun, namun tidak ada
Mengenai tempat Surga dan Neraka, ada tiga hal yang ingin saya kemukakan: apapun yang tidak dilakukan. “Tidak tinggal” adalah tidak melakukan apapun, dan
i. Surga ada di Surga dan Neraka ada di Neraka tidak melakukan apapun adalah “tidak tinggal”.
ii. Surga dan Neraka ada di alam manusia Ketika suatu pikiran muncul, pikiran itu seharusnya tidak menetap di mana pun :
inilah makna keenam dari SA PO HO. Kita tidak tinggal di dalam penderitaan,
Banyak orang menikmati pahala, kebajikan, dan keadan sebab akibat ketidaktahuan, keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan, dan keraguan. Jika
yagn baik; mereka menjalani suatu kehidupan yang tenang dan bahagia. masih memiliki pikiran-pikiran seperti itu, kita harus segera menaklukkannya.
Apakah ini bukan kehidupan di Surga? Banyak orang harus menderita pen- Pikiran-pikiran seperti itu harus dijinakkan agar kita menetap di mana pun.
yakit mental seperti kesengsaraan dan kekhwatiran; mereka harus menahan Taklukkan mereka dengan Tangan Pedang Permata.
penyakit tubu fisik, seperti sakit dan luka. Bukankah itu kehiduoan di Neraka? Ada yang bilang hatinya penuh dengan keserakahan. Ke sinilah, saya akan
menyem-belihnya. Penuh dengan hantu kebencian? Saya akan memotong mereka.
iii. Surga dan Neraka ada dalam pikiran seseorang. Setan kebodohan? Akan kucincang! Semua itu saya lakukan dengan Pedang Permata
Ada orang yang menyimpan rasa dendam, yang tidak pernah puas, Raja Vajra saya, Pedang Kebijaksanaan saya. Jika ingin menaklukkan setan-setan
yang memiliki keragu-raguan, keserakahan, amarah dan khayalan. Inilah langit dan kaum eksternal, kita pertama-tama harus menaklukkan pikiran salah
Neraka. Jika kita dapat melupakan orang yang benar dan bersalah dalam terlebih dahulu. Pada waktu pikiran salah telah dikalahkan, setan-setan dan kaum
hidup ini; jika kita dapat mengembangkan pikiran kita dan menerima segala eksternal juga telah kalah, dan bahkan jika mencoba mengganggu, mereka hanya
akan menemui kegagalan. Di mana pun SA PE HE muncul, ia memiliki enam arti ini.
sesuatu; jika kita dapat memberi dengan tulus kepada yang lain; jika kita dapat 53. Si To Ye 54. Sa Po Ho 55. Mo Ho Si To Ye 56. Sa Po Ho
memuji yang lain dengan pikiran yang bahagia; jika kita dapat menunjukkan SI TO YE mempunyai lima arti : “Pencapaian, kemuliaan mendadak”,
sikap belas kasih kepada yang lain, inilah Surga. Sekarang, karena kita belum “dilakukan”, “menyempurnakan manfaat”, “menyempurnakan semua arti”, dan
terlahir kembali di Tanah Suci Kebahagiaan Tertinggi dan tinggal bersama “memuji yang terhormat”
Buddha Amitabha, seharusnya kita bekerja sama untuk mengubah Dunia Pencapaian, kemuliaan mendadak, menyatakan bahwa melalui penggunaan
kekuatan mantra ini kita dapat langsung memperoleh apapun yang kita harapkan.
Saha ini menjadi Tanah Suci di Bumi. Jika kita ingin membangun sebuah Orang mungkin bilang, “Saya mengucapkan Mantra Welas Asih Agung, dan belum
Tanah Suci, kita harus memulainya dengan pikiran kita. Kita harus melenyap- mendapatkan apapun seketika itu juga.”
kan lima belenggu keinginan dan enam kekotoran batin. "Jika pikiran bersih, Pengucapan mantra ini memerlukan hasil yang berhubungan dengan keahlian
tanah yang terbentuk juga akan bersih". spiritual masing-masing. Tanpa hasil yang berkaitan ini, tidak akan ada pencapaian.
Suatu kali, Sariputra berkata kepada Sang Buddha, "Tanah-Tanah Dengannya, setiap permintaan akan dikabulkan, “seperti yang engkau kehendaki”.
Dan apapun yang dicari akan datang menghampiri.
Buddha di sepuluh penjuru, sernuanya sangat bersih. Mengapa Dunia Saha SI TO YE juga berarti “dilakukan”. Apapun yang dilakukan, akan dilakukan
kita begitu kotor dan tidak murni?" dengan sempurna. “Menyempurnakan semua arti” maksudnya apapun urusan yang
"Kamu tidak dapat memahami dunia tempat Aku tinggal," jawab Sang sedang dihadapi, akan mendatangkan keberhasilan. “Penyempurnaan manfaat”
Buddha. Saat berbicara, Sang Buddha menekan bumi dengan jari kaki-Nya. menunjuk kepada manfaat bagi diri sendiri dan manfaat bagi orang lain. Memuji
Tiba tiba, dunia menjadi cemerlang, bersih, dan indah sekali. Sang Buddha yang terhormat berarti setiap orang berkata, “Engkau sangat baik.”
MO HO SI TO YE: Setiap orang tahu bahwa MO HO mempunyai arti “agung”.
berkata, "Inilah dunia yang Aku tinggali." Orang-orang mungkin berada di tem- Kalimat ini mempunyai arti bahwa kita dapat menyelesaikan semua masalah-masalah
pat yang sama pada saat yang sama dan melakukan hal yang sama, tetapi besar, kebajikan dan buah jasa agung, juga karma Jalan yang agung. Apapun yang
mereka bisa saja memiliki perasaan yang berbeda karena perbedaan- dilakukan, akan berhasil dengan sempurna.
perbedaan dunia internal mereka. Dua kalimat itu bersama-sama, SI TO YE SA PO HO, MO HO SI TO YE SA PO
HO, merupakan Tangan dan Mata Sutra Permata. Sutra Permata adalah naskah yang
sangat keramat, suatu pusaka Dharma. Jika orang mengembangkan Tangan dan Mata
12 89
nama itu. Dan terakhir, PO YE MO NA berarti “penyempurnaan nama”, dan Manfaat Melafalkan Nama Buddha
“penyempurnaan semua arti”. Maksudnya, semua kewajiban telah diselesaikan. Ini
adalah Tangan dan Mata Anak Panah. Dengan mengembangkannya, kita akan dapat
Prof. Li Pi Nan
dengan cepat bertemu dengan sahabat baik.
52. Sa Po Ho
Di dalam Mantra Welas Asih Agung, SA PO HO sangat penting. Kata ini muncul Kehidupan manusia selalu diliputi oleh suka dan duka. Baik kehidupan
empat belas kali, dan memiliki enam makna. Dan di mana pun kata ini muncul di yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, semuanya itu dise-
dalam Mantra Welas Asih Agung, keenam makna itulah yang dibawanya. babkan oleh Hukum Sebab Akibat. Hukum sebab akibat meliputi/mencakup 3
Arti pertamanya adalah “pencapaian”. Jika orang mengucapkan mantra, ia dapat masa yaitu : masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan dataang. Ke-
menyelesaikan segala yang ingin ia selesaikan, dan memperoleh apapun yang ia cari.
Apabila ia tidak memperoleh hasil seperti ini, itu hanya disebabkan hatinya belum hidupan yang tidak menyenangkan dan malapetaka-malapetaka merupakan
tulus. Jika hatinya tulus dan keyakinannya sejati, ia pasti akan berhasil. Namun jika hasil dari kehidupan sebelumnya yang disebabkan oleh pikiran jahat dan per-
keraguan setitik saja muncul dalam hatinya terhadap mantra ini, akibat adanya buatan slah. Kita dapat mengalihkan dan menghindari ketidakberuntungan kita
pencampuran antara keyakinan dan keraguan, ia tidak akan berhasil. dengan mengulangi nama Buddha. Seperti yang dicantumkan dalam Sutra
Kedua, SA PO HO berarti “mulia”. Pada waktu orang membacakan mantra, Buddha bahwa : ‘Kesalahan dan kejahatan yang berat selama berkalpa-kalpa
semua perbuatan yang tercela berubah menjadi mulia. Bodhisattva mengetahui
apakah kita memiliki keyakinan atau tidak. Mereka tahu apakah kita benar-benar
dapat dihapuskan dengan ketulusan hati mengulang nama Buddha. Selanjut-
yakin, apakah kita setengah yakin setengah tidak, apakah kita banyak percayanya dan nya mereka yang menyebut “Nama Amitabha Buddha”, Buddha yang melam-
keraguannya hanya sedikit. Sehingga, keyakinan sejati harus dimiliki jika orang ingin bangkan kebajikan tak terhingga, kebebasan tertinggi, dan kekuatan tidak ter-
berhasil dan segalanya menjadi mulia. batas. Apabila anda diberkati oleh Buddha, maka tidak ada malapetaka yang
Misalnya saja, ayah seseorang sakit dan ia ingin agar ayahnya sembuh. Bolehlah akan menimpa anda.
ia mengucapkan mantra ini. Jika ia sungguh-sungguh percaya, akan ada hasilnya.
Atau, barangkali seseorang ingin bertemu teman lamanya. Jika ia mengucapkan
Adakah suatu tempat disamping enam alam ini ? Jawabannya adalah
mantra dengan penuh keyakinan, segera ia akan bertemu dengannya. Atau jika ia “ya”. Enam alam merupakan dunia saja, negeri-negeri biasa. Selain itu ada
berpikir, “Saya tidak memiliki teman, saya ingin mendapatkan sahabat sejati, “ dan sebuah tempat yang suci dan jernih yang merupakan negeri Buddha.
jika ia mengucapkan mantra ini dengan penuh keyakinan, dan terus Terdapat sebuah Negeri Kebahagiaan Abadi (Sukhavati) di sebelah
mengucapkannya, ia akan mendapatkan teman yang baik, bahkan seorang Penasihat Barat dan jauh dari dunia kita yakni Kerajaan Amitabha Buddha. Semuanya
Baik Yang Mengetahui.
Arti yang ketiga dari SA PO HO adalah “tenang sama sekali”. Pada waktu
yang ada disana terbuat dari emas dan 7 macam permata. Lingkungannya
seorang bhiksu berangkat untuk dilahirkan kembali, ke Nirvana – pada waktu ia mati bersih dan agung, mulia dan megah. Merupakan surga yang paling tinggi, ke-
– itu disebut men-jadi “tenang sama sekali”. Ini tidak sama artinya bahwa orang hidupan di Surga Sukhavati adlah kekal abadi, merupakan lawannya hidup di
mengucapkan mantra ini, “Sa Po Ho, Sa Po Ho, Sa Po Ho,” lalu mati dan menjadi enam alam yang mengalami tunimbal lahir.
tenang sama sekali; orang tidak mem-baca mantra ini supaya mati. Apa gunanya hal Menurut Sutra Buddha, bila seseorang dilahirkan di surga Sukhavati,
seperti itu? Tidak ada orang yang mau mati. Ketenangan sama sekali artinya jasa-jasa
baik telah lengkap, dan hakikat kebajikan adalah ketenangan, sampai ke tingkat di
akan memiliki tubuh seperti emas dan bercahaya. Anda akan memiliki kekua-
mana orang biasa tidak dapat mengukurnya dan hanya para Buddha dan Bodhisattva tan spiritual, baju dan makanan seperti yang anda pikirkan. Kehidupan anda
yang dapat mengetahui praktek kebajikan yang telah dilaksanakan. kekal dan akan mencapai ke Buddhaan dibawah bimbingan Amitabha Bud-
“Melenyapkan bencana” adalah maknanya yang keempat. Semua kesengsaraan dha.
dihentikan dan dilenyapkan. Bagaimana anda dapat mencapai Surga Sukhavati? Menurut Sutra
“Memperbanyak manfaat” adalah artinya yang kelima. Pengucapan SA PO HO
sangat bermanfaat.
Buddha, Amitabha Buddha akan menjemput seseorang yang akan menjelang
Saya tidak percaya ada orang yang tahu arti keenam dari SA PO HO ini. Jika ada ajalnya, dengan syarat orang tersebut mengulang nama Amitabha Buddha
di antara kalian yang tahu, ia bisa memberitahu saya – mengapa tidak ada yang tahu? dengan bersungguh-sunguh dan menyatukan hati dan pikiran sampai terca-
Karena saya belum pernah menjelaskannya sebelumnya. Artinya yang keenam adalah painya konsentrasi penuh, satu hati tak tergoyahkan (ik sin put luan).
88 13
Sepuluh manfaat mengulangi nama “Amitabha Buddha” adalah : sejati, kita akan menjadi “yang mengetahui”, “yang cerah”.
1.  Dilindungi oleh dewa-dewa baik siang dan malam.  48. Mi Ti Li Ye
2.  Dilindungi oleh 25 Bodhisattva termasuk Bodhisattva Avalokitesvara.  MI TI LI YE artinya “ukuran yang tepat”. Ia juga berarti “ukuran agung”, yakni,
banyak sekali. MI TI LI YE juga bisa berarti “hati welas asih agung”. Hati yang
3.  Dilindungi oleh semua Buddha, Amitabha Buddha akan menyinari dan
welas asih itu agung karena ia tidak terbatas. Ia melindungi semua makhluk dan
melindungi anda.  menuntun mereka mencapai kebahagiaan; mereka kembali kepada asalnya, jauh dari
4.  Setan-setan atau racun ular tidak dapat melukai anda.  semua rasa takut dan semua kesengsaraan.
5.  Kebanjiran, kebakaran, senjata tidak akan melukai anda, kecelakaan tidak Ini adalah Tangan dan Mata Toya. Toya mempunyai sembilan cincin di atasnya.
Di masa lalu, mereka yang telah meninggalkan rumah membawa toya ini saat
akan menimpa anda. 
berjalan. Mengiringi setiap langkah mereka, sembilan cincin itu mengeluarkan bunyi,
6.  Kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada masa lampau akan dapat di- memperingati semua serangga kecil agar menyingkir sehingga tidak terinjak. Toya
hindari.  adalah Harta Karun Buddhis. Bodhisattva Penyangah Bumi selalu membawa Toya
7.  Anda tidak akan mempunyai mimpi buruk, yang ada hanyalah mimpi yang dan menggunakannya sebagai kunci untuk membuka pintu neraka. Apabila kita
damai dan tenang, dimana anda akan mungkin dapat melihat Amitabha Bud- mengembangkan Tangan dan Mata ini, hati welas asih kita akan masak, dan kita akan
dapat melindungi dan menyelamatkan semua makhluk hidup.
dha dengan tubuh emas.  49. Na La Cin Ci
8.  Anda akan bahagia, mempunyai penampilan yang bagus, bersemangat,
NA LA CIN CI mempunyai arti “kasih mulia, yang paling mulia”, pemimpin
sehat dan selalu berhasil.  paling tinggi di antara yang mulia. Ia juga berarti “perlindungan baik, mahkota
9.  Anda akan dihormati oleh orang lain.  perlindungan”. Pengikut Jalan dapat melindungi semua makhluk hidup, penuh
Menjelang berakhirnya kehidupan anda, anda tidak akan takut dan tetap perhatian pada mereka, serta membawakan kepada mereka tingkatan tertinggi
berada pada pikiran yang benar. Tiga suciwan dari Surga Sukhavati akan pencerahan.
membawa sekuntum teratai untuk anda dan akan membimbing anda ke Ini merupakan Tangan dan Mata Botol Permata, juga disebut Tangan dan Mata
Botol Hu. Botol ini dapat menjauhkan semua kekotoran dunia, menyembuhkan
Negeri Mereka. Anda akan terlahir di Surga Sukhavati melalui bunga teratai makhluk hidup dari semua penderitaan. Bodhisattva yang mengembangkan Tangan
dan menikmati kebahagiaan dan kehidupan abadi.  dan Mata ini sepenuhnya mampu melindungi dan penuh perhatian pada semua
Sepuluh keuntungan di atas merupakan cara untuk mengubah kesulitan ke- makhluk hidup. Setelah mengembangkan Tangan dan Mata ini hingga tuntas, orang
hidupan sekarang menuju kehidupan yang bahagia dan tenang, dan keuntun- akan mampu menolong makhluk hidup dan menyingkirkan semua kesukaran dan
malapetaka.
gan yang terakhir adalah untuk keluar dari arus tunimbal lahir. 50. Ti Li Se Ni Na
Selanjutnya, TI LI SE NI NA mempunyai arti “kokoh dan tajam”. Kalimat ini
[ Dikutip dari Majalah Buddhis Indonesia Edisi 61 ] juga berarti “pedang”. Ini adalah Tangan dan Mata Pedang Permata. Sebelumnya,
pada waktu menjelaskan Empat Puluh Dua Tangan dan Mata, saya telah
memberitahu kalian bahwa Pedang Permata digunakan untuk menaklukkan semua
hantu-hantu li mei dan wang liang.
Pada saat kalian telah berhasil mengembangkan Tangan dan Mata ini, semua setan
langit dan kaum eksternal, juga semua hantu li mei dan wang liang akan dijinakkan.
Mereka takluk karena takut kepada Pedang Permata. Tangan dan Mata ini sangat
dahsyat. Jika setan langit dan kaum eksternalis menolak mematuhi perintah, mereka
akan dipotong oleh Pedang Permata!
51. Po Ye Mo Na
PO YE MO NA mempunyai tiga makna. Pertama, “nama terdengar”, karena nama
telah terdengar di seluruh dunia di sepuluh penjuru. Ia juga berarti “pujian
kebahagiaan”, karena Buddha-Buddha dari sepuluh penjuru bergembira memuji
14 87
menikmatinya. Semakin menikmatinya, semakin sering kita datang mendengarkan. Dengan Asal Usul Bumi Dan Manusia Menurut Agama Buddha
Pikiran Yang Tidak Mundur, kita melangkah ke yang ketiga, Tidak Mundur dalam Perbuatan. Oleh: Corneles Wowor, M.A
Perbuatan berarti latihan. Setiap hari kita harus semakin bersemangat dan berenergi.
Dengan menghadirkan hati yang berani dan bersemangat mengembangkan Jalan, kita tidak
mundur di dalam perbuatan. Apabila telah mengembangkan Tangan dan Mata Roda Emas
Yang Tidak Mundur ini, sejak sekarang hingga saat mencapai Kebuddhaan, kalian tidak akan
mengalami kemunduran. Tetapi kalian harus berhasil mengembangkannya!
Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa
47. Phu To Ye Phu To Ye yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya
mahluk-mahluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya); di sana mereka
Kalimat ini dan kalimat berikutnya adalah sama, kecuali untuk suku kata tengahnya. Kata hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang
Sansekerta PHU TO YE PHU TO YE mempunyai arti “yang mengetahui”, dan “yang cerah”. bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka
“Pengetahuan” sejati adalah kebijaksanaan. “Pencerahan” adalah bangun. Kalimat ini
menunjuk kepada ia yang memiliki pengetahuan sejati dan telah bangun.
hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Ini adalah Tangan dan Mata Buddha Peralihan di atas Tahta. Buddha Peralihan adalah Pada waktu itu (bumi kita ini) semuanya terdiri dari air, gelap gulita.
“yang cerah” dan Bodhisattva yang mengembangkan Tangan dan Mata ini dikenal sebagai Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang mau-
“yang mengetahui”. Pada dasarnya, “mengetahui” dan “pencerahan” tidak banyak berbeda pun konstelasi-konstelasi yang kelihatan; siang maupun malam belum ada,
satu sama lain. Pencerahan mengikuti pengetahuan; pengetahuan adalah suatu tingkatan ..... laki-laki maupun wanita belum ada. Mahluk-mahluk hanya dikenal sebagai
yang mendahului pencerahan. Jika orang mengembangkan Tangan dan Mata Buddha
Peralihan di atas Tahta hingga sempurna, ia akan menjadi “ia yang memiliki kebijaksanaan
mahluk-mahluk saja.
sejati”, ia yang dirinya sendiri telah bangun. Dengan mengembangkan tangan dan mata ini, Vasettha, cepat atau lambat setelah suatu masa yang lama sekali
Buddha-Buddha di sepuluh penjuru akan segera datang menggosok kita di atas tahta dan bagi mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam
menganugerahkan kita ramalan Kebuddhaan. air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di permukaan nasi susu masak
Pada waktu mengucapkan nama Buddha, atau menjunjung mantra, atau melakukan yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna,
meditasi Dhyana, pengikut Jalan kadang-kadang dapat merasakan adanya sesuatu di atas
kepala mereka, seperti ada kumbang yang sedang merayap, lari ke depan dan ke belakang.
bau dan rasa. Sama seperti dadi susu atau mentega murni, demikianlah
Tapi jika ia memegang dan menggosok kepalanya, tidak ada apa-apa di sana. warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu.
Saya memberitahu kalian apa yang sebenarnya yang terjadi. Pada waktu itu, para Buddha Kemudian Vasettha, di antara mahluk-mahluk yang memiliki sifat serakah
dari sepuluh penjuru telah datang untuk menggosok kita di atas tahta, dan menganugerahkan (lolajatiko) berkata : 'O apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan
ramalan Kebuddhaan. Tetapi tanpa penembusan Mata Surgawi, orang tidak akan mampu jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keingi-
melihat mereka. Meskipun demikian, Buddha-Buddha dari sepuluh penjuru telah datang
menggosok kita di atas tahta dan memberikan suatu ramalan.
nan masuk dalam dirinya. Mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbua-
Sehingga kalau hal seperti itu terjadi, itu merupakan hasil dari latihan. Namun jangan tannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari ..... mahluk-mahluk itu mulai
sampai hal ini membuat kita menjadi terlalu gembira dan angkuh, dengan berpikir, “Ah, makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut den-
Buddha-Buddha telah datang menggosokku di atas tahta dan memberikan dukungan gan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-
mereka.” mahluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari,
Pikiran yang gembira dan angkuh adalah kemelekatan, dan meskipun itu adalah keadaan
yang baik, jika kita melekat padanya, yang baik itu bisa berubah menjadi buruk.
bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak ..... siang dan ma-
Di dalam gulungan terakhir dari Surangama Sutra, berbagai keadaan yang merupakan lam ..... terjadi. Demikianlah, Vasettha, sejauh itu bumi terbentuk kembali.
hasil mendasar dari latihan telah dijelaskan. Tetapi dengan berpikir bahwa ia telah mencapai Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, me-
suatu keadaan yang baik, seorang pengikut jalan menjadi melekat padanya, dan akibatnya ia makannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang
menjadi salah satu dari pengikut-pengikut yang menyimpang. Ia menjadi dikuasai oleh setan. lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh
Karenanya, di dalam mengembangkan Dharma-Dharma seperti ini, kita harus menjadi
“demikianlah, demikianlah, tanpa goyah”. Keadaan baik maupun keadaan buruk, kita tetap
mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Se-
tidak goyah. Dengan tidak tergoyahkan, kita mendapatkan kekuatan Samadhi, dan dengan bagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk
kekuatan samadhi kita meraih kekuatan kebijaksanaan. Dengan kekuatan kebijaksanaan memiliki tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang memiliki
86 15
bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk 46. Phu Thi Ye Phu Thi Ye
tubuh yang buruk ..... maka sari tanah itupun lenyap ..... ketika sari tanah len- Dua kalimat dari mantra ini mengandung arti “Jalan cerah”. Ia juga berarti “hati yang
yap ..... muncullah tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko). Cara tumbuhnya cerah”. Jika hendak mendapatkan Jalan cerah, pertama-tama kita harus memiliki hati yang
seperti cendawan ..... Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup den- cerah. Tanpa hati yang cerah, orang tidak akan dapat mengembangkan Jalan cerah. Pengikut
Jalan harus pertama-tama memiliki hati yang sadar sejati dan kemudian ia akan dapat
gan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung
mengembangkan dan menyadari Jalan cerah.
demikian dalam masa yang lama sekali ..... (seperti di atas). Sementara Dua kalimat mantra ini adalah Tangan dan Mata Roda Emas Yang Tidak Mundur; ini
mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan adalah hati Bodhi yang tidak pernah mundur. Dari sejak sekarang, hingga ke masa kita
congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. Selanjutnya mencapai Kebuddhaan, hati Bodhi yang telah kita tanam akan tumbuh semakin hebat setiap
tumbuhan menjalar (badalata) muncul ..... warnanya seperti dadi susu atau hari dan tidak pernah mundur atau berbalik arah. Karena hati Bodhi tidak mundur, kita akan
segera menyadari buah Kebuddhaan. Jika hati Bodhi mundur, menyeleweng, maka kita akan
mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni .....
mencapainya dengan lebih lambat.
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbu- Pengikut Jalan harus lebih bersemangat setiap hari; setiap hari hati Bodhi kita harus
han menjalar itu ..... maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan menjadi lebih kuat. Jangan mundur atau salah menempatkannya. Sebagai contoh, ketika
bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan se- mendengarkan Sutra, orang harus menganggap sutra-sutra itu sulit sekali dijumpai.
bagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki Perkumpulan Dharma adalah sangat langka. Meskipun yang satu ini tampak biasa saja, jika
kita mau berhenti dan merenungkannya, sungguh menakjubkan sekali. Di mana lagi di dunia
bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh
ini yang memiliki perkumpulan Dharma sesemangat ini setiap hari berkumpul mendengarkan
buruk ..... Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga Dharma? Di mana lagi Dharma mengalir seperti air, seperti sungai yang mengalir terus-
menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itu pun lenyap. menerus?
Kemudian, Vasettha, ketika tumbuhan menjalar lenyap ..... muncullah Setelah menemukan Dharma, orang harus menentukan waktu untuk datang dan
tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, mendengarkan Dharma, sesibuk apapun ia, tanpa menghiraukan siapa yang sedang
menyampaikan ceramah. Dan jangan membuat perbedaan antara pembicara yang “baik” dan
harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan
yang “rendah” dengan hanya datang mendengarkan pembicara yang “baik”. Jika terus
dan membawanya untuk makan malam, pada keesokkan paginya padi itu te- mendengarkan, cepat atau lambat, siapapun yang memberikan ceramah, suatu kali orang
lah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan akan mendengar prinsip sejati muncul.
dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut te- Tidak perduli siapapun yang memberikan ceramah, kalian harus datang mendukung
lah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul. perkumpulan Dharma. Karena terdapat ceramah tujuh malam selama seminggu, kalian harus
datang tujuh malam seminggu. Jangan malas! Pintu Dharma ini sukar ditemukan dalam
Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari
bermilyar tahun. Setelah menemukannya, kita harus mencapai kemajuan yang luar biasa.
alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi terse- Kemajuan yang hebat adalah “Hati Bodhi Yang Tidak Mundur”.
but, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Ber- Terdapat tiga tingkatan “tidak mundur”. Yang pertama adalah Tidak Mundur dalam
dasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh Tingkatan. Orang yang telah memastikan buah Kearhatan, tidak akan mundur ke keadaan
mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk mereka nampak lebih je- orang biasa. Jika telah memastikan buah Bodhisattva, ia tidak akan mundur ke keadaan
Arhat. Jika telah memastikan tingkatan buah Buddha, ia tidak akan mundur ke keadaan
las. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki
Bodhisattva – kecuali ia sendiri yang menghendakinya. Sebagai contoh, jika ia berkata, “
nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memper- Karena sekarang telah memastikan buah Buddha, saya akan muncul dalam bentuk seorang
hatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan bhiksu untuk mengajar dan menyeberangkan makhluk hidup,” itu boleh-boleh saja.
keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu Yang kedua adalah Tidak Mundur dalam Pikiran. Pengikut Jalan kadang-kadang bisa
sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh berpikir, “Belajar Buddhadharma itu membosankan! Saya tidak akan berlatih lagi, saya tidak
akan pergi mendengarkan ceramah lagi.”
mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut, mereka melakukan
Ini adalah kemunduran dalam pemikiran. Jika kita mundur dalam pemikiran, rintangan
hubungan kelamin. setan muncul, karena hanya setan yang bergembira kalau kita mundur. Begitu mencapai
tingkatan Tidak Mundur dalam Pikiran, semakin mendengarkan Buddhadharma, semakin kita

16 85
kejadian itu, saya memilih mengambil jalan darat, juga saya menjadi jarang sekali Kiamat : Versi Buddhis
menyembuhkan penyakit orang. Oleh: Corneles Wowor, M.A.
Menyembuhkan penyakit adalah suatu cara yang baik untuk menyambung persahabat-an.
Tapi juga mudah sekali mengakibatkan kebencian di antara setan-setan. Ia punya sisi baik
dan buruk. Jika kita dapat menjadi tanpa suatu diri, orang lain, makhluk hidup, atau suatu
lingkaran kehidupan – kosong dari tanda-tanda ini – maka kita dapat melakukannya. Namun
jika kita tidak mampu mengosongkan diri dari empat tanda itu, mudah sekali kita tertangkap
Pada suatu ketika bumi kita ini akan hancur lebur dan tidak ada. Tapi
oleh rintangan setan. Membangun hubungan dengan cara menyembuhkan penyakit adalah hancur leburnya bumi kita ini atau kiamat bukanlah merupakan akhir dari ke-
persoalan yang tidak sederhana. hidupan kita. Sebab seperti apa yang telah diuraikan di halaman terdahulu,
43. Sa La Sa La bahwa di alam semesta ini tetap berlangsung pula evolusi terjadinya bumi.
Kalian dengar tidak suaranya? SA LA SA LA! Sangat nyaring! Ia berarti “kekuatan yang Lagi pula, bumi kehidupan manusia bukan hanya bumi kita ini saja tetapi ada
kokoh”. SA LA SA LA adalah kekuatan yang sedemikian kuat sehingga tidak ada yang dapat banyak bumi lain yang terdapat dalam tata surya - tata surya yang tersebar di
merusaknya. Kekuatan yang kokoh ini dapat menghancurkan dan menaklukkan semua setan- alam semesta ini.
setan langit dan kaum eksternalis. Ini adalah Tangan dan Mata Alu Vajra yang digunakan Kiamat atau hancur leburnya bumi kita ini menurut Anguttara Nikaya,
untuk menaklukkan dan mengalahkan semua setan yang penuh kebencian.
44. Si Li Si Li Sattakanipata diakibatkan oleh terjadinya musim kemarau yang lama sekali.
Selanjutnya dengan berlangsungnya musim kemarau yang panjang ini mun-
SI LI SI LI mempunyai tiga makna. Yang pertama artinya “bertekad”, seperti tekad di
medan perang; jika orang bertekad ia akan menang dan tidak pernah kalah. Arti kedua adalah
cullah matahari yang kedua, lalu dengan berselangnya suatu masa yang lama
“luhur”. Sangat baik dan luar biasa karena, sekali lagi, hanya ada kemenangan, tak pernah matahari ketiga muncul, matahari keempat, matahari kelima, matahari keenam
ada kekalahan. Yang ketiga, artinya “mulia”. Karena bertekad, orang jaya, dan karenanya dan akhirnya muncul matahari ketujuh. Pada waktu matahari ketujuh muncul,
semua menjadi mulia. bumi kita terbakar hingga menjadi debu dan lenyap bertebaran di alam seme-
Saya telah memberitahu muridku, bahwa ke mana pun mereka pergi mereka hanya sta.
dibolehkan untuk menang, tidak boleh sekali-kali kalah. Jika mereka kalah, mereka tidak boleh
kembali dan berjumpa denganku lagi. Apa gunanya menjadi pecundang seperti itu? Memang
Pemunculan matahari kedua, ketiga dan lain-lain bukan berarti
tidak ada apa-apanya, melainkan, seperti yang dikatakan orang di Kanton, cuma “kulit air”. Di matahari-matahari itu tiba-tiba terjadi dan muncul di angkasa, tetapi matahari-
Tiongkok Utara kami menyebutnya “kantong rumput”, kantong yang digunakan untuk matahari tersebut telah ada di alam semesta kita ini. Dalam setiap tata surya
menyimpan padi yang lembut dan lemah dan tak ada gunanya. Jadi ingatlah ini : siapapun terdapat matahari pula.
yang ingin menjadi muridku harus selalu menjadi pemenang dan memiliki kekuatan sekokoh Menurut ilmu pengetahuan bahwa setiap planet, tata surya, dan galaxi
Alu Vajra! Tidak diperbolehkan ada yang menjadi kulit air atau kantong rumput!
SI LI SI LI adalah Tangan Telapak Terpaut yang membuat orang menjadi baik dan penuh
beredar menurut garis orbitnya masing-masing. Tetapi kita sadari pula, karena
hormat kepada yang lain. Tapi kalian harus sungguh-sungguh menjadi pemenang, mulia, dan banyaknya tata surya di alam semesta kita ini, maka pada suatu masa garis
memiliki hati yang teguh. Tidak ada gunanya cuma membicarakannya; kalian harus edar tata surya kita akan bersilangan dengan garis orbit tata surya lain, se-
melaksanakannya. hingga setelah masa yang lama ada tata surya yang lain lagi yang bersilangan
45. Su Lu Su Lu orbitnya dengan tata surya kita. Akhirnya tata surya ketujuh menyilangi garis
SU LU SU LU adalah “embun manis”. Ini merupakan Tangan dan Mata Embun Manis. orbit tata surya kita, sehingga tujuh buah matahari menyinari bumi kita ini.
Embun manis mempunyai banyak sekali manfaat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ia Baiklah kita ikuti uraian tentang kiamat yang dikhotbahkan oleh Sang Buddha
dapat membuat semua hantu kelaparan menjadi kenyang dan membuat orang mencapai kepada para bhikkhu :
kualitas “seperti yang engkau kehendaki”. Ia melenyapkan rasa lapar dan haus,
mendatangkan kemuliaan, dan banyak sekali keuntungan yang lain. Bhikkhu, akan tiba suatu masa setelah bertahun-tahun, ratusan tahun,
Embun manis juga disebut obat kematian. Apabila meminumnya, orang yang sudah ribuan tahun, atau ratusan ribu tahun, tidak ada hujan. Ketika tidak ada hujan,
sekarat akan hidup kembali. Namun tidaklah mudah mendapatkan embun manis. Jika maka semua bibit tanaman seperti bibit sayuran, pohon penghasil obat-
mendapatkan sedikit saja, dan meminumnya, maka meskipun tadinya orang sudah harus obatan, pohon-pohon palem dan pohon-pohon besar di hutan menjadi layu,
segera mati, ia tetap hidup. kering dan mati .....
84 17
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir tulus dengan Mantra Welas Asih Agung, walaupun meminumnya ia tidak akan sembuh. Jika
masa yang lama, matahari kedua muncul. Ketika matahari kedua muncul, orang itu tulus terhadap mantra dan tidak berlatih, ia boleh meminumnya dan tetap sembuh.
Mereka yang memiliki rintangan karma berat boleh meminum air itu, tapi air itu tidak akan
maka semua sungai kecil dan danau kecil surut, kering dan tiada ..... punya cukup potensi untuk menyembuhkan penyakit mereka. Mereka yang punya rintangan
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir karma ringan boleh meminum Air Welas Asih Agung dan mendapatkan kekuatan yang luar
masa yang lama, matahari ketiga muncul. Ketika matahari ketiga muncul, biasa. Kekuatan apa? Kekuatan yang diperoleh dari pengucapan Mantra Welas Asih Agung
maka semua sungai besar, yaitu sungai Gangga, Yamuna, Aciravati, Sarabhu yang tanpa henti, yang menciptakan suatu kekuatan dari Jalan – mau mendengarkan dan
dan Mahi surut, kering dan tiada ..... kemanjuran; ini akan menyembuhkan penyakit.
Sehingga apapun keadaannya, terdapat berbagai jenis sebab dan kondisi yang
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir menentukan keberhasilan mantra ini. Jangan pikir, “Saya mengembangkan Tangan Mangkok
masa yang lama, matahari keempat muncul. Ketika matahari keempat muncul, Permata dan saya memantrai Air Welas Asih Agung, lalu mengapa tidak manjur?”
maka semua danau besar tempat bermuaranya sungai-sungai besar, yaitu Bukan karena Air Welas Asih Agung tidak manjur, itu semua cuma karena diri sendiri
danau Anotatta, Sihapapata, Rathakara, Kannamunda, Kunala, Chaddanta, kurang memiliki keahlian yang diperlukan untuk mendapatkan kemanjurannya.
dan Mandakini surut, kering dan tiada ..... Ada pemeluk agama eksternal yang menggunakan Mantra Welas Asih Agung untuk
menyembuhkan penyakit dengan sangat berhasil. Mengapa bisa begitu manjur? Ini karena
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir setan-setan langit membantu pemeluk agama eksternal itu agar orang boleh menaruh
masa yang lama, matahari kelima muncul. Ketika matahari kelima muncul, kepercayaan pada mereka, dan dapat dengan mudah ditarik ke dalam tingkatan setan-setan
maka air maha samudra surut 100 yojana*, lalu surut 200 yojana, 300 yojana, langit. Meskipun Dharma yang dikembangkan sama, keadaan di sekeliling sangat berbeda.
400 yojana, 500 yojana, 600 yojana dan surut 700 yojana. Air maha samudra Menyembuhkan penyakit dengan Air Welas Asih Agung adalah salah satu cara untuk
tersisa sedalam tujuh pohon palem, enam, lima, empat, tiga, dua pohon mempraktekkan Jalan Bodhisattva. Namun jika untuk melaksanakan Jalan Bodhisattva,
pertama-tama perilaku dan tindakan Bodhisattva itulah yang harus dikembangkan. Kita harus
palem, dan hanya sedalam sebatang pohon palem. Selanjutnya, air maha memiliki hati yang tidak mempunyai suatu “diri” atau “orang lain”, dan tidak meninggalkan
samudra tersisa sedalam tinggi tujuh orang, enam, lima, empat, tiga, dua dan suatu tanda diri, tanda orang lain, tanda makhluk hidup, dan tanda lingkaran kehidupan.
hanya sedalam tinggi seorang saja, lalu dalam airnya setinggi pinggang, set- Jangan sampai mempunyai pikiran, “Saya dapat menyembuhkan penyakit orang lain, dan
inggi lutut, hingga airnya surut sampai sedalam tinggi mata kaki. dengan mengucapkan Mantra Welas Asih Agung saya mendapatkan sambutan yang luar
Para bhikkhu, bagaikan di musim rontok, ketika terjadi hujan dengan biasa.”
Jika pikiran seperti itu muncul, artinya terdapat kemelekatan. Dan dengan memiliki
tetes air hujan yang besar, mengakibatkan ada lumpur di bekas tapak-tapak kemelekatan, rintangan setan akan menghadang di tengah jalan. Bahkan meskipun tanpa
kaki sapi, demikianlah dimana-mana air yang tersisa dari maha samudra pikiran seperti itu, sangat mudah sekali berhadapan dengan rintangan setan tatkala kita
hanya bagaikan lumpur yang ada di bekas tapak-tapak kaki sapi. sedang melaksanakan Dharma ini, karena pada umumnya penyakit diakibatkan oleh karma
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir atau oleh setan.
masa yang lama, matahari keenam muncul. Ketika matahari keenam muncul, Jika sakit itu diakibatkan oleh karma, tidak ada masalah jika kita menyembuhkannya.
Namun jika sakit itu disebabkan oleh suatu setan dan seseorang menyembuhkannya, setan
maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung, menge- itu bisa datang mencari, memeranginya. Jika kekuatan Jalan yang dimilikinya tidak cukup kuat
luarkan, memuntahkan dan menyemburkan asap. Para bhikkhu, bagaikan – ia tidak memiliki apa-apa untuk diucapkan – ia kemungkinan besar akan ditarik ke alam
tungku pembakaran periuk yang mengeluarkan, memuntahkan dan menyem- setan. Jika orang itu memiliki kekuatan Jalan dan menciptakan pertalian dengan setan, maka
burkan asap, begitulah yang terjadi dengan bumi ini. setan itu akan terus berusaha mencari kesempatan untuk datang menaklukkannya dalam
Demikianlah, para bhikkhu, semua bentuk (sangkhara) apa pun pertempuran.
Saya dulu suka menyembuhkan penyakit. Jika ada orang yang sakit saya pasti akan
adalah tidak kekal, tidak abadi atau tidak tetap. Janganlah kamu merasa puas berusaha menyembuhkannya. Tetapi kemudian, saya berhadapan dengan rintangan setan
dengan semua bentuk itu, itu menjijikkan, bebaskanlah diri kamu dari semua yang cukup besar. Di Mancuria, setan laut yang aneh mencoba menghanyutkanku. Mereka
hal. tidak berhasil, tetapi lima puluh hingga enam puluh orang mati di dalam luapan air yang
Para bhikkhu, selanjutnya akan tiba suatu masa, suatu waktu di akhir mereka ciptakan, dan hampir delapan ratus rumah hancur.
masa yang lama, matahari ketujuh muncul. Ketika matahari ketujuh muncul, Kemudian, ketika saya sedang dalam perjalanan dari Tien-sin ke Shanghai, monster laut
itu mencoba membalikkan perahu, dan nyaris saja saya menjadi makanan ikan. Sejak
18 83
Pengembangan Empat Puluh Dua Tangan dan Mata disebut “pelaksanaan Dharma”. “Seperti maka bumi ini dengan gunung Sineru sebagai raja gunung-gunung terbakar,
kehendakmu” mempunyai arti selaras dengan jalan yang kita inginkan dalam hati kita. menyala berkobar-kobar, dan menjadi seperti bola api yang berpijar. Cahaya
Menyempurnakan pengembangan Tangan dan Mata, berarti “selaras dengan hati kita, sesuai
dengan kehendak kita”.
nyala kebakaran sampai terlihat di alam Brahma, demikian pula dengan debu
“Pelaksanaan Dharma tidak terpisah dari saya” artinya dalam berlatih adalah diri sendiri asap dari bumi dengan gunung Sineru tertiup angin sampai ke alam Brahma.
yang harus berlatih. Orang harus melakukannya sendiri. Jika saya mengembangkan Dharma, Bagian-bagian dari puncak gunung Sineru setinggi 1, 2, 3, 4, 5 ratus
Dharma tidak terpisah dari saya dan saya tidak terpisah dari Dharma. Dharma dan saya yojana terbakar dan menyala ditaklukkan oleh amukan nyala yang berkobar-
adalah satu. Lalu, di sana tidak ada Dharma maupun saya, dan dua kemelekatan pada diri kobar, hancur lebur. Disebabkan oleh nyala yang berkobar-kobar bumi dengan
dan Dharma adalah kosong. Tidak terdapat kemelekatan pada diri dan tidak ada kemelekatan
pada Dharma. Itulah yang dimaksud dengan “tidak terpisah dari saya”.
gunung Sineru hangus total tanpa ada bara maupun abu yang tersisa. Bagai-
Tangan dan Mata Jade, jika dikembangkan, dapat membuat semua makhluk hidup kan mentega atau minyak yang terbakar hangus tanpa sisa. Demikian pula
mematuhi perintah kita. Mereka akan berlatih sesuai dengan Dharma apapun yang kita bumi maupun debu tidak tersisa sama sekali.
nyatakan pada mereka untuk dikembangkan, dengan patuh sekali.
42. Hu Lu Hu Lu Si Li Catatan
HU LU HU LU SI LI berarti “melaksanakan Dharma tanpa pemikiran”, dan juga *) Yojana adalah semacam ukuran yang ada di masa Sang Buddha yang
“melaksanakan Dharma dengan bahagia”. “Seperti kehendakmu” dalam HU LU HU LU MO LA jauhnya kira-kira 7 mil.
masih mempertahankan “kehendak” atau “pikiran”. Dengan HU LU HU LU SI LI, tidak secuil
pemikiran pun yang muncul saat melaksanakan Dharma. Jika masih ada secuil pemikiran,
maka itu adalah pikiran yang salah. Tanpa pemikiran, pikiran yang salah juga tidak ada. Dan
karena tidak terdapat pikiran yang salah, kita dapat “melaksanakan Dharma dengan bahagia”,
dan menjadi ia yang “memperhatikan dengan penuh kebahagiaan”, yaitu, Bodhisattva Yang
Mendengarkan Suara Dunia dengan penuh Kebahagiaan.
Kalimat dari mantra ini adalah Tangan Mangkok Permata, yang ketiga dari Empat Puluh
Dua Tangan. Tangan dan Mata ini dapat menyembuhkan makhluk hidup dari penderitaan
yang disebabkan oleh penyakit.
Kita pernah mendengar orang yang telah pergi meninggalkan rumah, memantrai secangkir
Air Welas Asih Agung dan memberikannya pada orang yang sakit untuk diminum. Setelah
diminum, kadang-kadang penyakit orang itu sembuh, kadang-kadang tidak. Ini tergantung
kepada sebab dan kondisi. Apabila kondisinya tepat, dengan meminum Air Welas Asih Agung,
orang itu kemungkinan besar akan sembuh, dan kemudian menjadi percaya pada Bodhisattva
Yang Mendengarkan Suara Dunia. Apabila tidak sembuh, ia mungkin tidak mempercayainya.
Yang sebenarnya adalah – saya hendak mewariskan suatu Dharma pada semua – dalam
memberi kekuatan pada Air Welas Asih Agung, kita tidak perlu membaca habis seluruh
Mantra Welas Asih Agung. Cukup dengan mengucapkan HU LU HU LU SI LI. Ucapkanlah tiga
kali ke permukaan air. Berikan kepada orang yang sakit untuk diminum, dan penyakitnya akan
segera sembuh.
Ada kalanya, orang sakit itu tidak sembuh, ada kalanya juga ia langsung sembuh.
Semuanya tergantung kepada pertalian hubungan antara orang yang membaca mantra
dengan orang yang sakit. Apabila terdapat suatu pertalian antara orang yang memantrai air
suci dengan orang yang sakit, jika ia meminum Air Welas Asih Agung itu, ia akan sembuh.
Jika tidak terdapat suatu pertalian hubungan seperti itu, ia boleh meminumnya, tapi ia tidak
akan mempunyai keyakinan di dalamnya, dan karenanya tidak akan sembuh.
Secara umum, terdapat berbagai kondisi yang membangun landasan hubungan Dharma.
Jika orang tulus dan berlatih, ia boleh meminumnya lantas sembuh. Jika ia berlatih tetapi tidak

82 19
Bagaimana Mengajarkan Agama Buddha Kepada Anak Dua Tangan ditulis sebagai nama dari Empat Puluh Dua Bodhisattva. Itu salah. Empat Puluh
Dua Tangan semuanya dikembangkan oleh Bodhisattva. Siswa-siswa Buddhadharma harus
mengingat hal ini, dan tidak membuat pernyataan yang tidak didasarkan pada kenyataan
sebenarnya. Dalam menjelaskan Buddhadharma, kita harus memiliki landasan yang kokoh
berkenaan dengan apa yang dikatakan, atau kalau tidak, apa yang kita katakan hanya akan
Eko:"Wah, pusing nih, besok kalau gue meninggal kayaknya kagak salah.
disembahyangi nih, habis pegang hio, pasang foto gue dibilangin sama anak AH LA SEN adalah Tangan dan Mata Buddha Peralihan yang dikembangkan Bodhisattva.
tidak boleh" “Bodhisattva yang mana?” mungkin ada yang bertanya seperti itu.
Sue: "Bukan loe aja, kalau bini gua beli banyak buah-buahan buat Ia bukan Bodhisattva tertentu. Siapapun yang mengembangkan Empat Puluh Dua Tangan
dan Mata adalah Bodhisattva itu. Siapapun yang tidak mengembangkannya bukan
sembahyang, anak gue kagak ada satupun yang mau makan, katanya nggak Bodhisattva itu. Jika ada diantara kalian yang mengembangkan Empat Puluh Dua Tangan dan
boleh karena bekas sembahyang. Jadi daripada mesti buang, akhirnya beli Mata dan berhasil, maka ia dapat memastikan pencapaian tingkatan Bodhisattva.
seadanya saja" FO LA SE LI bermakna, “benih cerah jasmani”. Ini adalah Tangan dan Mata Tasbih
Sugi:"Itu mah belum parah, yang parah tuh kalau gue lagi sembahy- Pengucapan yang dikembangkan oleh Bodhisattva. Pada saat Bodhisattva mengembangkan
ang leluhur dibilangin lagi sembah berhala, entar bisa jatuh ke Neraka" Tangan dan Mata ini, para Buddha di sepuluh arah akan segera datang untuk meramalkan
keadaannya dan membawa dia ke sepuluh arah untuk menyadari Kebuddhaan.
Contoh pembicaraan di atas adalah cuplikan yang tidak jarang kita 39. Fa Sa Fa Sen
dengar, saat kita melayat di rumah duka. Apakah hanya sebatas itu yang
FA SA FA SEN artinya “kata-kata yang menggembirakan, senyum yang menggem-
Anda harapkan dari anak Anda? Apakah Anda takut tidak ada yang menyem-
birakan”. Ini tiada lain tiada bukan, gembira dalam berkata-kata, sangat gembira bahkan. Ia
bah-yangkan sesudah Anda meninggal, atau sekadar ingin dia hanya ikut juga mempunyai arti “pahlawan agung” dan “ksatria tanpa tandingan”. Inilah tiga arti yang
pasang-pasang hio, dan sebagainya. dikandungnya.
Tidak demikian, sesungguhnya yang kita inginkan adalah agar FA SA FA SEN adalah Tangan dan Mata Busur Permata. Dengan mengembangkan-nya,
anak kita dapat tumbuh menjadi anak yang baik, berbakti, pintar, ber- untuk orang yang berumahtangga, ia akan mendapatkan jabatan tinggi; untuk orang yang
telah meninggalkan rumah, ia boleh memastikan buah Kearhatan.
moral, mempunyai ketahanan yang baik dalam menghadapi segala jenis
40. Fo La Se Ye
masalah hidup, dan sebagainya. Aspek spiritual adalah aspek yang san-
gat mendasar dan paling penting dalam kehidupan baik bagi Anda mau- Sebelumnya, di dalam FO LA SE YE, SE YE mempunyai arti “benih jasmani”. Di dalam FO
LA SE YE, SE YE artinya “gajah”. Pada saat hati kita telah cerah, kita adalah Pangeran
pun anak anda. Gajah, atau dengan kata lain Pangeran Dharma. Kita bisa menjadi Raja Dharma tertinggi dari
Masalah yang diungkapkan di atas, jika diartikan secara lebih khusus pintu Dharma. Secara umum, kalimat ini berarti “pangeran gajah yang paling mulia dengan
adalah, "Bagaimana orangtua Buddhis dapat mengajarkan ajaran Buddha hati yang sudah cerah”.
dengan baik kepada anak-anaknya?" Pada kenyataaannya, aspek ini ham- Kalimat FO LA SE YE menyatakan tubuh sejati Buddha Amitabha. Buddha Amitabha
pir terabaikan begitu saja. Bandingkan dengan para orangtua dari non- adalah guru dari Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia. Karena Bodhisattva juga
menghormati gurunya, ia memberi hormat padanya saat mengucapkan Mantra Welas Asih
Buddhis, yang sejak kecil anaknya sudah dibaptis ataupun dipermandi- Agung. Dalam kalimat ini, Buddha Amitabha memancarkan cahaya untuk menerangi siapapun
kan menjadi pengikut agama yang telah diyakini oleh orangtuanya. yang menjunjung mantra ini.
Orangtua Buddhis cenderung bersifat acuh tak acuh, dan dengan argu- FO LA SE YE adalah Tangan dan Mata Teratai Ungu. Di dalam Empat Puluh Dua Tangan
men bahwa biarlah kelak dia bisa memilih agamanya sendiri, yang dan Mata terdapat Tangan dan Mata Teratai Putih, Tangan dan Mata Teratai Biru, Tangan
penting semua agama sama, mengajarkan kebaikan. Apakah benar dan Mata Teratai Ungu, dan Tangan dan Mata Teratai Merah. Jika orang mengem-bangkan
Tangan dan Mata ini, ia bisa bertemu dengan para Buddha dari sepuluh penjuru. Untuk
demikian? alasan ini, Tangan dan Mata Teratai Ungu penting sekali.
Artikel ini dimaksudkan untuk dapat menjadi bahan perenungan bagi 41. Hu Lu Hu Lu Mo La
para orangtua Buddhis, yang sebagian disadurkan dari buku "How To Teach
HU LU HU LU MO LA berarti “melaksanakan Dharma seperti kehendakmu”. Artinya juga
Buddhism to Children", Bodhi Leaves No.B.9. 1961, BPS, Sri Lanka (edisi “pelaksanaan Dharma tidak terpisah dari saya”. Ini adalah Tangan dan Mata Jade.

20 81
atas tubuh, barangkali. Itu tidak dibolehkan. Kita harus membuat sumpah yang jelas, rinci, apa ke-2, tahun 1975), karangan Dr. Helmuth Klar. Dari tahun penerbit dapat
akibatnya di masa sekarang dan masa yang akan datang. diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya masalah ini telah lama men-
Untuk masa lalu, lupakan saja, apakah kita telah berusaha atau berlatih. Apa yang akan
kita lakukan di masa yang akan datang? Setiap dan masing-masing dari kita harus membuat
jadi topik yang begitu diperhatikan oleh para bhikkhu dan para pengikut
sumpah. Semakin agung sumpah yang dinyatakan sekarang, dalam keadaan ini, semakin Buddhisme di Srilangka maupun di dunia Barat.
besar manfaatnya di masa yang akan datang. Jika kekuatan sumpah dipusatkan di dalam Dalam makalahnya, Dr. Helmuth Klar berbagi pengalaman praktik
pori-pori rambut, sumpah itu juga dapat dinyatakan di dalam pori-pori rambut! dengan anaknya sendiri dan juga dengan anak-anak Barat lainnya, karena
Sumpah adalah janji yang khidmat, dan semua yang mempelajari ajaran Sang Buddha beliau tidak ingin berteori saja. Namun banyak sekali manfaat yang kita dapat-
harus membuatnya. Sumpah itu penting, karena tanpanya kita akan kehilangan arah. Sama
seperti berjalan tanpa tahu akan ke mana, atau apakah jalan yang ditempuh telah benar. Jika
kan dari pengalamannya tersebut.
kita bersumpah, kita memiliki pemandu jalan yang akan menunjukkan arah perjalanan. Jika kita berada di negara Buddhis, di tengah-tengah tradisi Bud-
Mengapa semua Buddha dan Bodhisattva membuat sumpah saat sedang mengembang- dhis yang telah berabad-abad lamanya, posisi seorang anak Buddhis
kan Jalan? Itu karena, sekali orang membuat sumpah, ia bisa menyesuaikan dirinya dengan jauh lebih mudah. Namun tidak demikian dengan di Indonesia, di mana
sumpah itu. Misalnya saja, Bodhisattva Penyanggah Bumi membuat beberapa sumpah. Ia Buddhis merupakan minoritas dan dikelilingi oleh berbagai agama lain,
bilang :
Jika neraka belum kosong, aku bersumpah tidak akan menjadi Buddha; Jika semua
sehingga dapatlah dimengerti peran orangtua merupakan faktor yang
makhluk telah diselamatkan, hanya pada saat itu akan kupastikan pencapaian Bodhi. terpenting dalam menanamkan keyakinan pada anaknya.
Kekuatan sumpahnya sungguh luar biasa! Kita juga harus membuat sumpah. Setiap dari kita Dan perlu disadari penanaman keyakinan pada anak kita secara
harus membuat sumpah sesuai dengan apa yang akan kita lakukan. otomatis akan berkaitan dengan cara hidup yang benar. Tanamkan keyakinan
38. Ah La Sen Fo La Se Li pada anak Anda sejak kecil mengenai kebesaran dan keagungan Sang Bud-
AH LA SEN mempunyai arti “Raja Pemutar Roda Dharma”. Ini adalah Raja Dharma yang dha.
memutar Roda Dharma, terus-menerus membabarkan Dharma Wadah Agung yang ajaib. Suatu ide yang sangat penting, bila sejak kecil anak-anak harus dilatih
Doktrin yang dijelaskan tatkala kita sedang membabarkan Dharma ini adalah sangat dalam,
untuk yakin akan keagungan dan kemuliaan Sang Buddha. Penggunaan
halus, dan ajaib. Yang lain tidak dapat menyatakan Dharma yang sehalus dan sedalam itu,
namun kita dapat menjelaskannya dengan rinci. Itulah yang dimaksud oleh kalimat dari patung ataupun gambar Sang Buddha adalah suatu ide yang bagus untuk
mantra ini. Ini adalah Tangan dan Mata Buddha Peralihan. Dharma ini harus dikembangkan, mengajarkan anak kita memberikan penghormatan kepada Sang Buddha, se-
karena dengan mengembangkannya, dalam setiap kehidupan kita akan dilahirkan di dekat bagai guru yang agung untuk manusia. Jelaskan bahwa itu bukanlah penyem-
para Buddha dan dapat mengikuti mereka. bahan berhala seperti yang sering diajarkan oleh para pendidik agama non-
Terdapat juga orang lain yang menjelaskan Mantra Welas Asih Agung ini. Misalnya saja,
Buddhis yang mengharuskan anak kita mengikuti pelajaran agamanya di se-
terdapat seorang Guru Dharma yang telah mengambil setiap Tangan dan Mata dan
menjelaskannya sebagai suatu Bodhisattva. Misalnya, ia mengatakan bahwa Tangan dan kolah yang berada dalam naungan suatu agama tertentu. Penggunaan patung
Mata Buddha Peralihan di atas Tahta adalah Tangan dan Mata Bodhisattva Buddha Peralihan Buddha sebagai objek konsentrasi penghormatan kepada Sang Buddha akan
di atas Tahta. Perbedaan dua istilah ini cuma setipis sehelai rambut tapi hasilnya bisa terpisah menjadi lebih efektif mengingatkan kita kepda Sang Guru Agung dibandingkan
ribuan mil. Mengapa? Karena tidak ada Bodhisattva seperti itu. Bacalah seluruh Tripitaka simbol-simbol lain. Ibarat seseorang menyimpan foto orangtuanya akan me-
kalau mau, dari awal hingga akhir, dan tidak akan ditemukan Bodhisattva bernama “Buddha
mudahkan dia untuk mengingat sifat-sifat luhur orangtua dibandingkan dengan
Peralihan di atas Tahta”.
Orang boleh mengatakannya sebagai Tangan dan Mata Buddha Peralihan di atas Tahta barang-barang yang langsung pernah diberikan kepadanya.
yang dikembangkan oleh Bodhisattva, tetapi jangan menyebutnya sebagai Bodhisattva Demikian juga penghormatan terhadap anggota Sangha dengan ber-
Tangan dan Mata Buddha Peralihan di atas Tahta. Menyebutnya seperti itu, akan merupakan sujud ataupun bernamaskara, perlu dijelaskan bahwa itu merupakan cara pen-
suatu kesalahan besar. Kita tidak bisa bilang, “Ini adalah Tangan dan Mata Bodhisattva ghormatan yang tidak lain seperti penghormatan pada tradisi-tradisi lain, dan
Mangkok Permata”, kita hanya dapat mengatakan, “Ini adalah Tangan dan Mata Mangkok
bukanlah menyembah orangnya.
Permata yang dikembangkan oleh Bodhisattva.”
Mangkok permata, dengan kata lain, bukanlah nama Bodhisattva. Di dalam komentar Aspek filsafat dari Buddhisme yang cenderung terlalu dalam untuk
mengenai Mantra Welas Asih Agung yang akhir-akhir ini datang dari Hong Kong, Empat Puluh dimengerti anak-anak dapat dituangkan dalam upacara-upacara sederhana

80 21
yang lebih praktis untuk anak-anak. Latihlah anak-anak untuk melakukan bodoh dan lamban, tapi ia selalu berbuat selaras dengan kaidah. Banyak terdapat orang
upacara-upacara sederhana seperti persembahan air, dupa, lilin, ataupun seperti itu.
Dalam mengamati orang lain, kita akan melihat apakah kita, diri kita sendiri, memiliki
bunga di altar patung/gambar Sang Buddha. Bahkan perlu juga dijelaskan se- kebijaksanaan atau tidak. Jika memiliki kebijaksanaan sejati, kita tidak akan dikendalikan oleh
cara seder-hana arti dari per-sembahan-persembahan tersebut. Dengan orang lain menuju kebodohan; jika tidak memiliki kebijaksanaan, kita akan dibawa ke jurang
demikian akan mengembangkan kebiasaan menghormat dan merenungkan kebodohan. Demikian juga dengan kebijaksanaan dan hal-hal yang lain.
sifat-sifat mulia Sang Buddha sejak kecil. Kebijaksanaan dan kebodohan memiliki hubungan langsung. Tiadanya kebodohan adalah
Memberikan visudhi kepada anak juga merupakan suatu hal yang kebijaksanaan, dan tiadanya kebijaksanaan adalah kebodohan. Kebodohan sendiri adalah
kebijaksanaan dan kebijaksanaan adalah kebodohan. Mengapa bisa begitu? Kebijaksanaan
sangat baik untuk mempertebal keyakinan kepada Buddha, Dhamma, dan kebodohan adalah satu. Jika kita mampu memanfaatkannya, itu adalah kebijaksanaan;
dan Sangha. jika tidak, itu adalah kebodohan.
Memberikan contoh yang baik Contohnya, jika kita memungut pedang kebijaksanaan, itulah kebijaksanaan; jika
Cara penanaman keyakinan sesungguhnya sangat tergantung pada melepaskannya jatuh, itu adalah kebodohan. Mereka bukanlah dua hal; hanya ada satu. Jadi
usia anak-anak kita, namun satu hal yang pasti dan paling penting adalah bila jangan bilang bahwa kalian akan mencari kebijaksanaan dan membuang kebodohan. Bukan
demikian cara kerjanya. Ini cuma masalah “membalik”.
orangtuanya hidup sesuai Dhamm. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa anak- Katakanlah telapak tangan adalah kebijaksanaan dan punggung tangan adalah
anak cenderung akan mengikuti apa yang dilihat dan didengarnya saat itu kebodohan. Jika orang mencoba menggenggam sesuatu dengan punggung tangannya, ia tak
juga. akan berhasil. Namun, dengan menggunakan telapak tangannya, ia akan berhasil. Tidak
Penanaman keyakinan kepada anak sangatlah tergantung pada se- mampu memunggut adalah kebodohan, dan mampu memunggut adalah kebijaksanaan. Ini
berapa besar orangtuanya merealisasikan Dhamma dalam kehidupan sehari- adalah sesuatu dengan dua sisi, dan terserah kepada diri masing-masing, sisi mana yang
ingin digunakan.
hari. Contoh sederhana, orangtua (ayah dan ibu) yang tidak berbakti kepada Ada yang bilang, “Saya sekarang telah memahami Buddhadharma! Kebijaksanaan dan
orangtuanya (nenek dan kakek), akan menyebabkan anak-anaknya kebodohan adalah tanganku!”
cenderung akan meniru sifat orangtuanya dan akan mengakibatkan penana- Salah lagi! Tangan adalah perumpamaan. Jangan berpikir bahwa kebijaksanaan dan
man sifat tidak berbakti dari sang anak kepada orangtua, yang sangat berten- kebodohan adalah tangan. Ini mirip dengan perumpamaan jari dengan bulan. Jika ada orang
tangan dengan Dhamma. yang menunjuk kepada bulan, jangan menganggap jari sebagai bulan.
SE NA SE NA mempunyai arti “kebijaksanaan agung“ dan “sumpah luas”. Sumpah dibuat
Anda harus merealisasikan Dhamma dan tidak sekadar pembi- untuk menyelesaikan sesuatu. Misalnya, sebelum Buddha Amitabha menyadari Kebuddhaan,
caraan saja untuk dapat membuat diri Anda hidup dengan cara benar tatkala ia masih berlatih sebagai seorang bhiksu, ia membuat Empat Puluh Delapan Sumpah
sehingga membawa kebahagiaan bagi diri sendiri maupun bagi orang Agung. Bodhisattva Samantabhadra juga membuat Sepuluh Sumpah Raja. Bodhisattva Yang
lain, khususnya keluarga. Dengan cara itu berarti Anda telah memberi- Memperhatikan Suara Dunia juga membuat banyak sumpah, demikian juga halnya dengan
kan contoh yang baik kepada anak Anda. para Sesepuh.
Saya bercerita tentang sumpah, tapi apakah semua akan bersumpah atau tidak itu
Menyampaikan cerita-cerita Buddhis kepada anak Anda terserah pada diri masing-masing. Saya memunculkan persoalan ini karena saya tahu banyak
Anak-anak umumnya suka dengan berbagai macam cerita, adalah yang tidak paham. Namun bukan merupakan wewenang saya untuk memaksa orang
suatu usaha yang baik, di mana orangtua Buddhis dapat menyisakan waktu bersumpah. Sekarang karena kita sedang belajar Buddhadharma, tiap orang harus membuat
sedikit, apakah setiap hari, dua hari sekali ataupun seminggu sekali, memba- sumpahnya sendiri-sendiri, lebih agung lebih baik. Semakin besar kekuatan sumpah yang
cakan cerita-cerita Buddhis yang ringan, sesuai dengan usia anaknya, se- dinyatakan, semakin besar pencapaian yang diperoleh nantinya.
Kita sekarang sedang belajar Buddhadharma di dalam dunia ini, dan belum menyadari
hingga secara bertahap menanamkan keyakinan pada Buddha Dhamma lewat Kebuddhaan; kita semestinya membuat sumpah kita juga sesuai dengan keadaan kita. Setiap
intisari cerita-cerita tersebut. Dapatlah diambil contoh, cerita-cerita Buddhis orang harus menulisnya dengan rinci. Jangan cengeng atau ikut-ikutan, atau sekedar
seperti Jataka, kisah asal usul syair Dhammapada (Dhammapada Atthakata), bersumpah, “Saya bersumpah untuk menyelamatkan makhluk hidup!”
Petavatthu (cerita kisah peta), Vimanavatthu (cerita kisah dewa/dewi), ke- Sungguh? Bagaimana caranya kalian akan menyelamatkan makhluk hidup? Semua yang
hidupan Pangeran Siddhattha hingga mencapai Buddha, kehidupan sosial kalian pikirkan setiap hari adalah mengenakan pakaian bagus, makan enak, dan tinggal di
tempat yang nyaman; menyelamatkan makhluk hidup di dalam mulut, di dalam perut, dan di
22 79
Dunia Jasa Benar – semua tidak berada di luar pikiran kita. Semuanya ada di dalam hati selama kehidupan Sang Buddha, dan masih banyak lagi.
masing-masing. Karena secara psikologi anak-anak, mereka akan lebih mudah
Apa itu Dunia Jasa Yang Bergantungan? Gunung-gunung, sungai-sungai, bumi, dan
semua bangunan disebut Dunia Jasa Yang Bergantungan. Dunia Jasa Benar adalah tubuh
mengerti dan melekat di pikiran lewat cerita-cerita dari pada diberikan
kita, yang mengalami balas jasa yang tepat. Jika kita bisa memahami balas jasa atau hukum suatu motto yang ‘wah’ sekalipun. Dalam cerita-cerita sederhana yang
karma ini dengan tepat pada saat mengalaminya, tidak akan ada lagi yang tidak diketahui. umumnya menggambarkan orang jahat akan mengalami penderitaan dan
Tiadanya ketidaktahuan adalah kebijaksanaan. Dan ini dapat diumpamakan dengan cermin. orang yang baik ataupun berhati mulia akan mendapatkan kebahagiaan, se-
Satu obyek lewat, ia memantulkannya. cara sadar anak-anak kita akan berusaha menghindari perbuatan yang tidak
Obyek pergi, cermin jernih.
Cermin tidak melekat. Orang yang memiliki kebijaksanaan akan memperhatikan segala
terpuji di kemudian hari.
sesuatu, kemudian membiarkannya berlalu; hatinya tidak melekat pada obyek-obyek itu. Anda juga dapat memperdengarkan cerita-cerita Buddhis lewat kaset,
Meskipun ia tidak menyimpannya, obyek-obyek itu selalu terujud. Dan meskipun obyek-obyek VCD, dan sebagainya, yang sudah tersedia.
itu terus-menerus terujud, ia tidak menyimpannya. Kita orang awam yang tidak memiliki
kebijaksanaan harus mengadakan usaha khusus untuk mengingat sesuatu, atau barangkali Menerangkan Dhamma dengan cara sederhana
harus menghafalnya berkali-kali : “Yi SI, yi SI, se na, se na ….”
Kita mengucapkannya sekali kemudian lupa, mengucapkannya dua kali, tiga kali, beberapa
Tumbuhkanlah semangat Dhamma pada anak-anak sejak kecil, misal-
ratus kali, dan tetap saja tidak mampu mengingatnya. Ini adalah pemaksaan. Bukan nya dengan mengajarkan ajaran dasar Buddhisme.
merupakan pemaksaan jika engkau mampu melihatnya sekali dan tidak melupakannya, Ajarkanlah dan tunjukkan Metta (cinta kasih), Karuna (kasih sayang),
tatkala ia lewat di depan matamu dan tidak terlupakan, karena kebijaksanaanmu seperti dan Mudita (simpati) yang merupakan komponen penting dalam Buddhisme
cermin. kepada anak sejak dini.
Sadarilah, bahwa segala sesuatu itu terkandung di dalam hati. Dengan menyadari hal ini,
orang tidak akan menjadi serakah, benci, bodoh, angkuh, atau penuh keraguan. Mengapa?
Latihlah anak Anda dengan lima sila dasar (tidak melaku-kan pem-
Karena segala sesuatu itu muncul dari hati; ini adalah segala sesuatu yang pada mulanya bunuhan, tidak melakukan pencurian, tidak melakukan per-buatan asusila,
dimiliki hati kita. Baik atau buruk, tidak merupakan masalah. Tidak ada apapun yang tidak melakukan ucapan yang tidak benar, dan tidak meminum-minuman
menimbulkan masalah. keras yang melemahkan kesadaran) dan apa yang harus dilakukan oleh seo-
Meskipun gampang sekali membicarakan keadaan seperti itu, untuk meraihnya rang umat Buddha dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh umat Buddha.
memerlukan sedikit keahlian. Perlu keahlian untuk meraih tingkatan itu. Mereka yang tidak
memiliki keahlian, yang berkata, “Tidak ada apapun yang merupakan masalah bagiku, “
Ajarkanlah dengan sederhana apa yang dimaksud dan mengapa ha-
mungkin di luar tampak tidak memiliki masalah, tapi masalah muncul di sebelah dalam, dan rus melatih sila-sila tersebut dengan cara yang sederhana dan jangan dengan
mereka bertempur dengan diri mereka sendiri. Mereka yang memiliki kebijaksanaan sejati filsafat-filsafat yang kelihatannya hanya akan dimengerti oleh orang orang de-
sungguh langka. wasa. Dapatlah diambil contoh, pelatihan untuk tidak berbohong, berikanlah
Harus juga diketahui bahwa ada orang dengan kebijaksanaan duniawi dan ada yang penjelasan singkat mengapa tidak baik, beritahu anak Anda bahwa jika berbo-
memiliki kebijaksanaan transeden. Mereka yang memiliki kecerdasan duniawi yang hebat,
bisa menghasilkan suatu cara pada saat kebutuhan mereka muncul. Di mana tidak ada prinsip
hong, dapat menyebabkan orang lain tidak akan mau percaya lagi apapun
atau cara, mereka bisa menciptakannya; satu prinsip yang terdengar sangat masuk akal. yang diucapkan lain kali.
Kalau orang mendengarnya, mereka pikir, “Ia tidak jelek. Apa yang dikatakannya masuk akal Memperkenalkan syair-syair yang mudah, seperti bait-bait Dhamma-
sekali.” pada juga akan menambah wawasan anak-anak. Misalkan untuk mengem-
Sebenarnya, kalau orang mempunyai kebijaksanaan sejati, ia tidak akan ditarik oleh orang bangkan sifat tidak membenci, bagi anak-anak dapatlah diterangkan syair
yang memiliki kecerdasan duniawi hanyut di dalam kebodohan. Doktrin bodoh yang
dikemukakannya tidak akan membuat orang bijaksana ikut-ikutan bodoh. Dikatakan bahwa,
Dhammapada 5 (Yamaka Vagga – Syair berpasangan):
“Di dalam yang ada yin.” Di dalam kebijaksanaan ada kebodohan – kebijaksanaan yang "Kebencian tak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian.
bodoh. Tetapi, kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci, Inilah
Sebaliknya, “di dalam yin ada yang.” Di dalam kebodohan terdapat kebijaksanaan. hukum abadi."
Misalnya saja, barangkali kalian pernah melihat orang yang tidak banyak bicara dan kelihatan- Perlu juga adanya persiapan referensi buku-buku Dhamma yang co-
nya sangat biasa, namun segala sesuatu dilakukannya dengan benar. Ia mungkin terlihat
78 23
cok untuk anak, misalkan buku ‘Ketika Anak Bertanya’ karangan Dhamma Karena ia tidak memiliki kebijaksanaan. Jika ia bijaksana, tidak akan ada gelombang di dalam
K.Widya, ‘Sang Buddha Pelindungku’ seri I sampai VI, terbitan Sangha Ther- air.
Angin boleh bertiup, tapi sia-sia ia berhembus.
vada Indonesia, dan banyak lagi buku lain yang dapat Anda peroleh di vihara- Karena tiada riak di dalam air.
vihara sekitar Anda. Pada saat kekuatan samadhi tercapai di dalam latihan, ia laksana samudra tanpa
Selain itu anak-anak mempunyai kecenderungan yang tinggi terhadap gelombang. Tatkala konsentrasi muncul, air kebijaksanaan terwujud tanpa satu gelombang
musik/lagu, oleh karena itu orangtua dapat memperdengarkan lagu-lagu Bud- pun, tanpa satu pikiran salah sekalipun. Itulah saat bagi kesucian dan kejernihan sejati.
dhis kepada anak-anak sejak dini. Saat ini sudah banyak sekali lagu-lagu Bud- Sesungguhnyalah, orang tidak dikotori oleh setitik debu pun, dan bermilyar-milyar tanah itu
sebenarnya kosong. Inilah perujudan dari kebijaksanaan agung. Orang dengan kebijaksanaan
dhis untuk anak-anak yang dapat dibeli di bursa-bursa vihara maupun toko- agung selalu berhasil dalam apapun yang ia kerjakan. Sementara orang tanpa kebijaksanaan
toko Buddhis. agung, selalu gagal dalam semua yang mereka lakukan. Sehingga, kebijaksanaan adalah
yang paling penting.
Karakter anak Apa itu kebodohan? Ketidaktahuan adalah kebodohan; kebodohan adalah persis sama
Sang Buddha mengajarkan Dhamma kepada para raja, pengemis, dengan ketidaktahuan. Ketika ketidaktahuan muncul, orang menjadi tidak jelas. Cobalah
bertanya pada orang yang baru berbuat salah, “Mengapa engkau melakukannya?” dan
tuan tanah, petani, prajurit, pedagang, budak, filsuf, dan sebagainya. Beliau mungkin ia akan menjawab, “Saya tidak tahu .......”
mengerti sepenuhnya karakter dari setiap orang yang berbeda, dan menyam- Itulah kebodohan, tiadanya kebijaksanaan dan pengertian. Namun, meskipun telah
paikan Dhamma yang mudah dimengerti dan dipahami dengan cara-cara yang bertindak salah sebagai akibat dari ketidaktahuan, mereka tidak akan mengakui kebodohan
disesuaikan dengan karakter masing-masing. Dengan cara yang sama kita mereka itu. “Saya tahu,” ngotot mereka, “saya tahu itu salah!”
harus berusaha mempelajari dan memahami karakter anak-anak kita agar kita Aneh sekali, bukan? Sebenarnya, orang-orang bodoh cuma tidak memiliki Kebijaksanaan
Cermin Sempurna, dan mereka belum mengembangkan Tangan dan Mata Cermin Permata.
dapat mengajarkan Dhamma pada mereka dengan cara paling efektif. Misal- Jika mereka telah memilikinya, mereka tidak akan bodoh, apapun yang terjadi.
kan anak suka menggambar, berikan buku menggambar dan mewarnai ten- Jika setan datang, sembelih setan;
tang kisah-kisah Buddhis. Dan orangtua dapat menjelaskan arti-arti dari gam- Jika Buddha datang, sembelih Buddha.
bar tersebut secara sederhana. Ini seperti memegang pisau yang sedemikian tajam, sehingga ia memotong segala
sesuatu yang bersentuhan dengannya. Kebijaksanaan agung seperti pisau; ia juga seperti
pedang.
Kegiatan-kegiatan spiritual “Pedang kebijaksanaan sangat berat,” barangkali ada yang bilang begitu. “Tidaklah mudah
Anak-anak perlu diajak untuk selalu mengikuti peringatan-peringatan mengangkatnya.”
keagamaan, seperti menghadiri hari raya Waisak, Asadha, Kathina, Magha Itu cuma karena ia belum mengangkatnya. Jika sudah mengangkatnya, ia pasti akan tahu
Puja, maupun hari-hari Uposatha, supaya merasa senang dan puas. Mengun- bahwa tidak perlu tenaga untuk mengangkatnya. Sebelum diangkat, pedang itu pasti berat.
jungi vihara-vihara di dalam maupun di luar kota bisa merupakan alternatif Jika telah diangkat, pedang itu menjadi ringan. Jika kita tidak mengangkatnya, apa yang
ringan menjadi berat. Jika telah benar-benar diangkat, apa yang berat menjadi ringan.
lainnya. Anak-anak perlu juga diajak untuk mengunjungi tempat-tempat berse- Mengapa? Karena kita mengangkatnya.
jarah bernuansa Buddhis, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, dan kalau Jika ada yang bilang, “Saya tahu bahwa pedang kebijaksanaan sangat penting, tapi
mampu dapat mengunjungi tanah suci kelahiran Pangeran Siddharta pedang itu terlalu berat. Saya tidak mampu mengangkatnya, “dan karenanya ia tidak
(Lumbini), tempat direalisasikannya Penerangan Sempurna (Bodhgaya), tem- mengangkatnya, lalu pedang itu menjadi benar-benar berat.
pat Maha parinibbana (Kusinara), ataupun negara-negara Buddhis lainnya. Namun, jika ia mengulurkan tangan, menggenggamnya, dan mengangkatnya, maka
semua keadaan akan dimengerti. Semua akan dimengerti seketika semua itu bersentuhan
Jika usia anak sudah cukup, perlu memotivasi mereka untuk ikut serta dengan pedang, tanpa kesulitan apapun. Sehingga saya sering mengatakan pada kalian
dalam kegiatan bakti sosial ke rumah jompo, panti asuhan, kerja bakti di vi- bahwa, “Segala sesuatu itu OK!” Itulah prinsipnya. Jika segala sesuatu tidak OK, itu karena
hara, dan lain-lain. Mengunjungi sanak famili dan juga para bhikkhu adalah hal kalian tidak memiliki pedang kebijaksanaan. Jika kita memiliki pedang kebijaksanaan, tidak
yang sangat dianjurkan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap suatu akan ada masalah apapun. Masalah apa yang bisa muncul di sana? Tidak ada sama sekali.
hubungan. Mengunjungi para bhikkhu dapat dimanfaatkan sebagai usaha un- Yang ajaib itu benar di titik ini.
Gunung-gunung, sungai-sungai, tanah, bangunan, Dunia Jasa Yang Bergantungan juga
24 77
atau dihukum. Kekuatan kalimat dari mantra ini tak terbayangkan. tuk menambah keyakinan terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha.
37. Se Na Se Na Jika ada liburan sekolah, dapat juga melakukan dharmawisata ke
Kalimat ini mempunyai arti “kebijaksanaan agung”. Ia juga berarti “sumpah luas”. Ini adalah desa-desa yang cenderung masih lebih alamiah, dan menunjukkan kepada
Tangan dan Mata Cermin Permata. Cermin Permata adalah lambang dari kebijaksanaan anak-anak bagaimana mengembangkan cinta kasih terhadap sesama manu-
Cermin Sempurna Agung Sang Buddha.
sia maupun binatang. Bagaikan seorang pramuka yang baik, ajarkanlah untuk
Apa itu kebijaksanaan agung? Kebijaksanaan agung artinya keadaan tanpa pikiran salah,
pikiran yang dipunyai makhluk hidup. Dengan kebijaksanaan agung, semua pikiran adalah menolong wanita tua untuk membawa keranjang atau mendorong kereta
perujudan dari kebijaksanaan Prajna sejati, kebijaksanaan cahaya terang agung. Jika dorong, dan sebagainya. Ajarkan untuk membawa seekor ikan yang hampir
mempunyai kebijaksanaan sejati, kita akan memiliki cahaya terang, tapi jika tidak, kita bodoh mati karena kurang air ke dalam kolam yang airnya cukup.
dan berada di dalam kegelapan.
Cahaya terang adalah cahaya yang, sementara kegelapan adalah energi yin. Mengapa
Kekebalan terhadap ajaran non-Buddhis dan materilisme
orang bodoh? Karena energi yin-nya terlalu tinggi. Mengapa orang bijaksana? Karena cahaya
yang-nya lebih besar. Orangtua harus memberikan perhatian dengan penuh kewaspadaan
Mereka yang memiliki kebijaksanaan agung tidak berpikir seperti orang biasa. Mereka agar anak-anak tidak ditarik ke dalam jaring ‘ajaran lain’ dan juga material-
dapat dengan jelas membedakan yang benar dari yang salah. Mereka tidak perlu bertanya isme, sehingga membuat pikirannya terbuka pada pancaran sinar Dhamma.
pada orang lain; mereka telah mengetahui sendiri. Mereka tidak mengambil jalan yang salah; Perlu disadari, khususnya di Indonesia, agama Buddha merupakan
mereka menempuh jalan yang benar dan berkembang. Di dalam pengembangan, pertama-
agama minoritas dan di kelilingi oleh agama-agama ‘non-Buddhis’ dengan
tama yang harus dimiliki adalah kebijaksanaan agung. Dengan memiliki kebijaksanaan agung,
mana yang benar dan mana yang salah akan diketahui dengan jelas, sehingga jalan yang fasilitas dan sarana yang jauh di atas agama Buddha. Contoh paling seder-
benar dapat ditempuh dan jalan yang salah dijauhkan. hana penjaringan terjadi melalui beberapa sekolah bermutu yang dikelola oleh
Namun kebanyakan orang tidak mengetahui dengan jelas suatu perbuatan itu salah; lembaga dari suatu ‘agama’ tertentu, sehingga banyak sekali anak-anak yang
mereka tetap ngotot melakukannya. Mereka tidak tahu dengan jelas apakah perbuatan itu orangtuanya Buddhis menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tersebut.
melanggar sila, namun tetap mereka lakukan. Untuk sekadar mencobanya, kata mereka.
Memang tidak wajib untuk menyekolahkan anak kita di sekolah-sekolah Bud-
Cuma untuk melihat apakah perbuatan itu benar-benar merupakan pelanggaran. Sikap seperti
ini adalah suatu kedunguan, dan menunjukkan sama sekali tiadanya kebijaksanaan. dhis karena mutunya yang kurang bagus, namun kita harus benar-benar mem-
“Bukan begitu,” di antara kalian mungkin ada yang menyangkal, “saya memiliki perhatikan perkem-bangan anak kita, sehingga tetap berpegang pada Bud-
kebijaksanaan. Saya cuma berbuat salah pada saat itu.” dha, Dhamma, dan Sangha.
Berbuat salah sekali saja pun telah menunjukkan bahwa seseorang itu bodoh dan tidak Mengingat kondisi-kondisi lingkungan yang dijelaskan di atas, sangat
memiliki kebijaksanaan. Orang yang memiliki kebijaksanaan agung tidak memiliki pikiran yang
perlu dijelaskan perban-dingan-perbandingan antara agama Buddha dengan
ternoda. Sehingga Yang Arya Ananda berkata, “Musnahkanlah pikiran kotorku yang sudah
berjuta ribu tahun lamanya; agar aku tidak perlu melalui tak terhitungnya banyaknya tahun agama-agama lain kepada anak kita. Kita harus menunjukkan keistimewaan
untuk mencapai tubuh Dharma.” ajaran Buddha dibandingkan dengan yang lain, sehingga membuat anak-anak
Sejuta ribu tahun, bukan cuma satu, dua, tiga, empat, lima, atau seratus ribu tahun, itulah kita kebal terhadap pengaruh-pengaruh luar, termasuk materialisme.
pikiran kotor yang berumur tak terhitung tahunnya, yang hendak beliau musnahkan. Di samping itu, saat anak-anak kita menanjak dewasa dan terutama
Namun, mengapa hati kita begitu sesak dengan pikiran kotor? Pada saat pikiran kotor yang
selama masa remaja yang romantis, ada beberapa ritual yang menarik per-
salah telah berlalu, pikiran salah yang lain menggantikan tempatnya, dan jika yang itu juga
berlalu, yang lain datang lagi menggantikannya. Sama seperti gelombang samudra. Orang hatian mereka, khususnya melalui musik, lagu, panduan suara, dan lain seba-
mungkin mengira bahwa samudra itu benda mati, namun sesungguhnya ia tidak berada di gainya. Untuk mencegah anak kita tertarik ke suatu ajaran non-Buddhis hanya
sebelah luar hati kita. Ia berada di dalam hati makhluk hidup. karena musik semata-mata, dianjurkan supaya anak-anak sejak dini dikenal-
Gelombang lautan tidak pernah berhenti naik dan turun, dan dengan cara yang sama, kan dengan musik, terutama yang bernuansa Buddhis, untuk mencegah
pikiran salah kita tidak pernah berhenti. Ia berlanjut terus, satu pikiran salah setelah pikiran
mereka tergiur dengan mendengar lagu-lagu non-Buddhis.
salah yang lain, berputar dan berputar, terus dan terus, dalam arus yang tidak pernah
berhenti. Dan tidak satu pun di antara mereka yang mau tertinggal di belakang; mereka Satu hal penting yang harus ditanamkan terus pada anak-anak kita
semua berpacu ke depan. Mengapa orang menjadi bingung oleh pikiran salah seperti itu? adalah tanggung jawab diri sendiri. Misalnya setiap malam, ketika anak-anak

76 25
lain berdoa, anak-anak Buddhis harus melewatkan waktu sedikit dengan medi- dengan Buddha dan tidak lahir dari kandungan, telur, atau uap. Kembangkanlah Tangan dan
tasi dan merenungkan hal-hal yang telah dilakukannya. Bila mereka men- Mata ini agar selalu bersama Buddha dalam setiap kehidupan; inilah gunanya.
35. Mu Ti Li
yadari bahwa diri mereka belum berpikir, bicara dan bertindak sesuai ajaran
Buddha, maka mereka harus berusaha untuk mengerti bagaimana menghin- MU TI LI adalah Tangan dan Mata Ranting Bambu Buddha. Ini adalah ranting yang
dipegang oleh Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia di satu tangan, sementara
dari kesalahan itu di lain waktu. Bila mereka menyadari bahwa diri mereka
tangan yang satunya lagi membawa Botol Air Suci. Ranting pohon Bambu dicelupkan ke
tidak dapat menghindari pikiran ataupun perbuatan buruk, maka orangtua ha- dalam Botol Air Suci, dan kemudian dipercikkan kepada semua makhluk hidup. Air suci itu
rus membantu mereka, sehingga dapat pergi tidur dengan tekad untuk berbuat bukanlah air biasa, melainkan embun manis. Makhluk hidup yang terperciki olehnya akan
yang lebih baik pada esok harinya. Di pagi hari mereka dapat memulai hari mendapatkan berkah yang luar biasa. Embun manis akan menghilangkan rasa lapar dan
yang baru dengan merenungkan kembali tekad mereka. Dengan cara ini, halus, dan membuat mereka menjadi bersih dan sejuk.
MU TI LI artinya “pembebasan”, pembebasan dari semua penderitaan dan kesukaran, dari
anak-anak akan mampu mengembangkan kekuatan dari pikiran mereka
semua penyakit dan keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan. Bodhisattva
sendiri, sambil memurnikan pikiran dengan menanamkan kebaikan atau menggunakan ranting bambu ini untuk membebaskan semua makhluk hidup dari segala
ketrampilan berpikir, berkata dan bertindak. Demikian juga jika anak-anak non- penyakit, kesukaran, dan keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan.
Buddhis melakukan doa sebelum makan, anak-anak Buddhis dapat diajarkan Di luar, tangan dan mata ini mungkin tampaknya tidak terlalu penting, namun jika telah
untuk merenungkan fakta bahwa makanan yang mereka makan adalah ber- menyempurnakannya, kita tidak hanya mampu membebaskan makhluk hidup dari
penderitaan, kesulitan dan penyakit, juga dari keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan,
fungsi untuk kesehatan fisik dan mental, bukan untuk berpoya-poya atau
tetapi juga dapat menaklukkan setan-setan langit dan agama-agama eksternal.
bersenang-senang. Ketika makhluk-makhluk langit dan pemeluk agama eksternal diperciki dengan embun
Hukum karma akan menunjukkan kepada anak-anak kita lebih jelas manis, mereka akan dengan sendirinya mengubah pikiran mereka ke arah yang baik, dan
dibandingkan dengan janji-janji indah yang didogmakan oleh ajaran tertentu. mempersembahkan perilaku mereka sesuai dengan ajaran. Karenanya, Tangan dan Mata ini
Anak-anak kita akan dituntun untuk melihat hukum sebab-akibat, ibarat biji abadi, tidak habis-habis, dan tak tertandingi manfaatnya.
Embun manis dari Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia tidak hanya dapat
pepaya akan tumbuh jadi buah pepaya dan tidak akan menjadi buah se-
membuyarkan semua kesukaran, menyembuhkan semua penyakit, dan membebaskan diri
mangka, penebar kebajikan akan mendapatkan kebahagiaan sedangkan kita dari semua keadaan yang tidak menguntungkan, ia bahkan dapat membuat kita tetap
penebar kejahatan akan mendapatkan penderitaan. hidup meskipun waktunya telah tiba untuk kita mati. Tumbuhan mati diperciki dengan embun
Tanggung jawab diri sendiri yang ditanamkan dengan baik akan mem- manis akan hidup kembali. Pohon dan tanaman yang telah mati, jika diperciki dengan embun
bentuk dan mengembangkan kualitas batin anak kita, sehingga akan mem- manis, akan tumbuh lagi; cabang-cabang dan daun-daun baru akan tumbuh lagi, mekar, dan
berbuah. Makhluk hidup yang mendapatkan embun manis bahkan akan mendapatkan
bentuk dan memperkuat benteng alamiah terhadap agama kepercayaan lain
manfaat yang lebih ajaib lagi, lebih tidak habis-habis. Itulah Tangan Ranting Bambu.
di satu sisi dan menghindari penyalahgunaan filsafat mengenai materialisme 36. Yi Si Yi Si
di sisi lain.
YI SI YI SI adalah Tangan dan Mata Tongkat Tulang Tengkorak. YI SI YI SI artinya “patuh
Dengan uraian singkat di atas, semoga setiap orangtua Buddhis bisa pada ajaran”, dengan kata lain, pada waktu kita menyuruh orang berbuat sesuatu, ia
terbuka dan mau melihat betapa pentingnya dan berharganya ‘pendidikan me- melakukannya; jika kita mengajarinya sesuatu, ia berbuat sesuai dengan ajaran itu. Ini juga
lalui keluarga’ terhadap anak-anak kita. Orangtua mempunyai peranan yang berarti “hati tiba”, yaitu, apapun yang diidamkan di dalam hati, akan terwujud.
sangat penting bagaimana diri sang anak dibentuk. Kalimat mantra ini membuat Raja Surga Mahesvara, raja iblis yang menganggap dirinya
Semoga kita tidak lagi mendengar pendapat: ‘Anak kami dapat yang paling besar, mengatupkan telapak tangannya dan mempersembahkan perilakunya
sesuai dengan ajaran. Tidak ada cara baginya untuk menghindar dari berbuat seperti itu. Jadi
memilih agamanya nanti, tepat seperti yang kita lakukan, dan kita tidak mem- tatkala YI SI YI SI diucapkan, ia datang, dan apapun yang kita inginkan, kita tinggal
punyai hak untuk menentukannya.’ memberitahunya, dan ia akan melaksanakan perintah itu dengan segera.
Anda sebagai orangtua, pasti sudah pernah mencari kesana kemari, Tulang Tengkorak adalah tengkorak manusia. Bodhisattva menggunakan kalimat dari
dan menemukan bahwa agama Buddha adalah yang paling bagus ataupun mantra dan tulang tengkorak ini untuk berlatih dan menyempurnakan keahliannya. Ketika
cocok buat anda, mengapa anda masih ingin membiarkan anak anda mencari telah disempurnakan, ia disebut Tongkat Tulang Tengkorak. Kalau ada orang yang membawa
Tongkat Tulang Tengkorak, semua hantu dan makhluk halus harus mematuhi perintahnya
26 75
perintah, panggilan untuk bertindak. Ia mempunyai arti, “Apapun yang saya lakukan harus sendiri, setelah ajaran-ajaran dogma ataupun materialisme telah bekerja, dan
pasti berhasil.” anak-anak kita tidak lagi mempunyai kebebasan intelektual. Kita telah kalah
MO MO adalah Tangan dan Mata Kebutan Putih. Di Tiongkok, pendeta Tao dan bhiksu
Buddha umumnya membawa kebutan. Sesepuh-sesepuh Buddhis biasanya membawa
‘start’, di mana anak-anak sudah di-dogma sejak masuk sekolah dan hampir
kebutan tatkala duduk di Kursi Tinggi membabarkan Dharma. Tangan dan Mata Kebutan setiap hari dilakukan penanaman kepercayaan lain secara bertahap, sedang-
Putih digunakan untuk membersihkan semua rintangan dari tubuh, semua gangguan karma kan kita tidak melakukan apa-apa, apakah itu masih ‘adil’ bagi anak Anda?
dan penyakit-penyakit yang menyakitkan. Beberapa kibasan kebutan itu akan menyembuhkan Di dalam misi penyebaran Dhamma, Sang Buddha bersabda kepada
segala macam rintangan karma dan penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh rintangan setan. enam puluh Arahat: "Kotbahkanlah Dhamma yang mulia pada awal, mulia
Tangan dan Mata Kebutan Putih banyak gunanya, namun orang yang tahu memakainya
sangat sedikit; setahu saya, saat ini hanya sedikit sekali orang yang mampu
pada pertengahan, mulia pada akhir. Umum-kanlah tentang kehidupan suci
menggunakannya. yang benar-benar suci dan sempurna dalam ungkapan dan dalam hakekat-
Orang-orang Barat pertama yang menerima Sila sepenuhnya akan kembali dari Taiwan nya, demi keselamatan dan kesejahteraan semua makhluk".
sebagai bhiksu dan bhiksuni asli. Mereka akan tiba di lapangan udara sore ini pukul 4.30 Mengapa anda yang sudah mengenal Dhamma tidak anda sebarkan
dengan China Airlines, nomor penerbangan 910. Kita sekarang punya sangat banyak mobil, dan ajarkan kepada anak, yang pasti merupakan orang yang paling anda
sehingga semua pelindung Dharma dari Aula Ceramah Buddhis boleh pergi menjemput, juga
semua umat Buddha di San Francisco.
sayang?Membiarkan anak anda memilih agamanya tanpa dibimbing men-
Biasanya saya tidak pergi ke pelabuhan udara, tapi terdapat beberapa tokoh Buddhis yang genai Buddha Dhamma adalah bagaikan melepaskan anak buta di hutan yang
datang bersama penerbangan itu, dan saya pergi ke pelabuhan udara untuk menyambut berbahaya tanpa diberi perlengkapan apapun, salah-salah bisa tertusuk duri,
mereka, bukan menyambut murid-murid saya. Murid-muridku tidak perlu saya sambut, mereka dimakan binatang buas, masuk jurang ,dsb.
juga tidak perlu saya antar. Pada waktu akan berangkat, saya bilang pada mereka, “Ketika Ingatlah, bahwa dari segala jenis pemberian baik materi maupun non-
masih ternoda, Guru kalian yang akan menyeberangkan kalian; ketika sudah cerah, kalian
harus menyeberangkan diri sendiri.”
materi, pemberian Dhamma adalah pemberian yang paling berharga, bagai-
Sekarang mereka telah menyeberangkan diri mereka sendiri; mereka sudah pergi dan mana anda sebagai orangtua Buddhis bertanggung jawab karena kelalaian
kembali, dan pasti mereka tahu jalan pulang. Mereka tidak memerlukan saya sebagai memberikan hadiah ini kepada anak anda?
petunjuk jalan lagi.
Hal yang paling menggelikan adalah ketika mereka menyurati saya dan mengatakan [ Dikutip dari Majalah Dhammacakka ]
bahwa sekotak Sutra Buddhis telah hilang. Saya bilang, “Kehilangan sekotak Sutra Buddhis
bukan sesuatu yang penting. Yang penting adalah tidak satu pun di antara kalian yang hilang.
Tidak satu pun diantara mereka yang boleh gagal untuk kembali. Jika seorang belum kembali,
Bodhisattva akan mengulurkan tangan. Jadi saya cukup yakin bahwa semua dari mereka
akan kembali bersama.
Ini harus diingat benar-benar : mereka yang kembali hari ini adalah Patriak Pelopor
Buddhis Amerika. Jangan terlalu meremehkan mereka. Ini nyata dan benar. Mereka bukanlah
orang-orang yang menyebut diri mereka Buddhis untuk selanjutnya tinggal di rumah sebagai
Patriak “yang tinggal di rumah”. Beberapa hari yang lalu, sesungguhnya, seorang di antara
Patriak bikinan itu datang ke sini dan ingin menyanyikan sebuah lagu. “Saya benci
mendengarmu bernyanyi!” saya menggodanya, dan ia kaget lalu pergi.
FA MO LA adalah pelindung Vajra Dharma Agung Yang Menaklukkan Setan, ia
memegang sebuah roda emas. Ia bisa merobah tubuhnya menjadi sebesar Gunung Semeru.
FA MO LA mempunyai arti, “paling jaya, jauh dari noda”. Ia merupakan yang paling tinggi
dan juga terpisah dari semua debu yang kotor. FA MO LA juga dapat diartikan sebagai “tiada
bandingannya, seperti kehendakmu”, karena tidak ada apapun yang dapat dibandingkan
dengannya, dan sesuai dengan pikiranmu, ia seperti kehendakmu.
Ini adalah Tangan dan Mata Istana Peralihan. Untuk apa ia digunakan? Jika kita
mengembangkan Dharma ini, dalam setiap kehidupan kita dapat hidup di istana yang sama
74 27
Manfaat ke Vihara menyatakan Kata-kata Sejati, bukan lelucon.
Oleh Yang Mulia Bhikkhu Uttamo Thera 32. Se Fo La Ye
SE FO LA YE berasal dari bahasa Sansekerta. Ucapkan satu kali, dan suatu kilatan listrik
akan menembus seluruh semesta alam. Ucapkan, “SE FO LA YE”, dan akan ada kilatan
cahaya. Kata-kata ini juga berarti “kebahagiaan”, yakni, “isvara”, seperti di dalam
Jikalau kita renungkan, setiap tahun terhitung ada sekitar 52 minggu. “Avalokitesvara”. Di sini artinya adalah bahwa kita harus “memperhatikan”, sebelum kita dapat
mencapai “kebahagiaan”.
Selama itu, berapa kali kita tidak hadir ke vihara? Dalam 52 minggu yang ada
Jika tidak memperhatikan atau tidak merenungkan, kita tidak akan mencapai kebahagiaan.
berapa kali kita hadir di vihara? Ada umat yang hadir sebanyak 30 kali, ada Perenungan ini dilakukan di sebelah dalam, bukan di sebelah luar. Renungkan, dan tanyalah
pula umat yang hadir kurang dari 30 kali. Kadang-kadang malah ada umat pada diri kalian sendiri, “Apakah saya di sini atau tidak?” Apakah “guru” hadir di dalam diri
yang hanya hadir 4 kali dalam setahun, yaitu: Pada perayaan Magha Puja, kalian? Apakah kalian terkendali? Apakah guru-hakikat-diri hadir? Apakah hati sejati yang
Waisak, Asadha, serta Kathina. Jadi, ada umat yang hadir ke vihara sebanyak berdiam di sebelah dalam, unsur terang dari hakikat luhur, ada atau tidak?
Jika ada, kalian telah berhasil mendapatkan penguasaan, kebijaksanaan. Jika tidak ada,
4 kali, 14 kali, tetapi jarang ada umat yang dapat hadir penuh sampai 52 kali
kalian tidak mendapatkan kebahagiaan apapun.
setahun. Alasan mereka macam-macam, salah satunya: Sibuk. Menghadiri Memancarkan cahaya juga berarti kebahagiaan. Jika mendapatkan kebahagiaan, kita akan
puja bakti secara rutin memang cukup sibuk. Namun bila kita melihat kesibu- memancarkan cahaya. Jika tidak, kita tidak akan memancarkan cahaya. SE FO LA YE juga
kan para pejabat tinggi negara kita, di tengah kesibukannya mereka masih dapat diterjemahkan sebagai “cahaya api yang menyala”. Namun ini bukanlah api dari sifat
dapat melaksanakan ibadahnya dengan khusuk lima kali sehari. Apabila kita pemarah, atau api penderitaan, yang bisa membuat orang berkata, “Saya terlalu pemarah.” Ia
bukanlah amarah yang menyala, melainkan kebijaksanaan. SE FO LA YE persis seperti air
seminggu sekali saja tidak memiliki waktu, apakah berarti kita memang lebih
kebijaksanaan yang memadamkan api ketidaktahuan ; kebijaksanaan-sejati-asal datang dari
sibuk daripada para pejabat tersebut? Hanya kita sendirilah yang tahu jawa- api ketidaktahuan—“cahaya api menyala”.
ban sesungguhnya. Pada saat mengucapkan SE FO LA YE, orang memancarkan cahaya, tapi pertama-tama ia
Sebetulnya kita bukanlah sibuk, hanya saja tidak mau menyisihkan harus mendapatkan kebahagiaan. Tanpa kebahagiaan, kita tidak akan memancarkan cahaya.
waktu untuk kebaktian. Kesibukan sesungguhnya dapat kita atur sendiri, Ingatlah hal ini.
SE FO LA YE adalah Tangan dan Mata Sari Matahari, dan digunakan untuk
karena memang kita sendirilah yang membuat kesibukan. Saat tidur saja da-
menyembuhkan penyakit mata. Jika mata kabur dan tidak dapat melihat, gunakan Tangan
pat pula dianggap kesibukan. Kalau kita sedang tidur, kita dapat mencantum- dan Mata ini untuk menyembuhkannya.
kan tulisan: Jangan ganggu, sedang sibuk. Telpon pun tidak mau menerima. 33. Ce La Ce La
Sepertinya kita sibuk, padahal kegiatan kita hanyalah tidur. Jadi, kalau kita CE LA CE LA artinya “menjalankan”, yaitu, gerakan yang laksana pasukan digerakkan
mengatakan: "Saya sungguh sibuk," pada saat kebaktian, pada saat itu mung- sesuai dengan perintah. Pergerakan ini dilakukan untuk mengambil tindakan, dan jika tidak
kin kita masih ingin tidur. Oleh karena itu, dalam satu tahun yang terdiri dari 52 mematuhi aturan, orang itu disebut membangkang terhadap perintah.
minggu yang telah dijalani, berapa kali kita telah pergi ke vihara? Ini masih Ini adalah Tangan dan Mata Lonceng Permata. Jika dibunyikan, bunyi lonceng ini bergetar,
menjadi tanda tanya. Dan yang dapat menjawabnya adalah diri kita sendiri. dan terdengar di seluruh ruang kosong, juga di surga; seluruh tiga alam bergetar. Jika sesuatu
ingin dikerjakan, bunyikan saja lonceng ini, dan semua dewa, manusia, hantu, maupun
Orang lain mungkin tidak akan sempat mencatat kehadiran kita. Hari ini si A makhluk halus, juga setan-setan aneh dan makhluk-makhluk jahat, akan mematuhi perintah
hadir, si B tidak hadir, si C hadir, si D tidak hadir. Tidak mungkin. Yang men- yang diberikan dan mengikuti aturan. Misalnya saja untuk gempa bumi : kita cuma perlu
catat kehadiran kita adalah diri kita sendiri. membunyikan lonceng ini, dan mengeluarkan perintah : tidak boleh ada gempa bumi di sini.
Hadir dalam puja bakti sesungguhnya sangat penting artinya. Kenapa Tangan Lonceng Mutiara sangat bermanfaat. Misalnya saja, kalau ada di antara kalian
demikian? Karena dalam etika ajaran Sang Buddha, kita harus hadir pada yang ingin bernyanyi dengan suara merdu, kembangkanlah Tangan dan Mata Lonceng
Permata, maka suara yang keluar dari mulut dia akan sejernih dan semerdu lonceng – seperti
setiap hari kebaktian. Dari manakah etika itu muncul? Mungkin kita sempat lonceng yang dibunyikan di dalam ruangan. Inilah Tangan dan Mata Lonceng Permata.
berpikir, "Dalam kitab suci Tri Pitaka tidak pernah disebutkan bahwa kita harus 34. Mo Mo Fa Mo La
hadir dalam kebaktian baik pada hari Minggu atau pun bukan." Memang
MO MO artinya “saya, yang menerima dan memegang”. Kata ini merupakan semacam

28 73
bagaimanapun juga, saya memahami sedikit arti dari Mantra Welas Asih Agung. Ini adalah dalam kita suci Tri Pitaka tidak disebutkan hari Minggu harus kebaktian. Tetapi
Tangan dan Mata Botol Suci, tempat Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia hendaknya kita ingat, dalam kitab suci kita, Tri Pitaka, diceritakan bahwa para
menyimpan embun manis.
Bodhisattva meletakkan ranting pohon sejenis bambu di dalam botol itu, dan
murid Sang Buddha pada hari Uposatha, yang pada jaman itu jatuh pada
menggunakannya untuk memercikkan embun manis kepada makhluk hidup. Masalah apapun tanggal 1, 8, 15, dan 23 menurut penanggalan bulan (Imlek), mereka datang
yang dihadapi, atau penyakit apapun yang sedang diderita, dengan setetes embun manis menemui Sang Buddha. Mereka bersujud di hadapan kaki Sang Buddha.
Bodhisattva ini, semuanya akan punah. Sang Buddha kemudian membabarkan Dhamma kepada mereka, sehingga
TO LA TO LA bermakna “mampu bersatu, menguatkan, dan memegang” semua makhluk muncullah kebahagiaan dalam diri mereka. Inilah awal mula adanya tradisi
hidup. Ini cuma untuk mengatakan bahwa Bodhisattva menggunakan Tangan dan Mata
Embun Manis, Tangan dan Mata Botol Suci, dan Tangan dan Mata Ranting Bambu –
kebaktian dalam Agama Buddha. Itulah saat melaksanakan Puja Bakti yaitu
semuanya tiga – untuk memercikkan embun manis kepada makhluk hidup, menyelamatkan pada hari Uposatha, tanggal 1, 8, 15, 23 menurut penanggalan bulan atau
mereka, dan membawa mereka menyeberang. Imlek. Kemudian setelah Sang Buddha wafat maka tempat duduk Sang Bud-
31. Ti Li Ni dha lah yang dijadikan obyek pemujaan. Maka ketika kita ditanya: "Hendak ke
TI LI NI berasal dari bahasa Sansekerta juga, dan memiliki banyak arti. Yang pertama mana?" Jawabnya bukanlah: "Hendak sembahyang" Bukan. Kita sebenarnya
adalah “sangat berani”, yaitu, sangat bersemangat tinggi. TI LI NI juga berarti “telah padam, tidak pernah sembahyang. Umat Buddha tidak bersembahyang, tetapi melaku-
bersih, dan luhur”. Tetap padam adalah ciri samadhi dan sangat berani adalah tanda kan Puja Bakti. Istilah 'sembahyang' berarti menyembah Hyang atau dewa.
pergerakan. Di samping itu TI LI NI ini juga mempunyai arti ”melingkupi, memegang, dan
Kita bukanlah penyembah dewa, dan kita juga tidak pernah meminta-minta
memutuskan”, yaitu, menekan semua Dharma yang tidak baik, mempertahankan semua
Dharma yang baik, dan memutuskan semua rintangan karma dan setan. kepada dewa: "Dewa angin, percepatkanlah mobil saya ini supaya saya tidak
Ini adalah Tangan dan Mata Kait Besi, yang dapat memanfaatkan hantu dan makhluk- terlambat datang ke vihara." Itu adalah sembahyang. Kita tidak pernah
makhluk halus, mengumpulkan mereka, dan menjadikan mereka sebagai pengawal. Dengan demikian. "Dewa pintar, ubahlah diri saya menjadi anak yang pandai sehingga
mempraktekkan Dharma ini, kita dapat memerintahkan naga-naga surga untuk mendatangkan saya mampu mengerjakan semua ulangan ini dengan baik." Itu adalah semba-
hujan, dan hujan akan turun. Kita dapat memerintahkan mereka membuat angin bertiup, dan
hyang. Kita, umat Buddha tidak pernah melakukannya. "Dewa mabuk, buatlah
angin akan bertiup. Angin dan hujan juga dapat dibuat berhenti.
“Aku tidak percaya,” ada yang bilang begitu. Benarkah? Itulah sebabnya mengapa saya semua guru sekolah saya menjadi mabuk dan pusing sehingga hari ini seko-
menjelaskan hal ini. Agar kalian tidak percaya! Mengapa saya ingin kalian tidak percaya? lah diliburkan." Tidak ada dalam pengertian Agama Buddha rumusan per-
Cuma demi ketidakpercayaan kalian, itu saja. mohonan seperti itu. Sekali lagi, para umat Buddha tidak pernah sembahyang
Jika mau, bolehlah kalian bertanya pada orang-orang yang baru kembali dari Taiwan hari melainkan melakukan puja bakti!
ini. Tanyalah curah hujan di Taiwan saat ini. Pada waktu saya berhubungan dengan mereka
Istilah 'Puja Bakti' memiliki pengertian bahwa kita memuja, menghor-
lewat telepon, mereka bilang di sana sedang hujan lebat, dan udara sangat dingin. “Apakah
kalian ingin cuaca menjadi hangat?” saya tanya. “Baik, jika kalian ingin hujan berhenti, mudah mat, dan berbakti dengan menjalankan ajaran Sang Buddha. 'Pemujaan' tim-
saja.” bul ketika pada jaman dahulu, para bhikkhu dan murid Sang Buddha lainnya
“Bagaimana mungkin engkau menghentikan hujan?” mereka bertanya dengan heran. bersujud kepada Sang Buddha. Mereka memuja, menghormat dengan mem-
“Tunggu dan lihat saja apakah hujan berhenti atau tidak,” saya berkata seperti itu pada bawa bunga, dupa dan lilin. Kalau sekarang, bunganya sudah disediakan di
mereka.
vihara, lilinnya juga sudah dihidupkan, jadi orang tinggal memasang dupa
Dan segera setelah saya menutup telepon, hujan berhenti. Mereka menganggap kejadian
ini aneh sekali.[2] saja. Begitulah tradisi pemujaan. Kemudian tentang istilah berbakti. Ketika
Sesungguhnya, itu bukan apa-apa kecuali kekuatan dari Tangan dan Mata Kait Besi! kita membaca Paritta sebenarnya adalah merupakan pengganti khotbah Sang
Kalian cuma perlu menunjuk ke langit, dan berkata, “Naga! Tidak boleh hujan,” dan tidak akan Buddha, mengulang khotbah Sang Buddha, merenungkan isinya dan mem-
ada hujan. Naga-naga akan mendengarkan perintah kalian, namun hanya kalau kalian telah bawanya pulang ke rumah untuk dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-
menguasai Dharma ini, dan telah memahami Tangan Kait Besi. Dengan ini, kalian mampu
hari. Itulah makna istilah Puja Bakti.
mengait naga-naga hujan, sehingga mereka tidak akan berani membiarkan hujan turun.
Mungkin ada yang berpikir saya sedang bercanda. Tidak apa-apa. Jika kalian percaya hal Sejak jaman Sang Buddha, sebulan 4 kali yaitu tanggal 1, 8, 15, 23 diadakan
ini benar, juga tidak apa-apa. Namun saya menjelaskan Sutra ini untuk kalian, dan saya pertemuan di vihara dan pembabaran Dhamma. Oleh karena itu, setelah Sang

72 29
Buddha wafat, tempat duduk Sang Buddha atau simbol-simbol yang ber- dalam tangan kita, seperti ini; memegang teratai putih dan mengucapkan mantra, “CIE MENG,
hubungan dengan ajaran Sang Buddha -seperti misalnya bunga teratai, pohon CIE MENG ……. “
Jangan hanya mengucapkan mantra, Kata-kata Sejati juga harus dinyatakan! Tatkala dua
bodhi, cakra, stupa, dan kemudian perwujudan Sang Buddha- menjadi obyek kemuliaan ini bersama-sama diucapkan, semua kegiatan yang bermanfaat akan dapat
pemujaan. Mereka datang di hadapan Buddha rupang, memasang dupa, lilin, dilaksanakan. Pada waktu Mantra Welas Asih diucapkan dan Empat Puluh Dua Tangan juga
menghormat dan kemudian berbakti dengan mengulang, mengingat serta me- berhasil dikembangkan, maka Enam Kesempurnaan dan Sepuluh Ribu Perilaku pun menjadi
laksanakan Ajaran Sang Buddha. Dengan demikian, maka terbentuklah etika sempurna.
umat Buddha bahwa pada hari yang sudah disepakati mereka mengadakan Faedahnya yang ajaib tidak terlukiskan; orang tidak akan pernah selesai menyebutkan-nya
satu persatu. Jika orang bisa selesai menyebutkannya satu persatu, itu tidak ajaib lagi
Puja Bhakti. Kalau pada jaman dahulu jatuh setiap tanggal 1, 8, 15, 23, ke- namanya, mereka terbatas. Apa yang ajaib tidak memiliki awal dan akhir. Dengan CIE MENG,
sepakatan kita sekarang adalah setiap hari Minggu saja. Kenapa? Karena semua perbuatan bajik dapat dituntaskan, dan di masa yang akan datang, dalam setiap
tanggal 1, 8, 15, 23 itu kadang-kadang jatuh pada hari kerja, dan kalau pada kehidupan, keharuman bunga teratai putih akan dapat dinikmati dan selalu melindungi. Tidak
hari kerja alasan sibuk tentu akan lebih banyak muncul. Dengan mengingat ada cara yang bisa habis untuk memuji Mantra Welas Asih Agung.
bahwa etika seorang umat Buddha seminggu sekali bertemu dengan Sang 28. Tu Lu Tu Lu Fa Se Ye Ti
Buddha, bertemu dengan Dhamma, bertemu dengan Sangha, untuk menden- TU LU TU LU adalah kata-kata Sansekerta yang artinya “menyeberangi samudra”,
garkan Dhamma kemudian melaksanakannya di dalam kehidupan sehari-hari, samudra pahit kelahiran dan kematian. Ia juga berarti “terang dan luhur”. Setelah
menyeberangi samudra kelahiran dan kematian, orang mendapatkan cahaya kebijaksanaan
maka hendaknya hari apapun kesepakatan kita mengadakan puja bakti, kita
dan meraih unsur dasar yang bersih dan luhur, dan mendarat di pantai seberang, yaitu
harus berusaha datang. Itu adalah etikanya. Pada jaman dahulu di masa Sang Nirvana.
Buddha, kalau di vihara sedang ada ceramah Dhamma, ada Puja Bakti, maka Di dalam cahaya terang, kita memiliki kebijaksanaan, kita memahami semua pintu Dharma,
di halaman vihara itu dinaikkan selembar bendera. Dari kejauhan kibaran dan kita pasti mengakhiri kelahiran dan kematian. Dengan samadhi, orang menjadi luhur.
bendera itu telah nampak. Apakah maksudnya? Dengan melihat bendera itu, Kekuatan samadhi akan membuatnya mampu dilahirkan di dalam Tanah suci, Tanah bersih,
di dalam Kebahagiaan Tertinggi.
orang yang datang dari jauh akan segera mengetahui bahwa Sang Buddha
Tangan dan Mata apa ini? Ini adalah Tangan Sari Bulan, dan merupakan Dharani yang
sedang membabarkan Dhamma. Mereka kemudian akan berjalan dengan diucapkan oleh Bodhisattva Bulan Terang. Dharani ini menyebabkan semua orang
hati-hati, tenang serta menghindari suara berisik agar tidak mengganggu kek- memperoleh kejernihan dan kesejukan.
husukan dan kekhidmatan vihara. Jadi semua kendaraan -di jaman itu kereta- FA SE YE TI adalah Mata dan Tangan Perisai. FA SE YE TI merupakan kata-kata
langsung diparkir. Sansekerta yang artinya “luas dan indah”. Kata-kata ini juga berarti “luas dan agung”, dan
“menyeberangi kelahiran dan kematian”. Jika Mata dan Tangan Perisai dikembangkan,
Pada waktu berziarah ke India, di sebuah bukit kita diberitahu bahwa
samudra kelahiran dan kematian akan dapat diseberangi. Tanpa mengembangkan Tangan
Raja Bimbisara bila naik ke bukit itu untuk menjumpai Sang Buddha, kere- dan Mata ini, kita tidak dapat menyeberangi samudra itu. Dengan Tangan dan Mata Perisai,
tanya diparkir di suatu tempat di bawah bukit. Areal parkirnya masih ada. Ke- kita dapat menyeberangi samudra pahit kelahiran dan kematian, melewati aliran penderitaan
mudian di tengah bukit ada sebuah gardu tempat Raja Bimbisara meninggal- yang terus-menerus, dan tiba di pantai seberang – Nirvana.
kan para pengawalnya. Raja Bimbisara masih diiringi dua atau empat penga- 29. Mo Ho Fa Se Ye Ti
walnya. Ketika lebih dekat dengan tempat Sang Buddha tinggal, di gardu tera- Baris ini mengandung arti “Jalan Dharma yang paling jaya dan luas.” Dharma itu agung
khir, para pengawal ditinggal di situ, agar tidak menimbulkan keributan. Baru- dan paling tinggi; Jalannya juga agung dan paling tinggi, dan paling luas. Ini adalah Tangan
lah Raja Bimbisara naik ke puncak bukit sendirian untuk bertemu dengan dan Mata Permata (Haberd), yang menaklukkan setan-setan surga dan menundukkan agama-
agama eksternal. Tangan dan Mata ini juga mempunyai banyak manfaat yang lain; misalnya,
Sang Buddha. Jadi bila telah terlihat kibaran bendera di atas bukit, orang akan melindungi negara dari musuh. Jika negara kita diserang, dengan mengembangkan Dharma
segera tahu bahwa Sang Buddha sedang membabarkan Dhamma karena itu ini, kita dapat, tanpa perujudan luar apapun, membuat musuh mundur teratur.
semua orang harus menjaga ketenangan. Tenang bukan berarti tidak ber- 30. To La To La
gerak, melainkan berjalan dengan diam agar tidak mengganggu orang lain Kata Sansekerta ini sukar dimengerti. Bahkan mereka yang telah mempelajari bahasa
yang sedang mendengarkan khotbah Sang Buddha. Sansekerta tidak mampu memahami mantra dan menjelaskan maksudnya. Namun, biar

30 71
Sekarang karena kita telah memasuki era akhir Dharma, orang-orang berpikir bahwa Inilah latihan kedisiplinan sekaligus memperhatikan kebutuhan orang
hanya mengucapkan Mantra Welas Asih Agung telah merupakan suatu pencapaian lain yang sesungguhnya ada dalam ajaran Sang Buddha. Mereka datang un-
Buddhadharma, namun kenyataannya tidaklah demikian. Mantra Welas Asih Agung
diucapkan demi Empat Puluh Dua Tangan dan Mata, dan manfaat ajaib dari Mantra Welas
tuk Sang Buddha, mereka datang untuk mendengarkan Dhamma. Oleh
Asih Agung adalah Empat Puluh Dua Tangan dan Mata; Empat Puluh Dua Tangan dan Mata karena itu, kadang-kadang terpikir: "Bagaimanakah seandainya di cetiya ini
ini merupakan unsur lengkap dari Mantra Welas Asih Agung. bila sedang ada kebaktian dipasangi bendera?" Artinya, begitu lagu pembu-
Jika orang cuma mampu mengucapkan Mantra Welas Asih Agung, tapi tidak tahu kaan 'Mari kita ke vihara' dinyanyikan seperti tadi, langsung bendera dinaik-
bagaimana mengembangkan Empat Puluh Dua Tangan, ia seperti orang yang memiliki kan. Jadi, umat yang datang dengan naik sepeda motor segera mematikan
tangan tapi tidak berkaki, karenanya tidak dapat ia berjalan. Sebaliknya, jika orang
mengembangkan Empat Puluh Dua Tangan tapi tidak mengembangkan Mantra Welas Asih
mesinnya. Sepeda motornya dituntun. Tetapi apakah hal ini dapat dilaksana-
Agung, ia adalah orang yang mempunyai kaki namun tidak bertangan, sehingga tidak dapat kan? Malah timbul kekhawatiran, jangan-jangan begitu melihat bendera sudah
mengambil barang; tetap saja tidak berguna. dinaikkan, para umat yang terlambat kemudian berpikir: "Kebaktian sudah mu-
Karenanya, untuk bisa mengerti dengan jelas Mantra Welas Asih Agung, pertama-tama lai. Kita terlambat. Kita jalan-jalan ke plaza saja." Sungguh ironis. Pada jaman
Empat Puluh Dua Tangan harus dipahami, dan mantra tersebut dibaca dan dijunjung tinggi. dahulu begitu orang menyadari dirinya terlambat hadir maka mereka segera
Maka ia dapat mengerti dengan jelas Dharma Sang Buddha yang ajaib ini. Ini bukan hanya
soal mendengarkan Guru Dharma menjelaskan mantra, kemudian berpikir, “Ah! Saya paham
bergegas namun tetap menjaga ketenangan agar dapat mengikuti khotbah
apa makna setiap kalimat.” Sang Buddha. Pada jaman ini bila dipasang bendera sebagai tanda kebaktian
Seperti ini juga tidak ada gunanya, sama saja dengan orang yang memiliki tubuh tapi tidak sudah mulai maka umat yang sudah sampai di jalan masuk ke vihara pun da-
memiliki tangan dan kaki. Kita harus memiliki tubuh, tangan, dan kaki. Baru kemudian kita pat berbalik, batal ikut puja bakti. sekarang, umat yang sudah ada dalam ling-
dapat membuat mereka bekerja bersama menuntaskan kebajikan dan jasa-jasa baik. kungan vihara juga ada kemungkinan tidak mengikuti puja bakti. Mereka lebih
Tangan dan Mata Keong Permata gunanya untuk mempraktekkan Dharma. Pada waktu
melaksanakan satu Dharma, orang harus meniup kulit keong itu. Ketika ditiup suara Keong
senang jadi tukang parkir, ngobrol di pintu depan maupun di atas sepeda mo-
Permata terdengar hingga ke surga, terdengar di neraka, dan terdengar oleh manusia; tor. Mungkin mereka dahulu adalah para pengawal Raja Bimbisara, jadi tu-
terdengar di mana-mana, dan batasan-batasan pun dibuka. Semua tempat yang dapat dicapai kang parkir kereta Raja. Padahal dalam 7 hari ada 6 hari kita mempunyai
oleh suara itu menjadi wilayah kita. Setan-setan aneh dan hantu-hantu tidak diperkenankan waktu untuk ngobrol dengan kawan-kawan. Ke vihara hendaknya benar-benar
masuk. kita pergunakan untuk puja bakti. Marilah kita memulai kebiasaan yang baik
“Hiasan yang berguna” artinya dengan Tangan dan Mata Keong Permata kita
mengembangkan keong itu. Tatkala Keong Permata ditiup, bumi berubah menjadi emas,
ini.
dihiasi dengan tujuh permata mulia. Sungguh halus dan ajaib. Jadi, inilah salah satu pokok ajaran agama Buddha, wajib mengikuti
Kalian yang mempelajari Buddhadharma harus mengetahui bahwa dalam tiga ratus tahun puja bakti. Oleh karena itu, jangan pernah bangga dengan mengatakan:
terakhir belum ada orang yang berhasil menemukan Empat Puluh Dua Tangan dan Mata ini, "Dalam setahun, saya hanya sekali mengikuti puja bakti. Pada perayaan
dan tak seorang pun yang memahaminya. Waisak saja." Apakah yang pantas dibanggakan? Menjadi orang yang malas
Sekarang karena kita telah memiliki suatu pengertian mengenai Mantra Welas Asih Agung,
kita harus dengan sepenuh hati dan bertekad kokoh mengembangkan Empat Puluh Dua
dan tidak melakukan kewajiban sebagai seorang umat Buddha kok disom-
Tangan. Kemudian pada gilirannya, Empat Puluh Dua Tangan dan Mata ini akan membawa bongkan. Kalau dalam mengikuti kuliah 51 kali tidak hadir dari 52 kali yang
berkah yang tiada bandingannya. seharusnya diikuti maka kita pasti tidak akan lulus. Dalam aturan perguruan
JYE MENG berasal dari bahasa Sansekerta, namun bukan berasal dari India. Kata ini tinggi bila seseorang mahasiswa mengikuti kuliah tidak kurang dari 75% seta-
berasal dari Surga Brahma Agung. Bahasa Sansekerta di India juga berasal dari Surga hunnya, barulah ia diperbolehkan mengikuti ujian. jadi kita hendaknya jangan
Brahma Agung. JYE MENG artinya “memperhatikan urusan” atau “kebajikan dan jasa-jasa
baik”, yaitu memperhatikan urusan yang bermanfaat dan membawa jasa-jasa baik bagi orang
malah sombong dengan jarang mengikuti puja bakti. Kejelekan dan kemala-
lain. Bermanfaat bagi orang lain sama juga dengan bermanfaat bagi diri sendiri. Seorang san hendaknya tidak diternakkan. Tidak dipamerkan.
Bodhisattva melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bermanfaat bagi Sekarang, bila kita telah berada dalam vihara hendaknya kita mengi-
orang lain; ia mencerahkan dirinya sendiri dan orang lain. kuti pembacaan paritta dan uraian Dhamma dengan sungguh-sungguh. Ada
Kalimat ini menunjuk kepada latihan Enam Kesempurnaan dan Sepuluh Ribu Perilaku. Ia beberapa umat yang pergi ke vihara hanya untuk bertukar cerita saja, justru
adalah Tangan dan Mata Teratai Putih. Lihat : Kita menggenggam sekuntum teratai putih di
70 31
pada saat uraian Dhamma diberikan. Jadi di depan ada acara ceramah, di membawa mereka kembali dari kematian. Dengan berbuat seperti itu, kalian akan menjadi
belakang mendongeng sendiri. Sikap demikian ini jelas keliru. Kita harus sung- saingan Raja Yama, dan Raja Yama akan berkata, “Baiklah, karena engkau mencegah
kematiannya, saya akan mengambil hidupmu sebagai gantinya.”
guh-sungguh mendengarkan Dhamma. Bila kita memiliki kewajiban pergi ke Ketika telah tiba waktunya untuk kalian mati, tak ada yang akan memberi kalian simbol itu.
vihara maka mendengarkan uraian Dhamma adalah kewajiban kita pula. Co- Jika berpikir dapat melindungi diri sendiri, kalian salah. Keahlian Dharma kalian itu seperti
balah kita simak kotbah Sang Buddha tentang Berkah Utama, kita akan mene- pisau yang tidak dapat memotong pegangannya sendiri, dan ketika berhadapan dengan
mukan bahwa mendengarkan dan berdiskusi Dhamma pada saat yang sesuai kesulitan, keadaan kalian akan sama dengan Bodhisattva tanah liat :
adalah merupakan Berkah Utama. Tatkala Bodhisattva tanah liat menyeberang lautan
Ia berjuang mati-matian melindungi tubuhnya sendiri.
Saudara, setelah kita mendengarkan Dhamma, apakah yang ke- Jadi, meskipun telah menguasai Dharma ini, orang masih harus berlatih. Karena alasan ini,
mudian harus kita kerjakan? Kita hendaknya merenungkan Dhamma itu agar saya tidak lagi mempedulikan urusan orang lain. Siapapun yang mati, matilah, dan saya tidak
dapat kita laksanakan di dalam kehidupan sehari-hari. Siapa pun yang mem- mempedulikan mereka. Saya tidak terlibat dengan urusan seperti itu lagi.
berikan pembabaran Dhamma janganlah dibeda-bedakan. Hal yang terpenting 25. Mo La Mo La
adalah memperhatikan isi ceramah Dhammanya. Saat ini, di antara para umat Dua kalimat dari mantra ini mempunyai arti “bertambah dan tumbuh”. MO LA MO LA juga
Buddha masih sering membedakan siapa yang memberikan ceramah berarti “seperti yang engkau kehendaki” dan “sesuai dengan keinginanmu”. Mereka mengiringi
Dhamma, bukan memperhatikan hal yang diceramahkan. Kenapa demikian? Mata dan Tangan Permata Seperti Kehendakmu, yang menambahkan berkah, mendorong
pertumbuhan kebijaksanaan, dan membuat segalanya menjadi mulia “seperti kehendakmu”,
Kadang-kadang si penceramah memang masih suka marah-marah. Sewaktu
selaras dengan hatimu. Lihat, betapa agung manfaatnya! Inilah sebabnya mengapa Tangan
dia mengajarkan tentang kesabaran dan pengembangan cinta kasih kepada dan Mata ini merupakan yang pertama dari Keempat Puluh Dua Tangan dan Mata. Permata
semua makhluk, kita mungkin akan menertawakannya dalam hati. Ini pun me- Seperti Kehendakmu, yang mulia ini sungguh ajaib mengatasi kata-kata.
rupakan kekeliruan. Kenapa demikian? Dia sebagai manusia memang punya Jika ingin kaya, kembangkanlah Tangan dan Mata ini, karena begitu orang
kesalahan serta kekurangan. Tetapi ingatlah, ceramah yang diberikannya menyempurnakannya, ia akan memiliki semua yang dikehendaki, dan ia tidak perlu cemas
lagi bakal jatuh miskin. Ia akan selalu kaya dan memiliki berkah yang tak terhingga dan tak
adalah sabda Sang Buddha. Buddha Dhamma inilah yang perlu kita dengar-
terbatas.
kan. Seandainya kita mendengarkan lagu Buddhis dari kaset. Kita hanya akan 26. Mo Si Mo Si Li To Yin
mendengarkan isi lagunya. Kita tidak akan mempermasalahkan merk tape-
MO SI MO SI artinya “tanpa kata, batin tertinggi”. Tanpa kata berarti, “Jangan bicara!”.
nya. Pokoknya yang penting kita mau mendengarkan dan menikmati lagunya. Batin tertinggi adalah “pikiran terluhur”. Dan apakah itu? Itu adalah sesuatu yang ajaib.
Tape modelnya apa pun, terserah. Demikian pula dengan orang yang berce- MO SI MO SI juga dapat diterjemahkan sebagai “bahagia”. Menjadi sebahagia Raja Surga
ramah, itu pun tidak penting, yang penting adalah isi ceramahnya, Buddha Brahma Agung : tiada kesedihan, tiada kecemasan, tiada kesengsaraan, bahagia dan
Dhamma. Selama ia membabarkan dengan benar kotbah Sang Buddha, kita terkendali sepanjang hari.
hendaknya selalu menyimak ceramah tersebut dengan sungguh-sungguh. Ini adalah Tangan dan Mata Awan Lima Warna. Dengan membawa awan lima warna yang
mulia di atas telapak tangan, kita benar-benar sangat “bahagia”. Manfaatnya tak terbatas dan
Inilah hal pokok yang pantas direnungkan. tak terhitung, dan kegunaannya yang membahagiakan dan ajaib adalah abadi.
Dalam satu tahun -52 minggu itu- berapa kali kita tidak hadir di vi- LI TO YIN merupakan Tangan dan Mata Teratai Biru. Ini mempunyai arti “hati bunga
hara? Sekarang, kalau kita sudah menyadari bahwa di tahun yang telah lalu teratai”. Tatkala kita telah mengembangkan tangan dan mata ini hingga sempurna, wangi dari
itu telah banyak kesalahan yang kita lakukan, banyak tidak hadir di vihara, teratai biru ini akan menyebar ke mana-mana, dan kita akan dipuji oleh para Buddha dari
maka bertekadlah bahwa mulai minggu depan, kalau bisa 52 minggu sung- sepuluh penjuru. Dharma ini sungguh sangat halus dan ajaib, dan tak tertandingi, Dharma
yang sangat tinggi dan dalam, yang sulit ditemukan bahkan dalam masa seribu kali masa
guh-sungguh akan selalu kita pergunakan untuk mengikuti puja bakti di vihara. yang sangat panjang, sangat panjang.
Ini penting. Kenapa demikian? Di dalam mengikuti agama Buddha, puja bakti 27. Ci Lu Ci Lu Cie Meng
termasuk urutan yang pertama. Sebab puja bakti termasuk dalam langkah-
CI LU CI LU berasal dari bahasa Sansekerta dan mempunyai arti “melakukan Dharma”,
langkah untuk mengembangkan keyakinan pada Ajaran Sang Buddha, yaitu atau “hiasan berguna”, atau “tiuplah kulit keong dan lepaskan batasan”. Ini adalah Tangan dan
Saddha. Keyakinan yang kuat diwujudkan dengan selalu mengikuti kegiatan Mata Keong Permata.

32 69
“Engkau mungkin bermain-main di tengah jalan atau barangkali engkau berhenti dulu puja bakti. Siapa pun yang ceramah, di mana pun viharanya, kita hendaknya
menonton atau bermain bola.” selalu datang ke vihara. Apabila kita sedang berada di kota Malang, datanglah
“Tidak,” kata anak itu, ”saya langsung pulang secepat-cepatnya.” “Kalau begitu, sepedamu
tidak secepat sepedaku karena saya tiba duluan.”
ke vihara di Malang. Begitu pula bila kita sedang mengunjungi kota Surabaya,
Tatkala melihat ibunya, seketika itu juga saya merasa tidak ada cara untuk menyelamatkan Yogyakarta, Jakarta dan segala tempat yang ada, selalulah bertanya: "Di ma-
hidupnya. Tapi saya memutuskan untuk mencoba dan menuliskan sebuah simbol seperti ini : nakah vihara di sini?" Kalau perlu, hubungilah dahulu para bhikkhu setempat
“Anak ini sangat berbakti, ia berusaha memotong tangannya untuk menyelamatkan hidup untuk meminta keterangan, jadwal puja bakti dan alamat vihara di sana. Jadi
ibunya. Karena saya telah mencegah ia berbuat seperti itu, perempuan ini harus hidup, setiap hari kebaktian, biasanya hari Minggu, kita tidak akan ketinggalan mela-
apapun yang terjadi.”
Lalu saya membuat suatu simbol untuknya, dan mengirimkan simbol itu pada saat itu juga.
kukan Puja Bakti.
Pagi berikutnya, perempuan itu, yang telah koma seolah-olah sudah mati selama tujuh atau Puja Bakti menempati urutan nomor satu. Karena puja bakti akan
delapan hari, bangkit duduk dan memanggil putra tertuanya dengan menyebut nama kecilnya. menimbulkan ketenangan dalam diri kita. Apalagi bila susunan acara dalam
“Chu-tzu, Chu-tzu,” katanya, “Saya lapar. Bawakan saya nasi.” Anak laki-laki itu, yang Puja Bakti ditata dengan baik. Puja bakti hendaknya diawali dengan menyany-
sudah lebih seminggu tidak pernah lagi mendengar ibunya memanggil namanya, sangat ikan sebuah lagu Buddhis. Setelah mendengarkan uraian Dhamma, bersama-
gembira sekali. Ia berlari ke sampingnya. “Ibu! Engkau sakit selama seminggu lebih, tidak
berkata apapun. Ibu sudah sembuh sekarang?”
sama menyanyi sebuah lagu Buddhis lagi. Ketika puja bakti akan ditutup,
Perempuan itu bilang, “Ibu tidak tahu telah berapa lama berlari-lari di gua hitam tanpa sekali lagi menyanyi bersama. Susunan puja bakti semacam ini akan menim-
cahaya matahari, bulan, ataupun lampu. Ibu lari dan lari, hari demi hari, mencari rumah. Ibu bulkan kegembiraan di hati para umat Buddha yang mengikutinya. Apalagi bila
memanggil-manggil, tapi tidak ada yang datang. Lalu semalam, Ibu bertemu dengan seorang sewaktu menyanyikan lagu-lagu Buddhis diiringi pula dengan berbagai alat
bhiksu miskin dengan jubah compang camping yang menuntunku pulang. Sekarang Ibu ingin musik. Sungguh sangat mengesankan. Hasilnya, umat yang terkesan akan
makan nasi.”
“Bagaimana rupa bhiksu itu?” putranya bertanya. “Ia sangat tinggi,” katanya, “Saya pasti
datang setiap hari Minggu mengikuti puja bakti. Akhirnya, mengikuti puja bakti
mengenalnya kalau bertemu lagi.” akan menjadi salah satu kebutuhan pokoknya.
“Apakah dia?” kata anak itu lagi, menunjuk ke arah saya. Saya sudah tertidur di dipan Begitu pula dengan irama pembacaan Paritta, hendaknya tidak terlalu
waktu itu. “Ya!” teriaknya, “dialah orang yang membawaku pulang.” lambat sehingga umat timbul kebosanan dan mengantuk. Sebaliknya, juga
Lalu seluruh keluarga mereka, lebih dari sepuluh orang, tua dan muda, berlutut di depan jangan terlalu cepat karena umat yang telah lanjut usia akan kesulitan untuk
saya dan berkata bahwa saya telah menyelamatkan nyawa ibu mereka, lalu mereka
menyatakan berlindung padaku. “Apapun yang engkau bilang harus kami lakukan, kami akan
mengikutinya. Irama pembacaan Paritta hendaknya tidak terlalu cepat ataupun
patuh,” mereka berkata seperti itu. terlalu lambat. Disesuaikan dengan keadaan.
Tidak berapa lama kemudian, seluruh desa datang menyatakan berlindung, dan memohon Hanya saja puja bakti bukanlah segalanya. Puja bakti tidak akan men-
saya menyembuhkan penyakit mereka. Saya bilang, “Saya akan menyembuhkan kalian yelesaikan masalah hidup yang sedang kita hadapi. Kebaktian merupakan
dengan pukulan!” kegiatan yang dapat menimbulkan ketenangan, tetapi belum dapat menyele-
Lalu saya memukul mereka tiga kali dengan kebutan. Setelah memukul mereka, saya
bertanya, “Apakah kalian sudah merasa baik sekarang?” dan, diiringi rasa kaget, mereka
saikan masalah. Dalam melakukan puja bakti, untuk para umat Buddha yang
semua telah sembuh. sibuk, di rumah sebaiknya memiliki sebuah cetiya. Pada waktu pagi dan sore,
Itulah pekerjaan yang mengganggu di Manchuria. Kali kedua saya menggunakan simbol kita dapat membaca Paritta sendiri, di rumah masing-masing, sekaligus men-
terjadi di Hong Kong. Pada waktu ayah Magdalena Lew, yang umurnya sudah lebih dari tujuh gajarkan anak-anak membaca Paritta. Kemudian bila tiba hari Minggu atau
puluh tahun, sakit, tukang ramal dan tabib semua mengatakan bahwa ia pasti mati pada tahun hari kebaktian yang sudah ditentukan di kota itu, bila ada kesempatan,
itu juga. Ia datang dan meminta perlindungan untuk menyelamatkan hidupnya. “Guru,”
katanya, “bisakah Guru menunda kematianku?”
datanglah ke vihara bersama-sama keluarga untuk mengikuti puja bakti.
“Jadi engkau tidak mau mati?” kataku, “Saya akan memberimu umur dua belas tahun lagi, Kadang ada umat yang berpendapat bahwa karena di rumahnya su-
bagaimana?” dah memiliki cetiya, maka ia tidak perlu lagi mengikuti puja bakti di vihara. Me-
“Baik sekali” katanya. Lalu saya melakukan suatu perbuatan kecil untuknya, dan ia hidup mang, kalau hanya membaca Paritta saja, kita cukup lakukan di rumah
dua belas tahun lagi. masing-masing. Namun, tadi telah dibahas bahwa membaca Paritta atai ke-
Namun, janganlah kalian menggunakan Dharma ini untuk mencegah orang mati atau
68 33
baktian itu baru langkah yang pertama. Setelah membaca Paritta, kita masih memberinya Simbol Mulia.
perlu mendengarkan uraian Dhamma. Uraian Dhamma inilah yang sulit untuk Suatu sore yang hujan, pada hari kedelapan belas di bulan keempat, seorang anak muda
yang bernama Kao Te Fu datang ke Vihara Tiga Keadaan, tempat saya tinggal waktu itu. Ia
kita dapatkan di rumah sendiri. Apabila kita pergi ke vihara maka pada saat berlutut di depan Buddharupang, membuka pisau jagal yang dibungkusnya dengan surat
kebaktian pasti ada pembabaran Dhamma. Dan, pada waktu mendengarkan kabar, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, bersiap-siap untuk memotong tangannya dan
uraian Dhamma -perlu diingatkan lagi- jangan kita melihat orang yang memba- mempersem-bahkannya kepada Sang Buddha.
barkannya melainkan dengarkanlah isi ajarannya. Kalian pikir bagaimana? Apakah ia pintar dan bijaksana? Tentu saja, ia sangat bodoh,
Kalau memang terpaksa kita tidak memiliki kesempatan untuk mengi- sangat bodoh. Namun, kebodohannya adalah dari jenis “kebodohan yang didasari oleh rasa
bakti kepada orang tua”.
kuti puja bakti di vihara, maka di rumah setelah kita membaca Paritta, kita da- Ibunya sedang sakit parah, dan sudah sekarat. Ia seorang pecandu opium, bahkan
pat mendengarkan Dhamma dari kaset ceramah yang sekarang sudah amat kecanduannya telah sampai di tingkat di mana untuk menghisap opium pun, ia sudah terlalu
gampang didapat. Setengah jam cukup, dengarkanlah satu muka dulu. Lebih lemah. Ia terbaring dalam keadaan koma, tidak makan tidak minum. Lidahnya menjadi hitam,
baik kalau sampai habis ceramahnya. Dengarkan saja. Kegiatan itu akan ber- dan bibir pecah terbuka. Dokter Barat maupun tabib Tiongkok telah angkat tangan. Tapi
manfaat bagi diri kita sendiri. Kenapa demikian? Sebab ceramah Dhamma itu putranya itu berpikir lain, “Bodhisattvalah yang paling mujarab. Saya akan pergi keVihara Tiga
Keadaan dan memotong tangan sendiri untuk dipersembahkan kepada para Buddha. Dengan
akan menjadi pedoman hidup diri kita sehingga kita akan merasa mantap hati yang tulus saya akan berdoa agar ibu saya disembuhkan.”
menjalani kehidupan ini. Kita akan mempunyai pegangan bahwa perbuatan ini Tepat pada saat anak laki-laki itu akan memotong tangannya untuk dipersembahkan
benar, perbuatan itu salah. Hal ini benar, hal itu keliru. Dengan demikian kita kepada Buddha, seseorang merangkulnya dari belakang. “Apa yang engkau lakukan? Engkau
akan melakukan perbuatan yang benar dan menghindari perbuatan yang ke- tidak boleh bunuh diri di sini!”
liru. “Saya akan memotong tangan saya sebagai persembahan kepada Buddha,” kata anak
laki-laki itu, “agar penyakit ibuku bisa sembuh. Engkau tidak boleh menghalangiku.”
Jadi apabila kebaktian dapat menimbulkan ketenangan batin maka Anak itu meronta melepaskan diri, tapi orang itu tidak mau melepaskannya. Ia kemudian
ceramah Dhamma akan memberikan jalan keluar atas masalah hidup kita. segera melaporkan kejadian itu kepada kepala Vihara. Kepala vihara berkata bahwa tidak ada
Sering kita dengar dari orang-orang yang semula beragama Buddha kemudian yang dapat ia lakukan, ia mengirim pelindung Dharmanya yang paling berpengaruh, Li Ching-
pindah agama, bila ditanya alasannya meninggalkan Agama Buddha, bi- hua, untuk menjemput saya.
asanya dijawab: "Saya tidak menemukan kebahagiaan di agama Buddha." Meskipun kala itu masih seorang samanera, seorang pemula, saya telah menjadi
pengawas di Vihara Tiga Keadaan, suatu jabatan yang hanya di bawah kepala vihara.
Kalau kemudian ia ditanya: "Sudahkah kamu melaksanakan Ajaran Sang Bud- Bagaima-napun juga, sebagai seorang pemula, saya bukanlah dari kelompok “tukang makan,
dha?" "Sudah sejak dari kecil saya mempelajari agama Buddha." Memang dan minum”. Saya bangun sebelum yang lain bangun, bukan sesudahnya. Saya melakukan
mungkin ia sejak kecil telah mengikuti agama Buddha namun hanya ikut puja pekerjaan yang tidak seorang pun mau mengerjakannya, dan hanya makan sekali sehari di
bakti atau hanya melaksanakan tradisi saja. Padahal puja bakti hanya salah siang hari. Saya tidak menyimpan makanan kecil. Hanya dengan berlatih, kita dapat
satu kegiat an sebagai umat Buddha. Sudahkah ia mendengarkan Dhamma? memperbaiki kesalahan-kesalahan kita. Tidak berhasrat memperbaiki kesalahan
menunjukkan kurangnya kemampuan untuk berlatih.
Mungkin jawabnya: "Sudah biasa mendengarkan Dhamma." Kalau begitu Baiklah, kepala vihara memanggilku dan saya berkata padanya, “Ada orang datang
apakah ia sudah melaksanakan Ajaran Sang Buddha? Kalau hanya menden- meminta pertolonganmu, tetapi engkau mengoperkannya kepadaku. Engkau tidak mau peduli
garkan Dhamma saja, kita hanya akan menjadi perpustakaan, kumpulan ilmu dengan urusan seperti ini, malah mengalihkan masalah padaku.”
pengetahuan tentang Ajaran Sang Buddha, kurang bermanfaat, kosong. “Welas asihlah,” kata kepala vihara, “tolonglah ia.” Kepala vihara mengucapkan beberapa
Mendengarkan Dhamma, membaca buku-buku Dhamma saja, hal itu hanya kata manis padaku dan saya terbujuk. “Baiklah,” saya bilang, “saya akan pergi.” Lalu saya
berkata kepada anak kecil itu, “Naiklah sepedamu pulang, saya akan mengikuti.”
menjadikan kepala kita seperti perpustakaan. Mengetahui segalanya, Empat “Tapi, apakah Guru tahu jalan ke sana?” tanyanya. “Jangan pedulikan saya, pulang
Kesunyataan Mulia, riwayat Sang Buddha, namun tidak dapat memanfaat- sajalah,” kataku.
kannya dalam kehidupan sehari-hari, orang semacam itu bukanlah jenis umat Waktu itu sekitar jam lima sore ketika dia berangkat pulang, dan matahari mulai terbenam.
Buddha sejati. Oleh karena itu, selain mengikuti puja bakti, mendengarkan Ia mengambil jalan utama dan saya mengambil jalan yang lebih kecil. Rumahnya sekitar
uraian Dhamma maka setelah pulang ke rumah, renungkanlah uraian enam mil dari sana, dan ketika ia sampai, ia terkejut melihat saya sudah duduk di sana
menunggunya. “Orang tua bijak, bagaimana engkau bisa sampai duluan?”
34 67
atau raja, dan sebagainya. Dhamma yang baru didengarkan dengan baik dan berusahalah untuk melak-
Untuk menyelamatkan makhluk hidup, Bodhisattva memiliki kemampuan untuk mengujud sanakannya. Dengan merenungkan Dhamma akan memantapkan diri kita
dalam ketiga puluh dua tubuh fisik. Ia juga memiliki empat belas macam ketidaktakutan dan
empat kemuliaan yang tak tertandingi – yaitu, empat macam penembusan spiritual dan
dalam menentukan hal yang benar sebagai kebenaran dan hal yang salah
kemampuan ajaib yang tak tertandingi. Ia telah meraih perpaduan sempurna, dan telah sebagi kesalahan. Dengan demikian, kita pasti akan melakukan yang benar
mencapai buah Bodhi agung. Itulah semua pencapaian Bodhisattva Yang Mendengarkan dan meninggalkan yang salah. Bila dalam mempelajari Dhamma orang telah
Suara Dunia. mencapai tingkat ini, pastilah dia akan berbahagia di dalam Dhamma.
24. Sa Po Sa Po Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang ibu. Ibu ini
Kalimat SA PO SA PO mengiringi “Mata dan Tangan Simbol Mulia”, dan bermakna baru saja kematian anak lelakinya yang masih muda dan baik hati. Tingkah
“manfaat dan kebahagiaan untuk semua”. Dengan mengembangkan Mata dan Tangan ini, laku anak ini sangat baik, wajahnya tampan, bahkan kelihatannya ia paling
orang dapat membawa manfaat dan kebahagiaan bagi semua makhluk. Para dewa, panglima-
tampan sekeluarga. Ia juga anak yang paling sering memperhatikan keadaan
panglima Raja Yama di dalam neraka, dan raja-raja hantu, semuanya akan patuh. Orang yang
menguasai Tangan dan Mata ini dapat berkata, “Bebaskan pendosa itu,” dan mereka akan orang tuanya. Kalau dia hendak makan, misalnya, dia pasti mencari ibunya
membebaskannya. Mengapa? Karena ia memiliki Simbol Mulia. terlebih dahulu. Ia akan mengajak ibunya makan bersama. Ia pula yang akan
Simbol Mulia laksana cap kebesaran kaisar. Jika sebuah surat bercap kerajaan, semua mengambilkan nasi serta lauknya untuk sang ibu tersayang. Selain baik perila-
orang mnghormatinya, dan mengikuti perintahnya dengan patuh. Tidak ada yang berani kunya, sekolahnya pun cukup pandai. Bahkan sebentar lagi ia akan diwisuda
menentangnya. Jika Simbol Mulia dimiliki, seseorang mampu membawa manfaat dan
sebagai sarjana S2. Selain itu, dalam waktu dekat ia juga akan segera bertu-
kegembiraan bagi semua orang. Ia dapat menunjukkan kepada mereka perbuatan bajik apa
yang harus dilakukan, dan mereka akan mendapatkan manfaatnya. nangan. Namun, siapa sangka kalau ia akan meninggal. Ia meninggal dalam
Misalnya, ada diantara kalian yang telah berusaha keras dan ulet hingga berhasil usia yang relatif masih sangat muda. Kepergiannya menimbulkan stress ke-
mencapai pengembangan Simbol Mulia. Misalnya juga, ada orang yang sekarat di ujung luarganya. Shock.
kehidupan. Maka orang yang menguasai Simbol Mulia itu dapat membubuhkan simbol Namun sewaktu saya bertemu dengan ibunya kemarin, kira-kira sete-
mulianya pada sehelai kertas, dan menulis beberapa baris kalimat kepada Raja Yama,
lah lebih 100 hari wafatnya sang anak, ibu tadi mengatakan bahwa sean-
“Biarkan ia lewat. Biarkan ia kembali. Engkau jangan membiarkannya mati.”
Maka Raja Yama sekalipun tidak akan berani menentang. Keajaiban kemampuan Simbol dainya ia tidak mengenal dan melaksanakan Buddha Dhamma dengan baik,
Mulia adalah ia mampu menghidupkan kembali yang mati. Namun untuk dapat maka ia bisa menjadi gila. Memang, pada waktu ia berkata demikian
menggunakannya, pertama-tama orang harus berhasil mengembangkannya terlebih dahulu. sepasang matanya masih merah menahan isak tangis. Ibu ini termasuk salah
Sebelum berhasil dikembangkan, manfaat Simbol Mulia tidak akan sebesar itu. satu donatur vihara yang setia. Dari pengamatan, tidak jarang kita jumpai seo-
Apa yang dimaksud dengan berhasil mengembangkannya? Ini seperti berangkat ke
rang donatur vihara yang mengalami kesulitan hidup. Sebenarnya hal ini
sekolah. Pertama, seorang siswa duduk di tingkat dasar. Kemudian ia meneruskan ke tingkat
lanjutan, dan terus ke perguruan tinggi. Akhirnya ia dapat memperoleh gelar Ph.D. adalah biasa. kesulitan hidup akan menerpa siapapun juga, baik para donatur
Mengembangkan Simbol Mulia hingga berhasil, dapat diumpamakan dengan usaha meraih vihara ataupun bukan. Kesulitan hidup adalah karena buah karma buruk yang
gelar Ph.D., kecuali bahwa kemuliaannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Ph.D. sedang dipetik. Tetapi kadang muncul pikiran negatif dalam diri para donatur
Simbol Mulia membawa manfaat, menyelamatkan semua makhluk hidup, dan menjadikan tersebut. Ia mengeluh kenapa buah kebaikannya sebagai donatur berakibat
mereka bahagia. Tidakkah ini amat ajaib? Untuk bisa mendapatkan manfaat darinya, atau
penderitaan dan kesedihan? Dahulu sewaktu ia masih sering melakukan pe-
untuk bisa menggunakannya kepada orang lain, Empat Puluh Dua Tangan dan Mata harus
dikembangkan. Dan SA PO SA PO adalah satu di antaranya. langgaran sila, hidupnya malah tidak banyak mengalami penderitaan, tidak
Mendengar saya berbicara seperti ini, ada orang berpikir, “Saya akan segera pernah usahanya merosot, maupun kematian anaknya. Sama sekali tidak per-
mengembangkan Simbol Mulia ini. Lalu setiap kali ada orang yang akan mati, aku akan nah. Sekarang setelah beberapa lama menjadi donatur, sponsor vihara, hidup-
memberinya simbol ini. Aku tidak akan membolehkan Raja Yama membiarkannya mati.” nya malah terasa sulit. Kesimpulan pendek yang diambil adalah lebih baik ti-
Lakukanlah, ia mampu mencegah orang mati jika ia mau, namun bila nanti saatnya tiba
dak usah menjadi donatur saja. Ada beberapa orang yang memiliki pandan-
untuk dia mati, tak akan ada orang yang akan memberinya simbol itu agar ia tak jadi mati.
Saya telah menggunakan Simbol Mulia dua kali, satu kali di Manchuria dan sekali lagi di gan salah seperti itu. Bahkan ada seorang pemborong yang juga mengeluh
Hong Kong. Di Manchuria, waktu itu terjadinya mendadak; orang itu pasti mati jika saya tidak bahwa jika ia membantu membangun untuk vihara yang dikerjakannya dengan

66 35
sukarela dan gratis, malah pekerjaan pokoknya menjadi sepi. Akan tetapi bila sesungguhnya ia berkata, “Saya pasti akan melaksanakan ajaran Bodhisattva Yang
ia menolak membantu pembangunan di vihara maka pekerjaan pokoknya lan- Mendengarkan Suara Dunia, serta akan menuntun dan mengadakan peralihan bagi makhluk
hidup. Saya akan mempersembahkan semua perbuatan saya agar selaras dengan ajaran.”
car kembali, sampai-sampai ia kewalahan. Kenyataan seperti ini sering meng- YI SI LI artinya “mempersembahkan perbuatan selaras dengan ajaran”, berpaling kepada
goyahkan keyakinan seorang umat Buddha. Keyakinan dapat goyah karena ajaran Bodhisattva dan dengan sepenuh hati mempraktekkannya.
pengertian akan Hukum Karma masih belum terlalu dimengerti. Ia masih 23. Mo Ho Phu Thi Sa To
kurang dalam melaksanakan Ajaran Sang Buddha. Dalam contoh ibu yang MO HO mempunyai arti “agung”. PHU TI artinya “cerah di dalam Jalan”. SA TO bermakna
ditinggalkan anak tersayangnya tadi, kelihatan jelas keyakinannya kepada “ia yang luar biasa beraninya”. Dalam kalimat ini, Bodhisattva yang cerah agung, dan maha
Ajaran Sang Buddha. Ibu tadi tidak menyesali perbuatan baiknya yang keli- berani, mengembangkan hati Bodhi dan menumbuhkan perilaku agung Bodhi.
hatannya berbuah penderitaan. Ibu tersebut justru mengucapkan keba- Mengembangkan hati Bodhi artinya menanam benih pencerahan. Menumbuhkan perilaku
agung Bodhi berarti merawat dan memupuk tunas Bodhi sehingga nantinya dapat memanen
hagiaannya karena telah mengenal Buddha Dhamma sehingga mampu den-
buah Bodhi, dan mencapai Jalan Bodhi agung. Inilah yang dimaksud dengan MO HO PHU
gan tegar menghadapi kenyataan hidup yang amat pahit itu. Ia tidak menjadi THI SA TO.
gila karena pengalaman pahitnya. Inilah manfaat Dhamma yang dirasakannya. Bagian dari mantra ini menghadirkan kesempurnaan Bodhisattva di dalam samadhi
Inilah bukti kenyataannya. Ia dapat menyadari bahwa merelakan anaknya lahir maupun kebijaksanaan, dan menghiasi tubuhnya dengan bermilyar kebajikan. Ketika samadhi
kembali adalah merupakan dana yang sangat besar, jauh lebih besar daripada disempurnakan, kebijaksanaan disempurnakan; ketika kebijaksanaan disempurnakan,
samadhi disempurnakan. Karena Sang Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia
dana yang telah diberikannya selama ini. Kepergian sang anak adalah meru-
memiliki samadhi, ia mengembangkan kebijaksanaan; karena ia memiliki kebijaksanaan, ia
pakan bagian dari perjalanan karma. Setelah mendengarkan keterangan ini, dapat menumbuhkan samadhi. Tanpa samadhi tidak ada kebijaksanaan dan tanpa
ibu itu mulai dapat menenangkan pikirannya. Ketenangan ini muncul karena kebijaksanaan tidak dapat muncul samadhi. Mereka tidak bersifat mendua.
sang ibu tadi telah memiliki Dhamma sebagai pegangan hidup. Andaikata Bermilyar kebajikan menghiasi tubuh Bodhisattva, karena tidak ada satu Dharma pun yang
sang ibu hanya melaksanakan puja bakti saja maka tidak mungkin ia akan ia abaikan. Perbuatan baik, kecil ataupun besar, Sang Bodhisattva melakukannya. Dan
karenannya dikatakan :
kuat menghadapi kematian anaknya yang tragis itu. Sesungguhnya memang
“Ia tidak mengabaikan perbuatan bajik yang paling kecil sekalipun.
puja bakti bukanlah penyelesaian atas suatu permasalahan. Puja bakti hanya- Tidak juga ia berbuat jahat yang paling kecil sekalipun.”
lah salah satu usaha untuk meningkatkan kebaikan, kebahagiaan, dan ke- Dengan tidak melakukan perbuatan jahat, dan melakukan semua perbuatan bajik,
tenangan. Masalah dapat diselesaikan dengan rajin mendengarkan, mere- Bodhisattva melahirkan hati Bodhi dan memetik buah Bodhi. Ia menghiasi tubuh Dharmanya
nungkan dan melaksanakan Dhamma. sendiri dengan bermilyar kebajikan. Dengan melahirkan hati yang penuh welas asih agung, ia
mempraktekkan Dharma yang tidak berkondisi, dan menjadi selaras dengan batin semua
Bekal kita yang ketiga setelah kita rajin melakukan Puja Bakti, lalu
makhluk hidup; ia menjalankan pekerjaan Buddha.
gemar mendengarkan Dhamma, maka ketiga adalah: suka membabarkan Namun Bodhisattva sendiri, dalam hakikat asalnya dan dalam inti aslinya, tidak memiliki ciri
Dhamma dengan mengajak rekan kita berdiskusi Dhamma, misalnya. Memba- makhluk hidup. Bodhisattva memperlakukan dirinya sendiri dan semua makhluk hidup sebagai
barkan Dhamma adalah hal yang tidak kalah pentingnya. Apabila pengeta- satu keutuhan, tanpa perbedaan dan tanpa sikap memihak. Tidak berharap untuk menyakiti
huan dan pengalaman Dhamma kita sudah cukup memadai tetapi tidak per- dirinya sendiri, ia berharap untuk memusnahkan penderitaan semua makhluk hidup. Meskipun
ia menyelamatkan mereka dari penderitaan, ia tidak mengingat telah menyelamatkan mereka.
nah diberi kesempatan untuk berkembang dengan diskusi maka pengalaman
Ia tidak pernah mengatakan, “Karena saya telah menyelamatkan kalian, kalian seharusnya
kita akan lambat tumbuhnya. Ibarat kita senang bermain badminton tetapi ti- berterima kasih padaku. Saya telah mengangkat kalian dari kesulitan. Kalian benar-benar
dak pernah mencari lawan tanding, hanya main dengan tembok maka ketram- harus berterima kasih.”
pilan kita tidak akan berkembang. Kita harus mencari lawan tanding. Demikian Karena tidak memiliki pikiran seperti itu, Bodhisattva mampu mewujudkan tiga puluh dua
pula dengan pengalaman Dhamma. Kita hendaknya rajin mencari kawan tubuh untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Misalnya, jika tubuh seorang Buddha
diperlukan untuk menyelamatkan makhluk hidup, Bodhisattva muncul di dalam tubuh seorang
diskusi. Semakin sering kita berdiskusi, semakin bertambah pula pengetahuan
Buddha untuk membabarkan Dharma pada makhluk hidup tersebut. Jika tubuh seorang
Dhamma kita, dan semakin bertambah pula keyakinan kita. Sebenarnya, la- Pratyeka Buddha yang dibutuhkan, ia muncul sebagai seorang Pratyeka Buddha untuk
wan diskusi adalah teman berpikir. Jadi kalau kita bertemu dengan orang yang membabarkan Dharma. Demikian juga, untuk mereka yang perlu diajar oleh seorang Arahat,

36
“Apa yang tak tersaingi?” barangkali ada yang tanya. Jawabnya : PO CIA. PO CIA artinya sulit mengerti Dhamma hendaknya jangan ia dimusuhi. Ia justru merupakan
“Yang Dihormati Dunia”, para Buddha dari sepuluh penjuru. teman berpikir. Kita hendaknya mencari jalan dan cara supaya dia akhirnya
17. Mo Fa The Tou
dapat mengerti Dhamma. Jadi, kemana pun kita berada, cobalah berusaha
MO FA THE TOU menyatakan “kerabat surgawi, sahabat duniawi”. Ini maknanya, “Semua membuka diskusi Dhamma dengan rekan sekitar kita. Hal ini penting sebagai
Bodhisattva, tolonglah saya; jadilah kerabat surgawi dan sahabat duniawi saya, agar semua
pemacu semangat kita untuk menambah pengetahuan dan keyakinan. Pertan-
Dharma yang baik dapat dicapai.”
Kalimat di dalam mantra ini merupakan permohonan untuk meminta bantuan kepada yaan orang lain akan menimbulkan semangat kita untuk berpikir.
semua Buddha dan Bodhisattva. Oleh karena itu, bila kita telah sering kebaktian, ada yang sudah 50
18. Ta Ce Tha kali kebaktian dalam 52 minggu, bolehlah disebut lulus. Sedangkan mereka
yang frekuensi kebaktiannya masih di bawah 30 kali setahun, maaf saja, Sau-
Sutra Hati juga menyatakan, “Karena alasan itu, mantra Prajna Paramita diucapkan;
dara masih belum lulus, belum jadi umat Buddha yang baik. Anda masih ter-
mantra itu berlangsung seperti ini.”
TA CE THA artinya “mantra itu berlangsung seperti ini”. TA CE THA dengan demikian masuk umat Buddha tradisi, KTP-nya Buddha, tetapi belum melaksanakan
berarti “yaitu untuk mengatakan”. Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia ajaran Sang Buddha. Kualitas hidup semacam itu hendaknya diperbaiki dan
menggunakan Hati Welas Asih Agung untuk mengucapkan Kata-kata Sejati – berbagai suku ditingkatkan. Kalau perlu, pada penanggalan Saudara setiap hari puja bakti
kata dalam bahasa Sansekerta. TA CE THA juga adalah “simbol tangan (mudra)”. Orang diberi tanda agar selalu ingat pergi ke vihara. Ke vihara untuk Puja Bakti bu-
membuat simbol dengan tangan. Ia juga mempunyai arti “mata kebijaksanaan”, dan yang
kan untuk menjadi tukang parkir, menjagai sandal, ataupun hanya untuk ngo-
dimaksud di sini adalah mata kebijaksanaan dari makhluk hidup. TA CE THA, dengan
demikian, menyatakan berbagai pintu Dharma dan mata kebijaksanaan, sehingga dapat brol di luar. Itu tak ada gunanya, sama dengan tidak hadir. Ke vihara hen-
diterjemahkan sebagai “yang dibabarkan”. daknya bukan hanya badan saja yang datang, melainkan juga pikirannya, juga
19. Om Ah Po Lu Si telinganya. Kalau badannya di vihara tetapi telinganya untuk mendengarkan
Kata OM telah dijelaskan sebelumnya. Pada saat OM diucapkan, semua hantu dan gosip di luar, itu juga bukan berarti kita telah pergi ke vihara. Masih tetap dihi-
makhluk halus mengatupkan telapak tangan mereka, dan dengan penuh hormat tung tidak hadir. Masih belum termasuk lulus. Berarti belum tahu aturan untuk
mendengarkan perintah orang yang mengucapkannya. OM juga menghasilkan pintu-pintu ke vihara. Jadi, kalau pergi ke vihara tandailah kalender Saudara. Bila telah
Dharma yang mengikutinya. genap satu tahun, hitunglah sudah berapa kali kita ke vihara? Bila sudah ke
AH PO LU SI adalah Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia “Avaloki”. Ini artinya
“memperhatikan”, menggunakan kebijaksanaan untuk mendengarkan suara dunia. Di dalam
vihara sebanyak 40 kali, bolehlah dianggap lulus. Namun, bila jumlahnya ma-
dunia banyak terdapat berbagai suara. Bodhisattva merenungkan suara-suara penderitaan, sih dibawah angka 30, berarti belum lulus. Jika dapat hadir ke vihara seban-
suara-suara iba yang berasal dari orang-orang yang mengalami kesengsaraan. yak 52 kali, ini dia! Lulus dengan baik, cum laude. Kiranya, suatu ketika nanti
20. Lu Cia Ti kita perlu mencatat kehadiran umat di vihara, terutama anak-anak. Bila ada
LU CIA TI artinya “kebahagiaan duniawi”, atau “dihormati dunia”. Kalimat 19 dan 20, anak yang sudah ke vihara setahun sebanyak 52 kali, ia hendaknya diberi
Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara dari Dunia dengan penuh Kebahagiaan, adalah nama hadiah oleh vihara. Kiranya hal itu akan mendorong anak-anak melakukan
dari Sang Bodhisattva Avalokitesvara. kegiatan yang bermanfaat. Puja bakti, mendengarkan, dan berbagi Dhamma.
21. Cia Lo Ti
Bila dalam tahun ini kita sudah banyak ke vihara, marilah kita tingkat-
CIA LO TI bermakna “yang simpatik”, ia yang penuh kasih sayang agung, yang kan di tahun mendatang: mendengarkan Dhamma dan melaksanakan
menyelamatkan makhluk hidup – semua makhluk hidup - dari penderitaan dan tekanan. Ia Dhamma. Namun hal ini juga harus kita selidiki lebih lanjut. Sudahkah saya
yang menyembuhkan makhluk hidup dari penderitaan adalah “seorang yang agung
simpatinya”. CIA LO TI juga berarti “pelaku”, ia yang membuat karma di dalam Jalan, yang
memiliki banyak pengetahuan Dhamma? Sudahkah saya menjalani Dhamma?
membuat semua makhluk hidup mengembangkan hati Bodhi, yang melaksanakan pekerjaan Kalau kita belum banyak mendengar Dhamma, belum punya kaset Dhamma,
agung Bodhisattva, dan menyelesaikan karma di dalam Jalan. maka persyaratan untuk lulus masih kurang. Jadi, kita harus memiliki buku
22. Yi Si Li Dhamma. Sekarang buku sudah ada, kaset Dhamma juga banyak. Kalau Sau-
YI SI LI maksudnya “selaras dengan ajaran”. Pada waktu orang mengucapkan baris ini, dara belum memiliki, persyaratan lulus juga masih kurang. Setelah mempun-

64 37
yai buku Dhamma, kaset ceramah Dhamma, sekarang kita renungkan: Mengapa kalian tidak tahu? Karena kalian tidak mempunyai terang yang bersinar lama.
'Sudahkah kita mengenalkan Dhamma kepada orang lain?' perilaku ini terma- Kalian tidak mempunyai terang yang bersinar lama karena kalian tidak memiliki cahaya
terang. Jika kalian memiliki cahaya terang, kalian bisa mendapatkan terang yang bersinar
suk pada nomor 3, berdiskusi Dhamma. Dalam setahun, berapa banyak kita lama, dan dengan itu kalian bisa menghancurkan ketidaktahuan.
telah mengenalkan Dhamma? Kalau masih belum banyak, masih ada kesem- 14. Sa Po Ah Tha Tou Su Peng
patan untuk kita lakukan mulai sekarang.
Kalimat dari mantra ini dibagi tiga dan jika diucapkan memiliki tiga makna yang berlainan.
Saudara, tiga hal inilah yang hendaknya kita renungkan dan kita kem- SA PO mempunyai arti “semua”, dan juga mengandung makna “keutuhan”. Karenanya SA PO
bangkan. Pertama adalah rajin mengikuti kebaktian sebagai hal yang pokok menghadirkan hati yang ketiga, Hati Keutuhan, atau Hati Keseimbangan.
untuk mendapatkan ketenangan secara emosional. Kedua: mendengarkan AH THA TOU berarti “kemakmuran, kebahagiaan, tanpa kemiskinan”. Orang hidup
Dhamma dan menambah wawasan, sehingga kita punya pegangan hidup berkecukupan dan gembira karena tidak miskin. Baris ini juga bisa diartikan “seperti
kehendakmu, tidak habis”. “Seperti kehendakmu” mempunyai makna, keadaan apapun yang
untuk kehidupan kita sehari-hari. Dan ketiga: carilah teman diskusi, karena
timbul, pasti sesuai dengan apa yang kita inginkan. Nilai “seperti kehendakmu” ini tidak habis-
hal itu akan memperkuat keyakinan kita pada ajaran Sang Buddha, sekaligus habis. Diantara sepuluh hati, baris ini menunjuk kepada yang ketiga, Hati Yang Tak
kita memiliki kesempatan untuk membagikan Dhamma kepada pihak lain. Terkondisi, yakni hati yang “makmur, bahagia, dan tidak miskin”.
Dalam ajaran Sang Buddha disebutkan bahwa dari semua pemberian, Pem- SU PENG berarti “mulia dan luhur, tanpa rasa cemas”. Karena mulia dan kokoh, SU PENG
berian Dhamma-lah yang paling tinggi nilainya bersih dan luhur, dan karenanya, tanpa rasa cemas. Baris ini mewakili hati kesembilan dari
sepuluh hati, Hati Tanpa Pandangan, atau Kemelekatan. Pandangan dan kemelekatan
bersama-sama merupakan satu dari Lima Pelayan Cepat. Jika melihat sesuatu, hati akan
menggenggamnya dan menjadi melekat padanya. Namun dengan hati kesembilan,
pandangan dan kemelekatan tidak muncul.
15. Ah Se Yin
AH SE YIN, seperti sebelumnya, adalah bahasa dari Surga Besar Brahma. Ia berarti
“Dharma yang tiada bandingannya”. Tidak ada Dharma yang bisa dibandingkan dengan yang
satu ini. AH SE YIN juga dapat berarti “ajaran yang tiada bandingannya”, karena tidak ada
agama lain yang bisa dibandingkan dengannya. Baris ini menghadirkan hati ketujuh, Hati
Yang Rendah Hati, hati yang luar biasa hormat dan akur dengan siapapun yang ditemui. Baris
ini juga mewakili hati yang kedelapan, Hati Yang Tidak Kacau. Ini adalah Dharma Hati-Prajna
yang luhur dan tidak bernoda dari Sang Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia.
Kesepuluh hati merupakan perwujudan Dharani, dan kita harus meletakkan prinsip-
prinsipnya di dalam praktek, tanpa melupakannya. Kita harus berlatih sesuai dengan Dharani
Sutra, mengandalkannya untuk menempuh Jalan dan memastikan buahnya.
16. Sa Po Sa To Na Mo Po Sa To Na Mo Po Cia
SA PO SA TO berasal dari bahasa Sansekerta dan bermakna “Bodhisattva tubuh dan hati
agung”.
NA MO PO SA TO, juga berasal dari bahasa Sansekerta, artinya “masa muda perawan,
ksatria awal”, yang melambangkan seorang Pangeran Dharma- seorang Bodhisattva.
Ungkapan “masa muda perawan”, menggambarkan hakikat asal. “Ksatria awal” adalah istilah
yang diberikan khusus kepada Bodhisattva. Mereka juga disebut ksatria agung. Dalam
perjalanan menuju Kebuddhaan, Bodhisattva disebut Pangeran Dharma hingga ke Landasan
Kesepuluh.
NA MO PO CIA mempunyai arti “tak tersaingi”. Makna yang sama terdapat di dalam Sutra
Hati, “Karenanya, kenalilah Prajna Paramita, mantra agung ini, mantra agung benderang ini,
mantra tertinggi ini, mantra yang tak tertandingi ini ……….. “

38 63
13. Si Li Mo Ho Po To Sa Mi
AMITABHA BUDDHA SUTRA
SI LI berarti “hati”. Hati yang mana ini? Ini adalah hati yang keempat dari sepuluh hati, Hati [Sumber: Dharma Pitaka, Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia]
Yang Tak Ternoda dan Tak Melekat, yang mengajarkan kepada kita untuk mempertahankan
hati yang murni, luhur, dan tak ternoda. Hati kita dicemari oleh pikiran-pikiran keserakahan,
kebencian, kebodohan, keangkuhan, dan keraguan. Tanpa pikiran-pikiran seperti itu, hati kita
tidak ternoda. MO HO tetap bermakna “agung”. PO TO SA MI, apa artinya ini? PO TO SA MI
mempunyai arti “cahaya terang agung”. MO HO juga bisa berarti “panjang”. PO TO SA MI Demikianlah telah kudengar : Pada suatu saat Hyang Buddha ber-
dengan demikian berarti “terang yang bersinar lama”, terang yang terus-menerus diam di Sravasti pertapaan Jeta Taman Anthapindika bersama serombongan
memancarkan cahaya terang benderang. Bhiksu yang berjumlah seribu dua ratus lima puluh yang semuanya Arahat
Sukar sekali adanya kesempatan untuk bertemu dengan orang yang dapat menjelaskan yang di kenal oleh semua orang seperti Sesepuh Sariputra : Mahamaudgal-
Mantra Welas Asih Agung. Sebenarnya, untuk bersikap benar-benar jujur, tidak ada seorang
pun yang tahu bagaimana menjelaskannya; tidak ada seorang pun yang tahu, pada akhirnya,
yayana, Mahakasyapa, Mahakatyayana, Mahakausthila, Revata, Suddhipan-
apa itu Mantra Welas Asih Agung, atau bagaimana cara menerjemahkannya. thaka, Nanda, Ananda, Rahula, Gavampati, Pindolabharadvaja, Kalodayin,
Kalian mungkin bertanya, “Kalau demikian halnya, bagaimana engkau bisa tahu?” Jangan Mahakaphina, Vakkula, Aniruddha, dan beserta Siswa-siswa terkemuka lain-
tanya bagaimana saya tahu. Saya tidak bertanya pada kalian, jadi kalian juga jangan bertanya nya ; dan para Bodhisattva Mahasattva, Manjusri Pangeran Dharma, Ajita Bo-
pada saya. Bagaimana saya mengetahuinya? Tentu saja, saya tahu. Jika saya tidak tahu, dhisattva, Gandhastin Bodhisattva, Nityodyukta Bodhisattva, dengan para Bo-
saya mana bisa menjelaskannya pada kalian. Jadi jangan tanya bangaimana saya bisa tahu.
Daripada bertanya pada saya bagaimana saya tahu, tanyalah pada diri kalian sendiri,
dhisattva Mahasattva lainnya ; dan dengan Sakra, Indra atau Raja para de-
bagaimana kalian bisa tidak tahu. Jika kalian tahu mengapa kalian tidak tahu, maka kalian wata yang tak terhingga jumlahnya.
akan tahu bagaimana saya bisa tahu. Sebaliknya, jika kalian tidak tahu mengapa kalian tidak Pada saat itu Hyang Buddha bersabda kepada sesepuh Sariputra :
tahu, kalian tak akan bisa tahu bagaimana saya bisa tahu. Inilah yang membuatnya indah. Sebelah Barat dari sini melewati ratusan ribu Koti negeri Buddha, terdapat
Misalnya, ada orang bertanya pada saya, “Mengapa engkau meninggalkan kehidupan sebuah alam yang bernama Sukhavati. Ada seseorang Tathagata yang ber-
berumah-tangga?”
Saya tidak menjawab pertanyaannya. Sebaliknya saya bertanya kembali, “Mengapa
nama Amitabha. Kini beliau tengah mengajarkan Dharma.
engkau tidak meninggalkan kehidupan berumahtangga? “ Sariputra, apakah sebabnya alam itu disebut Sukhavati ?
Jika kalian tahu mengapa kalian tidak meninggalkan kehidupan berumahtangga, kalian Karena di alam Sukhavati tiada lagi penderitaan bagi makhluk-
akan tahu mengapa saya meninggalkannya. Inilah prinsipnya. Daripada bertanya pada saya makhluk yang hidup di sana ! Sumber kebahagiaan tak terhingga banyaknya,
bagaimana saya bisa mengerti, tanyalah pada diri kalian mengapa kalian tidak mengerti. Pada oleh sebab itu disebut Sorga Sukhavati. Dan lagi, oh, Sariputra ! Di Sorga
waktu kalian tahu mengapa kalian tidak mengerti, pada waktu itu juga kalian akan tahu
mengapa saya mengerti.
Sukhavati terdapat tujuh tingkat Veranda dengan tujuh tirai rajutan, tujuh baris
Semua dari kalian yang berkesempatan mendengarkan penjelasan Mantra Welas Asih jajaran pohon, semua terbentuk dari empat macam mustika. Karenanya negeri
Agung memiliki akar yang baik. Namun kalian harus melindungi akar baik itu dan merawatnya itu disebut kebahagiaan sempurna. Lagi pula Sariputra, di alam Sukhavati ter-
dengan hati-hati. Manfaatkanlah akar baik ini, yang harus kembali ke masa yang sangat dapat tujuh kolam permata berisi air yang memiliki delapan sifat kebaikan.
panjang, untuk mempelajari Buddhadharma, dan jangan membiarkan satu saatpun terbuang Dasar kolam penuh dengan hamparan pasir emas, keempat sisinya terdapat
percuma. Jangan lupa bahwa waktu tidak menunggu manusia. Begitu hari ini berlalu, kalian
tidak dapat meraihnya kembali. Manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya untuk mempelajari
tangga yang terbuat dari : emas, perak, batu lazuardi dan batu kristal, di atas
Buddhadharma Yang Tak Tertandingi; jika kalian membiarkan waktu berlalu, kalian tidak akan terdapat pagoda-pagoda yang terhias emas, perak, beryl, kristal, Musaragar-
pernah bisa memahami Buddhadharma, kalian cuma akan menghabiskan waktu dengan sia- bha batu-batu akik, indung mutiara. Di kolam-kolam terdapat bunga teratai
sia. sebesar roda pedati, berwarna hijau dengan kemilau hijaunya, berwarna
PO TO SA MI, “cahaya agung terang” atau “terang yang bersinar lama”, berkaitan dengan kuning dengan kemilau kuningnya, berwarna merah dengan kemilau merah-
hati yang kelima, Perenungan Hati Kosong. Melalui Perenungan pada Kesunyaan, orang
memperoleh kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, orang mendapatkan cahaya terang, dan
nya dan berwarna putih dengan kemilau putihnya, lembut, menakjubkan, in-
dengan cahaya terang ia memperoleh terang yang bersinar lama, dan menjadi tidak memiliki dah dan murni. O Sariputra, demikianlah negeri Buddha itu dihiasi dengan
“yang tidak terang”, atau “ketidaktahuan”. pahala dan kebajikan yang indah, megah dan agung, lagipula Sariputra, di

62 39
negeri Buddha ini senantiasa terdengar musik surgawi dan tanahnya kuning lain.
emas. Dalam enam periode sehari semalam, turun hujan bunga-bunga Man- NA MO berarti bahwa saya, saya sendiri, berlindung kepada Tiga Permata dari sepuluh
penjuru yang tidak terbatas, tidak terbatas.
drawa. Tiap makhluk di negeri ini, sepanjang pagi yang cerah dengan jubah- SI CI LI berarti “seluruhnya, sepenuh hati”, “dengan sepenuh hati menghormat”. TO YI
nya mengumpulkan bunga dan mempersembahkannya kepada beratus ribu MENG artinya “saya”, “saya dari yang tanpa saya”. Jadi orang memberi hormat kepada diri
koti Buddha dari penjuru lain. Pada waktu makan mereka kembali ke negeri sendiri, tetapi kepada diri yang “tanpa diri”. Bagaimana mungkin bisa tanpa diri? Jika ada
mereka masing-masing, dan usai makan mereka istirahat. O Sariputra, di orang yang memukul, kita tidak merasa sakit; jika mereka memaki, kita tidak merasa marah.
negeri kebahagiaan sempurna. Dengan pahala dan kebajikan terhias indah, Jika mereka menghina kita, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kita bahkan tidak perlu
berusaha sabar, karena jika berusaha mempraktekkan kesabaran, kita telah jatuh ke posisi
megah dan agung. Lagipula Sariputra, di negeri ini selalu ada burung-burung kedua. Di sini, tidak diperlukan kesabaran, karena pada dasarnya tidak terdapat kesabaran
beraneka warna nan indah dan langka, burung seriap putih, merak, kakaktua, untuk digunakan, dan tidak ada orang untuk menggunakannya.
bangau putih kecil, kalavinka dan burung berkepala dua. Kumpulan burung ini AH LI YE bermakna, “yang bijaksana”. Jadi orang dengan sepenuh hati bersujud
bernyanyi dalam enam periode sehari semalam dengan suara merdu dan har- menghormati “saya” , yang bijaksana. Semua Bodhisattva, Mahasattva, semua dewa dan
monis. Suara mereka yang jernih dan riang membabarkan lima akar kebaji- naga, dan semua Delapan Ruas Bagian makhluk gaib harus menghormati kepada yang
bijaksana, “saya” dari “yang tanpa saya”. Banyak sekali yang bijaksana ini. Siapakah mereka?
kan. , tujuh bagian bodhi, delapan jalan suci dan Dharma-dharma lain. Bila Saya akan menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskannya.
makhluk di negeri itu, mendengar suara-suara ini mereka bersama-sama ingat 11. Po Lu Ci Ti Si Fo La Leng To Po
akan Buddha, ingat akan Dharma dan ingat akan Sangha.
PO LU CI TI mempunyai makna “merenungkan”. SI FO LA berarti “bahagia”, atau “suara
O, Sariputra , janganlah mengira bahwa burung-burung ini lahir akibar dunia”. Ini persis adalah Bodhisattva Yang Memperhatikan Suara Dunia. Namun tidak mesti
pelanggaran karma mereka karena alasan apakah? Di negeri ini tidak ada tiga hanya Bodhisattva Yang Memperhatikan Suara Dunia yang bahagia di dalam perenungan,
jenis kelahiran sesat. O, Sariputra di negeri Buddha ini bahkan nama-nama dan yang merenungkan suara-suara dunia. Jika orang dapat membahagiakan, jika ia dapat
tiga jenis kelahiran sesat tidak ada. Bagaimana sebenarnya ? menjadi ahli dan menyelamatkan makhluk hidup, maka ia adalah Bodhisattva. Bukan
merupakan keharusan, bahwa hanya Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia yang
Kumpulan burung ini semuanya diciptakan melalui penjelmaan oleh
merupakan seorang Bodhisattva. Jika ada orang yang dapat menguasai Dharma, maka ia
Amitabha Buddha agar suara Dharma tersiar luas. O, Sariputra , di negeri pun, ia sendiri, merupakan penjelmaan dari Bodhisattva tersebut; jika saya menguasainya,
Buddha itu, ketika semilir angin berhembus, barisan pohon-pohon permata saya merupakan penjelmaan dari Sang Bodhisattva.
dan tirai-tirai permata menimbulkan suara-suara lembut dan indah. Laksana LENG TO PO artinya “sebuah pulau di atas laut”. Ini menunjukkan Gunung Potala di mana
seratus ribu jenis musik dialunkan pada saat yang sama. Mereka yang Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia tinggal, gunung P’u T’o di Tiongkok. Potala
mempunyai arti “bunga-bunga putih kecil” karena ia ditutupi oleh kembang-kembang putih
mendengar suara ini dengan sendirinya ingat akan Buddha, ingat akan
kecil. Terdapat sebuah istana di sana yang terbuat dari batu. Istana ini disebut “Istana Kasih
Dharma, ingat akan Sangha. O, Sariputra, negeri Buddha itu dihiasi dengan Welas Asih”. Di sinilah Bodhisattva tinggal. Tempat ini seindah istana surga dan dibuat dari
pahala dan kebajikan terhias indah, megah dan agung. tujuh permata : emas, perak, batu lazuli, kristal, indung mutiara, mutiara merah, dan karnelian.
O, Sariputra apa yang kau pikirkan? Mengapa Buddha ini disebut Ami- Namun tidaklah mudah untuk bisa menginjakkan kaki di sana.
tabha? PO LU CIE TI SI FO LA adalah ia yang welas asih. LENG TO PO adalah istana welas asih
tempat Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia tinggal.
O Sariputra, kemilau cahaya Buddha ini tak terhingga menerangi
12. Na Mo Na La Cin Ci
sepuluh penjuru dunia tanpa halangan. Oleh karenanya disebut Amitabha la-
gipula O Sariputra, kehidupan Buddha ini dan rakyatnya mencapai kalpa Dalam baris ini NA MO masih bermakna “berlindung” dan “mempersembahkan hidup dan
tunduk dengan hormat”. NA LA mempunyai arti “yang mulia”, dan CIN CI berarti “kasih”, yakni
Asankhyeya, tiada terbatas tiada terhingga. Oleh karenanya disebut Amitabha. kasih dalam arti perlindungan kasih sayang yang penuh welas asih. Sebelumnya saya telah
O Sariputra sejak Amitabha mencapai tingkat kebuddhaan sepuluh kalpa telah menjelaskan sepuluh hati dari Sutra yang merupakan wajah dari mantra ini : kita harus
berlalu. Lagipula Sariputra, Buddha ini mempunyai siswa-siswa pendengar mengandalkan sepuluh hati ini di dalam berlatih.
suara tak terhingga, tak terbatas. Semua arahat, jumlah mereka tak dapat dihi- NA LA CIN CI “perlindungan yang baik dari ia yang penuh kasih sayang dan mulia”,
tung demikian pula kumpulan Bodhisattva. O Sariputra, demikinlah adanya menunjuk kepada yang pertama, keenam, dan yang terakhir dari sepuluh hati, yaitu, Hati
Welas Asih Agung, Hati Yang Menghormati, dan Hati Bodhi Yang Tak Tertandingi.
40 61
Jika menyatu dengan doktrin Buddhadharma yang menakjubkan, ia akan mendapatkan negeri kebahagiaan sempurna dengan pahala dan kebajikan terhias, megah
pengertian. Jika tidak, ia akan berlatih secara membuta, dan berlatih di dalam gelap. Biar dan agung. Lagipula Sariputra, di negeri kebahagiaan sempurna makhluk
selama apapun ia berlatih, tak akan ada hasil yang dicapai.
Yang kesembilan adalah “sebab”. Orang harus menanam suatu sebab yang baik, suatu
hidup yang lahir semuanya Avaivartika. Di antara mereka banyak yang dalam
benih yang terbaik, suatu sebab yang luhur. Maka di masa yang akan datang ia bisa memetik kehidupan ini mencapai tingkat kebuddhaan, jumlah mereka sangatlah banyak
buah yang masak, buah yang ajaib, dan buah yang terbaik, buah dari pencerahan tertinggi. tidak dapat dihitung dan hanya dapat disebut Kalpa Asankhyeya. Yang tiada
Sehingga dengan demikian, yang kesepuluh adalah “buah”. terbatas, tiada terhingga.
Demikianlah, kata OM melahirkan sepuluh pintu kepada Dharma yang menakjubkan. Pada O, Sariputra mahluk hidup yang mendengar ini seyogyanya berikrar
saat Mantra Welas Asih Agung dinyatakan dan OM disebutkan, semua hantu dan makhluk
halus akan mengatupkan kedua belah telapak tangan mereka. Mereka sungguh merasa
agar dilahirkan dinegeri itu, mengapa demikian ?
hormat dan tidak berani mengendur atau menjadi malas tatkala mendengar ada orang Agar mereka yang berhasil adalah orang yang suci dan saleh semua
mengucapkan Mantra Welas Asih Agung. Kata OM ini sedemikian kuatnya sehingga, baik berkumpul bersama-sama di satu tempat. O, Sariputra seorang tidak boleh
hantu, makhluk halus, setan, semuanya harus mengikuti aturan. OM menyebabkan semua kurang dalam perbuatan-perbuatan baik, berkah, kebajikan dan hubungan
hantu dan makhluk halus dengan khidmat mendengarkan pengucapan mantra, dengan kedua penyebab untuk mencapai kelahiran dinegeri itu. Sariputra, kalau ada seorang
telapak tangan terkatup.
8. Sa Po La Fa Yi
lelaki berbudi dan wanita berbudi, mendengar nama Amita Buddha danme-
manjatkan nama itu baik selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima
SA PO LA artinya “ahli”. Pada saat kalimat ini disebutkan, Empat Raja Surga datang
hari, enam hari, tujuh hari, dengan sepenuh hati dan tanpa gangguan, bila
sebagai pelindung Dharma bagi orang yang mengucapkannya. FA YI berarti “dihormati dunia”
atau “dihormati orang suci”. Kata ini merupakan Ia Yang Ahli Yang Dihormati Dunia, Ia Yang orang itu mendekati akhir hayatnya, Amita Buddha berserta para orang suci
Ahli Yang Dihormati Orang Suci : Buddha yang ahli. Kalimat ini menunjuk kepada Permata akan muncul dihadapannya.
Buddha. Ketika akhir hayatnya tiba hatinya tidak goyah, ia akan terlahir di
9. Su Ta Na Ta Sie negeri kebahagiaan sempurna Amitabha Buddha Sariputra, karena aku meli-
Kebanyakan orang membaca kata pertama baris ini sebagai “shu”, tapi ia harus dibaca hat manfaatnya maka ku-ucapkan kata-kata itu. Jika mahluk hidup mendengar
“SA”. SU TA NA berarti “Dharma”. Dharma apa? Ini adalah “tempat dengan kemenangan ucapan ini, mereka seharusnya berikrar untuk lahir di negeri itu. O Sariputra,
ajaib”, “Dharma kemenangan ajaib”. SU TA NA juga berarti “mulia, teragung, dan muncul dari sebagaimana aku sekarang memuji manfaat yang tak terkira dari jasa dan
kemenangan”. Tidak ada yang lebih mulia daripada Dharma ini, dan tidak ada yang lebih
agung; ia berasal dari kemenangan.
kebajikan Amitabha Buddha, demikian juga ditimur ada Aksobhya Buddha,
Interpretasi lain adalah “tubuh jaya, yang muncul dengan ajaib”. Pemunculan seperti ini Merudhvaja Buddha, Mahameru Buddha, Meruprabhasa Buddha, Sughosa
halus dan ajaib; tubuhnya membawa kemenangan. Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terhingga seperti butiran pasir
Itu adalah satu cara untuk menerjemahkan SU TA NA. Diterjemahkan dengan cara lain, di sungai Gangga. Di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan
SU TA NA dapat menjadi “tingkat kendaraan paling agung”, menunjuk kepada alam di mana lidah maha luas dan panjang menutupi Trisuhhasra Mahasahasra loka datu
orang telah mencapai tingkat kesepuluh Kebodhisattvaan.
TA SIE menyatakan Permata Sangha. SA PAN LA FA YE mewakili Permata Buddha. SU
dengan kata-kata tulus dan nyata. Semua mahluk hidup patut percaya, memuji
TA NA menyatakan Permata Dharma. Dengan demikian, keseluruhan kalimat menunjuk dan mengingat dengan teguh akan jasa dan kebajikan yang tak terkira dari
kepada Tiga Permata. Ini artinya kita harus meminta perlindungaan Tiga Permata. Dengan sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini. O Sariputra, di
mengucapkan mantra ini, kita meminta pertolongan Tiga Permata. dunia sebelah selatan ada Chandrasuryapradipa Buddha, Yasahprabha Bud-
TA SIE artinya menggunakan doktrin ajaran untuk mengendalikan semua hantu dan dha, Maharciskamdha Buddha, Merupradipa Buddha, Arantavirya Buddha dan
makhluk halus, dan menggunakan mantra untuk mengumpulkan mereka, atau dengan kata
lain, ”membabarkan ajaran dan mengumpulkan dengan mantra.”
Buddha-Buddha lainnya yang tak terhingga seperti butiran pasir di sungai
10. Na Mo Si Ci Li To Yi Meng Ah Li Ye Gangga di negeri-Nya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha
luas dan panjang menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata
NA MO, NA MO lagi dan lagi. Kelihatannya kita selalu mengucapkan NA MO kepada orang
lain dan tidak pernah untuk diri sendiri. Mereka yang mengembangkan Jalan harus tulus dan nyata semua mahluk hidup, patut percaya, memuji dan mengingat
mengatakan NA MO kepada diri mereka sendiri dan tidak hanya berlindung kepada orang dengan teguh khidmat akan jasa kebajikan yang tak terkira dari sutra yang

60 41
dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini. O Sariputra di dunia sebelah mantra ini, dikatakan bahwa kalimat ini menunjuk kepada Bodhisattva Tali Tidak Kosong yang
Barat, ada Amitayus Buddha, Amitaskhamdha Buddha, Amitadhavaja Buddha, memimpin pasukan makhluk halus. Ketika baris mantra ini diucapkan, Bodhisattva Tali Tidak
Kosong mengutus pasukan surga dan panglima surga melindungi orang yang
Mahaprabha Buddha, Maharasmiprabha Buddha, Maharatnaketu Buddha, mengucapkannya.
Suddharasmi Buddha dan Buddha-Buddha lainnya, yang tak terhingga seperti 5. Mo Ho Sa To Po Ye
pasir-pasir di sungai Gangga dinegerinya masing-masing, mengemukakan
MO HO memiliki tiga arti : “agung”, “banyak”, dan “jaya”. MO HO : Mereka yang telah
penampilan lidah maha luas dan panjang. Menutupi trisuhasra mahasahasra memunculkan hati Bodhi agung. MO HO : Banyak orang yang telah memunculkan hati Bodhi
loka datu, dengan kata tulus dan nyata semua makhluk hidup patut percaya agung. MO HO : Orang banyak yang telah memunculkan hati Bodhi agung itu semuanya telah
memuji dan mengingat dengan teguh, khidmat akan jasa kebajikan tak terkira- mendapatkan pencapaian; semuanya telah jaya.
kan dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini. O Saripu- SA TO di sini mempunyai arti yang berbeda dari arti sebelumnya. Dalam baris sebelumnya
kata ini berarti ‘menyeberangkan’, namun di sini SA TO mengandung arti “ia yang pahlawan”,
tra didunia sebelah utara ada Maharciskamdha Buddha, Dumdubhisva-
yakni ia yang gagah berani, dan tanpa takut. SA TO juga berarti “ia yang penuh semangat”,
ranirghosa Buddha, Duspradharsa Buddha, Adityasambhava Buddha, dan menunjukkan mereka yang berlatih dengan gigih dan maju dengan penuh semangat.
Jalemiprabha Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tidak terhingga PO YE sekali lagi berarti “menghormati”. Bersama-sama, kalimat ini menjadi : “Saya
seperti butiran pasir di sungai Gangga di negerinya masing-masing mengemu- bersujud menghormat kepada Bodhisattva agung yang tanpa takut dan penuh semangat, dan
kakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi Trisuhasra mahasa- yang telah memunculkan hati Bodhi.”
Para bodhisattva mencerahkan diri mereka dan membawa diri mereka menyeberang;
hasra loka datu dengan kata-kata tulus dan nyata. Semua mahluk hidup patut
mereka juga mencerahkan orang lain dan membawa mereka menyeberang.
percaya memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa kebajikan tak terkira 6. Mo Ho Cia Lu Ni Cia Ye
dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini, Sariputra di
MO HO sekali lagi berarti “agung, banyak, dan jaya”, CIA LU artinya”welas asih”. NI CIA
dunia sebelah bawah (nadir ) ada Simha Buddha, Yasas Buddha , Yasah- adalah “hati”. Bersama-sama kalimat ini berarti, “hati welas asih agung”. YE mempunyai
prabha Buddha, Dharma Nuddha , Dharmadhvaja Buddha, Dharmadhara Bud- makna “menghormat”. Artinya, kita harus bersujud menghormat kepada Mantra Semangat
dha dan Buddha-Buddha liannya yang tidak terhingga seperti butiran pasir di Dharani Hati Welas Asih Agung.
sungai Gangga di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah 7. Om
yang maha luas dan panjang menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu den-
OM bermakna “bunda asal”. Bunda asal juga bisa berarti “bunda mantra”, dan “bunda
gan kata kata tulus dan nyata semua makhluk hidup patut percaya memuji dan Buddha”. Bunda Buddha adalah ibu dari hati semua makhluk hidup, karena hati dari semua
mengingat dengan teguh, akan jasa kebajikan tak terkirakan dari sutra yang di makhluk hidup mengandung semua kebijaksanaan dari bunda asal. Melalui kekuatan mantra
karuniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini di dunia sebelah atas (zenit) ini, sepuluh macam pintu Dharma terbuka :
ada Brahmaghosa Buddha, Naksatraraja Buddha, Gamdhottama Buddha, Yang pertama adalah “kata-kata”. Yang kedua adalah “anak kalimat”. Yang ketiga adalah
Gamdhaprabhasa Buddha, Maharciskamdha Buddha, Ratnakusumasampus- “merenungkan” yakni orang menggunakan kontemplasi dan pengamatan untuk berlatih.
Yang keempat adalah “kebijaksanaan”. Dengan menggunakan pedang kebijaksanaan
pitagatra Buddha, Sa lendraraja Buddha, Ratnotpalasri Buddha, Sarvartha- orang mengikis habis semua penderitaan. Kebijaksanaan menunjuk kepada pintu Prajna
darsa Buddha, Sumerukalpa Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak Paramita, penyempurnaan kebijaksanaan. Kontemplasi atau perenungan menunjuk kepada
terbilang seperti butiran pasir. Di sungai Gangga, di negerinya masing-masing pintu Dhyana Paramita, penyempurnaan meditasi Dhyana.
mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi trisuhasra Yang kelima adalah “latihan”. Orang berkembang dan berlatih sesuai dengan Dharma.
Mahasahasra loka datu. Dengan kata-kata tulus dan nyata, semua makhluk Yang keenam adalah “sumpah”. Orang harus bersumpah untuk mengembangkan pintu
Dharma ini. Yang ketujuh adalah “ajaran”. Orang harus bersumpah untuk berlatih sesuai
hidup patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa kebaikan dengan ajaran Sang Buddha. Jika tidak berlatih selaras dengannya, maka meskipun telah
tak terkirakan dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini. berlatih selama masa ribuan tahun sebanyak pasir di Sungai Gangga, ia tetap tidak akan
O Sariputra, Apa yang kau pikirkan ? Mengapa sutra ini disebut sutra berhasil. Seumpama memasak pasir dan berharap pasir itu menjadi nasi; hal seperti itu tak
yang dikaruniai dan dilindungi semua Buddha ? akan pernah terjadi.
O Sariputra, kalau seorang lelaki berbudi atau wanita berbudi Namun untuk bisa berlatih selaras dengan ajaran Sang Buddha, orang pertama-tama
harus memahami “doktrin”. Sehingga yang kedelapan adalah “doktrin”, yaitu prinsip Jalan.
42 59
NAMO HE LA TA NA TUO LA YE YE, dan seorang sahabat sejati akan datang padanya. mendengar sutra ini dan mengucapkannya serta mendengar nama-nama se-
Jika seluruh mantra ini dapat dinyatakan, baik sekali. Jika tidak, nyatakan saja kalimat mua Buddha ini. Lelaki berbudi atau wanita berbudi ini akan menjadi orang
pertama, dan itupun akan mendatangkan keberhasilan yang tak terukur, pencapaian
kebajikan dan buah-buah jasa baik yang tak terbatas.
yang ingat akan Buddha dan dilindungi oleh semua Buddha dan tidak akan
Kalimat mantra ini juga adalah “Dharma Untuk Membuat Takluk”. Ia menyebabkan gagal mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Sebab itu Sariputra, kalian se-
makhluk-makhluk surga dan mereka yang berasal dari agama lain takluk ketika mua patut percaya dan menerima kata-kataku dan ucapan semua Buddha.
mendengarnya. Kalimat ini, bagaimanapun juga bukanlah suatu “Dharma Untuk Sariputra, kalau ada orang yang telah berikrar yang sedang berikrar atau yang
Mengumpulkan dan Menangkap”. Jika suatu mantra “Mantra Untuk Mengumpulkan dan akan berikrar: "Aku berhasrat lahir si negeri Amitabha". Orang-orang ini semua
Menangkap” diucapkan, semua makhluk aneh dan semua setan akan dikumpulkan dan diikat
menjadi satu. Sehingga, kekuatan dari satu kalimat ini saja, NAMO HE LA TA NA TUO LA YE
tidak akan gagalmencapai Annutara Samyak Sambodhi. Apakah dia lahir pada
YE, sungguh tak terperikan. Jika harus diuraikan dengan rinci, akan tak ada habis-habisnya. masa lampau, sekarang atau pada masa yang akan datang. Sebab itu Saripu-
NA MO berarti “mengembalikan hidup dan tunduk dengan sepenuh hati”. HE LA TA NA tra semua laki-laki berbudi dan wanita berbudi. Jika mereka orang-orang yang
artinya “permata”. TUO LA YE artinya “tiga”. YE itu “penghormatan”. Bersama-sama, kata- memilik keyakinan, seyogyanya berikrar untuk lahir di negeri ini. O Sariputra
kata ini mengandung arti kita harus mempersembahkan tubuh, hati, hakikat, dan hidup kita sebagaimana Aku memuji jasa dan kebaikan semua Buddha, semua Buddha
kepada Tiga Permata yang tidak terbatas, tidak terbatas, di sepuluh penjuru dari ketiga
zaman, dan berlindung kepada Mereka. Kita harus bersujud dengan khidmat kepada Tiga
juga memuji jasa dan kebajikanKu yang tak terkirakan, dengan mengucapkan
Permata. kata-kata : "Sakyamuni Buddha dapat melasanakan secara luar biasa perbua-
Buddha-Buddha di masa lalu tidak terbatas, Buddha-Buddha di masa sekarang juga tidak tan-perbuatan sulit di dunia saha, dikurun kejahatan dari lima kekeruhan dian-
terbatas, dan Buddha-Buddha di masa yang akan datang tidak terbatas. Sehingga Tiga tara kekeruhan kalpa, kekeruhan pandangan, kekeruhan penderitaan, kekeru-
Permata itu tidak terbatas, tidak terbatas. han makhluk hidup dan kekeruhan kehidupan. Ia dapat mencapai Annuttara
2. Na Mo Oh Li Ye
Samyak Sambodhi. Demi makhluk hidup, membabarkan Dharma. Ini yang
NA MO, seperti telah dijelaskan, bermakna “mempersembahkan hidup dan tunduk dengan diseluruh dunia sulit dipercaya, Sariputra. Kamu seharusnya mengerti bahwa
hormat”, atau dengan kata lain, belajar dengan penghormatan tertinggi di bawah kaki para
Aku, dikurun kejahatan dari lima kekeruhan mempraktekkan perbuatan yang
Buddha dan Bodhisattva. OH LI artinya “yang bijaksana”, juga dapat berarti, “jauh dari semua
kejahatan dan dari semua Dharma yang tidak baik”. Orang mesti menjauhkan diri dari semua sulit ini, mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Demi semua dunia kuucap-
Dharma yang tidak baik. kan Dharma yang sulit dipercaya ini, benar-benar sulit untuk dipercaya."
3. Po Lu Ci Ti Suo Po La Ye Setelah Hyang Buddha mengucapkan sutra ini, Sariputra dan semua
PO LU CI TI memphunyai arti “merenungkan”. Yang lain menerjemahkan sebagai ‘terang’, Bhiksu, semua dewa manusia dan para Asura dan yang lain-lain dari dunia,
seperti di dalam kata Vairocana, “cahaya terang yang menyinari semesta alam”. Kata-kata ini mendengar apa yang telah Hyang Buddha sabdakan menyambut dengan su-
juga diterjemahkan sebagai “yang direnungkan dan diselidiki”, yang dimaksud di sini adalah kacita, menyembah dengan sujud dan mohon diri.
alam-alam yang diperhatikan.
SUO PO LA YE artinya “kebahagiaan”. Keseluruhan kalimat ini dengan demikian bisa
diartikan sebagai “kebahagiaan kontemplatif” tiada lain tiada bukan, Bodhisattva
Avalokitesvara, Bodhisattva Yang Mendengarkan Suara Dunia.
4. Phu Ti Sa To Po Ye
Setiap orang tahu bahwa PHU TI artinya Bodhi, “pencerahan”. SA TO berarti
“menyeberangkan”, seperti di dalam anak kalimat ‘menyeberangkan makhluk hidup’. PHU TI
SA TO PE YE menyatakan bahwa para Bodhisattva mencerahkan dan menyeberangkan diri
mereka. Mereka membangunkan diri mereka dan menyeberangkan hakikat diri mereka. PE
YE masih tetap berarti “bersujud memberi hormat”. YE itu adalah “meletakkan kepala di atas
tanah untuk menghormat”.
Siapa yang dihormati? Orang memberi hormat kepada Bodhisattva yang telah
mencerahkan dirinya sendiri dan membawa dirinya menyeberang. Di dalam penjelasan

58 43
tidak akan dapat melarikan diri dari tiga nasib jahat.
SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA VARGA Di dalam Buddhadharma, tidak ada itu yang namanya basa basi. Orang tidak bisa berkata
[Sumber: Dharma Pitaka, Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia] “Saya telah berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, dan karenanya saya tidak akan
jatuh ke neraka, tidak akan menjadi hantu kelaparan, ataupun binatang. Karenanya, saya
boleh berbuat apapun yang saya sukai.”
Tidak. Kebiasaan buruk harus diubah. Perbuatan bajik harus dilaksanakan. Jangan lagi
Saat itu Bodhisattva Akshayamati bangkit dari tempat duduknya. Dengan melakukan perbuatan jahat. Orang pasti akan masuk ke neraka jika terus menanam karma
jubah di bahu sebelah kanannya terbuka. Beranjali kepada Buddha, sambil buruk.
Agama Buddha bukan seperti agama eksternal yang menyatakan, “Semua yang perlu
berkata : "O Lokanantha, Avalokitesvara Bodhisattva. Apakah sebabnya dina- kamu lakukan adalah percaya. Jika kamu percaya, meskipun kamu berbuat jahat, kamu akan
makan ' Avalokitesvara' ? diberi tempat di surga. Sebaliknya, jika kamu tidak percaya, walau berlimpah dengan
Buddha menjawab pertanyaan Bodhisatva Akshayamati : kebajikan dan buah-buah jasa baik, kamu harus ke neraka.”
"Wahai Putra berbudi, bila terdapat ratusan ribu koti makhluk yang mende- Misalnya, ada orang percaya kepada Buddha, tetapi ia tetap berbuat kejahatan, tak ada
rita berbagai kegelisahan. Bila mendengar Avalokitesvara Bodhisattva dan pilihan lain, ia akan singgah di neraka. Juga seandainya, ada orang yang tidak mempercayai
adanya Buddha, jika berlimpah kebajikan dan buah-buah jasa baik, ia tetap akan
sepenuh hati memuji nama-Nya 'Avalokitesvara Bodhisatva' , akan segera mendapatkan surga. Doktrin di dalam agama Buddha tidak membingungkan, tidak ada kata-
mendengar suara mereka. Lalu membebaskan mereka dari segala penderi- kata, “Jika kamu percaya kepada Buddha, semuanya akan beres.” Meskipun telah percaya
taan. kepada Buddha, orang tetap harus tidak berbuat jahat, karena jika berbuat jahat, ia akan ke
Bila terdapat orang yang memuliakan nama Avalokitesvara Bodhisatva, neraka.
sekalipun ia terjatuh ke dalam api yang menyala. Api itu tidak akan mem- “Baiklah kalau begitu,” barangkali ada yang nyeletuk, “lalu, untuk apa kita berlindung
kepada Tiga Permata kalau toh nantinya juga harus masuk neraka?”
bakarnya. Karena pancaran mukzizat Bodhisattva itu. Dengan berlindung, kita mengubah perbuatan jahat, dan beralih kepada kebajikan.
Bila terdapat orang yang hanyut terbawa banjir, memanjatkan nama Perbaikilah kesalahan yang telah dilakukan, jadilah orang yang baru sama sekali. Sejak
Avalokitesvara Bodhisattva, maka ia akan selamat mencapai tempat yang menyatakan berlindung, teruslah berbuat kebajikan dan tidak lagi berbuat jahat. Maka
dangkal. manfaat yang tak terukur akan datang menghampiri. Oleh karena itu, NAMO HE LA TA NA
Bila terdapat ratusan ribu koti makhluk, yang pergi mencari emas, perak, TUO LA YE YEartinya tidak lain tidak bukan, “Berlindung kepada Tiga Permata yang tidak
terbatas, tidak terbatas.”
lazuardi, musaragarbha, akik, koral, mutiara, dan harta karun lainnya, dengan Dengan mengucapkan baris pertama dari mantra ini, segala macam bencana akan terkikis.
menyebrangi samudra. Seandainya perahu mereka dilanda badai, sehingga Pada saat-saat kritis, jika orang terus menerus mengucapkan NAMO HE LA TA NA TUO LA
terdampar di alam setan Raksasa. Jika ada di antara mereka, walau seorang YE YE, segala macam bencana akan menyingkir. Bencana besar akan menjadi kecil, dan
saja memanjatkan nama Avalokitesvara Bodhisattva. Maka semua makhluk itu bencana kecil akan sama sekali hilang. Inilah yang disebut “Dharma Untuk Mengikis
akan diselamatkan dari aniaya sang raksasa. Inilah sebabnya maka Avalo- Bencana”, satu di antara Lima Dharma Esoterik. [1]
Di samping itu, pengulangan bacaan ini juga merupakan “Dharma Untuk Menambah
kitesvara Bodhisattva dinamakan 'Avalokitesvara'. Manfaat”. Jika orang yang telah memiliki akar yang baik mengucapkan mantra ini, akar
Seandainya ada orang akan dianiaya oleh para penjahat dengan meman- baiknya akan bertambah, dan berkah yang diterimanya akan semakin berlimpah-limpah. Inilah
jatkan nama Avalokitesvara Bodhisattva, maka pedang penjahat itu akan “Dharma Untuk Menambah Manfaat.”
patah berkeping-keping dan iapun akan selamat. Jika Mantra Welas Asih Agung dapat dilafalkan, meskipun cuma baris yang pertama, itu
Apabila di alam semesta seluas Trisuhasra Mahasahasra Lokadatu dipe- disebut “Dharma Pencapaian”. Apapun yang diidamkan dalam hati, apapun yang didambakan,
akan tercapai; semua harapan akan terkabul. Orang yang mengucapkan mantra ini dengan
nuhi para Yaksa dan Raksasa, dengan maksud menggoda manusia, ketika sepenuh dan setulus hati, akan berhasil dalam apapun yang dilakukannya.
mendengar nama Avalokitesvara Bodhisattva dipanjatkan, maka para setan Sebagai contoh, jika ada orang yang tidak memiliki putra dan berharap mendapatkannya,
itupun tak berani melihat dengan mata kejamnya, apalagi menggoda. ia cuma perlu mengucapkan NAMO HE LA TA NA TUO LA YE YE, dan ia akan memperoleh
Dan jika terdapat seseorang, baik ia bersalah maupun tidak dibelenggu seorang putra. Namun mantra ini harus dinyatakan dengan hati yang tulus, dan tidak cuma
dengan rantai atau ikatan-ikatan lainnya memanjatkan nama Avalokitesvara untuk satu atau dua hari. Paling sedikit mantra ini harus diucapkan selama tiga tahun. Jika
orang tak memiliki teman, dan berharap mendapatkan seorang sahabat sejati, ucapkan saja
44 57
Penjabaran Maha Karuna Dharani Bodhisattva, maka akan terbebas dari belenggu tersebut.
Apabila di alam semesta seluas Trisuhasra Mahasahasra Lokadatu dipe-
Oleh: Yang Mulia Tripitaka Acarya Hsuan Hua
nuhi oleh penyamun-penyamun yang bersenjata. Ada seorang pemimpin
1. Namo He La Ta Na Tuo La Ye Ye pedagang yang membawa rombongannnya, membawa banyak permata ber-
Kita mengucapkan “Na mo Amitabha Buddha”, dan “Na mo Guru Agung Sakyamuni harga melewati jalan yang berbahaya. Salah seorang dari mereka berkata, “
Buddha”, namun apa artinya “Na mo”? Hanya sedikit orang yang tahu. Beberapa tahun yang Putra-putra yang berbudi, janganlah takut! Kalian seharusnya dengan sepe-
lalu saya mengajukan pertanyaan ini dalam suatu persamuan dan tidak ada seorang pun yang nuh hati memanjatkan nama Avalokitesvara Bodhisatva. Maka Bodhisattva
dapat memberikan jawaban yang memuaskan.
NA MO adalah kata Sansekerta yang mempunyai arti “berlindung”. Kata ini juga berarti
melindungi dan mengaruniakan Daya “Abhayanda”. Demikianlah apabila kita
“mempersembahkan seluruh hidup dan tunduk dengan hormat”. Artinya, “Saya menyebut nama Beliau, kalian akan selamat dari penyamun-penyamun itu.”
mempersembahkan seluruh hidupku kepada Sang Buddha. Saya sendiri tidak Setelah mendengar hal tersebut, para pedagang bersama-sama meman-
menginginkannya, saya telah mempersembahkannya kepada Sang Buddha dan jika Ia jatkan “Namo Avalokitesvara Bodhisattva”. Dengan memanjatkan nama terse-
menyuruhku hidup, saya hidup; jika Ia menyuruhku mati, saya mati. Saya mematuhi perintah but selamatlah mereka.
Sang Buddha. Inilah yang dimaksud dengan ‘mempersembahkan hidup’.”
“Tunduk dengan hormat” artinya tunduk dengan sepenuh hati dan berlindung kepada
Wahai, Akshayamati ! Avalokitesvara Bodhisatva Mahasattva, demikianlah
Sang Buddha. Inilah artinya NA MO. Vikurvanabala yang dipancarkan Beliau.
Dengan mempersembahkan seluruh hidup ini, kita berlindung kepada Buddha dengan Bila ada makhluk, diliputi dorongan nafsu birahi ( Ragah ) dengan tekun
tubuh jasmani dan pikiran kita; kita mempersembahkan hidup kita kepada Sang Buddha dan merenungkan dan memuja Avalokitesvara Bodhisattva. Mereka akan terbebas
berlindung kepada-Nya. dari nafsu birahinya.
Secara umum NAMO HE LA TA NA TUO LA YE YE berarti “berlindung kepada Tiga
Permata yang tak terbatas di sepuluh penjuru”. Inilah tubuh sejati Bodhisattva Yang
Jika diliputi oleh kebencian dengan tekun merenungkan dan memuja
Mendengarkan Suara Dunia. Meskipun merupakan tubuh sejati dari Sang Bodhisattva, kalimat Avalokitesvara Bodhisattva , mereka akan terbebas dari kebencian.
ini juga mengandung makna, pergi berlindung kepada semua Buddha di sepuluh penjuru di Jika diliputi oleh kebodohan batin ( Moha ), dengan tekun merenungkan
masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Dengan mengucapkan baris mantra ini, dan memanjatkan nama Avalokitesvara Bodhisattva. Mereka akan terbebas
tidak hanya kita yang menyatakan berlindung kepada Tiga Permata dari sepuluh penjuru yang dari kebodohan batin.
tak terbatas, yang kekal; semua makhluk yang mendengar bahasa rahasia ini juga akan
mempersembahkan hidup mereka dan tunduk dengan hormat.
Wahai, Akshayamati ! Avalokitesvara Bodhisattva memilik Vikurvanabala
Makna Tiga Permata tentu telah dimengerti. Permata Buddha, Permata Dharma, Permata yang demikian besar manfaatnya. Oleh karenanya, hendaklah para umat se-
Sangha. Semestinya diketahui bahwa Permata Buddha adalah benda paling agung dan mulia lalu merenung kepada-Nya.
yang ada. Demikian juga, Permata Dharma dan Permata Sangha adalah yang paling agung
dan paling terhormat. Tidak hanya di dunia, tapi bahkan di atas dunia; pada semua jalan ke Apabila ada seorang wanita menginginkan anak laki-laki dan ia selalu me-
surga dengan pencerapan maupun surga tanpa pencerapan, tidak ada yang lebih agung
ataupun lebih terhormat dibandingkan dengan Tiga Permata Buddhadharma.
muja Avalokitesvara Bodhisatva, maka ia akan memperoleh seorang putera
Alam Dharma dari para Buddha adalah yang tertinggi dari sepuluh alam Dharma. Oleh yang memiliki kebajikan dan kebijakan.
karena itu kita harus pergi berlindung dengan sepenuh hati kepada Tiga Permata yang paling Jika ia menginginkan seorang anak perempuan, maka ia akan mem-
mulia. Dan dengan keyakinan yang dalam dan luas, menerima-Nya dengan penuh bakti, peroleh seorang anak perempuan yang berbudi. Akar-akar kebajikannya telah
tanpa setitik pun debu keraguan. bertunas pada masa yang kampau sehingga dikasihi semua orang.
Orang mungkin bertanya, “Apa untungnya berlindung kepada Sang Buddha?” Paling
sedikit, jika seseorang berlindung kepada Buddha, ia tidak akan jatuh ke neraka; jika
Demikianlah, Akshayamati, Kekuasaan Avalokitesvara Bodhisattva.
berlindung kepada Dharma, ia tidak akan menjadi hantu kelaparan, dan jika berlindung Bila para umat, memuja dengan ikhlas dan jujur pada Avalokitesvara Bo-
kepada Sangha, ia tidak akan menjadi binatang. Namun ini tentunya dengan catatan : semua dhisatva, maka hasilnya tidak akan sia-sia. Oleh karena itu para umat harus
itu diikuti dengan menjalankan semua perbuatan bajik sesuai dengan ajaran. Jika ia tetap menghayati dan memuliakan nama Avalokitesvara Bodhisattva.
membunuh, mencuri, menjalankan perilaku seks yang salah, berbohong, atau meminum Wahai Akshayamati ! Seandainya ada seorang yang memuja nama Bodhi-
minuman keras, membakar rumah, melakukan apapun yang disenangi, seperti sebelumnya, ia
56 45
satva sebanyak 62 koti butiran pasir Sungai Gangga dan sepanjang hidupnya saran, mereka boleh menyediakan berbagai macam makanan serta sajian lain
mempersembahkan makanan, minuman, jubah, perabotan, obat-obatan, be- pada Hari Pravarana Sangha itu, dan mengadakan upacara Ulambana di
tapa besar dalam pikiranmu timbunan amal jasa putera maupun puteri yang suatu tempat suci dengan maksude berdana makanan kepda prang suci yang
berbudi tersebut." datang dari 10 penjuru, sehingga ayah-bunda mereka yang masih hidup men-
Akshayamati menjawab : Sangat banyak, O Lokanantha. dapat umur panjang dan senantiasa menikmati hidup yang sejahtera. Sedang-
Buddha melanjutkan : "Jika ada seseorang selalu memuja nama Avalo- kan orangtua mereka yang telah meninggal beserta ayah-bunda dalam 7 tu-
kitesvara Bodhisatva, meskipun hanya sekejap, menghormat dan mem- runan dari masa yang lampai itu dapat keluar dari alam Setan-Kelaparan atau
persembahkannya. Maka timbunan amal jasa yang dihasilkan kedua orang itu alam Samsara lain, dan mereka dapat dilahirkan di alam Manusia atau di alam
adalah sebanding. Besar amal jasa keduanya tak mudah habis walaupun Kebahagiaan, agar mereka dapat berbahagia selama-lamanya.”
dalam masa ratusan ribu koti kalpa. “Lagi, jika para siswa-siswi Buddhis yang berhasrat ingin mengadikan
Wahai Akshayamati, selalu memuja nama Avalokitesvara Bodhisatva dirinya kepada leluhurnya serta kedua orangtua yang masih hidup atau pun
akan memperoleh karunia yang tak terhingga yang tak terbatas. yang sudah meninggal dunia, mereka seyogyanya senantiasa merenungkan
Bodhisattva Akshayamati bertanya kembali kepada Buddha :"O Lokanan- kondisi kedua orangtua yang masih hidup atau yang sudah meninggal itu,
tha! Avalokitesvara Bodhisatva, bagaimana berkelana di alam semesta ini dan apakah mereka hidup bahagia atau tidak. Bilamana keadaan para siswa-siswi
bagaimana Beliau membabarkan Dharma kepada semua makhluk dan apakah Buddhis mengizinkan sebaiknya setiap tahun pada tanggal 15 bulan 7
tingkat kecakapan yang dimilikinya. (penaggalan Candrasangkala) mengadakan upacara Ulambana untuk ber-
Buddha menjawab pertanyaan Bodhisattva Akshayamati :"Putra berbudi, dana kepada Buddha dan Sangha, guna membalas budi kedua orangtuanya
jika para umat di suatu alam akan diselamatkan dengan tubuh seorang Bud- yang telah bersaja kepada anal-anaknya.”
dha. Avalokitesvara Bodhisattva akan menampakkan diri dan mengkhot- “Demikianlah, semoga semua siswa-siswi Buddhis dapat menghayati
bahkan Dharma dengan wujud seorang Buddha. Jika kepada mereka harus Dharma yang sangat berarti ini.” Hyang Buddha mengakhiri khotbahnya.
diselamatkan dengan tubuh seseorang Pratekya Buddha, Beliau mengajarkan Pada saat itu, Bhiksu Maha Maudgalyayana beserta keempat kelom-
Dharma dengan wujud seorang Pratekya Buddha. pok siswa-siswi Buddha merasa bergembira setelah mendengarkan khotbah
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Sravaka, Beliau Hyang Buddha dan mereka bertekad menghayati Dharma-Nya. Kemudian
mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Sravaka. mereka bersikap anjali dan menghormat kepada Hyang Sakyamuni Buddha,
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Brahma, maka lalu pergi.
Beliau mengajarkan Dharma dengan tubuh seorang Brahma.
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Sakra, maka Be-
liau mengajarkan Dharma dengan tubuh seorang Sakra.
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Isvara, maka
Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Isvara.
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Mahesvara,
maka Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Mahesvara.
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Senapati, maka
Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Senapati.
Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Vaisravana,
maka Beliau mengajarkan Dharma dengan tubuh Vaisravana. Jika mereka
harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Culla Cakravarti, maka Beliau

46 55
persembahyangan, agar para leluhur atau orangtua si pemuja, baik yang ma- mengajarkan Dharma dengan tubuh seorang Culla Cakravarti.
sih hidup maupun yang sudah meninggal beserta para leluhur sebanyak 7 Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Sresthi, maka
turunan dan familinya mendapat kesempatan untuk membebaskan dirinya dari Beliau mengajarkan Dharma dengan tubuh seorang Sreshti.
Alam Samsara secepat mungkin. Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Ghra Pati, maka
Setelah para suci berkumpul, mereka langsung mengadakan upacara Beliau mengajatkan Dharma dengan wujud seorang Ghra Pati.
persembahyangan serta mengucapkan mantra-mantra penting, kemudian me- Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Naigama, maka
lakukan meditasi dengan suasana yang amat khidmat. Setelah meditasi sele- Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Naigama.
sai barulah para hadirin menerima dana dan makanan beserta sajian lain, se- Jika mereka harus Ia selamatkan denga tubuh seorang Brahmana, maka
muanya diletakkan di altar Buddha rupang atau dikelilingkan pada Stupa Bud- Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Brahmana.
dha, dan para hadirin mengucapkan mantra lagi. Setelah selesai barulah di- Jika mereka harus Ia selamatkan denga tubuh seorang Bhiksu-Bhiksuni,
makan dengan cara biasa. Upasaka-Upasika, maka Belia mengajarkan Dharma dengan wujud seorang
Pada saat upacara Ulambana itu selesai, Maha Maudgalyayana ber- Bhiksu-Bhiksuni, Upasaka-Upasika.
sama para Bhiksu, Bhiksuni, para Bodhisattva-Mahsattva semua merasa amat Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Isteri dari Ghra
senang dan gembira. Dan mulai saat itu persaaan dukacita dan keluh kesan Pati Kula Pati, Naigama, atau Brahmana, maka Beliau mengajarkan Dharma
Maha Maudgalyayana hilang total. dengan wujud seorang wanita.
Berkat kepahalaan dari upacara Ulambana tersebut, ibu Maha Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Kumara dan Ku-
Maudgalyayana terbebas dari alam Setan-Kelaparan, dan masa hukumannya mari, maka Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Kumara-
yang seharusnya dijalani sampai satu kalpa dihapuskan. Kumari.
Sewaktu Maha Maudgalyayana menyaksikan ibunya membebaskan Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Dewa, Naga,
dirinya dari Alam Samsara itu, tiba-tiba dalam hati beliau timbul perasaan iba Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, Manusia dan makhluk
terhadap para makhluk yang masih beeerada di alam Setan Kelaparan, yang bukan manusia. Maka Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud Dewa,
masih menjalani hukuman di alam tersebut. Lalu beliau dengan berat hati Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, Manusia dan
menanyakan kepada Hyang Buddha: ‘O Lokanatha yang termulia! Sekarang makhluk bukan manusia.
ibu saya bersyukur karena diberkati oleh kekuatan maha-jasa dari Triratna Jika mereka harus Ia selamatkan dengan tubuh seorang Dewa Vajra Pani,
beserta kewibawaan dan kebajikan para Sravaka Sangha, ......tetapi apakah maka Beliau mengajarkan Dharma dengan wujud seorang Dewa Vajra Pani.
para putra-putri yang berbudi atau siswa-siswi Buddhis di masa yang akan Wahai Akshayamati ! Adalah Avalokitesvara Bodhisattva yang menghasil-
datang dapat menggunakan cara Ulambanapatra ini untuk menyelamatkan kan Pahala yang demikian agung. Dalam berbagai rupa muncul di alam seme-
orangtua atau ayag-ibunya dalam 7 turunan yang telah meninggal pada masa sta menyelamatkan semua makhluk. Oleh karena itu, dengan sepenuh hatimu
silam? Sudikah kiranya Hyang Lokanatha menjelaskannya!” muliakanlah Avalokitesvara Bodhisattva.
“Sadhu! Sadhu! Sadhu! Siswaku yang berbudi!” Hyang Buddha me- Adalah Avalokitesvara Bodhisattva mampu membuat para umat yang
muji Maha Maudgalyayana, “bagus sekali pertanyaanmu! Sesungguhnya hal- berada dalam kecemasan dan ketakutan menjadi berani. Oleh sebab itu
hal yang demikian penting itu telah siap Kuuraikan kepada para umat sekalian, dalam dunia Saha ini menamakannya “Abhayandah”.
akan tetapi perhatianmu telah mendahului-Ku. Sekarang dengarlah baik-baik, Akshayamati Bodhisattva berkata kepada Buddha : " O Lokanantha ! Aku
O, Putra-putri yang berbuydi! Apabila terdapat bhi8ksu, Bhiksuni, para raja, sekarang memberikan persembahan kepada Avalokitesvara Bodhisattva. Ke-
pangeran, pejabat-pejabat kerajaan, serta para rakyat jelata yang berada di mudian Ia menanggalkan seuntai kalung mutiara yang bernilai ratusan ribu tail
masa sekarang atau di masa mendatang berkasrat ingin melaksanakan bakti, emas dan mempersembahkannya. Serta mengucapkan : Paduka Yang Ber-
membalas budi kepada orangtuannya; iba-hati kepada para makhluk seng- budi. Terimalah persembahan dana suci kalung mutiara. Tetapi Avalokitesvara

54 47
Bodhisatva tidak menerimanya" Bodhisattva Akshayamati berkata lagi kepada “kemudian sajian-sajian tersebut setelah disiapkan diletakkan pada
Avalokitesvara Bodhisattva : "O, Paduka Yang Berbudi. Kasihanilah hamba suatu tempat suci khusus untuk upacara Ulambana, lalu semua sajian itu
terimalah kalung mutiara ini." Pada waktu itu Buddha bersabda kepada Avalo- dipersembahkan kepada para tokoh bijak dan para orang suci.”
kitesvara Bodhisatva: “Kasihanilah Bodhisattva Akshayamati dan keempat “Sebelum upacara itu diadakan, beritahukanlah ke seluruh penjuru,
kelompok makhluk Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, sehingga tepat ketika upacara diadakan, rombongan Arya akan datang untuk
Mahoraga, manusia dan makhluk bukan manusia dan yang lainnya, terimalah ikut bergembira dan merayakan upacara Ulambana yang diadakan oleh para
kalung itu.” pemuja. Para Arya tersebut adalah mereka yang sedang melakukan Samadhi
Kemudian Avalokitesvara Bodhisattva, demi maitrinya kepada keempat di gunung-gunung; Para suci yang telah mencapai 4 macam pahala Buddha
kelompok serta demi para Dewa, Naga, Manusia dan makhluk menerima dengan identita bertingkat Arhat yang sedang berkelana dari bawah pohon ke
kalung itu. Lalu dibagi dua. Yang sebagian dipersembahkan kepada Sakya- pohon; Atau yang telah memperoleh Sad Abhijna, kemduain mereka yang se-
muni Buddha. Yang sebagian lagi dipersembahkan kepada Stupa Permata dang menjalankan kewajiban mengajarkan Dharma luhur kepada para
dari Buddha Prabhuta Ratna. "Wahai Akshayamati! Demikianlah Avalokites- Sravaka atau para Pratyekabuddha diberbagai daerah; Dan Bodhisattva-
vara Bodhisattva memiliki Vikurvanabala yang begitu luhur, selalu mengelilingi Mahasattva yang berstatus Dasa-Bhumiya (Sepuluh Tingkat Bhumi) yang
Dunia Saha ini." mana mereka dapat menjelmakan dirinya sebagai Bhiksu, Bhiksuni, dan ber-
Kemudian Akshayamati bertanya lagi dengan syair-syair sebagai berikut : baur di dalam kelompok Sravaka-Sangha, menjadikan rombongan Arya san-
1.  “O, Lokhanantha! Dengan tanda-tanda ajaib yang demikian sempurna. gat meriah.”
Kubertanya lagi tentang Beliau. Mengapa Putra Buddha ini dinamakan ‘ Avalo- “Ketahuilah, rombongan Arya tersebut datang ke tempat suci itu, bu-
kitesvara’?”  kan karena berniat mengambil sedekah makanan atau sajian belaka, tetapi
2.  Taktala itu Buddha yang penuh tanda-tanda ajaib Sempurna, menjawab mereka akan mempergunakan kewibawaan, kemampuan, dan kebajikan yang
pertanyaan Akshayamati. “Dengarkanlah jasa yang dihasilkan Avalokitesvara. telah diperleh dari prilaku Sila-suci mereka. Dan jasa-jasa yang maha agung
Beliau dapat mensukseskan pekerjaan di pelbagai alam semesta.  itu mereka limpahkan kepada para leluhur atau kedua orangtua si pemuja baik
3.  Prasetyanya yang demikian agung bagaikan Samudera. Berkalpa-kalpa yang masih hidup maupun telah meninggal.”
sulit diperkirakan, Beliau pernah memuliakan ribuan koti para Buddha dengan “Ketahuilah O, Maha Maudgalyayana yang berbudi! Barang siapa
ikrar yang maha suci.  yang mengadakan upacara ini pada hari Pravaraana Sangha, maka orangtu-
4.  Aku mengkisahkan kepadamu secara singkat. Dan kini anda bukan annya yang masih hidup akan mendapatkan umur panjang, cukup sandang
mendengar namaNya saja bahkan sudah melihat diriNya. Bertekadlah untuk dan pangan, serta hidup mereka akan bahagia. Dan leluhurnya yang telah
merenungkan Dia tanpa henti. Akan melenyapkan segala Dukkha dari Dunia.  meninggalpun akan mendapat berkat yaitu jika leluhurnya berada di 3 Alam
5.  Diumpamakan seseorang dengan niat jahat, melemparkan temannya ke Samsara maka akan dibebaskan, bahkan apabila akar kejahatannya tidak be-
dalam lubang api yang menyala. Ia merenung akan daya gaib Avalokitesvara. rat, leluhurnya itu bisa mendapatkan tubuh yang bersinar dan disniari dari Si-
Lubang api akan menjadi kolam.  nar Buddha Mandarawa Sorga.”
6.  Ataupun hanyut di sepanjang Samudera. Di ancam bahaya ikan buas, Setelah mendengar uraian Hyang Buddha, lalu Maha Maudgalyayana
naga ganas, dan para setan. Ia merenung akan daya gaib Avalokitesvara, berteka untuk mengadakan upacara Ulambana untuk orangtuannya (ibunya)
gelombang tidak akan dapat menenggelamkannya.  yang malang itu.
7.  Ataupun berada di puncak Semeru, di dorong jatuh penjahat. Ia merenung Menjelang Hari Pravarana Sangha dan upacara Ulambana yang
diakan oleh Maha Maudgalyayana, Hyang Buddha lantas mengumumkan dan
akan daya gaib Avalokitesvara. Bagaikan matahari, ia akan berdiri kokoh di
memerintahkan kepada para Bhiksu, Bhiksuni, dan para Sravaka-Sangha
angkasa. 
yang berada di berbagai daerah agar semua berkumpul guna mengadakan
8.  Ataupun dikejar-kejar orang jahat. Terjatuh dari atas Gunung Permata. Ia
48 53
Ketahuilah, sebabnya adalah dosa-dosa yang pernah ditimbun oleh ibumu merenung akan daya gaib Avalokitesvara tidak akan cedera seujung rambut-
pada masa silam itu akarnya terlalu dalam, tentu saja kamu sendiri tidak dapat pun. 
mencabut akar itu hanya dengan gaya gaib tanpa disertai kebajikan. Dan akar 9.  Ataupun dikepung segerombolan musuh. Masing-masing menyerang den-
kejahatan itu tidak dapat kamu cabut seorang diri dengan mengandalkan daya gan pedang terhunus. Ia merenung akan daya gaib Avalokitesvara. Rasa kasi-
gaib saja. Walaupun kamu bermaksud baik, bercita-cita luhur, sampai-sampai han akan timbul seketika. 
teriakanmu yang mengharukan bisa mengguncangkan langit dan bumi, tetap 10. Atau menderita karena hukuman Raja. Hukuman mati menimpanya, ia
saja para Dewata, para Dewa Bumi dan Sorga, para orang suci, bahkan Raja merenung akan daya gaib Avalokitesvara. Pedang algojo patah berkeping-
Adikuasa dari Surga Catur Maharajakayika dan sebagainya, tidak dapat ber- keping. 
buat apa-apa; kesemuannya kehilangan cara untuk membantumu dan semua 11. Ataupun ditahan di penjara, kaki dan tangan terbelenggu. Ia merenung
maksud baik dan segala keingianmu itupun sia-sia.” akan daya gaib Avalokitesvara, maka ia akan terbebas dengan selamat. 
Hyang Buddha melanjutkan sabda-Nya: “Ketahuilah O Maha 12. Ataupun dengan guna-guna dan racun. Bermaksud hendak merusak ji-
Maudgalyayana yang berbudi! Jika segala keinginan dan cita-citamu ingin ter- wanya, ia merenung akan daya gaib Avalokitesvara, kejahatan itu akan ber-
wujud, undanglah para Bhiksu dan Bhiksuni dari Sravaka-Sangha yang balik kepada yang berbuat. 
berada di 10 penjuru; butlah suatu kebaktian bersama dan buatlah juga kebaji- 13. Ataupun dikepung raksasa. Naga ganas dan setan jahat lainnya, ia mere-
kan-kebajikan untuk dianugerahkan kepada ibumu. Dengan demikian segala nung akan daya gaib Avalokitesvara. Maka mereka tak akan sanggup men-
belenggu dan kesengsaraan yang menimpa ibumi akan lepas semua.” yakiti. 
“Sekarang akan Kuuraikan cara untuk menyelamatkan para umat 14. Andaikata dikepung oleh binatang buas. Dengan gigi dan cakar yang ta-
yang sedang mengalami siksaan di Aalam Samsara kepada anda sekalian.” jam, ia merenung akan daya gaib Avalokitesvara, mereka akan lari tunggang
Hyang Buddha bersabda kepada Maha Maudgalyayana lagi: langgang. 
“Degarnlah baik-baik O Maha Maudgalyayana yang berbudi! Pada setiap tang- 15. Jika bertemu ular ganas dan kalajengking berbisa memancarkan nafas
gal 15 bulan 6 (menurut penanggalan Candrasangkala) adalah Haru Prava-
berbisa bagai asap api yang sedang menyala, ia merenung akan daya gaib
rana Sangha. Pada saat inilah para Bhiksu dan Bhiksuni yang berada di 10
Avalokitesvara. Mendengar suara itu mereka akan mundur seketika. 
penjuru berlibur, dan pada saat itu pulalah mereka sering mengadakan pem-
16. Petir menyambar dari awan dan guntur yang dashyat, hujan dengan cura-
bincangan untuk pertobatan.”
han butiran es, ia merenung akan daya gaib Avalokitesvara. Mendengar suara
“Pada saat itu, kamu bisa mengambil kesempatan untuk mengadakan
itu mereka akan mundur seketika. 
suatu upacara berdana makanan kepada para orang suci, yakni upacara
17. Para makhluk sedang mengalami berbagai malapetaka kesusahan dan
Ulambana namanya. Dan gunannya khusus untuk menyelamatkan orangtua si
pemuja baik mereka yang masih hidup maupun yang telah meninggal atau kesedihan yang tiada tara, dengan kebijaksanaan yang sempurna dari Avalo-
yang sedang tertimpa malapetaka. Demikian pula untuk orangtua sebanyak 7 kitesvara dapat mengatasi segala penderitaan alam semesta. 
turunan yang hidup pada masa silam dan berada di Alam Samsara, di mana 18. Vikurvanabalanya telah sempurna, yang memiliki kebijaksanaan luhur tak
mereka belum mendapat kesempatan untuk membebaskan dirinya, juga dapat terhingga. Di dalam 10 penjuru negeri, tak ada satu tempatpun Beliau tidak
diselamatkan.” menempatkan diriNya. 
“Tepat pada waktunya sediakan nasi dan bermacam-macam saayur- 19. Berbagai tingkat alam rendah, alam Neraka, alam Setan dan alam Bi-
mayur, wewnagian, minyak guruh, pelita dan lain-lainnya; boleh disertai alat- natang, Dukkha akan kelahiran, tua, sakit, kematian, setingkat demi setingkat
alat untuk mengambil air, untuk mandi dan minum. Boleh juga disertai perabot dapat diakhirinya. 
rumah. Dan bahan untuk sajian itu boleh dipilih dari barang yang bagus, se- 20. Beliau memiliki Pandangan Benar, Suci nan Sempurna. Demikian pula
suai dengan kemampuan si pemuja.” kebijaksanaan yang luas. Penuh Maitri Karuna. Sepantasnyalah menghormat

52 49
dengan jujur dan ikhlas.  ULAMBANAPATRA SUTRA
21. Beliau memiliki sinar hidup tiada ternoda. Bagaikan matahari dan melen- [Sumber: Dharma Pitaka, Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia]
yapkan kegelapan, Dapat memusnahkan bencana api dan badai ganas. Si-
narnya senantiasa memancar ke seluruh alam. 
22. Maitri dapat mencegah gelegar guntur. Karuna selembut gumpalan awan.
Kepada umatnya selalu mencurahkan hujan Dhamma tanpa akhirnya (Amrta). Demikian yang telah kudengar, pada suatu ketika, Hyang Buddha
Dapat mengakhiri segala kegelisahan dunia fana.  tinggal di Sravasti, di hutan Jeta di Taman Anathapindika. Pada saat itu, di
23. Sengketa dengan pemerintah. Merasa kecewa dalam pertempuran. Ia kota Sravasti terdapat seorang siswa Buddha bernama Maha Maudgalyayana.
merenung akan daya gaib Avalokitesvara. Musuh-musuh dapat diatasinya.  Demi menyelamatkan oragntuannya yang telah meninggal dunia, maka beliau
24. O, betapa indahnya suara Avalokitesvara. Suara Brahma, suara deburan datang kepada Hyuang Buddha dan belajar Dharma luhur dengan tekun. Ber-
pasang samudra melampaui segala suara alam semesta. Oleh karena itu, re- kat ketekunannya menghayati ajaran-jaran Hyang Buddha maka beliau dapat
nungkanlah sepenuh hati untuk selama-lamanya.  memperoleh 6 macam Tenaga Batin (Sad Abhina).
25. Janganlah ragu di dalam hati. Avalokitesvara, Maha Suci dan Sempurna. Dengan kepandaian itu beliau berhasrat membebaskan kedua orang-
Bila terdapat kegelisahan –kegelisahan tentang Tumuimbal Lahir. Dengan tuannya dari kesengsaraan sebagai balas-budi atas jasa-jasa orangtuannya.
meyakini Sutra-Nya, dapat membebaskan diri.  Kemudian beliau bersamadhi, lalu dengan mata-batinnya mengamati
Demikianlah pahala sempurna yang dihasilkan dengan pandangan. Karena Ia seluruh alam semesta, dan melihat ibunya berada di alam Setan-Kelaparan.
mengamati para makhluk. Amal jasa-Nya tak terbatas laksana Samudra. Muli- Oleh karena itbunya terlalu lama tidka dapat makan dan minum, maka
akanlah Dia dengan sepenuh hati."  tubuhnya tinggal tulang dan kulit yang kering, kurus dan pucat. Melihat kondisi
Setelah itu Bodhisattva Dharanaidhara bangkit dari tempat duduknya. ibunya sedemikian buruk, sedihlah hati Maha Maudgalyayana sehingga
Pergi menghadapi Buddha sambil berkata : "O, Lokanantha! Bila ada makhluk pikirnanya menjadi terganggu dan tidak tenang. Dengan amat tergesa-gesa
hidup mendengar Varga tentang hasil kerja yang demikian sempurna dari beliau mengisi patranya dengan nasi, dan dengan daya-gaib nasi itu dikirim-
Avalokitesvara Bodhisattva dan mengerti kekuatan mujijat penjelmaannya, kannya kepada ibunya yang malang itu.
maka tidaklah kecil akar kebajikan yang dimilikinya." Karena ia merasa sangat lapar serta khawatir nasinya direbut oleh
Pada saat Buddha menguraikan Saddhama Pundarika Varga, 84.000 setan-setan lain, maka setelah nasi itu diterma ibunya cepat-cepat menutupi
makhluk dari persamuan itu bertekad mencapai 'Anuttara Samyak Sambodhi' nasi tersebut dengan telapak tangan kiri dengan serapat-rapatnya. Kemudian
dengan tangan kanan ia mengambil segenggam nasi untuk meringankan rasa
Saddharma Pundarika Sutra Varga, Yang Maha Sempurna Avalokitesvara laparnya, tetapi betapa malangnya, begitu nasi itu sampai di depan mulutnya
Bodhisattva. berubah menjadi arang yang membara dan iapun tak dapat memakannya dan
tetap kelaparan.
Melihat nasib ibunya yang malang itu, Maha Maudgalyayana sebagai
seorang anak yang sangat cinta kepada orangtuannya, tiba-tiba berteriak se-
keras-kerasnya serta menangis sejadi-jadinya. Karena tidak ada jalan lain ter-
paksalah beliau dengan perasaan dukacita kembali ke Vihara dan menyam-
paikan apa yang telah dialaminya kepada Hyang Sakyamuni Buddha.
Hyang Buddha menerangkan kepda Maha Maudgalyayana: “O, Maha
Maudgalyayana yang berbudi, apa sebabnya hingga daya kegaibanmu tidak
dapat berbua sesuatu terhadap seseorang yang bertubuh Setan-Kelaparan?

50 51

Anda mungkin juga menyukai