HERBAL MENGGUNAKAN PROSES DINGIN NAMA KELOMPOK D a m a y a nti lfia n a 1. Adelia A er d a Putri ura l ita H 2. Adelia Ta ustiana S e t y o A g 3. Amanda lia L u si A n driani 4. Ame ari 5. Amelia S s isk a S e tio wati ti 6. Anis A 7. Anisa Aprili Astu 8. Asmaul Khusna Putri H 9. Aurella Renata Ananta 10. Aveline Lasmi 11. Azizah Noralita ati 12. Balinda Narisw ABSTRAK DAN PENGERTIAN AK ABSTR PENGE RTIAN Sabun ru p a k a n produk sapon merupakan Sabun me a s i d a r i b asa kalium ifikasi p dari ba roduk reak nifik reaksi sapo alium dengan disupl denga n asam s a na t r iu m atau si au k ement natrium at a k yang untuk as i d e l e m ak y ang a s a m l e m menin n g an bah s i de ngan Sabun gk an disuplem e n t a juga m atkan nilai j lainnya l a i n n y a u ntuk produ erupa ualnya bahan l nya. untuk k k eseha k an salah . n ila i ju a tan ya satu k an m e mb meningkat tidak m ersihk n g diguna enyeb a n k kan abkan otoran den iritasi g p ad a k a n ulit. PENDAHULUAN Kebutuhan sabun kesehatan cenderung meningkat dari tahun ketahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta kesadaran akan hidup bersih dan sehat.
Saat ini, berbagai inovasi dilakukan untuk menghadirkan
variasi jenis sabun seperti sabun padat, sabun cair dan sabun transparan dengan berbagai aroma untuk memberikan pilihan selera bagi konsumen. PEMBUATAN SABUN Sabun dibuat melalui reaksi safonifikasi antara lemak dengan Pembuatan sabun mandi dengan proses panas dilakukan dengan basa natrium maupun kalium dengan atau tanpa penambahan mencampurkan larutan basa natrium atau kalium (fase air) dengan zat lain serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Pembuatan minyak/lemak (fase minyak) pada kondisi panas yaitu suhu sekitar 70oC sabun dapat dilakukan melalui proses panas (hot press) maupun untuk mempercepat terjadinya reaksi penyabunan (saponifikasi). proses dingin (cold press). PROSES DINGIN PROSES PANAS
Pada proses dingin, sabun yang dibuat
pencampuran fase air dan fase menggunakan proses minyak dilakukan pada suhu normal sekitar suhu 3235oC. panas memakan waktu Reaksi saponifikasi yang terjadi curing minimal satu pada sabun proses dingin sampai dua minggu memungkinkan kita melakukan modifikasi penampakannya yang saja. lebih estetik namun memerlukan waktu curing minimal dua sampai tiga minggu sebelum digunakan METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan menerapkan metode membuat sabun menggunakan proses dingin (cold press) agar nantinya menghasilkan sabun yang lebih mudah dibentuk (stamping).
Peralatan pokok yang digunakan
Formula bahan yang untuk membuat sabun proses digunakan meliputi : dingin meliputi :
• Minyak sawit (200 g) • Stamper
• Minyak kelapa (600 g) • Alat pencetak • NaOH (122 g) • Timbangan • Susu kambing (20 g) • Titanium oksida (4 g) • Ekstrak bonggol pisang (25 g) • Serbuk kayu manis (20 g) EVALUASI PRODUK SABUN MANDI
Sabun setelah mengalami masa curing tiga
minggu, selanjutnya dilakukan uji kualitas secara kualitatif melalui uji organoleptik. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI ORGANOLEPTIK SABUN MANDI HERBAL Hasil uji organoleptik terhadap 2 produk sabun mandi herbal dengan parameter uji warna, aroma, dan penampakan, disajikan seperti pada gambar 3.
Sabun herbal dengan campuran sebuk halus kayu manis
berwarna coklat sedangkan sabun dengan bonggol pisang berwarna putih kekuningan.
Pada aspek aroma kedua sabun menunjukkan aroma yang
relatif sama sedangkan pada aspek penampakan, sabun herbal dengan bonggol pisang lebih kompak dibandingkan dengan sabun herbal serbuk kayu manis. Penampakan sabun herbal serbuk kayu manis terlihat kurang kompak yang disebabkan penambahan kayu manis yang berbentuk serbuk sedangkan sabun bonggol pisang, ekstrak bonggol pisang yang digunakan berwujud cair. SIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam memproduksi sabun herbal padat menggunakan proses dingin. Hasil evaluasi terhadap kedua sabun herbal diperoleh respon panelis berada pada katagori suka.