Anda di halaman 1dari 2

Kisah Sejarah Candi Prambanan

 Dugaan tentang pembangunan Candi Prambanan didasarkan pada isi


Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan. Prasasti berangka
tahun 778 Saka (856 Masehi) ini dibuat pada periode kepemimpinan Rakai
Pikatan, seperti dikutip dari laman Borobudur Park.
 Bangunan Candi Prambanan disempurnakan terus-menerus oleh raja-raja
Medang Mataram, seperti Raja Daksa dan Raja Tulodong. Pembangunan
kompleks Candi Prambanan juga diperluas dengan membangun ratusan
candi tambahan di sekitar candi utama. Candi ini juga berfungsi sebagai
tempat pergelaran upacara-upacara penting Kerajaan Mataram.
 Kompleks Candi Prambanan punya empat arah penjuru mata angin. Candi
utama menghadap ke timur. Kompleks candi sendiri terdiri dari 3 Candi
Trimurti, yaitu Candi Syiwa, Wisnu, dan Brahma, lalu 3 Candi Wahana yaitu
Candi Nandi, Garuda, dan Angsa, 2 Candi Apit di antara candi-candi Trimurti
dan Wahana di utara dan sekatan, 4 Candi Kelir di 4 mata angin tempat di
belakang pintu masuk zona inti, 4 Candi Patoh di 4 sudut zona inti, dan 224
Candi Perwara. Bangunan Candi Prambanan disempurnakan terus-menerus
oleh raja-raja Medang Mataram, seperti Raja Daksa dan Raja Tulodong.
Pembangunan kompleks Candi Prambanan juga diperluas dengan
membangun ratusan candi tambahan di sekitar candi utama. Candi ini juga
berfungsi sebagai tempat pergelaran upacara-upacara penting Kerajaan
Mataram.

 Kompleks Candi Prambanan punya empat arah penjuru mata angin. Candi
utama menghadap ke timur. Kompleks candi sendiri terdiri dari 3 Candi
Trimurti, yaitu Candi Syiwa, Wisnu, dan Brahma, lalu 3 Candi Wahana yaitu
Candi Nandi, Garuda, dan Angsa, 2 Candi Apit di antara candi-candi Trimurti
dan Wahana di utara dan sekatan, 4 Candi Kelir di 4 mata angin tempat di
belakang pintu masuk zona inti, 4 Candi Patoh di 4 sudut zona inti, dan 224
Candi Perwara.
 Bangunan Candi Prambanan disempurnakan terus-menerus oleh raja-raja
Medang Mataram, seperti Raja Daksa dan Raja Tulodong. Pembangunan
kompleks Candi Prambanan juga diperluas dengan membangun ratusan
candi tambahan di sekitar candi utama. Candi ini juga berfungsi sebagai
tempat pergelaran upacara-upacara penting Kerajaan Mataram.
 Kompleks Candi Prambanan punya empat arah penjuru mata angin. Candi
utama menghadap ke timur. Kompleks candi sendiri terdiri dari 3 Candi
Trimurti, yaitu Candi Syiwa, Wisnu, dan Brahma, lalu 3 Candi Wahana yaitu
Candi Nandi, Garuda, dan Angsa, 2 Candi Apit di antara candi-candi Trimurti
dan Wahana di utara dan sekatan, 4 Candi Kelir di 4 mata angin tempat di
belakang pintu masuk zona inti, 4 Candi Patoh di 4 sudut zona inti, dan 224
Candi Perwara.
 Candi Perwara tersusun dalam 4 bagian memusat dengan jumlah
candi per baris sebanyak 44, 52, 60, dan 68 candi. Dengan
demikian, ada 20 candi di Candi Prambanan.

 Ciri khas arsitektur Candi Prambanan yaitu berpedoman pada tradisi akstektur Hindu dalam
kitab Wastu Sastra. Candinya mengikuti pola mandala dan tinggi menjulang khas Hindu.

 Bentuk Candi Prambanan mengikuti gunung suci Mahameru yang disebut sebagai tempat
dewa bersemayam. Model kompleksnya sendiri mengikuti model alam semesta yang
menurut konsep kosmologi Hindu terbagi atas beberapa lapisan tanah, alam, atau lokal.
 Candi Prambanan ditemukan pada tahun 1733 oleh C.A. Lons, surveyor Belanda di bawah Sir
Thomas Stamford Raffless. Raffless memerintahkan penyelidikan lebih lanjut. Namun,
reruntuhan Candi Prambanan tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun.
 Penggalian lalu dilakukan pada tahun 1880-an. Namun, upaya ini malah menyuburkan
penjarahan ukiran dan batu candi, seperti dikutip dari Wisata Ziarah oleh Gagas Ulung.
 Dokter Belanda pemerhati arkeologi dan budaya Isaac Groneman lalu melakukan
pembongkaran besaran pada candi ini. Batu-batu candi diletakkan sembarangan di
sepanjang Sungai Opak. Arca dan relief candi diambil warga Belanda untuk dijadikan hiasan
taman. Sementara itu, batu candi digunakan warga lokal untuk bahan bangunan dan fondasi
rumah.

 Ada sejumlah kisah yang menjadi legenda di Candi Prambanan. Contoh, sejarah perembutan
kekuasaan antara Dinasti Sailendera dan Sanjaya untuk berkuasa di Jawa tengah. Prabu Baka
pada kisah ini mungkin dimaksudkan sebagai Raja Samaratungga dari Sailendra, Rakai
Pikatan adalah Bandung Bondowoso, dan Pramodhawardhani, putri Samaratungga serta istri
Rakai Pikatan, merupakan Rara Jonggrang.

 Sementara itu, legenda Rara Jonggrang mengisahkan tentang candi-candi Bandung


Bondowoso yang tidak rampung dan kini dikenal sebagai Candi Sewu. Arca Durga di ruang
utara candi utama Prambanan sendiri disebut sebagai perwujudan Rara Jonggrang yang
dikutuk menjadi batu karena ingkar janji.

Anda mungkin juga menyukai