Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH CANDI PRAMBANAN

KELOMPOK 2

ANGGOTA :
ALFIOLA MEGA (
DIVA MUSTIKA (10)
ELLOK HELMALIYA (13)
ILHAM AULIA (
MUSLIMIN DIO (
SALWA FAHRESYA (

SMAN 20 SURABAYA
Jl. Medokan Semampir Indah No.119, Medokan Semampir.
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji Syukur kami ucapkan atas rahmat Allah SWT dan berkat karunia-Nya sehingga makalah
yang berjudul “ Candi Prambanan ” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi tugas sejarah dari Bapak Mulyono . Makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang sejarah candi Prambanan .
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Mulyono selaku guru mata pelajaran
Sejarah Peminatan . Berkat tugas yang diberikan ini membuat wawasan kami menjadi bertambah
dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan , seperti manusia yang pada
hakekatnya tidak luput dari kesalahan . Kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan . Oleh karena itu , diharapkan saran dan kritik untuk
kami dalam memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik .
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya , 6 September 2022


BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
SEJARAH
Candi prambanan pertama kali dibangun pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai
tandingan dari candi budha borobudur dan candi sewu. Pembangunan kompleks candi ini
disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu.
Pembangunan candi ini menurut prasasti Siwagrha pada tahun 856 M, ditujukan untuk
memuliakan dewa Siwa, berdasarkan hal ini kompleks candi prambanan dikenal juga dengan
nama asli Siwagrha yang berarti ‘Rumah Siwa’ atau Siwalaya yang berarti ‘Ranah Siwa’ atau
‘Alam Siwa’.
Bangunan candi prambanan terus disempurnakan secara berkala oleh raja-raja Medang Mataram
berikutnya, seperti raja Daksa dan raja Tulodong. Pembangunan kompleks candi prambanan juga
diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Candi ini
juga berfungsi sebagai tempat digelarnya berbagai upacara penting kerajaan Mataram.
Pada tahun 930 M, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Jawa timur oleh Mpu Sindok yang
mendirikan Wangsa Isyana. Dipindahkan-nya ibu kota kerajaan diduga kuat karena meletusnya
gunung merapi yang terletak 20 km sebelah utara candi prambanan.
Dugaan lain dari pindahnya ibu kota kerajaan ke Jawa Timur adalah akibat peperangan. Setelah
perpindahan ibukota kerajaan, candi prambanan tidak terawat lagi, kondisi bangunan pun
perlahan rusak dan runtuh. Bangunan candi prambanan juga diduga benar-benar runtuh akibat
gempa bumi yang terjadi di abad ke 16.
Setelah sekian lama rusak dan terlantar, bangunan candi prambanan ditemukan kembali oleh CA.
Lons seseorang berkebangsaan Belanda pada tahun 1733. Pasca itu candi ini terus mendapat
perhatian terutama pada masa pendudukan Inggris atas tanah jawa.
Ketika itu Sir Thomas stamford raffles memerintahkan untuk melakukan penyelidikan lebih
lanjut terhadap bangunan candi prambanan, akan tetapi penyelidikan ini tidak dilakukan secara
serius sehingga yang terjadi adalah penjarahan terhadap ukiran batu candi. Candi prambanan pun
tetap terlantar sepanjang tahun 1880an.
Pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman memulai proses pembersihan dan pemindahan beberapa
batu dan tanah dari bilik candi. Pada tahun 1902, proses pemugaran pun mulai dikerjakan dengan
pembinaan dari Van Erp untuk pemugaran candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Proses
pemugaran candi prambanan pun terus mendapat perhatian yang lebih serius.
Sepanjang tahun 1930 an candi prambanan terus mengalami pemugaran sampai pada tanggal 23
Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar, Candi Brahma mengalami pemugaran tahun 1978
dan diresmikan 1987, serta Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun 1991
BAB 3
STRUKTUR BANGUNAN

Kompleks candi prambanan memiliki empat arah penjuru mata angin, sedangkan bangunan candi
sendiri menghadap ke arah arah timur, karena itulah pintu masuk utama candi ini adalah gerbang
timur. Kompleks candi prambanan terdiri dari 3 Candi Trimurti yaitu candi Siwa, Wisnu, dan
Brahma, 3 Candi Wahana yaitu candi Nandi, Garuda, dan Angsa, 2 Candi Apit yang terletak
antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan, 4 Candi
Kelir yang terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona
inti. 4 Candi Patok yang terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti, 224 Candi Perwara
yang tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga
terluar adalah 44, 52, 60, dan 68, jadi jumlah candi di kompleks prambanan adalah 240 candi.
Arsitektur Candi Prambanan memiliki kekhasan tersendiri, dengan berpedoman pada tradisi
arsitektur Hindu yang tercantum dalam kitab Wastu Sastra, denah candi mengikuti pola mandala
dan bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu.
Bentuk dari candi prambanan mengikuti bentuk dari gunung suci mahameru yang merupakan
tempat para dewa bersemayam. Model dari kompleks candi prambanan mengikuti model alam
semesta yang menurut konsep kosmologi Hindu terbagi atas beberapa lapisan tanah, alam atau
loka. Candi Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, tingkatan itu mulai dari yang kurang
suci hingga ke zona yang paling suci. Seperti halnya candi budha, tingkatan dalam candi hindu
juga mengandung makna yang sama dengan candi budha, hanya mungkin berbeda nama saja.
Tingkatan-tingkatan tersebut diantaranya;
1. Bhurloka
Tingkatan ini berada di kaki candi. Tingkatan ini merupakan ‘ranah’ dimana mahkluk-mahkluk
seperti manusia, hewan dan makhluk halus bahkan iblis masih terikat dengan cara hidup yang
tidak suci. Oleh karena itu bagian yang melambangkan tingakatan ini adalah kaki candi. Tingkat
ini berada di kaki candi.
2. Bhuwarloka
Tingkatan ini berada di tengah tubuh candi atau disebut juga alam tengah. Tingkatan ini
melambangkan tempat orangyang suci,resi, pertapa, dan dewata ‘rendahan’, pada tingkatan ini
manusia mulai melihat kebenaran.
3. Swarloka
Tingkatan ini berada di atap candi atau disebut juga swargaloka, ranah ini merupakan tempat
tertinggi sekaligus tersuci, tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka.Di setiap
atap candi di kompleks prambanan kita akan menemukan kemuncak mastaka berupa permata
yang dalam bahasa sansekerta disebut ratna.
BAB 4
RELIEF

1. Lokapala, Brahmana, dan Dewata


Terdapat hiasan arca – arca dan relief di seberang panel naratif relief dan di atas tembok tubuh
candi yang menggambarkan para dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa
surgawi yang menjaga penjuru mata angin terletak di candi Siwa. Sedangkan arca para brahmana
yang menyusun kitab Weda terletak di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata
yang dikelilingi oleh dua apsara atau bidadari dari kahyangan.
2. Ramayana dan Krishnayana
Pada candi ini terdapat hiasan relief naratif yang menceritakan tentang epos Hindu yaitu
Ramayana dan Krishnayana. Hampir dari seluruh kisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam
pagar langkan di sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Cara membaca
Relief dilakukan searah jarum jam yakni dari kanan ke kiri mengitari candi, hal ini sama dengan
ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci dengan berjalan searah jarum jam oleh
peziarah.
Kisah Ramayana dimulai dari sisi timur candi Siwa kemudian dilanjutkan ke candi Brahma
temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat juga relief naratif Krishnayana yang
mengisahkan tentang kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu. Dalam Relief
Ramayana dikisahkan bahwa Shinta, istri Rama yang diculik kemudian dibawa oleh Rahwana ke
singgasanannya, kemudian Panglima bangsa wanara (kera), yaitu Hanuman, datang ke Alengka
untuk membantu Rama mencari Shinta.
Bahkan kisah ini juga sering ditampilkan dalam sendratari ramayana dalam pagelaran wayang
orang di Jawa, acara ini secara rutin biasa dipentaskan di panggung terbuka Trimurti setiap
malam bulan purnama. Sedang untuk latar belakang panggung Trimurti berupa pemandangan
megah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu.
3. Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru
Di sebelah bawah dinding luar candi terdapat hiasan berupa barisan relung (ceruk) yang
menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan pohon hayat kalpataru. Dalam
mitologi Hindu-Buddha pohon suci ini dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan
kebutuhan manusia.Di kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh sepasangan kinnara-kinnari atau
hewan ajaib bertubuh burung dan berkepala manusia. Atau juga pasangan hewan lainnya, seperti
burung, domba, kijang, monyet, gajah, kijang, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru ini
merupakan pola khas yang hanya ditemukan di candi Prambanan, karena itulah maka kemudian
disebut “Panil Prambanan”.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

https://toriqa.com/sejarah-candi-prambanan/
https://www.propertyinside.id/2018/03/31/prambanan-keindahan-arsitekturnya/

Anda mungkin juga menyukai