Anda di halaman 1dari 14

Candi

Prambanan
Anak Agung Amrita Yadnya Dewi (05)
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahanNya lah
makalah yang berjudul “Candi Prambanan“ ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari


beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui
media internet . Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih
kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya. Kami juga menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermamfaat dan berguna untuk para
pembaca.

Om Cantih, Cantih, Cantih Om

Ubud , 26 Agustus 2013

Tim Penyusun

2|Agama Hindu
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3Tujuan Penulisan .................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
2.1 Candi Prambanan ................................................................................................. 6
2.2 Sejarah Candi Prambanan ............................................................................... 7
2.3 Kompleks Candi ……………………………………………………………………………………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14
3.2 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………... 14

3|Agama Hindu
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kawasan Prambanan merupakan kawasan yang mempunyai kekayaan potensi budaya


masa klasik terbesar di Indonesia. Potensi tersebut ditunjukkan dengan distribusi tinggalan candi
yang cukup banyak yang mengindikasikan bahwa kawasan ini merupakan bentang budaya masa
lalu (Archaeological landscape) dari masa Kerajaan Mataram Kuna abad IX – X Masehi.
Komplek Candi Prambanan merupakan komplek candi Hindu terbesar di Indonesia yang menjadi
simbol kejayaan Kerajaan Mataram Kuna. Candi ini diduga merupakan salah satu candi tingkat
kerajaan pada masa lalu. Hal ini ditunjukkan dengan kemegahan, kompleksitas serta
kelengkapan unsur bangunan yang menggambarkan kesatuan konsep Mandala dalam agama
Hindu. Prasasti Siwagrha yang diduga berkaitan erat dengan candi ini memberikan gambaran
secara rinci mengenai gugusan candi yang diresmikan pada tahun 778 Saka (856 Masehi) oleh
raja yang bernama Pikatan, sebagai tanda kemenangan dalam pertempuran melawan
Balaputradewa yang berlangsung di Bukit Boko. Atas dasar isi prasasti tersebut, tampaknya
Komplek Candi Prambanan dibangun sebagai simbol kebangkitan Kerajaan Mataram Kuna
setelah pada masa sebelumnya mengalami keadaan yang tidak stabil, antara lain akibat
peperangan dan bencana alam sehingga terjadi perpindahan ibukota kerajaan sebanyak tiga kali.

Sebagai tempat pemujaan agama Hindu, Komplek Candi Prambanan dibangun


berdasarkan konsep keagamaan. Di dalam agama Hindu, candi digambarkan sebagai replika dari
Gunung Meru yang merupakan simbolisasi alam semesta. Sebagai replika Gunung Meru, semua
bentuk candi di Komplek Candi Prambanan terbagi dalam tiga bagian yang sesuai dengan
lingkungan alam semesta, yaitu bhurloka diwujudkan dengan kaki candi yang melambangkan
alam semesta, bhuvarloka diwujudkan dengan tubuh candi yang melambangkan alam manusia
yang telah mati dan svarloka diwujudkan dengan atap candi yang melambangkan alam para
dewa. Candi-candi tersebut memiliki pola tapak persegi dengan bentuk semakin ke atas semakin
meruncing dan berakhir pada puncaknya yang berbentuk ratna. Ragam hias di Candi Prambanan
dipahatkan dengan megah dan halus. Motif hiasnya antara lain berupa motif tubuh manusia,
motif setengah manusia setengah binatang, motif binatang dan motif tumbuh-tumbuhan.
Keunikan di Candi Prambanan dapat dilihat pada hiasannya yang spesifik yaitu relung singa
yang diapit pohon kalpataru dengan bunga-bunga teratai yang di bawahnya terdapat kinara-
kinari (makhluk manusia setengah dewa). Motif ini merupakan ciri “motif prambanan” karena
tidak ditemukan di candi lain.

4|Agama Hindu
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Candi Prambanan ?


2. Candi apa saja yang terdapat di Candi Prambanan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah Candi Prambanan :

1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata pelajaran pendidikan Agama Hindu .
2. Sebagai proses pembelajaran , pemahaman , pengembangan diri tentang bagaimana
sejarah Perkembangan agama hindu khususnya sejarah tentang Candi prambanan.

5|Agama Hindu
BAB II

ISI
2.1 Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah


kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama yaitu Brahma sebagai dewa
pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa Penglebur.
Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa
Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini
bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa
Siwa lebih diutamakan.

Candi ini terletak di desa Prambanan, pulau Jawa, kurang lebih 20 kilometer
timur Yogyakarta, 40 kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di
perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta .Candi Rara
Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara
kabupaten Sleman dan Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar
di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini
berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa
sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks
gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi
Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai
Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan
Medang Mataram.

Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga
merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang
bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak
dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsepTuhan dalam agama Hindu. Pendapat
lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu
dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan"
berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul

6|Agama Hindu
tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan
keselarasan jagat.
Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa
Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkanPrasasti
Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi). Trimurti dimuliakan dalam kompleks candi ini
dengan tiga candi utamanya memuliakan Brahma, Siwa, dan Wisnu. Akan tetapi Siwa
Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan
dalam kompleks candi ini.

2.2 Sejarah Candi Prambanan

Pada jaman dahulu alkisah terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama kerajaan
Prambanan. Rakyat di kerajaan tersebut hidup dengan tentram dan damai hingga suatu hari
kerajaan Prambanan tersebut diserang serta dijajah oleh negeri Pengging. Tentara kerajaan
Prambanan merasa kewalahan menghadapi serangan dari tentara negeri pengging sampai
akhirnya kerajaan Prambanan kalah dan kerajaan Prambanan dikuasai oleh negeri Pengging.
Tampuk kepemimpinan pun akhirnya dipegang oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso adalah seorang pemimpin jahat serta kejam. Siapapun yang tidak menuruti
perintahnya akan dihukum mati. Gaya memerintah yang semena - mena inilah yang tidak disukai
oleh rakyat Prambanan. Selain terkenal semena - mena dan kejam, Bandung Bondowoso juga
terkenal memiliki kekuatan sakti serta memiliki pasukan jin dalam jumlah yang banyak.

Hingga suatu hari Bandung Bondowoso mengamati gerak - gerik Putri Roro Jonggrang, puti raja
Prambanan, yang cantik jelita. Sampai akhirnya Bandung Bondowoso meminang Roro
Jonggrang untuk dijadikan istrinya. Dengan terkejut Roro Jonggrang pun berfikir keras tentang
cara apa yang harus dia tempuh. Karena bila Roro Jonggrang menolak pinangan Bandung
Bondowoso, pasti Bandung Bondowoso akan murka dan marah sehingga keselamatan
masyarakat Prambanan akan terancam. Oleh karena itu akhirnya Roro Jonggrang menerima
pinangan Bandung Bondowoso namun Roro Jonggrang mengajukan sebuah syarat: Bandung
Bondowoso harus membangun 1000 buah candi dalam waktu semalam.

Mendengar syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso merasa
sangat marah. Namun oleh para penasehatnya akhirnya Bandung Bondowoso diberi sejumlah
alasan bahwa Bandung Bondowoso pasti mampu membangun 1000 buah candi dalam waktu

7|Agama Hindu
semalam dengan bantuan pasukan jin. Kemudian Bandung Bondowoso melakukan ritual untuk
memanggil pasukan jinnya dan kemudian proses pembangunan 1000 buah candi pun dimulai.

Dari kejauhan Roro Jonggrang menatap kesibukan para jin dalam membangun candi, dengan
kekuatan jin proses membangunn 1000 buah candi pun berjalan dengan sangat cepat. Melihat
bahwa pembangunan candi tersebut hampir selesai, Roro Jonggrang kemudian memanggil para
dayang - dayang. Sebagian para dayang diberi tugas untuk membakar jerami kering dan
sebagiannya lagi diberi tugas untuk memukul alu. Sehingga tampak semburat cahaya merah dari
hasil bakaran jerami kering serta terdengar suara riuh dari alu. Tidak lama kemudian ayam jago
pun berkokok karena mengira hari telah pagi. Para jin pun berlarian saat mendengar ayam jago
berkokok karena mereka akan terbakar bila matahri muncul. Bandung Bondowoso pun tidak bisa
berbuat banyak melihat pasukan jin-nya lari tunggang langgang.

Keesokan harinya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang untuk menghitung jumlah
candi yang dibangunnya semalam. Dengan seksama Roro Jonggrang menghitung jumlah candi
dan ternyata hanya terdapat 999 candi. Merasa tidak percaya, akhirnya Bandung Bondowoso
menghitung sendiri dan ternayata memang hanya terdapat 999 candi. Bandung Bondowoso
merasa sangat marah apalagi setelah diberitahu salah satu penasehatnya bahwa Roro Jonggrang
lah yang membuat para jin lari. Akhirnya bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang
menjadi candi untuk melengkapi jumlah candi menjadi 1000 buah candi

8|Agama Hindu
2.3 Kompleks candi

Model arsitektur rekonstruksi kompleks candi Prambanan, aslinya terdapat 240 candi berdiri di
kompleks ini.

Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi
arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang
timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:

1. 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma


2. 3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
3. 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di
sisi utara dan selatan
4. 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman
dalam atau zona inti
5. 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
6. 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari
barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68

Maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.


Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi Prambanan. Tetapi kini hanya
tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak
candi perwara yang belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang
tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona;
pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah
zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.
Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan bujur sangkar yan
terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit.
Zona terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390
meter, dengan orientasi Timur Laut - Barat Daya. Kecuali gerbang selatan yang masih tersisa,
bagian gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar
ini secara pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman suci, atau kompleks asrama

9|Agama Hindu
Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman terluar ini
terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak tersisa.
Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara selain Angkor Wat.
Tiga candi utama disebut Trimurti dan dipersembahkan kepadantiga dewa
utama Trimurti: Siwa sang Pelebur, Wisnu sang Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di
kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya.
Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi
47 meter.

 Candi Siwa

Candi Siwa, candi utama di kompleks candi Prambanan yang dipersembahkan untuk dewa Siwa.

Arca Durga Mahisasuramardini di ruang utara candi Siwa.

Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks candi.
Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar dikurung pagar batu dengan

10 | A g a m a H i n d u
empat gerbang di empat penjuru mata angin. Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat
delapan candi utama; yaitu tiga candi utama yang disebut candi Trimurti ("tiga wujud"),
dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma Sang Pencipta, Wishnu Sang
Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah.
Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus tetinggi di kompleks candi
Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak
candi ini dimahkotai modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk
wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan pada kemuncak candi
Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang dihiasi relief yang menceritakan
kisah Ramayana; terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari
jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya,
pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan pradakshina yakni berputar
mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin dan
satu garbagriha, yaitu ruangan utama dan terbesar yang terletak di tengah candi. Ruangan timur
terhubung dengan ruangan utama tempat bersemayam sebuah arca Siwa Mahadewa (Perwujudan
Siwa sebagai Dewa Tertinggi) setinggi tiga meter. Arca ini memiliki Lakçana (atribut atau
simbol) Siwa, yaitu chandrakapala (tengkorak di atas bulan sabit), jatamakuta (mahkota
keagungan), dan trinetra (mata ketiga) di dahinya. Arca ini memiliki empat lengan yang
memegang atribut Siwa, seperti aksamala (tasbih), camara (rambut ekor kuda pengusir lalat),
dan trisula. Arca ini mengenakan upawita (tali kasta) berbentuk ular naga (kobra). Siwa
digambarkan mengenakan cawat dari kulit harimau, digambarkan dengan ukiran kepala, cakar,
dan ekor harimau di pahanya. Sebagian sejarawan beranggapa bahwa arca Siwa ini merupakan
perwujudan rajaBalitung sebagai dewa Siwa, sebagai arca pedharmaan anumerta beliau.
Sehingga ketika raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu kembali dengan dewa penitisnya yaitu
Siwa.[13] Arca Siwa Mahadewa ini berdiri di atas lapik bunga padma di atas landasan persegi
berbentuk yoni yang pada sisi utaranya terukir ular Nāga (kobra).
Tiga ruang yang lebih kecil lainnya menyimpan arca-arca yang ukuran lebih kecil yang berkaitan
dengan Siwa. Di dalam ruang selatan terdapat Resi Agastya,Ganesha putra Siwa di ruang barat,
dan di ruang utara terdapat arca sakti atau istri Siwa, Durga Mahisasuramardini,
menggambarkan Durga sebagai pembasmi Mahisasura, raksasa Lembu yang
menyerang swargaloka. Arca Durga ini juga disebut sebagai Rara Jonggrang (dara langsing)
oleh penduduk setempat. Arca ini dikaitkan dengan tokoh putri legendaris Rara Jonggrang.

 Candi Brahma dan Candi Wishnu


Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang terletak di sisi utara dan satunya
dipersembahkan kepada Brahma, yang terletak di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke
timur dan hanya terdapat satu ruang, yang dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma
menyimpan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu yang berukuran tinggi
hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi
33 meter.

11 | A g a m a H i n d u
 Candi Wahana

Candi Garuda, salah satu candi wahana

Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil daripada candi Brahma dan
Wishnu yang dipersembahkan kepada kendaraan atau wahanadewa-dewa ini; sang
lembu Nandi wahana Siwa, sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu.
Candi-candi wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa
terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi. Pada dinding di belakang arca
Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari.
Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya berdiri di atas
kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma terdapat candi Angsa. Candi ini kosong
dan tidak ada arca Angsa di dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai
kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan
untukGaruda, akan tetapi sama seperti candi Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca
Garuda. Mungkin dulu arca Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi
lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda Pancasila.

 Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok


Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit. Ukuran Candi Apit hampir
sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter.
Disamping 8 candi utama ini terdapat candi kecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya
menyerupai pelinggihan dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus
sebagai aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada empat
penjuru mata angin di muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi Kelir dan
Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar 2 meter.

12 | A g a m a H i n d u
 Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman dalam, tersusun dengan
orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap
sisinya. Di antara dua dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas
224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas
empat undakan teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi
ini berukuran lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut "Candi Perwara" yaitu
candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi perwara disusun dalam empat baris
konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan
baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68 candi.
Masing-masing candi perwara ini berukuran tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter, dan
jumlah keseluruhan candi perwara di halaman ini adalah 224 candi. Kesemua candi perwara ini
memiliki satu tangga dan pintu masuk sesuai arah hadap utamanya, kecuali 16 candi di sudut
yang memiliki dua tangga dan pintu masuk menghadap ke dua arah luar.[15] Jika kebanyakan atap
candi di halaman dalam zona inti berbentuk wajra, maka atap candi perwara berbentuk ratna
yang melambangkan permata.
Aslinya ada banyak candi yang ada di halaman ini, akan tetapi hanya sedikit yang telah dipugar.
Bentuk candi perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menduga bahwa candi-candi ini dibiayai
dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai tanda bakti dan persembahan bagi raja. Sementara
ada pendapat yang mengaitkan empat baris candi perwara melambangkan empat kasta, dan
hanya orang-orang anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di dalamnya; baris
paling dalam hanya oleh dimasuki kasta Brahmana, berikutnya hingga baris terluar adalah
barisan candi untuk Ksatriya, Waisya, dan Sudra. Sementara pihak lain menganggap tidak ada
kaitannya antara candi perwara dan empat kasta. Barisan candi perwara kemungkinan dipakai
untuk beribadah, atau tempat bertapa (meditasi) bagi pendeta dan umatnya.

13 | A g a m a H i n d u
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbagai macam kebudayaan bersejarah yang tersebar di seluruh nusantara


Indonesia,dan dengan seiringnya kemajuan zaman, Namun pelestarian atas berbagai macam
kebudayaan tersebut kurang mendapatkan perhatian dari seluruh masyarakat dan kecintaan akan
kebudayaan – kebudayaan Indonesia itu kurang begitu tinggi. Dalam laporan ini, kami
mengangkat salah satu obyek bersejarah yaitu candi Prambanan, Candi Prambanan yang
merupakan peninggalan bersejarah bagi perkembangan agama Hindu yang masuk ke bangsa
Indonesia untuk pertama kalinya. Selain itu juga, Candi Prambanan merupakan situs warisan
dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Sehingga kami pun terdorong untuk lebih mencari
berbagai informasi tentang sisi – sisi sejarah yang telah terjadi pada candi Prambanan. Dan juga
kami ingin mengembangkan pengetahuan dari segi arsitektur candi Prambanan.

3.2 Daftar Pustaka

www.wikipedia.com//candiprambanan

www.google.com

14 | A g a m a H i n d u

Anda mungkin juga menyukai