Anda di halaman 1dari 12

CANDI SUKUH SEBAGAI CAGAR BUDAYA

Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa indonesia

Disusun oleh :

NAMA : -Djuanda syaiffullah

-Yogik aris wahyudi

KELAS : XI IIS 3

PENGAMPU : AGUNG MURDIYANTO

SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2019/2020

HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul " Candi Sukuh sebagai Cagar Budaya" teah
disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal : 7 januari 2019

Di setujui oleh :

Djuanda saiffullah yogik aris wahyudi Agung murdiyanto


Abstrak

CANDI SUKUH SEBAGAI CAGAR BUDAYA

Oleh : -djuanda saifullah (13), Yogik aris wahyudi (38)

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah candi sukuh dan keindahan
candi sukuh sebagai cagar budaya ,di indonesia . Candi sukuh terletak di lereng barat gunung
lawu tepatnya didusun sukuh ,desa berjo, kecamatan ngargoyoso ,kabupaten karanganyar
,jawa tengah . Letak candi sukuh yang berada diatas ketinggian +910 meter diatas permukaan
laut . Hal itu menguntungkan bagi objek wisata ,dikarenakan pemandangan pegunungan yang
indah dipandang mata. Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan
Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu
ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya
The History of Java. Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van
der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun
1928.

Kata kunci : candi sukuh, pegunungan, objek wisata


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-
Nya,sehingga karya tulis yang berjudul "candi sukuh sebagai cagar budaya" dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas bahasa indonesia.

Suatu kebahagiaan tersendiri, jika suatu riset dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Bagi penulis, penyusunan laporan riset ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar
banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan laporan ini, dikarenakan
keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan
tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Untuk itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya, utamanya kepada yang terhormat:

1. Agung Murdiyanto. Ag., selaku guru pembimbing karya tulis ini telah meberikan banyak
bantuan, masukan, dan dukungan terkait penyusunan karya tulis ilmiah ini.

2. Siswa-siswi dan seluruh warga SMA Muhammadiyah 1 Karaganyar yang telah mendukung
penyusunan karya tulis ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

3. Berbagai sumber terkait yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Tidak ada yang dapat

penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas semoga amal baik
mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak lupa saran dan
kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan laporan
penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Karanganyar, Februari 2019

Penulis

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Candi Sukuh merupakan salah satu obyek wisata yang menarik. Tetapi, hanya sebagian
masyarakat Indonesia yang mengetahui keberadaan candi ini. Letaknya yang jauh di lereng
Gunung Lawu menjadikan obyek wisata ini menjadi salah satu alasannya. Candi Sukuh
merupakan candi yang unik. Bentuknya yang lain dari candi hindu pada umumnya dan masih
banyak sejarah dari Candi ini yang belum terungkap. Ada pula yang mengatakan bahwa Candi
ini merupakan salah satu peninggalan Suku Maya di Amerika Serikat. Dan masih banyak lagi
misteri yang disimpan oleh Candi ini. Sehingga banyak sekali yang perlu digali dari obyek wisata
ini. Seperti sejarah, ilmu pengetahuan dan tentunya potensi yang ada untuk dikembangakn
menjadi obyek wisata yang lebih baik lagi.

B. Rumusan masalah

gapura ini terdapat relief yang menggambarkan lingga-yoni dalam agama Hindu yang
melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Parwati). Pada teras kedua juga dijumpai gapura
yang kondisinya sudah tidak beraturan. Bagian kanan dan kiri terdapat patung penjaga pintu
atau disebut dwarapala. Pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala yang berbunyi gajah
wiku anahut buntut. Artinya

“Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata

-kata dari relief ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1, jika dibalik bermakna tahun 1378 Saka atau
tahun 1456 Masehi. Pada teras ketiga Candi Sukuh terdapat pelataran besar dengan sebuah
candi induk dan beberapa patung di sebelah kanan serta beberapa relief di sebelah kirinya. Bila
kita menaiki anak tangga pada lorong gapura, kita akan disuguhi relief yang sangat vulgar
terpahat di lantainya yang menggambarkan phallus berhadapan dengan vagina. Konon, laki-laki
yang ingin menguji apakah kekasihnya masih perawan atau tidak, dapat datang ke tempat ini,
dengan cara meminta si wanita melompati relief tersebut. Menurut cerita, jika seorang gadis
yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun
apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan
robek dan terlepas. Pada lokasi ini terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian
dari cerita pencarian Tirta Amerta yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama
Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti. Kemudian sebagai
bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta (air kehidupan) di bagian ini terdapat pula tiga patung
kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Candi utama yang
berbentuk piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang
diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta Amerta.

B.Lokasi Candi Sukuh terletak tepat pada koordinat 07

37,38’ 85” LS dan 111

o7,52’ 65”BT. Lebih

tepatnya secara administratif Candi Sukuh berada di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan
Ngargoyoso, Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah. Candi Sukuh juga berada di lereng
Gunung Lawu di ketinggian 1.186 Meter diatas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi ini, para
pengunjung bisa mengaksesnya melalui kota

Surakarta dengan jarak kurang lebih 36 KM, atau melalui Kota Karanganya sekitar 20KM.
Fasilitas Obyek Wisata

Candi Sukuh memiliki fasilitas pendukung berupaKamar Mandi Kamar Mandi disini dibangun
oleh Pemda Karang Anyar, tetapi dalam pengelolaannya, dikelola oleh masyarakat sekitar dan
hasil retribusinya masuk ke kas desa.

- Parkir Parkir disini cukup kecil, hanya memuat 4-6 mobil. Karena tanahnya yang masih menjadi
sengketa maka tidak ada tindak lanjut untuk pelebaran tempat parkir. Tempat parkir ini
dikelola oleh warga sekitar yang hasilnya akan masuk ke kas desa setempat.
- Warung Makan Warung makan yang terdapat disini menyajikan makanan khas pegunungan
yaitu sate kelinci yang sudah umum ada di hampir setiap obyek wisata yang ada di lereng
Gunung Lawu.

- Toko Oleh-oleh Toko oleh-oleh disini sebenarnay hanya seorang penjual yang menjual
makanan ringan yang menjadi oleh-oleh khas Karang Anya berupa keripik ubi. Hampir disetiap
obyek wisata di Karang Anyar menjajakan keripik ubi sebagai oleh-oleh khas daerah ini.

Harga Tiket dan Jam Operasional

Harga Tiket untuk masuk ke obyek wisata ini yaitu: Domestik: Rp. 3.000,- Mancanegara: Rp.
10.000,- Jam Operasional Senin– Minggu Pukul 08:00 –17:00 WIB

Pengelolaan Candi Sukuh mulai dijadikan obyek wisata sejak bulan November 2003. Merupakan
kerjasama antara Dinas Kabupaten Karang Anyar dengan BP3 Dinas Purbakala. Sebelum dibuka
menjadi sebuah obyek wisata, Candi Sukuh dikelola oleh Balai Penelitian Peninggalan Purbakala
(BP3) Dinas Purbakala Jawa Tengah. Dibukanya Candi Sukuh sebagai obyek wisata bermula dari
adanya otonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah. Pemda Karang Anyar
bertugas sebagai penyedia fasilitas dan pengelola

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat menyimpulkan beberapa
masalah yang akan kita bahas,yaitu:

1.Bagaimana Sejarah ditemukannya Candi Sukuh?

2.Apa saja yang terdapat di Candi Sukuh?

3.Dimana lokasi Candi Sukuh?

4.Bagaimana pengelolaan Candi Sukuh?


Batasan Masalah Penulis akan menjelaskan pembatasan masalah atau ruang lingkup
pembahasan ini. Ruang lingkup pembahasan sejauh mana pengembangan obyek wisata Candi
Sukuh. Obyek wisata ini yang awalnya sebagai sebuah peninggalan kebudayaan yang kemudian
dijadikan sebagai sebuah obyek wisata.

Maksud dan Tujuan Penelitian

1.Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauhkah
pengembangan dan pembangunan pariwisata di Obyek wisata Candi Sukuh

. 2.Tujuan Penelitian

1)Untuk mengetahui sejarah Obyek Wisata Candi Sukuh

2)Untuk mengetahui potensi wisata di obyek wisata Candi Sukuh

3)Untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan pariwisata di obyek wisata Candi Sukuh.

Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan baik dari segi teoritis
maupun segi praktis sebagai berikut:

-Kegunaan Teoritis Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan. Khususnya dibidang Pariwisata.

-Kegunaan Praktis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan lebih
lanjut baik bagi peneliti maupun kepada dosen dan mahasiswa-mahasiswa dalam upaya
pengembangan Pariwisata di Indonesia.

Metode Penelitian Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan dan
studi lapangan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah
pustaka. Selain itu, penulis juga memperoleh data dari internet. Metode studi lapangan yaitu
suatu metode dengan melakukan penelitian ke lapangan.

gapura ini terdapat relief yang menggambarkan lingga-yoni dalam agama Hindu yang
melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Parwati). Pada teras kedua juga dijumpai gapura
yang kondisinya sudah tidak beraturan. Bagian kanan dan kiri terdapat patung penjaga pintu
atau disebut dwarapala. Pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala yang berbunyi gajah
wiku anahut buntut. Artinya

“Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata

-kata dari relief ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1, jika dibalik bermakna tahun 1378 Saka atau
tahun 1456 Masehi. Pada teras ketiga Candi Sukuh terdapat pelataran besar dengan sebuah
candi induk dan beberapa patung di sebelah kanan serta beberapa relief di sebelah kirinya. Bila
kita menaiki anak tangga pada lorong gapura, kita akan disuguhi relief yang sangat vulgar
terpahat di lantainya yang menggambarkan phallus berhadapan dengan vagina. Konon, laki-laki
yang ingin menguji apakah kekasihnya masih perawan atau tidak, dapat datang ke tempat ini,
dengan cara meminta si wanita melompati relief tersebut. Menurut cerita, jika seorang gadis
yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun
apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan
robek dan terlepas. Pada lokasi ini terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian
dari cerita pencarian Tirta Amerta yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama
Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti. Kemudian sebagai
bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta (air kehidupan) di bagian ini terdapat pula tiga patung
kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Candi utama yang
berbentuk piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang
diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta Amerta

B. Lokasi Candi Sukuh terletak tepat pada koordinat 07.o

37,38’ 85” LS dan 111


o

o7,52’ 65”BT. Lebih

tepatnya secara administratif Candi Sukuh berada di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan
Ngargoyoso, Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah. Candi Sukuh juga berada di lereng
Gunung Lawu di ketinggian 1.186 Meter diatas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi ini, para
pengunjung bisa mengaksesnya melalui kota.

Surakarta dengan jarak kurang lebih 36 KM, atau melalui Kota Karanganya sekitar 20KM.

Fasilitas Obyek Wisata Candi Sukuh memiliki fasilitas pendukung berupa:

- Kamar Mandi Kamar Mandi disini dibangun oleh Pemda Karang Anyar, tetapi dalam
pengelolaannya, dikelola oleh masyarakat sekitar dan hasil retribusinya masuk ke kas desa.

- Parkir Parkir disini cukup kecil, hanya memuat 4-6 mobil. Karena tanahnya yang masih menjadi
sengketa maka tidak ada tindak lanjut untuk pelebaran tempat parkir. Tempat parkir ini
dikelola oleh warga sekitar yang hasilnya akan masuk ke kas desa setempat.

- Warung Makan Warung makan yang terdapat disini menyajikan makanan khas pegunungan
yaitu sate kelinci yang sudah umum ada di hampir setiap obyek wisata yang ada di lereng
Gunung Lawu.

Toko Oleh-oleh Toko oleh-oleh disini sebenarnay hanya seorang penjual yang menjual makanan
ringan yang menjadi oleh-oleh khas Karang Anya berupa keripik ubi. Hampir disetiap obyek
wisata di Karang Anyar menjajakan keripik ubi sebagai oleh-oleh khas daerah ini.
Harga Tiket dan Jam Operasional Harga Tiket untuk masuk ke obyek wisata ini yaitu: Domestik:
Rp. 3.000,- Mancanegara: Rp. 10.000,-

Jam Operasional Senin-Minggu Pukul 08:00 - 17:00 WIB

Pengelolaan Candi Sukuh mulai dijadikan obyek wisata sejak bulan November 2003. Merupakan
kerjasama antara Dinas Kabupaten Karang Anyar dengan BP3 Dinas Purbakala. Sebelum dibuka
menjadi sebuah obyek wisata, Candi Sukuh dikelola oleh Balai Penelitian Peninggalan Purbakala
(BP3) Dinas Purbakala Jawa Tengah. Dibukanya Candi Sukuh sebagai obyek wisata bermula dari
adanya otonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah. Pemda Karang Anyar
bertugas sebagai penyedia fasilitas dan pengelola

Anda mungkin juga menyukai