Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM DAN STUDI LAPANGAN KELAS X DI SANGIRAN DAN

TAWANGMANGU JAWA TENGAH

Oleh:

1. Eggy Bagus Fernanda ( 14 )

2. Fitria Alfiani ( 18 )

3. Isna Kurniawati ( 21 )

4. Marina Purnawirawanti ( 22 )

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAHA

SMA N 1 SLEMAN
Jalan Magelang KM 14 Medari, Sleman, Yogyakarta
Telp. (0274) 868423 Fax. (0274) 867231
Email : www.smansasleman@yahoo.com
Tahun Ajaran 2013/2014

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM DAN STUDI LAPANGAN KELAS X DI SANGIRAN DAN


TAWANGMANGU JAWA TENGAH
Oleh:

1. Eggy Bagus Fernanda ( 14 )

2. Fitria Alfiani ( 18 )

3. Isna Kurniawati ( 21 )

4. Marina Purnawirawanti ( 22 )

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAHA

SMA N 1 SLEMAN
Jalan Magelang KM 14 Medari, Sleman, Yogyakarta
Telp. (0274) 868423 Fax. (0274) 867231
Email : www.smansasleman@yahoo.com
Tahun Ajaran 2013/2014

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ini Telah Disetujui Oleh Guru Pembimbing dan Disahkan Oleh
Kepala Sekolah
Pada Tanggal Maret 2014

Pembimbing

R. Anang Mustofa, S.Pd

NIP : 19690913 199803 1 008

Mengesahkan

Kepala SMA N 1 Sleman


Dra. Hermintarsih

NIP : 19640404 198903 2 010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas taufik dan hidayah-Nya, kami bisa
menyusun karya tulis ini dengan baik.Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek-obyek
penelitian.

Karya tulis ini telah kami lengkapi dengan gambar-gambar dan informasi dari obyek-obyek penelitian
yang telah kami kunjungi.

Upaya penyusunan acara ini tidak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak, maka kami
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Yang terhormat ibu Dra.Hermintarsih selaku kepala sekolah SMA N 1 Sleman

2. Yang terhormat bapak R. Anang Mustofa, S.Pd selaku wali kelas X MIA 1 dan pembimbing kami

3. Yang terhormat ibu Hj. Sumaryati, S.Pd selaku ketua paniti

4. Yang tercinta rekan-rekan kelas X yang turut berpartisipasi dalam kunjungan ini

Karya tulis yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan. Kami memohon maaf jika ada kesalahan
dalam penyusunan karya tulis ini. Untuk itu kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini.

Semoga karya tulis sederhana ini, dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Sleman, 15 Maret 2014

Penyusun

Daftar Isi

Lembar pengesahan ii
Kata pengantar iii
Daftar isi iv
Bab I pendahuluan
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan penelitian 1
D. Manfaat penelitian 2
Bab II Pembahasan
A. Museum Purbakala Sangiran 3
B. Obyek Wisata Tawangmangu Karanganyar 15
Jawa Tengah
Bab III Penutup
A. Kesimpulan 16
B. Saran 17
Lampiran 18
Daftar pustaka 22

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan kunjungan museum merupakan kegiatan wajib sekolah. Kunjungan moseum
ini dilaksanakan setiapsatu tahun sekali.Kunjungan moseum ini diikuti oleh kelas X karena pada agenda
sekolah kunjungan museum dilaksanakan pada kelas X.
Dipilihnya objek museum
purbakala Sangiran karena untuk mengetahui lebih jelas gambaran evolusi nenek moyangperadaban manusia.
Di sana kita semua dapat mengetahui secara gambling bagaimana nenek moyang kita ber-evolusi, di
sana kita disuguhkan berbagai bukti sejarah. Mulai dari tulang belulang atau fosil-fosil manusia, tumbuhan
,dan hewanpurba. Di museum kita juga disuguhkan film mengenai penelitian dan penggalian fosil-
fosil makhluk purbakala olehberbagai peneliti di
penjuru dunia. Dipilihnya objek wisata Tawangmangu karena di sana kita dapat melihat keindahanalam berupa
air terjun yang
indah dan kita dapat membuktikan kebenaran mitos tentang pembuktian jumlah anak tanggasaat naik dan turun
yang pada papan tertulis sebanyak 1250 anak tangga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Museum Purbakala Sangiran?
2. Dimana letak Museum Purbakala Sangiran?
3. Bagaimana sejarah diberi nama Grojogan Sewu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Museum Purbakala Sangiran
2. Untuk mengetahui letak Museum Purbakala Sangiran
3. Untuk mengetahui sejarah nama Grojogan Sewu
D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
A. Penulis :
1. Menambah wawasan siswa.
2. Menggali potensi siswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa ingin tahu
perkembangan sejarah Indonesia.
3. Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
4. Meningkatkan ketaqwaaan atas ciptaan Tuhan YME.

B. Pembaca :
1. Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat tentang sejarah evolusi nenek moyang di
Indonesia.
2. Dapat membuka kepedulian masyarakat tentang museum sejarah di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Moseum Purbakala Sangiran


a) Wilayah Sangiran Museum Sangiran
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia.Sangiran memiliki area sekitar 48 km². Secara
fisiografis sangiran terletak pada zona Central Depression, yaitu berupa dataran rendah yang terletak antara
gunung api aktif, Merapi dan Merbabu di sebelah barat serta Lawu di sebelah timur.
Secara administratif Sangiran terletak di Kabupaten Sragen (meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan
Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Kecamatan Gondangrejo) dan kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah.Sangiran terletak di desa Krikilan, Kec. Kalijambe ( + 40 km dari Sragen atau + 17 km dari Solo) situs
ini menyimpan puluhan ribu fosil dari jaan pleistocen ( + 2 juta tahun lalu).
Situs Sangiran merupakan daerah perbukitan yang mencakup kawasan seluas 32 km² dengan bentangan
arah dari utara ke selatan kurang lebih 8 km dan dari barat ke timur kurang lebih 4 km². Daerah ini meliputi 12
kelurahan di 4 kecamatan, yaitu kecamatan kalijember, gemolong, plupuh, dan godangrejo. Daerah sangiran
memiliki sebuah sungai yang membelah daerah tersebut menjadi dua yaitu kali cemara yang bermuara di
bengawan solo.
Fosil-fosil purba ini merupakan 65 % fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia. Hingga
saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang
penyimpanan. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
sebagai cagar budaya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.070/0/1977,
tanggal 5 Maret 1977. Selanjutnya keputusan itu dikuatkan oleh Komite World Heritage UNESCO pada
peringatannya yang ke-20 di Merida, Mexico yang menetapkan kawasan Sangiran sebagai kawasan World
Heritage (warisan dunia) No. 593.

b) Sejarah Situs Sangiran


Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Von Koeningswald
sekitar tahun 1930-an. Di dalam kegiatannya Von Koeningswald dibantu oleh Toto Marsono, Kepala Desa
Krikilan pada masa itu.Setiap hari Toto Marsono atas perintah Von Koeningswald mengerahkan penduduk
Sangiran untuk mencari “balung buto” (Bahasa Jawa = tulang raksasa).Demikian penduduk Sangiran
mengistilahkan temuan tulang-tulang berukuran besar yang telah membatu yang berserakan di sekitar ladang
mereka.Balung buto tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan di
dalam bumi.
Fosil-fosil tersebut kemudian dikumpulkan di Pendopo Kelurahan Krikilan untuk bahan penelitian Von
Koeningswald, maupun para ahli lainnya.Fosil-fosil yang dianggap penting dibawa oleh masing-masing peneliti
ke laboratorium mereka, sedang sisanya dibiarkan menumpuk di Pendopo Kelurahan Krikilan.
Setelah Von Koeningswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan
mengumpulkan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono sehingga jumlah fosil di Pendopo Kelurahan semakin
melimpah.Dari Pendopo Kelurahan Krikilan inilah lahir cikal-bakal Museum Sangiran.
Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari semakin bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur
Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun museum kecil di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Saragen di atas tanah seluas 1000 m². Museum tersebut diberi nama “Museum Pestosen”. Seluruh
koleksi di Pendopo Kelurahan Krikilan kemudian dipindahkan ke Museum tersebut.Saat ini sisa bangunan
museum tersebut telah dirombak dan dialihfungsikan menjadi Balai Desa Krikilan.
Sementara di Kawasan Cagar Budaya Sangiran sisi selatan pada tahun 1977 dibangun juga sebuah
museum di Desa Dayu, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten Karanganyar. Museum ini difungsikan sebagai
basecamp sekaligus tempat untuk menampung hasil penelitian lapangan di wilayah Cagar Budaya Sangiran sisi
selatan.Saat ini museum tersebut sudah dibongkar dan bangunannya dipindahkan dan dijadikan Pendopo Desa
Dayu.
Tahun 1983 pemerintah pusat membangun museum baru yang lebih besar di Desa Ngampon, Desa
Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.Kompleks Museum ini didirikan di atas tanah seluas 16.675
m². Bnagunannya antara lain terdiri dari Ruang Pameran, Ruang Pertemuan/ Seminar, Ruang Kantor/
Administrasi, Ruang Perpustakaan, Ruang Storage, Ruang Laboratorium, Ruang Istirahat/ Ruang Tinggal
Peneliti, Ruang Garasi, dan Kamar Mandi. Selanjutnya koleksi yang ada di Museum Plestosen Krikilan dan
Koleksi di Museum Dayu dipindahkan ke museum yang baru ini.Museum ini selain berfungsi untuk
memamerkan fosil temuan dari kawasan Sangiran juga berfungsi untuk mengkonservasi temuan yang ada dan
sebagai pusat perlindungan dan pelestarian kawasan Sangiran.
Tahun 1998 Dinas Praiwisata Propinsi Jawa Tengah melengkaspi Kompleks Museum Sangiran dendan
Bnagunan Audio Visual di sisi timur museum.Dan tahun 2004 Bupati Sragen mengubah interior Ruang Knator
dan Ruang Pertemuan menjadi Ruang Pameran Tambahan.
Tahun 2003 Pemerintah pusat merencanakan membuat museum yang lebih representative menggantikan
museum yang ada secara bertahap.Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai
yang terdiri dari ruang basemen untuk gudang, lantai I untuk Laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran.
Program selanjutnya adalah membuat ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang
pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman purbakala, dan lain-lain.

c) Proses Terbentuknya Sangiran


Pada awalnya sangiran merupakan lautan dangkal.Pada saat itu keadaan bumi masih belum stabil seperti
sekarang, di beberapa bagian bumi seringkali mendapatkan pergerakan di dalam perut bumi yang disebabkan
adanya dorongan tekanan endogen.Sangiran juga mengalami hal serupa, karena adanya dorongan tenaga
endogen (dari dalam bumi) terjadi pengankatan dan pelipatan pada permukaan laut sangiran. Akibat dn
pelipatan permukaan maka terbentuklah daratan-daratan yang mengisolasi sebagaian lautan tersebut sehingga
menjadi danau dan rawa-rawa.
Saat terjadinya masa glacial (pembekuan), permukaan air laut menyusut, itu disebabkan karena adanya
pembekuan es di kutub utara maka muncullah daratan di permukaan bumi. Danau dan rawa sangiran yang
terbentuk dari lautan dangkal juga menjadi daratan kering.
Proses pembentukan situs sangiran erat kaitannya dengan aktivitas gunung lawu tua. Kubah sangiran
diperkirakan terbentuk akibat gaya kompresi dari runtuhan gunung Lawu tua, gaya endogen berupa pengakatan
dan pelipatan tanah serta gaya gravitasi bumi. Gaya kompresi yang sama juga menyebabkan terbentuknya
kubah-kubah lain seperti: Kubah Gemolong, Kubah Gamping, Kubah Bringinan, Kubah Gesingan, dan Kubah
Munggur.
Tenaga endogen yang terjadi berulang-berulang mengakibatkan permukan tanah di sangiran naik
akibatnya adanya dorongan di dalam dan membentuk bukit.Kemudian karena aktivitas gunung lawu membuat
tanah perbukitan longsor dan membentuk kubah, tanah di sekitar sungai cemarapun ikut longsor.Akibat dari hal
tersebut, terbentuklah lapisan tanah yang berbeda dari lapisan tanah permukaan.Lapisan tanah yang terbentuk
adalah lapisan dari jaman purbakala dimana hsil dari terbentuknya tanah sangiran membuat para ahli purbakala
dan masyarakat sekitar menemukan bukti-bukti kehidupan masa prasejarah.Higga kini lapisan tanah (stratigrafi)
yang dapat ditemukan dan diteliti terdapat 4 lapis.
Situs sangiran merupakan daerah perbukitan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batu gamping
foraminifera dan batu pasir yang tercampur dengan Lumpur saat masa halosen. Juga yang endapan alivial yang
terdiri dari campuran lempung, pasir, kerikil, dan krakal dengan ketebalan kurang lebih 2 meter yang dapat
terlihat di sungai cemara. Sungai cemara yang mengalir didaerah sangiran merupakan sungai anteseden yang
menyayat kubah sangiran.Hal ini menyebabkan struktur kubah dan stratifigrafi tanah daerah sangiran dapat
dipelajari dengan baik.
Tersingkapnya tanah di tepi sungai cemara menunjukan aktivitas erosi dan sedimentasi yang intensif
pada masa sekarang. Proses erosi tersebut mengakibatkan munculnya fosil-fosil binatang maupun manusia
purba di permukaan tanah sehingga sering ditemukan fosil-fosil setelah turun hujan.
Akibat dari dorongan tenaga endogen pada awalnya, aktivitas erosi dan sedimentasi yang tinggi maka
menyebabkan pengangkatan dan pelipatan tanah sangiran, sehingga lapisan tanah sangiran terbagi dari 4 lapisan
(dari lapisan teratas) yaitu Formasi Notopuro, Formasi Kabuh, Formasi Pucangan dan Formasi Kalibeng.

d) Formasi Lapisan Sangiran


Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran merupakan urutan dari
pengendapan syn-orogenic danpost-orogenic (proses pengendapan bahan rombakan yang terjadi pada dan
setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua.
Urutan formasi yang menyusun daerah Sangiran adalah Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
1. Formasi Kalibeng
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan Kabupaten Sragen.
Umur formasi ini adalah Pliosen (2 juta -1,8 juta tahun yang lalu). Persebaran Dormasi Kalibeng ditemukan
disekitar Kubah Sangiran, dan membentuk perbukitan yang landai. Ketebalan formasi ini mencapai 126,5 m.
satuan litologinya berupa lempung abu-abu kebiruan setebal 107 m, pasir lanau setebal 4,2 – 6,9 m, batu
gamping balanus setebal 0 - 10,1M.
Pada formasi ini banyak ditemukan fosil-fosil Foraminifera dan Moluska laut. Antara lain ditemukan :
arca (anadara), arcitectonica, lopha (alectryonia), Conus, Mirex, Chlamis, Pecten, Prunum, Turicula, renella
spinoca, anomia, arcopsis, linopsis, dan turitella acoyana. Fosil-fosil tersebut merupakan ciri dari lingkungan
pengendapan laut dangkal.

2. Formasi Pucangan
Formasi Pucangan ini terdiri dari dua satuan litologi yaitu satuan breksi laharik dan satuan napal
bercampur batu lempung. Ketebalan formasi ini mencapai 157,5 m. sedang umur formasi ini adalah plestosen
bawah ( 1,8juta-900ribu).
Satuan breksi laharik, terbentuk akibat pengendapan banjir lahar hujan yang diselingi pengendapan sungai
normal dilingkungan air payau. Ketebalan satuan ini berkisar antara 0,7-46 m. satruan ini termasuk Formasi
Pucangan Bawah, berumur Plestosen Bawah. Kandungan fosil pada lapisan ini sangat jarang.Namun
diantaranya ditemukan sedikit fosil moluska laut jenis anadara, korbicula, dan murex.
Satuan napal dan batu lempung, termasuk Formasi Pucangan Atas, yang berumur plestosen bawah. Satuan ini
berwarna abu-abu muda sampai tua, yang bila lapuk berwarna hitam. Ketebalan lapisan ini mencapai 113,5 m.
pada satuan ini ditemukan tiga horizon moluska laut yang bercampur dengan gigi ikan hiu, yang menandakan
bahwa pada masa itu pernah terjadi transgresi laut, meskipun mungkin kejadiannya sangat singkat.
Moluska laut yang lain ditemukan berasosiasi dengan kayu, belerang, peat, bulus dan buaya yang
menunjukkan lingkungan payau-payau tepi laut. Selain horizon moluska laut, ditemukan juga lapisan tanah
Diatome yang berwarna putih kecoklatan, dengan penyebaran yang cukup lama.
3. Formasi Kabuh
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe dan Kabupaten Sragen.
Umur formasi ini adalah Plestosen atas sampai plestosen tengah (900ribu-200ribu tahun yang lalu).
Formasi kabuh mempunyai ketebalan 5,8 – 58,6 M. lapisan ini mempunyai kandungan litologi berupa lempung
lanau , pasir, besi dan kerikil. Satuan litologi tersebut ditemukan berselang- seling dengan lapisan konglomerat
dan batu lempung vulkanik (tuf).Dibawah lapisan ini ditemukan lapisan batu pasir, konglomerat “calcareous”
dengan ketebalan lebih dari 2M yang merupakan ciri lingkungan transisi antara lautan dan daratan.
Lapisan tuf yang terkandung dalam formasi kabuh dibedakan atas lapisan tuf bawah, tuf tengah, dan
tuf atas. Lapisan tuf bawah terletak pada formasi kabuh dengan ketebalan 4,2 – 20 M, lapisan tuf tengah terdapat
pada formasi kabuh dengan ketebalan 5,8 – 20M, dan lapisan tuf atas pada formasi kabuh atas dengan ketebalan
3,4-16M.
Kandungan fosil formasi kabuh meliputi hewan vertebrata dan moluska air payau. Fosil vertebrata
yang ditemukan antara lain : bovidae, babi, buaya, bulus, banteng, gajah dan rusa. Sedang fosil moluska air
payau yang ditemukan meliputi astartea, melania, dan corbicula.Selain itu ditemukan pula fosil cetakan daun.

4. Formasi Notopuro ( mad volcano)


Formasi notopuro terletak secara tidak selaras diatas formasi kabuh dengan ketebalan sekitar 47 M.
satuan litologinya berupa : kerikil, pasir, lanau, lempung, air tawar, lahar pumisan dan tuf. Lapisan lahaar yang
terkandung dalam lapisan ini, berdasarkan letaknya dibagi 3 yaitu : lapisan lahar atas, lapisan lahar teratas dan
lapisan pumiceatas. Berdasarkan adanya lapisan lahar tersebut, formasi notopuro dibedakan menjadi 3 : formasi
notopro bawah, formasi notopuro tengah dan formasi notopuro atas.
Lapisan notopuro bawah dimulai lapisan lahar atas sampai lapisan lahar teratas, dengan ketebalan
antara 3,2- 2,89 M. Kandungan litologinya berupa pasir tufan dengan kerikil fluvial, lanau, lempung, fragmen
kerikil andesit dan formasi tuf andesit.
Formasi notopuro tengah mulai muncul pada lapisan lahar atas sampai lapisan lahar teratas, dengan
ketebalan maksimum 20M.formasi ini mengandung pasir bercampur kerikil dan lanau tufan, kecuali pada
lapisan lahar yang terletak didasar. Pada formasi ini tidak ditemukan fosil mammalian sama sekali.
Formasi notopuro atas dimulai dari lapisan pumiceatas secara tidak selaras terletak diatas formasi notopuro
tengah dan bawah, ketebalan formasi ini mencapai 25 M dan tersebar di daerah sangiran sebelah utara dan
daerah sangiran sebelah timur. Kandungan litologinya berupa tuf dan bola-bola pumisan.

e) Pembagian Ruang di Museum Sangiran


1. Ruang Pamer 1 bertemakekayaan Sangiran dan berbagai fosil yang ditemukan di daerah Sangiran oleh Prof.
Dr. Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald dan sejumlah peneliti lainnya. Di Ruang ini banyak fosil yang
berhasil ditemukan, antara lain fosil binatang darat (gajah, harimau, dll), binatang air (kudanil, buaya, dll),
bebatuan dan berbagai peralatan yang terbuat dari batu yang dulu pernah dibuat dan digunakan manusia purba
yang tinggal di Sangiran.
Di Ruang Pamer 1, juga terdapat buku kegiatan digital yang berisi tentang Evolusi Manusia Purba. Buku ini
berisi tentang Teori Darwin, Teori Migrasi dan tokoh lainnya lengkap dengan penjelasan mengenai temuan.

2. Ruang Pamer 2, bertema Langkah-Langkah Kemanusiaan dan berisi diorama manusia purba serta profil
para peneliti Indonesia setelah merdeka. Langkah-langkah kemanusiaan dijelaskan pada teori evolusi.Mulai
dari Seleksi Alam, Adaptasi danVariasi. Seleksi Alammenjelaskan tentang keturunan suatu makhluk
tampaknya sama dengan induk atau saudaranya, kemudian makhluk yang mampu menyesuaikan
diri (adaptasi) akan bertahan hidup dan hingga bisa menciptakan suatu variasi.Setiap makhluk yang dilahirkan
itu mempunyai unsur keturunan masing-masing, unik. Di Ruang Pamer 2, di sini terdapat beberapa diorama lain
dari yang lain. Terdapat diorama G.H.R. von Koenigswald .Seorang geolog dan salah satu penemu tengkorak
“Sangiran II” yang kemudian disebut sebagai Pithecanthropus erectus. Koenigswald terlihat gagah, tapi
bajunya sepertinya terlalu kecil.Selain diorama para penetili, terdapat patung manusia purba.Patung Manusia
purba disajikan seakan-akan menggambarkan kegiatan mereka ketika masa itu.Disana tampak menggambarkan
menyalakan api dengan sebuah alat. Menurut keterangan dari pemandu, meski ada patung yang menggambarkan
sedang menyalakan api, namun sampai sekarang belum ditemukan fosil alat yang digunakan untuk menyalakan
api. Entah itu menggunakan batu atau sejenisnya, tapi sampai sekarang belum ditemukan.Masih banyak patung
yang menggambarkan kegiatan mereka pada jaman dahulu, misalnya; berburu, masak dan makan bersama.

3. Ruang Pamer 3, bertema tentang Homo Erectus dan berisi replika kehidupan species Homo erectus. Pada tahun
2004, ditemukan sisa-sisa prasejarah dari goa Leang Boa di Flores yang kemudian terkenal dengan namaHomo
Floresiensis. Temuan ini menggemparkan dunia, karena dia merupakan individu dewasa tetapi berpostur
pendek, dengan tinggi bandan kira-kira 106 cm. Hidup pada 18.000-13.000 tahun yang lalu. Berdasarkan
penelitian perkakas yang ditemukan, Homo Floresiensis tergolong manusia yang cerdas, mampu menggunakan
alat kayu dan bambu sebagai alat utama untuk mengadakan pemburuan.

f) Koleksi Museum Sangiran


1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus
robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus, Homo soloensis , Homo
neanderthalEropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens .
2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon
trigonocephalus(gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis
palaeojavanica (harimau), Sus sp(babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus
sp (rusa dan domba).
3. Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus
sp(kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera .
4. Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis
5. Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-
penetak
6. Koleksi lainnya
a) Fosil kayu yang terdiri dari:
1. Fosil kayu Temuan dari Dukuh Jambu,
Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Ditemukan pada tahun 1995 pada lapisan tanah
lempung warna abu-abu ditemukan pada formasi pucangan
 Fosil batang pohon
Temuan dari Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Fosil ini ditemukan pada tahun
1977 pada lapisan tanah lempung Warna abu-abu dari endapan ditemukan pada Formasi pucangan
b) Tulang hasta (Ulna) Stegodon Trigonocephalus
Ditemukan di kawasan cagar sangiran pada tanggal 23 november 1975 di tanah lapisan lempung warna
abu –abu Formasi kabuh bawah.
c) Tulang paha
Ditemukan dari Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 4 Februari 1989
pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari endapan ditemukan pada formasi pucangan atas.
d) Tengkorak kerbau
Ditemukan oleh Tardi Pada tanggal 20 November 1992 di Dukuh Tanjung, Desa Dayu Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada lapisan tanah Warna coklat kekuning-kunginan yang bercampur
pasir ditemukan formasi kabuh berdasarkan penanggalan geologi berumur 700.000-500 tahun
e) Gigi Elephas Namadicus
Ditemukan di situs cagar budaya sangiran Pada tanggal 12 Desember 1975, Pada lapisan tanah pasir
bercampur kerikil berwarna cokelat ditemukan pada Formasi kabuh

f) Fragmen gajah purba


Hidup di daerah cagar budaya sangiran. Jenisnya adalah:
 Mastodon
 Stegodon
 Elephas
g) Tulang rusuk (Casta) Stegodon Trigonocephalus
Ditemukan oleh Supardi pada tanggal 3 Desember 1991 di Dukuh Bukuran, Desa Bukuran Kecamatan
kalijambe Kabupaten Sragen pada lapisan lempung warna abu – abu dari endapan pucangan atas.
h) Ruas tulang belakang (Vertebrae)
Ditemukan di situs cagar budaya sangiran pada tanggal 15 Desember 1975 di lapisan tanah pasir
berwarna abu – abu pada formasi kabuh bawah.
i) Tulang jari (Phalanx)
Ditemukan di situs sangiran pada tanggal 28 oktober 1975 pada lapisan tanah pasir kasar warna cokelat
kekuning-kuningan pada formasi kabuh.
j) Rahang atas Elephas Namadicus
Rahang ini dilengkapi sebagian gading ditemukan oleh Atmo di Dukuh Ngrejo, Desa Samomorubuh
Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada tanggal 24 April 1980 pada lapisan Grenz bank antara formasi
pucangan dan kabuh.
k) Tulang kaki depan bagian atas (Humerus)
Bagian fosil ditemukan oleh Warsito Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada
tanggal 28 Desember 1998 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari formasi pucangan atas kala
pleistosen bawah
l) Tulang kering
Ditemukan oleh Warsito di Dukuh Bubak Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada
tanggal 4 januari 1993 lapisan tanah lempung warna abu – abu dari formasi pucangan atas.
m) Fosil Molusca
a. Klas Pelecypoda
b. Klas Gastropoda
n) Binatang air
 Tengkorak buaya (Crocodilus Sp.) ditemukan pada tanggal 17 Desember 1994 oleh Sunardi di Dukuh
Blimbing, Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe kabupaten Sragen pada formasi pucangan
 Kura – kura (Chlonia Sp.) ditemukan pada tanggal 1 Februari 1990 oleh hari Purnomo Dukuh Pablengan,
Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, kabupaten Sragen pada Formasi pucangan
 Ruas tulang belakang ikan ditemukan pada tanggal 20 November 1975 oleh Suwarno di Desa Bukuran,
Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada formasi pucangan

B. Obyek Wisata Tawangmangu

Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.Kecamatan ini


ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk.

Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang bisa
ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sejak masa
kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata.Obyek tujuan wisata utama adalah air terjunGrojogan
Sewu (tinggi 81 m).Di tempat tetirah ini tersedia berbagai sarana pendukung wisata seperti kolam renang dan
berbagai bentuk penginapan.Dari Tawangmangu dapat dimulai pendakian ke puncak Gunung Lawu (Pos
Cemorokandang).Selain itu, dari sini terdapat jalan tembus yang menuju ke Telaga Sarangan di Magetan lewat
Cemorosewu.

Tawangmangu berada pada areal pegunungan yang subur dikelilingi oleh hutan dan perbukitan. Namun
demikian kota kecil ini telah terkenal hingga ke manca negara karena kawasan ini merupakan obyek pariwisata
yang cocok untuk dijadikan pilihan saat berlibur maupun berdarma wisata.

Selain udaranya yang sejuk, keindahan alam di sekitarnya tidak kalah menarik dengan kawasan lain di
indonesia, terlebih lagi didaerah ini terkenal dengan produksi pertanian penghasil sayur mayur selain dari
keberadaan obyek wisata Air Terjun Grojokan Sewu. Tawangmangu sendiri telah menjadi pilihan bagi orang-
orang perkotaan untuk membangun villa-villa, maupun berinvestasi dengan mendirikan hotel-hotel &
penginapan.

Grojogan Sewu adalah salah satu air terjun yang berada di Jawa Tengah. Terletak di Kecamatan
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Air terjun Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung
Lawu. Grojogan Sewu terletak sekitar 27 km di sebelah timur Kota Karanganyar. Air terjun Grojogan Sewu
merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan Sewu.
Disebut Grojogan Sewu bukan karena terdapat Grojogan yang berjumlah 1000 (sewu) melainkan
karena adanya percikan air yang sangat banyak dari air terjun.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia.Sangiran memiliki area sekitar 48 km². Secara
fisiografis sangiran terletak pada zona Central Depression, yaitu berupa dataran rendah yang terletak antara
gunung api aktif, Merapi dan Merbabu di sebelah barat serta Lawu di sebelah timur.
2. Ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan. Pada
tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.070/0/1977, tanggal 5 Maret 1977.
Selanjutnya keputusan itu dikuatkan oleh Komite World Heritage UNESCO pada peringatannya yang ke-20 di
Merida, Mexico yang menetapkan kawasan Sangiran sebagai kawasan World Heritage (warisan dunia) No. 593.
3. Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Von Koeningswald sekitar
tahun 1930-an. Di dalam kegiatannya Von Koeningswald dibantu oleh Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan
pada masa itu.Setiap hari Toto Marsono atas perintah Von Koeningswald mengerahkan penduduk Sangiran
untuk mencari “balung buto” (Bahasa Jawa = tulang raksasa).Demikian penduduk Sangiran mengistilahkan
temuan tulang-tulang berukuran besar yang telah membatu yang berserakan di sekitar ladang mereka.Balung
buto tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan di dalam bumi.
4. Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran merupakan urutan dari
pengendapan syn-orogenic danpost-orogenic (proses pengendapan bahan rombakan yang terjadi pada dan
setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua.
Urutan formasi yang menyusun daerah Sangiran adalah Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
5. Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.Kecamatan ini ternama
karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk.Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di
lereng baratGunung Lawu yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota
Surakarta (Solo). Tempat ini sejak masa kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata.Obyek tujuan wisata
utama adalah air terjunvGrojogan Sewu(tinggi 81 m).

6. Grojogan Sewu adalah salah satu air terjun yang berada di Jawa Tengah. Terletak di Kecamatan Tawangmangu,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Air terjun Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu. Grojogan
Sewu terletak sekitar 27 km di sebelah timur Kota Karanganyar. Air terjun Grojogan Sewu merupakan bagian
dari Hutan Wisata Grojogan Sewu.

B. Saran
Saran dari kelompok kami, pertama, sebaiknya para pembimbing lebih aktif dalam membimbing para
peserta kegiatan kunjungan wisata. Seharusnya para peserta kegiatan kunjungan wisata diberi pengarahan dan
dibimbing pada saat kegiatan kunjungan wisata maupun dalam penyusunan laporan. Kedua, sebaiknya dalam
pembuatan buku panduan wisata, dalam isinya disertakan gambaran atau cerita singkat tentang tempat-tempat
wisata yang akan dikunjungi.

LAMPIRAN

Foto2
Daftar Pustaka

1. http://h-argio-no.blogspot.com/2012/12/makalah-situs-sangiran.html
2. http://gozalirohmat.blogspot.com/2013/10/tugas-2-laporan-kunjungan-ke-sangiran.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran
4. Laporan Kunjungan Wisata Kelas IX
5. Buku Panduan Kunjungan Museum dan Studi Lapangan Kelas X

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI


(YOGYAKARTA-BANDUNG)
SMK MUHAMMADIYAH 1 MARGA TIGA
15 S.D. 21 DESEMBER 2014

gopena.com

Disusun Oleh :

Hendrat Mukim al Afusi

SMK MUHAMMADIYAH 1 MARGA TIGA


2014/2015

SMK MUHAMMADIYAH 1 MARGA TIGA


TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
LAMPUNG TIMUR
2014/2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kunjungan Industri (KI) telah diperiksa dan mendapat persetujuan oleh Pembimbing
serta pemimpin SMK Muhammadiyah 1

Marga Tiga.

Disahkan di Melaris

Pada Tanggal 10 Januari 2015

Pembimbing Wali Kelas

………………………………………………………………………………….

Mengetahui
Kepala SMK Muhammadiyah 1
Marga Tiga

…………………………………………..

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat serta hidayah-
Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri (KI) di PT.TELKOM INDONESIA,
Bandung dapat terselesaikan dengan baik tanpa masalah yang berarti.

Maksud serta tujuan dari adanya penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini adalah sebagai
tugas serta untuk melengkapi persyaratan yang akan digunakan untuk nilai tambah atau remedial.

Adapun penyusunan dari Laporan Kunjungan Industri berdasarkan dari data-data yang kita
peroleh selama rangkaian Kunjungan Industri, serta data-data dan keterangan dari pembimbing.
Kami sangat menyadari jika dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri (KI) tidak lepas dari
dukungan oleh berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak dan Ibu guru pengantar teknik komputer dan jaringan


2. Guru Pembimbing
3. Teman – teman teknik komputer dan jaringan
4. PT.TELKOM INDONESIA

Akhirnya, penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan kunjungan industri masih
terdapat banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penyusunan Laporan kunjungan Industri ini.
Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi
kami sendiri dan pembaca pada umumnya.

Daftar Isi
(Daftar Isi ini Ditulis Sesuai dengan Laporan Kunjungan Industri Masing-masing)

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kunjungan Industri
Seiring pesatnya kemajuan teknologi, dunia pendidikan harus di tuntut untuk lebih menyongsong
lagi era globalisasi. Dalam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) hendaknya di serapi dengan keimanan dan ketaqwaan.

Ilmu yang di dapat dalam bangku sekolah di rasakan masih sangat kurang sehingga di perlukan
sebuah kunjungan ke perusahaan / industri yang bisa membantu kami dan bisa untuk kami
jadikan suatu perbandingan saat kami menerima pelajaran di sekolah.

Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan inilah yang menyebabkan siswa siswi SMK
MUHAMMADIYAH 1 MARGA TIGA mengadakan Kunjungan Industri.

Kunjungan industri ini dipilih untuk memperkenalkan siswa ke dunia kerja yang sesungguhnya.
Siswa di tuntut untuk lebih aktif lagi di dalam menggali suatu informasi tentang kunjungan
industri untuk mendapatkan pengetahuan mengenai ilmu komputer yang ada di PUSAT TIK
NASIONAL.

Kunjungan industri ini kita lakukan agar memberikan gambaran yang jelas kepada siswa tentang
komputer dan jaringan cukup asing bagi saya pribadi agar siswa mampu membandingkan antara
dunia industri dengan ilmu yang telah di perolehnya di sekolah.

Untuk itu, siswa di wajibkan untuk membuat laporan atas informasi yang telah di peroleh selama
kunjungan industri di perusahaan yang bersangkutan.

B. Tujuan Kunjungan Industri


Ada Beberapa tujuan diadakannya kegiatan kunjungan industri, diantaranya sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan dari siswa/siswi dengan adanya dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Mendorong siswa untuk lebih berminat bekerja di perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada siswa mengenai cara bekerja di perusahaan.
d. Melengkapi persyaratan mendapatkan nilai kenaikan kelas.

C. Tujuan Pembuatan Laporan


1. Sebagai bukti tertulis bahwa siswa tersebut mengikuti kunjungan industri.
2. Sebagai suatu pertanggung jawaban atas tugas yang telah diberikan oleh pihak sekolah.
3. Untuk memenuhi atau pun melengkapi syarat masuk dunia kerja.

D. Metode Pengumpulan Data


Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan 3 macam metode, yaitu:

1. Metode observasi/pengamatan
Dalam metode ini penulis mengambil atau mengumpulkan data dan bahanuntuk pembuatan
laporan dengan cara mengamati langsung perusahaan tersebut.
2. Metode ceramah
Dalam metode ceramah ini seorang pimpinan perusahaan memberikan ceramah dan
penjelasan mengenai segala hal yang berhubungan dengan perusahaan.
3. Browsing di internet
E. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan Industri di PT.Telkom ini di laksanakan pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 18 Desember 2014

Jam : 13.00 -15.30 WIB

Tempat : Telkom (IDe Center)

BAB II
IDENTIFIKASI PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
financial.id
Telkom merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi
serta jaringan di Indonesia, oleh karenanya perusahaan ini tunduk dan patuh terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku di Indonesia.

Dengan status yang dimilikinya sebagai salah satu Perusahaan milik negara yang sahamnya pun
diperdagangkan di bursa saham. Pemegang saham mayoritas dari Perusahaan adalah Pemerintah
Republik Indonesia sedangkan untuk sisanya dikuasai oleh publik.

Saham Perusahaan itu diperdagangkan di NYSE, BEI, LSE danserta Public Offering Without
Listing (POWL) yang berada di Jepang.

B. Bidang Usaha
ukmsaya.com
TELKOM merupakan perusahaan penyedia layanan serta jaringan telekomunikasi yang terbesar
di Indonesia

 Kami sangat bangga karena melayani lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari
seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta serta pelanggan tetap dengan jumlah 25,8 juta.
 Disini Kami juga menyediakan berbagai layanan komunikasi lain, termasuk layanan
interkoneksi jaringan telepon, data , multimedia dan layanan terkait dengan komunikasi
internet, sewa transponder satelit, sirkit langganan, dan televisi berbayar serta layanan VoIP.
 Kami telah mendominasi lebih dari 60% pangsa pasar broadband yang ada di Indonesia
yang berjumlah lebih dari 19 juta pelanggan. Kami juga sangat bangga bahwa bisnisd dari
layanan data, internet dan Teknologi Informasi yang kami layani mampu berkontribusi lebih
dari 35% terhadap total pendapatan perusahaan.
 Kapasitas gateway internet kami merupakan yang terbesar di Indonesia, saat ini sudah lebih
dari 106,4 Gbps. Kami juga memastikan kecukupan kapasitas gateway internet agar
nantinya mampu untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik broadband yang semakin tinggi
baik fixed broadband ataupun mobile broadband.
C. Pemasaran/Teknologi
Aktivitas dari komunikasi pemasaran yang efektif akan berperan penting di dalam memastikan
penawaran produk yang mencapai segmen ataupun potensi pelanggan yang telah ditargetkan.

Selain melalui pemasaran tradisional, yaitu secara offline seperti pemasangan iklan yang
dilakukan di media cetak serta elektronik ataupun promosi pada acara-acara lokal.
Kami juga secara intensif memanfaatkan media digital atau online yang digunakan untuk
memasarkan produknya melalui keberadaan komunitas digital serta untuk membangun
popularitas jejaring sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Dengan adanya Kunjungan Industri ini siswa/siswi diharapkan agar mampu untuk berfikir
lebih maju, kreatif, serta efisien sehingga nantinya dapat mengurangi perilaku negatif
misalnya adalah kenakalan remaja karena dengan adanya kunjungan industri ini, bakat dan
kemampuannya akan lebih tersalur kepada hal-hal yang positif yang dapat berguna di
kehidupannya baik sekarang ataupun yang akan datang.
 Produksi yang dihasilkan ”PT.Telkom”, pemasarannya sudah di seluruh Indonesia bahkan
luar negeri juga.
 Semangat dan kegigihan di dalam membuat ataupun mendirikan usaha ternyata sangat
penting demi kelangsungan hidup.
B. Kesan dan Saran
 Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan industri berikutnya, kami memiliki
beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat
Kesan:
 Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan kami sangat senang.
 Kunjungan industri yang kami lakukan ini sangat bermanfaat, karena kita dapat melihat
secara langsung karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
 Banyak sekali pengalaman yang dapat kami peroleh di perusahaan yang bersangkutan.
 Kami mendapatkan banyak keterangan da gambaran mengenai perusahaan yang kami
perlukan di masa yang akan datang.
Saran:
 Sebaiknya pimpinan lebih jelas di dalam menyampaikan ataupun menjelaskan
mengenai bagian-bagian atau tugas-tugas dari karyawanya.
 Kegiatan ini lebih baik untuk disesuaikan dengan jadwal produksi sehingga siswa dapat
mengetahui proses pembuatannya atau kerjanya.
 Diharapkan agenda dari program Kunjungan Industri ini terus berjalan setiap tahunnya.
 Sekolah dituntut untuk mengadakan Kunjungan Industri ketempat yang sesuai dengan
kompetensi keahlian siswa/siswi.

DAFTAR PUSTAKA
(Tulis Semua Sumber yang Telah Kita Gunakan Dalam Menulis Laporan Kunjungan Industri)

***

LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
***

(Di halaman ini kita isi dengan foto-foto yang telah kita ambil dalam rangkaian Kunjungan
Industri)
Jika diatas tadi kamu belum mendownload file contoh laporan kunjungan industri, maka untuk
lebih jelas dan lebih lengkap mengenai laporan tersebut, silahkan download versi Doc. (MS.
WORD) dengan klik disini
Demikian tadi contoh laporan kunjungan industri ataupun study tour yang dapat di pakai oleh
semua siswa baik itu mahasiswa atau smp/mts, sma/ma, dan juga smk berbagai jurusan seperti
Teknik komputer dan jaringan (TKJ), Rekayasa perangkat lunak (RPL), Akuntansi, Pemasaran,
Multimedia, Otomotif, Kesehatan dan jurusan yang lainnya.
Semoga contoh laporan kunjungan industri di perusahaan Telkom yang terlengkap ini dapat
bermanfaat bagi kalian yang sedang memerlukannya untuk memenuhi tugas dari sekolah.

Anda mungkin juga menyukai