AI
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Prof. Dr. Usman M Tang, Ms
SOAL 4
Oleh:
RANA SALMA
SOAL 3
NIM : 2010247581
STAR
PASCA SARJANA ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
SOAL 2
PEKANBARU
2021
SOAL 1
SELES
1. Gonad Maturation Process
AI Pematangan gonad merupakan salah satu
SOAL 4 fase penting pada siklus reproduksi ikan.
Upaya hormonal memang bisa
mempercepat proses pematangan dan
pemijahan serta membantu pemijahan
ikan yang sulit memijah bila tidak berada
dalam habitatnya.
SOAL 3
STAR
V Waktu pematangan gonad induk relatif
lebih lama dibandingkan dengan siklus
pemelihara larva, sehingga ketersediaan
induk matang gonad tersebut dapat
SOAL 2
SOAL 1
SELES
SOAL 4 AI
SOAL 3
SOAL 2
V
1. Gonad Maturation Process
SOAL 1
STAR
2. FERTILIZATION
SELES
AI SOAL 4
SOAL 3
STAR
Fertilisasi atau Pembuahan adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau
SOAL 2
sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya
melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus
(kariogami).
Proses fertilisasi dimulai apabila sperma benar-benar telah melekat pada telur. Masuknya
sperma diikuti oleh suatu perubahan cepat dan dramatik dalam telur itu sendiri. Meskipun
SOAL 1
banyak sperma dapat masuk ke dalam telur, namun hanya satu sel sperma yang
memberikan nukleusnya (inti) pada bakal zigot.
Peristiwa terakhir dalam fertilisasi adalah pembentukan inti zigot yang diploid, dilanjutkan
dengan pembelahan mitosis yang pertama dari sel, untuk kemudian dimulai tahap
perkembangan embrio
Slide 7 Hatching
SELES
AI
Slide 6
hewan.
Slide 5
SOAL 3
Slide 4
STAR
• Penetasan terjadi karena kerja mekanik dan kerja enzimatik.
• Keberhasilan daya tetas telur yang tinggi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang meliputi kualitas telur, kualitas air dan penanganan pada saat
SOAL 2
penetasan.
SOAL 1
Slide 7
Hatching
SELES
AI
Slide 6
SOAL 4
Slide 5
SOAL 3
Slide 4
STAR
a. Tahap perkembangan satu sel ditandai dengan terbentuknya sel tunggal (blastodisc)
SOAL 2
pada salah satu sisi (kutub animal) telur yang tampak lebih padat dibandingkan
bagian kuning telur (pada kutub vegetal) , terjadi dalam periode 20-60 menit setelah
pembuahan.
b. Perkembangan selanjutnya adalah tahap-tahap pembelahan sel, diawali dengan
terjadinya pembelahan mitosis sel tunggal menghasilkan dua buah sel yang
SOAL 1
berukuran lebih kecil dan sama
c. Tahap-tahap perkembangan selanjutnya terjadi pembelahanpembelahan sel
menghasilkan sel-sel (blastomer) dengan jumlah dua kali lipat (duplikasi), sehingga
terbentuk banyak sel berukuran kecil-kecil
Slide 7 d. Dalam bentuk susunan yang berkelompok (morula) yang tampak lebih padat
SELES
dibandingkan bagian kuning telur, terjadi dalam periode 80-200 menit setelah
AI
pembuahan.
Slide 6
SOAL 4 e. Tahap perkembangan selanjutnya adalah blastulasi, ditandai dengan terjadinya invasi
bagian kuning telur menghasilkan cincin germinal (germinal ring) dan sebagian kuning
Slide 5
telur masih belum tertutupi blastomer, terjadi dalam periode 190- 220 menit setelah
pembuahan.
SOAL 3
f. Kemudian terjadi gastrulasi, ditandai dengan terjadinya proses perluasan dan
Slide 4
STAR
penutupan kuning telur oleh blastomer ke arah blastopora (blastopore closure) hingga
seluruh bagian kuning telur telah tertutupi oleh blastomerterjadi dalam periode 210-
660 menit setelah pembuahan
SOAL 2
g. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap organogenesis, diawali dengan terbentuknya
bakal kepala dan ekor yang terjadi dalam periode 600-900 menit setelah pembuahan
(Gambar 1g dan 1h) ), pembentukan kepala, ekor, ruas -ruas tulang belakang, bakal
SOAL 1
mata, jantung dan organ -organ lainnya yang terjadi dalam periode 840-1.140 menit
setelah pembuahan (Gambar 1i dan 1j) penetasan (Gambar 1k) menghasilkan larva patin
Slide 7 LARVAE REARING
SELES
AI
Slide 6
Embrio merupakan periode perkembangan telur sejak terbuahi hingga menetas,
sedangkan larva merupakan periode perkembangan sejak penetasan hingga
berakhirnya perubahan-perubahan morfologis (metamorfosis) sehingga telah memiliki
SOAL 4
kelengkapan organ-organ menyerupai ikan dewasa.
Slide 5
SOAL 3
Slide 4
STAR
larva dan pengelolaan lingkungan relatif sulit,
2. Larva membutuhkan pakan alami dan belum ada pakan buatan yang bisa
menandingi pakan alami, padahal kultur alami juga memiliki tingkat kesulitan
SOAL 2
yang tinggi.
SOAL 1
Slide 7 Cara pemberian pakan
SELES
Cara pemberian pakan pada pakan alami tersebut dimasukkan kedalam wadah
AI
Slide 6
pemeliharaan larva ikan air tawar dengan jumlah pakan alami yang disesuaikan
dengan jumlah larva yang diperlihara pada wadah budidaya.
SOAL 4
Slide 5
Cara pemberian pakan kepda larva yang dipelihara jika menggunaka pakan buatan
adalah dengan cara menaburkannya secara sedikit demi sedikit kedalam wadah
SOAL 3
Slide 4
STAR
budidaya.
Hal ini dikarenakan pakan buatan yang diberikan kepada larva ikan air tawar belum
SOAL 2
tentu dimakan semuanya oleh larva, jika pakan buatan yang diberikan kepada larva
tidak dimakan oleh larva ikan akan mengotori wadah pemeliharaan. Jumlah pakan
buatan yang akan diberikan kepada larva ikan air tawar telah dibahas pada
SOAL 1
pembelajaran sebelumnya. Sedangkan frekuensi pemberian pakannya disesuaikan
dengan jenis dan ukuran larva.
Slide 7 Cara pemberian pakan
SELES
AI
Slide 6
1. Larva Patin nasutus hasil penetasan dipelihara dalam bak fiberglas berukuran 500 liter di
dalam ruangan pemeliharaan larva (indoor hatchery), dengan kepadatan 20 ekor larva
SOAL 4
perliter.
Slide 5
SOAL 3
Slide 4
STAR
4. Larva cacing darah (Chironomus sp.) beku yang dicincang hingga hari kesepuluh
5. Setelah itu secara bertahap diberikan cacing sutera (Tubifex sp.) hingga umur 12 hari,
kemudian mulai diperkenalkan dengan pakan buatan komersial bentuk remah (crumble)
SOAL 2
berkadar protein 40%.
Iswanto, B., & Tahapari, E. (2013). Perkembangan Embrio Dan Larva Ikan Patin Nasutus
(Pangasius nasutus Bleeker, 1863) (Pangasiidae ; Pisces)*. Berita Biologi, 12(3), 285–296.
SOAL 1
Slide 7
Slide 6
Slide 5
Thanks for
great patience
Listening with
SELES
SOAL 4
AI
SOAL 3
SOAL 2
SOAL 1
STAR