Anda di halaman 1dari 5

UPAYA UNTUK MENDORONG TUMBUHNYA PARTISIPASI

MASYARAKAT DAN RASA TANGGUNG JAWAB AKAN


ARTI PENTINGNYA PAJAK

Salah satu aspek penunjang dalam keberhasilan pencapaian tujuan


pembangunan nasional selain dari aspek sumber daya manusia, sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya adalah ketersediaan dana pembangunan baik yang
diperoleh dari sumber-sumber pajak maupun non pajak. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak
untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan
untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-
undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban tetapi
merupakan tanggung jawab dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi
dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan
nasional. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak merupakan
pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota
masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai
dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia.
Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.Berkaitan dengan hal tersebut
pentingnya pengelolaan pajak tersebut menjadi prioritas bagi pemerintah.
Tabel dibawah menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak di
Indonesia masih rendah dan cenderung menunjukkan menurun dalam lima tahu
terakhir. Hal ini menunjukkan kesadaran melakukan kewajiban perpajakan di
Indonesia masih rendah. Masalah kepatuhan pajak ini merupakan masalah DJP
yang serius. Rendahnya kepatuhan ini pada akhirnya akan berpengaruh pada
realisasi penerimaan pajak. Hal ini disebabkan tidak tercapainya penerimaan pajak
sejak tahun 2008 dipengaruhi juga oleh rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak
dalam melaporkan SPT. Hal ini yang menjadi argumentasi bahwa kebijakan
pemeriksaan menjadi sangat penting untuk dapat menunjang penerimaan karena
tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan wajib pajak dalam
melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Kepatuhan merupakan perilaku
wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Witono, 2008). Dengan kebijakan pemeriksaan yang
tepat, diharapkan kepatuhan wajib pajak akan meningkat dan pada akhirnya akan
bermuara pada tercapainya penerimaan pajak.
Data Kepatuhan wajib pajak dalam Pelaporan SPT dalam 5 tahun terakhir
(dalam trilyun rupiah)
Tahun Wajib Pajak SPT Tahunan Kepatuhan

Terdaftar Wajib Disampaikan Pelaporan SPT

SPT

2012 11.087.330 8.862.437 79,93%

2013 13.378.561 9.215.791 68,88%

2014 15.489.698 10.804.744 69,75%

2015 18.178.955 10.823.222 59,54%

2016 18.178.955 9.794.675 53,88%

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2017

Dalam hubungan dengan peningkatan keuangan guna membiayai


pembangunan bangsa yang merata dan negara yang tertib hukum dan tertib pajak,
pemerintah berupayakan menggerakkan kemauan rakyat untuk disiplin dalam
kewajibannya sebagai warga negara yang berupa membayar pajak. Sebagai
pengamalan dari nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara (Pancasila)
dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh
karena itu pembangunan perlu dikelola dengan meningkatkan partisipasi
masyarakat sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Karena itu, pajak merupakan ujung tombak pembangunan sebuah negara.
Sehingga sudah sepantasnya sebagai warga negara yang baik untuk
taat membayar pajak. Pemerintah Indonesia sudah memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk membayar pajak.
Sebagai warga negara hendaknya menyadari akan kewajiban-kewajiban
terhadap negara yaitu membayar pajak. Untuk itu setiap warga negara harus sadar
akan kewajibannya terhadap negara. Dengan demikian roda pemerintahan akan
berlangsung lancar demi kepentingan rakyat. Lancarnya roda pemerintahan akan
melancarkan pula tercapainya.
Keseluruhan cita-cita rakyat yang hidup dalam negara yang adil dan makmur.
Setiap rakyat harus sadar bahwa kewajiban membayar pajak bumi dan bangunan
itu sangat penting bagi negara namun semestinya kesadaran membayar pajak
datang dari dalam pribadi wajib pajak bahwa ada atau tidak adanya sanksi wajib
pajak tetap memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Sehingga kesadaran
masyarakat dipengaruhi oleh adanya kesadaran hukum yang timbul dalam diri
masyarakat karena adanya pengetahuan tentang hukum, pemahaman hukum serta
sanksi jika melanggarnya. Pada dasarnya, wajib pajak mengetahui bahwa pajak
yang dipungut oleh negara digunakan untuk menjalankan roda pemerintah demi
menjamin kelangsungan hidup serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak wajib pajak yang belum
membayar Pajak Bumi dan Bangunan karena alasan tertentu yang menyebabkan
wajib pajak terlambat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
Banyak wajib pajak yang memiliki kesadaran bahwa membayar Pajak Bumi
dan Bangunan merupakan kewajiban mereka sebagai warga negara. Dimana wajib
pajak telah memiliki hak atas bumi, memperoleh manfaat serta memperoleh
manfaat atas bangunan yang mereka tempati. Disamping itu, ada juga perilaku
seseorang yang membayar atas dasar kesadaran bahwa pajak tersebut sangat
diperlukan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Pada tingkatan ini orang
mau membayar pajak karena didorong oleh keyakinan yang sudah tertanam dalam
pribadi seseorang bahwa membayar pajak itu adalah kewajiban sebagai warga
negara yang tujuannya untuk kepentingan orang banyak. Apabila orang membayar
pajak bukan dikarenakan ketakutan akan dihukum oleh pemerintah maka dapat
dikatakan bahwa orang tersebut telah mempunyai kesadaran akan pentingnya
pajak bagi pembangunan, yang timbul dalam hati nuraninya sendiri. Untuk dapat
mewujudkan kesadaran membayar pajak merupakan hal yang tidak mudah.
Kepatuhan wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan timbul
dikarenakan adanya sanksi-sanksi perpajakan yang akan dikenakan kepada wajib
pajak yang terlambat membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Sanksi atau denda
administrasi yang dikenakan kepada wajib pajak tanpa pandang bulu, siapa yang
melanggar ketentuan-ketentuan perpajakan dikenakan sanksi. Namun dalam
kenyataannya sanksi-sanksi yang ada didalam pajak bumi dan bangunan belum
dapat terlaksana dengan baik. Kesadaran membayar pajak sama dengan kesadaran
terhadap hukum. Apabila wajib pajak patuh pada hukum bukan dikarenakan
paksaan tetapi karena sadar bahwa hukum adalah tertib masyarakat termasuk
bersikap tertib terhadap diri sendiri. Dengan memiliki kesadaran untuk membayar
Pajak Bumi dan Bangunan secara tidak langsung telah menunjukan peran sertanya
dalam kegiatan pembangunan Bangsa dan Negara. Agar kesadaran untuk
membayar pajak itu dapat terwujud maka wajib pajak harus memiliki kesadaran
untuk membayar pajak bumi dan bangunan. Dengan adanya kesadaran maka
wajib pajak akan membayar pajak dengan sukarela tanpa ada paksaan. Kesadaran
yang dimiliki tersebut harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan sebagai pribadi
salah satunya wajib pajak akan merasa lebih unggul dari yang lain karena telah
melakukan kewajiban membayar pajak.
Untuk dapat terlaksananya pembangunan dan penyelenggaraan negara
dibutuhkan suatu kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah. Masyarakat
menaati dan melakukan kewajibannya sebagai warga negara, sedangkan
pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat atau wajib
pajak dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Alrasid,Harun. Naskah UUD 1945, 2003. Universitas Indonesia, UII Press

Brotodiharjo Santoso R, 1993. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung

Burton, Richard dan Ilyas Wirawan B. 2001. Hukum Pajak, Salemba Empat,
Jakarta

Hostaritua, Situmorang. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak


Penghasilan

Muqodim, 2000. Perpajakan Buku Satu, UII Press dan Ekonesia , Jogyakarta

Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi, Yogyakarta, ANDI

Pandiangan, Liberti. 2002. Undang-Undang Perpajakan Indonesia,Erlangga

Soemitro, Rochmat. 1992. Pengantar Singkat Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung

Soemitro, Rocmat.1991. Pajak Ditinjau Dari SegiHukum, PT Eresco, Bandung

Witono, B. (2008). Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak.


Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(2), 196-208.

Anda mungkin juga menyukai