Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian refrigerasi dan Refrigerant

Refrigerasi adalah pengusahaan dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu

bahan atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari pada suhu dengan cara

penarikan atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut. Refrigrasi

dapat dikatakan juga sebagai sebagai proses pemindahan panas dari suatu bahan

atau ruangan ke bahan atau ruangan lainnya (Ilyas, 1993), dan menurut

Arismunandar dan Saito (2002) refrigerasi adalah usaha untuk mempertahankan

suhu rendah yaitu suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai

temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan

terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu.

Dengan adanya refrigerasi maka akan sangat bermanfaat sekali pada hasil

perikanan. Ikan yang cepat di berikan penanganan dengan suhu rendah akan

sangat berguna untuk mengatasi masalah pembusukan ikan, baik selama

penangkapan, pengangkutan, maupun penyimpanan sementara sebelum diolah

menjadi produk lain.

Refrigeran adalah suatu media (fluida) perambat panas yang menyerap

panas dengan jalan menguapkannya pada temperatur dan tekanan rendah serta

melepaskan panas dengan jalan mengembunkannya pada tekanan dan temperatur

tinggi. Jadi refrigeran yang ada pada sistim (refrigeration cycle) mudah

mengalami perubahan phase.

2. Zat refrigerant

Menurut Standard ASRE (american society refrigeration engineering) ,

refrigeran diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok sebagai berikut :


2.1. Jenis-jenis refrigerant

 Refrigerant Primer :

a. Refrigeran Halocarbon Compounds;

- Refrigeran CFC

- Refrigeran HCFC

- Refrigeran HFC

b. Refrigeran Hydrocarbon Compounds

c. Refrigeran Inorganic Compounds

d. Refrigeran Azeotropes

e. Refrigeran Nitrogen Compounds

f. Refrigeran Oxygen Compounds

g. Refrigeran Cyclic Organic Compounds

h. Refrigeran Unsaturated Organic Compounds

i. Refrigeran Sulfur Compounds.

 Refrigerant Sekunder

a. Larutan Garam (Brine)

b. Larutan anti beku (Anti freezes)

Larutan: - Air dengan glikol etilen

- Air dengan glikol propilen

- Air dengan kalsium klorida

c. Air

 Refrigeran Dua Substansi

a. Sistim Air – Amoniak

b. Sistim Air – Alkohol


c. Sistim LiBr – Air

2.2. Sifat-sifat Beberapa Refrigeran

a. Refrigeran – 12 (R-12)

Pemakaian: sangat luas pada air conditioning (AC) dan refrigerasi

yang besar-besar sampai lemari es, freezer, ice cream cabinet, water

cooler, RAC dan lainnya, dengan suhu kerja (-40 s/d 100C). R-12 juga

merupakan refrigeran yang utama pada Air conditioning mobil

(Automotive air conmditioning). Suhu penguapan (-29,70C) pada tekanan

1 atm. Jadi R-12 dapat dipakai untuk suhu rendah, sedang dan tinggi, dan

juga dapat menggunakan ketiga jenis kompresor (Torak, Rotary dan

sentrifugal).

R-12 adalah refrigeran yang sangat aman, tidak korosif, tidak beracun,

tidak dapat terbakar dan tidak dapat meledak sendiri, tetapi bila

berhubungan dengan api yang sedang menyala dapat membentuk gas yang

sangat beracun. R-12 dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam

segala keadaan, sehingga tidak saja mempermudah mengalirkan minyak

kembali ke kompresor. Dengan terbebasnya kondensor dan evaporator dari

minyak, maka kemampuan perpindahan panas dari ke dua alat tersebut

dapat dipertahankan dengan baik.

b. Refrigeran – 22 (R-22)

Pemakaian: Paling banyak dipakai pada air conditioning yang sedang

dan kecil, serta banyak dipakai pada freezer, cold storage, display cases

dan sebagainya. Suhu penguapan pada 1 atm sebesar –40 oC. Tekanan

penguapan 28,2 psig pada 5 oF dan tekanan kondensasi 158,2 pada 86 oF.
Mula-mula dikembangkan untuk suhu rendah, kemunian banyak

digunakan pada packaged air conditioner.

Jika dibandingkan dengan R-12 dapat diringkas sebagai berikut:

Keuntungan R-22 terhadap R-12

- Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya dapat lebih besar.

- Ukuran pipa yang dipakai dapat lebih kecil

- Untuk kapasitas yang sama, bentuk kompresor dapat lebih kecil

- Pada suhu evaporator (-30 s/d –40)oC, tekanan R-22 lebih dari 1 atm.

Keuntungan R-12 terhadap R-22

- Tekanan kerja lebih rendah

- Dapat bercampur dengan minyak pelumas pada segala keadaan

- Harganya lebih murah (sebelum ada larangan penggunaannya).

c. Refrigeran Amonia (R-717)

Pemakaian: Digunakan pada industri-industri besar misalnya; pabrik

es, Packing plants, lapangan sketing, Cold storage, pada sistim refrigerasi

absorpsi dan lain sebagainya. Temperatur penguapan pada 1 atm sebesar -

33oC.

Satu sifat terkenal dari refrigeran R-717 adalah memiliki panas laten

penguapan yang tinggi (589,3 Btu/lb pada titik didihnya), sehingga untuk

kapasitas yang sama membutuhkan laju aliran massa yang kecil atau

volume kompresi yang kecil. Refrigeran ammonia walupun telah sejak

lama dipakai, masih merupakan refrigeran yang tetap dipakai sampai saat

ini karena harganya murah, mempunyai efisiensi yang tinggi dan


mempunyai kalor laten penguapan yang besar dibandingkan dengan

refrigeran yang lainnya.

Refrigeran ammonia sangat korosif terhadap bahan seperti; tembaga,

kuningan dan semua paduan tembaga bila bercampur dengan air, tidak

bereaksi dengan besi dan baja. Refrigeran ammonia tidak dapat bercampur

dan larut dengan minyak pelumas. Dan untuk menghindari minyak

pelumas ikut mengalir ke evaporator, maka harus ditambah pemisah

minyak (Oil sparator) pada saluran tekan dari kompresor.

2.3. Dampak refrigerant terhadap lingkungan

Kebanyakan refrigeran yang digunakan adalah refrigeran dengan jenis

clorofluorocarbon (CFC) yang tidak ramah terhadap lingkungan. Sehingga para

pakar lingkungan hidup semakin gencar memikirkan tentang penipisan lapisan

ozon yang dirusak oleh gas-gas klorine yang dilepaskan manusia maupun melalui

proses alami. Bahan perusak ozon merupakan turunan dari senyawa klor dan

bahan karbon seperti clorofluorocarbon (CFC), banyak digunakan oleh industri

maupun dalam rumah tangga.

Alat refrigerasi seperti mesin pendingin ruangan (air conditioner) dan

lemari es juga masih menggunakan CFC yang terdiri atas R11, R12, R22, yang

dapat merusak lapisan ozon jika terlepas ke udara. R11(CCl2F) paling sering

digunakan pada AC sebab memiliki titik didih yang relative tinggi yaitu 24 oC.

R12 (CCl2F2), merupakan senyawa kimia group dari methane memiliki titik didih

normal -30oC. Biasanya hanya digunakan pada mesin refrigerasi kecil karena

panas penguapan perjumlah refrigerasi cukup kecil.


CFC yang sangat stabil dan tidak mudah bereaksi dengan zat apapun,

menyebabkan zat ini mampu naik sampai ke lapisan stratosfer pada atmosfer bumi.

Pada lapisan ini terdapat radiasi sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi yang berasal

dari matahari. Radiasi yang kuat ini mampu memutuskan ikatan atom-atom chlor

pada CFC. Atom chlor yang terputus akan menjadi radikal bebas yang sangat reaktif

dan akan bereaksi dengan ozon yang banyak terdapat di stratosfer. Reaksi ini

menyebabkan ozon rusak dan terurai menjadi molekul chlorin monoksida (ClO).

Akibat dari lapisan ozon yang rusak dan menipis akan menyebabkan terdapatnya

lubang ozon.

Jika lapisan ozon rusak atau terjadi lubang ozon maka radiasi sinar ultra ungu

(UV-B) dengan intensitas tinggi akan mencapai permukaan bumi. Radiasi intensitas

tinggi (UV-B) inilah yang berbahaya dan mematikan, terutama terhadap kehidupan

organisme bersel satu seperti bakteria dan protozoa. Jika dosisnya berlebihan maka

mikroorganisme seperti plankton akan terhambat seluruh kegiatannya, hal ini sangat

berbahaya terhadap kesetimbangan ekosistem mengingat plankton adalah sumber

makanan kehidupan laut.

3. komponen sistem refrigerasi

3.3. Kompresor

Kompresor adalah bagian yang terpenting dari mesin refrigerasi. Pada

tubuh manusia, kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa

darah ke seluruh tubuh kita. Dalam mesin refrigerasi, kompresor menekan

refrigeran ke semua bagian dari sistim. Kompresor ini bekerja membuat

perbedaan tekanan sehingga refrigeran dapat mengalir dari satu bagian ke bagian

lainnya dari sistim.


Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi

tekanan rendah maka refrigeran cair dapat mengalir melalui alat pengatur

refrigeran (Alat ekspansi) ke evaporator. Tekanan gas di evaporator harus lebih

tinggi dari pada tekanan gan dalam saluran hisap, agar gas dingin dari evaporator

dapat mengalir melalui saluran isap kompresor. Gas dingin tersebut di dalam

kompresor hermetic berguna untuk mendinginkan kumparan motor listrik dan

minyak pelumas kompresor. Kompresor pada sistim refrigerasi berguna untuk :

a. Menurunkan tekanan di dalam evaporator sehingga refrigeran cair di

evaporator dapat menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap

panas lebih banyak dari ruangan di dekat evaporator.

b. Menghisap refrigeran gas dari evaporator pada suhu dan tekanan rendah

lalu memamfatkan gas tersebut sehingga menjadi gas bertekanan dan

bersuhu tinggi. Kemudian mengalirkannya ke kondensor hingga gas

tersebut berubah fase menjadi cair (pengembunan) dengan melepaskan

panas refrigeran ke lingkungan atau kepada zat yang mendinginkan

kondensor.

3.4. Kondensor

Kondensor merupakan pesawat penukar kalor yang berfungsi untuk

mengembunkan uap refrigeran yang mengalir dari kompresor. Untuk

mengembunkan uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi (yang

keluar dari kompresor) diperlukan usaha untuk melepaskan kalor sebanyak kalor

laten pengembunan dengan cara mengdinginkan uap refrigeran tersebut. Jumlah

kalor yang dilepaskan pada kondensor sama dengan jumlah kalor yang diserap
refrigeran di dalam evaporator ditambah kalor yang ekivalen dengan energi yang

diperlukan untuk melakukan kerja kompresi dalam kompresor.

Ditinjau dari media yang digunakan untuk mendinginkan kondensor, maka

kondensor dapat dibagi menjadi :

a. Kondensor dengan pendinginan air (Water cooled condensor)

b. Kondensor dengan pendinginan udara (Air cooled condensor)

c. Kondensor dengan pendinginan air dan udara (Evaporative condensor)

3.5. Evaporator

Sebuah evaporator dalam sistim refrigerasi adalah suatu pesawat penukar

kalor yang memindah kalor dari zat-zat yang diinginkan ke refrigeran. Pada

prinsipnya perpindahan panas yang terjadi dalam evaporator sama dengan

perpindahan panas yang terjadi pada kondensor. Hanya saja di dalam kondensor,

panas dilepas atau dibuang oleh refrigeran ke media pendingin kondensor

sedangkan di dalam evaporator kalor diserap oleh refrigereran dari media yang

didinginkan.

Evaporator dapat dibagi ke dalam beberapa golongan sesuai dengan

keadaan refrigeran yang ada didalamnya yaitu: Jenis ekspansi kering (Dry atau

direct expansion evaporator) dan evaporator jenis basah (Fooded evaporator).

Pada evaporator jenis ekspansi kering, cairan refrigeran yang diekspansikan

melalui katup ekspansi, pada waktu masuk ke dalam evaporator sudah dalam

keadaan campuran cair dan uap sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan

uap kering. Oleh karena sebagian dari evaporator terisi oleh uap refrigeran maka

perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar jika dibandingkan dengan

keadaan dimana evaporator terisi oleh refrigeran cair.


Pada evaporator jenis basah sebagian besar dari evaporator terisi oleh

refrigeran cair. Proses penguapannya terjadi seperti pada ketel uap. Gelembung

refrigeran yang terjadi karena pemanasan akan naik dan pecah pada permukaan

cairan atau terlepas dari permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke

dalam akumulator (liquid receiver) yang memisahkan uap dari cairan, maka

refrigeran dalam bentuk uap sajalah yang akan masuk ke dalam kondensor.

3.6. Katup Ekspansi

Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansi secara adiabatic cairan

refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat

keadaan tekanan dan temperatur rendah. Jadi melaksanakan proses trotel atau

proses ekspansi pada enthalpy konstan. Selain itu katup ekspansi mengatur

pemasukan refrigeran sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilayani oleh

evaporator. Pada mesin refrigerasi yang mempunyai kapasitas rendah, katup

ekspansi tidak digunakan tetapi diganti dengan pipa kapiler.

Ada beberapa jenis katup ekspansi yang sering digunakan antara lain:

katup ekspansi otomatik dan katup ekspansi thermostatic. Pada katup ekspansi

otomatik ini bekerjanya berdasarkan tekanan yang seimbang pada below atau

diafragma dari dua tekanan yang berlawanan dan saling mengimbangi. Pada katup

ekspansi thermostatic (dengan penyama tekanan dalam), bagian keluar katup

ekspansi berhubungan dengan ruang bagian bawah diafragma atau below. Jadi

tekanan dari bagian masuk evaporator selalu menekan diafragma atau below dari

bagian bawah keatas berusaha menutup lubang saluran diafragma.

3.7. Pipa Kapiler


Pipa kapiler juga disebut impedan V tube, chore tube, capillary tube dan

lain sebagainya. Adapun guna dari pipa kapiler adalah :

a. Menurunkan tekanan refrigeran cair yang mengalir di dalam pipa

tersebut.

b. Mengontrol atau mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir dari

sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah.

Pipa kapiler banyak sekali macam dan ukurannya, dan dimensi yang

diukur yaitu diameter dalam, lain dengan pipa tembaga, yang diukur adalah

diameter luarnya. Pipa kapiler menghubungkan sisi tekanan tinggi dengan sisi

tekanan rendah atau antara saringan dengan evaporator dan pada bagian

tengahnya mungkin dilewatkan pada pipa hisap dan disolder. Bagian yang

disolder ini dinamakan heat exchanger.

3.8. Strainer

Saringan untuk RAC dibuat dari pipa tembaga, yang besar dan panjangnya

tergantung dari keperluannya. Saringan harus menyaring semua kotoran didalam

sistim, tetapi tidak boleh menyebabkan penurunan tekanan atau membuat sistim

menjadi buntu. Jika kompresor hermetic rusak atau motornya terbuka, maka

saringan harus ditukar dengan yang baru.

3.9. Akumulator

Kondisi refrigeran yang meninggalakan evaporator setelah mengalami

proses penguapan akibat adanya panas yang diterima refrigeran, tidak seratus

persen dalam kondisi uap jenuh atau gas, kadang-kadang masih ada sedikit berupa

cairan. Untuk mengamankan kondisi kompresor agar refrigeran yang dihisap

seluruhnya benar-benar kondisi. Minimal uap jenuh maka ditempatkanlah


akumulator diantara evaporator dan kompresor, dengan tujuan supaya panas yang

timbul di kompresor karena operasionalnya. Jadi akumulator mempunyai fungsi

untuk memisahkan refrigeran cair dengan uapnya sehingga hanya yang berwujud

uap/gas saja yang diteruskan untuk dapat dihisap oleh kompresor.

4. Cara kerja mesin refrigerasi

Mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah mesin pendingin

dengan siklus kompresi uap. Salah satu mesin pendingin yang memakai siklus

kompresi uap adalah lemari es. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Kompresi

Uap adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Prinsip kerja mesin pendingin siklus kompresi uap pada lemari es
(sumber: http://www.energyefficiencyasia.org)

Pada proses 1-2, kompresor menaikkan tekanan uap refrigeran. Kenaikan

tekanan ini diikuti dengan kenaikan temperatur uap refrigeran. Pada tingkat

keadaan (TK) 2, uap refrigeran berada pada kondisi uap super-panas.

Pada proses 2-3, uap refrigeran sebelum memasuki kondensor untuk

mendapatkan pendinginan. Pendinginan pada kondenor terjadi akibat pertukaran


panas antara uap refrigeran dengan udara lingkungan. Refrigeran keluar dari

kondensor pada TK 3 dalam kondisi cair jenuh, atau bisa juga pada kondisi cair

sub-dingin. Refrigeran kemudian memasuki katup ekspansi. Katup ekspansi ini

pada prinsipnya berupa penyempitan daerah aliran yang berakibat pada penurunan

tekanan fluida secara drastis. Idealnya, refrigeran melalui katup ekspansi (proses

3-4) secara iso-enthalpi (isenthalpi).

Pada TK 4, refrigeran berada dalam kondisi campuran cair dan uap.

Karena refrigeran berada pada tekanan jenuhnya (tekanan penguapan), maka dia

akan mengalami penguapan; hukum alam menyatakan bahwa penguapan

membutuhkan energi, terjadilah penyerapan energi termal dari luar evaporator

yang menyebabkan efek refrigerasi oleh mesin pendingin.


Daftar Pustaka

Adawiyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Penerbit Bumi


Aksara. Jakarta.

Arismunandar, W. 1998. Teknik Penyegaran Udara. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Handoko. K, 1981. Teknik Lemari Es. PT. Ichtiar Baru. Jakarta.

Ilyas, S. 1983. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid I, Badan Penelitian


dan Pengembangan Pertanian. CV. Paripurna. Jakarta.

Stocker, WR. 1987. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Penerbit Erlangga.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai