Anda di halaman 1dari 22

Kuliah Perdana

Pendahuluan
Pengantar Tata cara
perkuliahan
Cara Memperoleh kebenaran
• Manusia merupakan makhluk yang berakal budi.
Dengan akal budinya, manusia mampu
mengembangkan kemampuan yang spesisifik
manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa
maupun karsa. Dengan akal budinya, maka
kemampuan bersuara bisa menjadi kemampuan
berbahasa dan berkomunikasi. Manusia mampu
menciptakan dan menggunakan symbol-simbol
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga oleh Ernst
Cassirer disebut sebagai animal symbolicum
• Manusia selalu bertanya karena terdorong oleh rasa ingin
tahu. Rasa ingin tahu tersebut sudah muncul pada awal
perkembangannya. Manifestasi dari hasrat ingin tahu
tersebut antara lain berupa pertanyaan: apa ini atau apa
itu? Pertanyaan tersebut selanjutnya berkembangan
menjadi: mengapa demikian dan bagaimana cara
mengatasinya ?
• Adanya akal budi juga menyebabkan manusia mampu
berpikir abstrak dan konseptual sehingga manusia disebut
sebagai makhluk pemikir (homosapiens). Aristoteles
menyebut manusia karena kemampuan sebagai animal that
reason, dengan cirri utamanya selalu ingin mengetahui.
Pada manusia melekat kehausan intelektual (intellectual
curiousity), yang menjelma dalam aneka wujud pertanyaan.
Tidak salah jika satu sebutan lagi diberikan kepadanya, yaitu
manusia sebagai makhluk pencari kebenaran.
• arti kebenaran, yaitu: 1. Keadaan yang benar
(cocok dengan hal atau keadaan
sesungguhnya); 2. Sesuatu yang benar
(sungguh-sungguh ada, betul demikian
halnya); 3. kejujuran, ketulusan hati; 4. Selalu
izin, perkenanan; 5. Jalan kebetulan.
Sifat kebenaran dapat dibedakan
menjadi tiga hal
• A. Kebenaran berkaitan dengan kualitas
pengetahuan, dimana setiap pengetahuan yang
dimiliki ditilik dari jenis pengetahuan yang
dibangun. Pengetahuan itu berupa antara lain :
• A.1. Pengetahuan biasa atau disebut ordinary
knowledge atau common sense knowledge.
Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran
yang sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada
subjek yang mengenal.
• A.2. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah
menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan
metodologi yang telah mendapatkan kesepakatan para ahli sejenis.
Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu mengalami
pembaharuan sesuai dengan hasil penelitian yang penemuan
mutakhir.

a.3. Pengetahuan filsafat, yaitu jenis pengetahuan yang
pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat, bersifat
mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran analitis, kritis,
dan spekulatif. Sifat kebenaran yang terkandung adalah absolute-
intersubjektif.

a.4. Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan
agama. Pengetahuan agama bersifat dogmatis yang selalu dihampiri
oleh keyakinan yang telah tertentu sehingga pernyataan dalam
kitab suci agama memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan
yang digunakan untuk memahaminya.
• B. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari
bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun
pengetahuannya.

Implikasi dari penggunaan alat untuk memperoleh pengetahuan
akan mengakibatkan karakteristik kebenaran yang dikandung oleh
pengetahuan akan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya.
Jadi jika membangun pengetahuan melalui indera atau sense
experience, maka pembuktiannya harus melalui indera pula.

C. Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya
pengetahuan.
• Membangun pengetahuan tergantung dari hubungan antara subjek
dan objek, mana yang dominan. Jika subjek yang berperan, maka
jenis pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran yang bersifat
subjektif. Sebaliknya, jika objek yang berperan, maka jenis
pengetahuannya mengandung nilai kebenaran yang sifatnya
objektif.
2. Pendekatan-pendekatan untuk
Memperoleh Kebenaran
• I. KEBENARAN NON ILMIAH
• A. Pendekatan Empiris.
• Manusia mempunyai panca indra. Indera bagi manusia merupakan
pintu gerbang jiwa.
• kebenaran dapat diperoleh melalui penginderaan atau pengalaman.
Kebenaran dari pendapat tersebut kiranya tidak dapat dipungkiri.
Bahwa dengan pengalaman kita mendapatkan pemahaman yang
benar mengenai bentuk, ukuran, warna, dst. mengenai suatu hal.
• Mereka yang mempercayai bahwa penginderaan merupakan satu-
satunya cara untuk memperoleh kebenaran disebut sebagai kaum
empiris. Bagi golongan ini, pengetahuan itu bukab didapatkan
melalui penalaran rasional yang abstrak, namun melalui
pengalaman yang konkrit. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan
kaum empiris adalah bersifat konkrit dan dapat dinyatakan melalui
tangkapan indera manusia.
• b. Pendekatan Rasional
• Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah
dengan mengandalkan rasio. Upaya ini sering disebut
sebagai pendekatan rasional. Manusia merupakan
makhluk hidup yang dapat berpikir. Dengan
kemampuannya ini manusia dapat menangkap ide atau
prinsip tentang sesuatu, yang pada akhirnya sampai
pada kebenaran, yaitu kebenaran rasional.
• Golongan yang menganggap rasio sebagai satu-satunya
kemampuan untuk memperoleh kebenaran disebut
kaum rasionalis. Premis yang mereka pergunakan
dalam penalarannya adalah ide, yang menurut
anggapannya memang sudah ada sebelum manusia
memikirkannya. Fungsi pikiran manusia adalah
mengenal ide tersebut untukdijadikan pengetahuan
• c. Pendekatan Intuitif
• intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang
menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan
jalan pemecahannya. Atau secara tiba-tiba seseorang
memperoleh “informasi” mengenai peristiwa yang akan
terjadi.
• Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Bahwa
intuisi yang dialami oleh seseorang bersifat khas, sulit atau
tak bisa dijelaskan, dan tak bisa dipelajari atau ditiru oleh
orang lain. Bahkan seseorang yang pernah memperoleh
intuisi sulit atau bahkan tidak bisa mengulang pengalaman
serupa.
• Meskipun validitas intuitisi diragukan banyak pihak, ada
sementara ahli yang menaruh perhatian pada kemampuan
manusia yang satu ini. Bagi Abraham Maslow, intuisi
merupakan pengalaman puncak (peak experience),
sedangkan bagi Nietzsche, intuisi merupakan inteligensi
yang paling tinggi (Sumantri, 2000).
• d. Pendekatan Religius
• Manusia merupakan makhluk yang menyadari bahwa
alam semesta beserta isinya ini diciptakan dan
dikendalikan oleh kekuatan adi kodrati, yaitu Tuhan.
Kekuatan adi kodrati inilah sumber dari segala
kebenaran. Oleh karena itu agar manusia memperoleh
kebenaran yang hakiki, manusia harus berhubungan
dengan kekuatan adi kodrtai tersebut.
• Upaya untuk memperoleh kebenaran dengan jalan
seperti tersebutdi atas disebut sebagai pendekatan
religius atau pendekatan supra-pikir (Rinjin, 1996).
Disebut demikian karena pendekatan tersebut
melampai daya nalar manusia manusia.
• e. Pendekatan Otoritas
• Usaha untuk memperoleh kebenaran juga dapat
dilakukan dengan dasar pendapat atau
pernyataan dari pihak yang memiliki otoritas.
Yang dimaksud dengan hal ini adalah individu-
individu yang memiliki kelebihan tertentu
disbanding anggota masyarakat pada umumnya.
• Kelebihan-kelebihan tersebut bisa berupa
kekuasaan, kemampuan intelektual,
keterampilan, pengalaman, dan sebagainya.
Mereka yang memiliki kelebihan-kelebihan
seperti itu disegani, ditakuti, ataupun dijadikan
figur panutan. Apa yang mereka nyatakan akan
diterima masyarakat sebagai suatu kebenaran.
• f.Kebenaran Karena Kebetulan: Kebenaran yang
didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara
ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita
sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa
dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa juga
menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya
penemuan kristal Urease oleh Dr. J.S. Summers.
• (Common Sense): Akal sehat adalah serangkaian
konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah
secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik
merupakan alat utama untuk pendidikan adalah
termasuk kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi
kemudian membuktikan hal itu tidak benar.Â
• g.Kebenaran Karena Trial dan Error: Kebenaran yang
diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik
metode, teknik, materi dan paramater-parameter
sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan
waktu lama dan biaya tinggi.
• h.Kebenaran Spekulasi: Kebenaran karena adanya
pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara
matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relatif lebih
cepat dan biaya lebih rendah daripada trial-error.
• i.Kebenaran Karena Kewibawaan: Kebenaran yang
diterima karena pengaruh kewibawaan seseorang.
Seorang tersebut bisa ilmuwan, pakar atau ahli yang
memiliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang
ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima
begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar
tapi juga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.
• II. Pendekatan Ilmiah
• Pendekatan ilmiah pertumpu pada dua anggapan dasar, yaitu : pertama, bahwa kebenaran dapat
diperoleh dari pengamatan dan kedua, bahwa gejala itu timbul sesuai dengan hubungan-hubungan
yang berlaku menurut hokum tertentu (Ary dkk., 2000).
• Pendekatan ilmiah merupakan pengombinasian yang jitu dari pendekatan empiris dan pendekatan
rasional. Kombinasi ini didasarkan pada hasil analisis terhadap kedua pendekatan tersebut. Pada satu
segi kedua pendekatan tersebut bisa dipertanggung jawabkan namun pada segi yang lain terdapat
beberapa kelemahan.
• Kelemahan pertama pendekatan empiris, bahwa pengetahuan yang berhasil dikumpulkan cenderung
untuk menjadi kumpulan fakta-fakta. Kumpulan fakta-fakta tersebut belum tentu bersifat konsisten
dan mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif (Suriasumantri, 2005). Kelemahan kedua,
terletak pada kesepakatan mengenai pemahaman hakikat pengalaman yang merupakan cara untuk
memperoleh kebenaran dan indera sebagai alat yang menangkapnya.
• Sedangkan kelemahan yang terdapat pada pendekatan rasional adalah terdapat pada kriteria untuk
menguji kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang jelas dan dapat dipercaya. Apa yang
menurut seseorang jelas, benar, dan dapat dipercaya belum tentu demikian untuk orang lain. Dalam
hal ini pemikiran rasional cenderung bersifat solipsisteik dan subjektif (Suriasumantri, 2005).
• Kelemahan-kelemahan darikedua pendekatan tersebut bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi
dengan mengombinasikan keduanya. Kombinasi tersebut diwujudkan dengan langkah-langkah yang
sistematis dan terkontrol. Upaya memahami realitas dalam hal ini didasarkan pada kebenaran atau
teori ilmiah yang ada serta mengujinya dengan mengumpulkan fakta-fakta.
• Suatu kebenaran dapat disebut sebagai kebenaran ilmiah bila memenuhi dua syarat utama, yaitu :
pertama, harus sesuai dengan kebenaran ilmiah sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya
kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan, dan kedua, harus sesuai dengan fakta-fakta
empiris. Sebab teori yang bagaimanapun konsistennya sekiranya tidak didukung oleh pengujian
empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
• 3. Ilmu sebagai Kebenaran Ilmiah
• Karakteristik kebenaran Ilmiah
• Pendekatan ilmiah diperoleh pengetahuan ilmiah
atau ilmu. Ilmu dapat dipahami sebagai proses,
prosedur, dan produk. Pembahasan ini
ditekankan pada makna ilmu sebagai produk.
Sebagai produk ilmu tidak lain adalah
pengetahuan atau kebenaran ilmiah yang
memiliki karakteristik: a. sistematisasi, b.
keumuman, c. rasionalitas, d. objektivitas, e.
verifiabilitas, dan f. komunalitas. = paham atau
ideologi yg mementingkan kelompok atau
kebersamaan di dl kelompok
• Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan
proses penelitian dan penalaran logika ilmiah.
Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan
dan diuji dengan pendekatan pragmatis,
koresponden, koheren.
• Kebenaran Pragmatis: Sesuatu (pernyataan) dianggap
benar apabila memiliki kegunaan/manfaat praktis dan
bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, Yadi mau bekerja di sebuah perusahaan
minyak karena diberi gaji tinggi. Yadi bersifat pragmatis,
artinya mau bekerja di perusahaan tersebut karena ada
manfaatnya bagi dirinya, yaitu mendapatkan gaji tinggi.
• Kebenaran Koresponden: Sesuatu (pernyataan) dianggap
benar apabila materi pengetahuan yang terkandung
didalamnya berhubungan atau memiliki korespondensi
dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori
koresponden menggunakan logika induktif, artinya metode
yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Dengan kata lain kesimpulan akhir ditarik
karena ada fakta-fakta mendukung yang telah diteliti dan
dianalisa sebelumnya. Contohnya, Jurusan kelautan, MSP,
dan Perikanan lainnya Unri ada di Panam Jadi Fakultas
Perikanan dankelauatan UNRI ada di Panam.
• Kebenaran Koheren: Sesuatu (pernyataan) dianggap benar
apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Teori koheren
menggunakan logika deduktif, artinya metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal umum
ke khusus. Contohnya, seluruh mahasiswa Unri harus
mengikuti kegiatan Ospek. Andi adalah mahasiswa Unri, jadi
harus mengikuti kegiatan Ospek.
5.KEBENARAN FILSAFAT
• Kebenaran yang diperoleh dengan cara
merenungkan atau memikirkan sesuatu sedalam-
dalamnya dan seluas-luasnya, baik sesuatu itu
ada atau mungkin ada. Kebenaran filsafat ini
memiliki proses penemuan dan pengujian
kebenaran yang unik dan dibagi dalam beberapa
kelompok (madzab). Juga banyak yang oportunis
alias menganut madzab dualisme kelompok,
misal mengakui kebenaran realisme dan
naturalisme sekaligus.
• Realisme: Mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri
dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh
seseorang.
• Naturalisme: Sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu
bukti berlakunya hukum alam dan terjadi menurut kodratnya
sendiri.
• Positivisme: Menolak segala sesuatu yang di luar fakta, dan
menerima sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Tolok
ukurnya adalah nyata, bermanfaat, pasti, tepat dan memiliki
keseimbangan logika.
• Materialisme Dialektik: Orientasi berpikir adalah materi, karena
materi merupakan satu-satunya hal yang nyata, yang terdalam dan
berada diatas kekuatannya sendiri. Filosofi resmi dari ajaran
komunisme.
• Idealisme: Idealisme menjelaskan semua obyek dalam alam dan
pengalaman sebagai pernyataan pikiran.
• Pragmatisme: Hidup manusia adalah perjuangan hidup terus
menerus, yang sarat dengan konsekuensi praktis. Orientasi berpikir
adalah sifat praktis, karena praktis berhubungan erat dengan makna
dan kebenaran.
kesimpulan
• Sebagai penutup dari pembahasan mengenai ilmu dan upaya
manusia untuk memperoleh kebenaran, dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut.
• a. Manusia merupakan homo sapiens atau makhluk pemikir. Sebagai
makhluk pemikir maka pada diri manusia melekat selalu ingin tahu.
• b. Hasrat ingin tahu manusia mendorong dirinya untuk mencari
jawaban yang benar mengenai berbagai hal yang dipertanyakan.
• c. Kebenaran dapat diperoleh manusia dengan berbagai
pendekatan, salah satu diantaranya adalah dengan pendekatan
ilmiah. Dengan pendekatan ilmiah manusia dapat memperoleh ilmu
atau kebenaran ilmiah.
• Cara memeperoleh kebanaran Non ilmiah (ada 10) dan Ilmiah.
• d. Kebenaran ilmiah memiliki karakteristik : sistematisasi,
keumuman, rasionalitas, objektivitas, verifiabilitas, dan komunalitas.
• e. Fungsi dari kebenaran ilmiah adalah deskriptif, prediktif, dan
pengendalian.
tugas
• Berilah contoh masing-masing cara
Pendekatan-pendekatan untuk Memperoleh
Kebenaran

• Ditulis tangan

Anda mungkin juga menyukai