PENDAHULUAN
iuran wajib dari subjek pajak atas objek pajak yang dimilikinya guna membiayai pengeluaran
Nomor 28 Tahun 2007, pengumpulan pajak menerapkan sistem penilaian sendiri sehingga
kesadaran wajib pajak adalah faktor yang sangat menentukan mematuhi kewajiban pajak dalam
Pemerintah berupaya untuk meningkatkan penerimaan pajak dan mengurangi penipuan atau
manipulasi pajak yang terjadi pada penerimaan pajak dengan melakukan pemeriksaan pajak atau
memantau dan medeteksi ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajak.
Didukung oleh kesadaran wajib pajak yang tinggi dalam mematuhi kewajiban perpajakan yang
berlaku. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat
Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara memiliki peran yang sangat besar dan
(Pratiwi dan Putu, 2014). Dengan besarnya penerimaan pajak yang diterima oleh negara,
diharapkan negara dapat memutar roda perekonomian dengan cara penyertaan modal pada
melakukan peningkatan pembelanjaan barang modal dan belanja rutin yang dampaknya akan
dirasakan oleh sektor swasta sebagai rekanan pemerintah. Penerimaan dari sektor pajak
memberikan kontribusi yang paling besar bagi pendapatan negara dibandingkan dengan
pendapatan lain seperti penerimaan dari sektor bukan pajak atau hibah. Pendapatan negara pada
tahun 2013 tercatat sebesar Rp 1.525 Trilliun kontribusi pajak terhadap pendapatan negara
sebesar Rp 1.193 Trilliun atau sebesar 78% dari total pendapatan negara (www.depkeu.go.id).
Sebagai negara yang berkembang sebenarnya Indonesia memiliki berbagai macam potensi
yang dimiliki untuk menjadi negara yang lebih maju, dan sumber penerimaan negara Indonesia
dibagi menjadi dua yaitu penerimaan dalam negeri dan dari penerimaan luar negeri, dan pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Akan tetapi pencapaian yang direncanakan
oleh pemerintah, belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyaknya
wajib pajak yang tidak melaporkan besarnya pajak sesuai yang diberikan pemerintah, dan
Selain itu masih banyak masalah yang timbul hampir di semua aspek. Salah satunya adalah
aspek ekonomi karena adanya krisis di Amerika yang berdampak pada perekonomian yang ada
di negara Indonesia. Hal tersebut menyebabkan nilai tukar rupiah pun menurun dengan tajam.
Pemerintah harus tetap mengatasi masalah ini dengan memperhitungkan penerimaan negara
yaitu dengan pemungutan pajak. Pemungutan pajak memang bukan suatu yang mudah, selain
peran serta aktif pegawai pajak, kesadaran masyarakat juga dituntut untuk membayar pajak. Pada
umumnya masyarakat (Wajib Pajak) cenderung untuk menghindarkan diri dari pembayaran
pajak. Kecenderungan ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan
Berdasarkan Direktorat Jendral Pajak (DJP), penyampaian SPT Tahunan 2014 melalui e-
Filling sampai batas waktu 31 Maret 2015 ada sebanyak 2,46 juta SPT. Sementara tahun
sebelumnya hanya mencapai angka 1,08 juta SPT. Naiknya jumlah WP yang melaporkan SPT
secara online tersebut dibarengi dengan penurunan jumlah WP yang melaporkan kewajibannya
secara manual ke Kantor Pelayanan Pajak maupun drop box yang disediakan. DJB mencatat SPT
yang masih dilaporkan dengan cara konvensional sebanyak 6,21 juta SPT, dibandingkan tahun
Beberapa fenomena kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan Indonesia belakangan
ini membuat masyarakat dan wajib pajak khawatir untuk membayar pajak (Arum, 2012). Kondisi
tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, karena para wajib pajak tidak ingin pajak
yang telah dibayarkan disalahgunakan oleh aparat pajak itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa
masyarakat dan wajib pajak berusaha menghindari pajak. Saat ini di Indonesia kesadaran wajib
Tinggi rendahnya wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran wajib pajak. Apabila wajib pajak memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan serta pelayanan yang berkualitas
terhadap wajib pajak maka akan timbul kesadaran akan membayar pajak. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak PKB dan BBNKB yaitu kesadaran
Kesadaran wajib pajak dapat dilihat dari kesungguhan dan keinginan wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban pajaknya yang ditunjukkan dalam pemahaman wajib pajak terhadap fungsi
pajak dan kesungguhan wajib pajak dalam membayar dan melaporkan pajak. Dianutnya self
assessment system membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga
masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela (voluntary complience) (Darmayanti, 2004).
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
penghasilan diatas pendapatan tidak kena pajak (Abdul Rachman, 2010:32). Pembebanan pajak
oleh pemerintah yang berbentuk pemungutan pajak terhadap wajib pajak, pada hakikatnya
merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk secara
pembiayaan negara dan pembangunan nasional (Mohammad Zain, 2008: 43). Menurut Erard dan
Feinstein yang di kutip oleh Chaizi Nasucha dan dikemukakan kembali oleh Siti Kurnia
(2006:111).
Pengertian kepatuhan wajib pajak adalah rasa bersalah dan rasa malu, persepsi wajib pajak
atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka tanggung, dan pengaruh kepuasan
terhadap pelayanan pemerintah. Menurut Safri Nurmanto dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138)
kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi
Ketidakpatuhan pajak adalah wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya untuk
membayar pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak melaporkan kewajiban
pajaknya sesuai undang-undang yang berlaku, serta tidak membayar pajaknya sesuai
ketentuan.Menurut Raja Malem Taringan bahwa permasalahan ekternal perpajakan berasal dari
Wajib Pajak. Permasalahan eksternal tersebut timbul karena permasalahan internal dan sistem
pajak itu sendiri. Pernyataan ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 2003 di Pulau Jawa menyebutkan bahwa 41% responden
tidak percaya bahwa pajak yang dibayarkannya akan kembali kepada diri mereka dalam bentuk
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Darmin Nasution juga melihat bahwa masih perlu
dilakukan upaya lebih lanjut agar Indonesia dapat sebanding dengan negara lain. Darmi juga
tidak mengelak ketika ditanya apakah salah satu faktor yang membuat orang enggan membayar
Pada awal tahun 1984, sejak dimulai tax reform sistem perpajakan di Indonesia berubah dari
official assesment system menjadi self assesment system. Dalam official system tanggung jawab
pemungutan terletak sepenuhnya pada penguasa pemerintah, sedangkan dalam self assesment
system Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan, membayar
atau menyetor dan melaporkan besarnya pajak yang terhutang sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditentukan dalam peraturan perundangundangan perpajakan. Nampak jelas bahwa self
assesment system.
Wajib Pajak lebih dipandang sebagai subjek bukan objek pajak. Sebagai konsekuensi dari
perubahan ini Direktorat Jendral Pajak (Ditjen Pajak) berkewajiban untuk melakukan pelayanan,
pengawasan, pembinaan, dan penerapan sanksi pajak. Menurut Isroah (2012:7), self assesment
system yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan besarnya pajak terutang. Sebab masih banyak Pengusaha Kena Pajak yang belum
memiliki kesadaran akan betapa pentingnya pemenuhan kewajiban perpajakan baik bagi mereka
Kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak agar penerimaan pemerintah dapat berjalan
dengan baik maka harus dilakukan pemeriksaan dan penagihan kepada wajib pajak dan
menghindari penggelapan pajak yang marak terjadi di negara ini serta kepercayaan masyarakat
untuk membayar pajak juga meningkat. Pemerintah juga harus banyak melakukan sosialisasi
agar wajib pajak dapat melaporkan pajak yang seharusnya diberikan kepada pemerintah tanpa
kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Jelas bahwa semakin paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin
paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan atau melupakan
kewajiban perpajakan mereka, sedangkan orang yang tidak paham terhadap peraturan perpajakan
maka akan cenderung tidak akan menjadi wajib pajak yang tidak taat. pada wajib pajak bertujuan
untuk menjaga kepuasan wajib pajak yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan
Jika pelayanan terhadap wajib pajak baik maka dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak
dari wajib pajak dan akan berdampak kepada penerima pajak untuk tahun-tahun berikutnya.
Sanksi pajak memiliki peran penting guna memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak agar tidak
efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Akan tetapi, banyak wajib pajak yang lalai
Hal tersebut dapat menimbulkan suatu pertanyaan apakah sanksi perpajakan sudah tidak
layak lagi dipakai sebagai pemberi efek jera kepada wajib pajak, sehingga pengenaan sanksi
perpajakan harus dibenahi. Penelitian yang dilakukan Supadmi (2010) menyebutkan bahwa
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas
Utami et. al. (2012) mengemukakan bahwa wajib pajak sadar dengan membayar pajak akan
menjadi salah satu sumber yang digunakan untuk membiayai pembangunan negara. Ketika
tingkat kesadaran dari wajib pajak meningkat, hal ini akan memberikan pengaruh dorongan
kepada wajib pajak untuk patuh dan membayar pajak. Arum (2012) menyimpulkan bahwa
kesadaran wajib pajak berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengetahuan adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan
menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Apabila wajib pajak telah mengetahui dan
memahami kewajibannya sebagai wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya
adalah membayar pajak. Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan,
maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila
dilalaikan kewajiban perpajakn mereka. Hal itu akan mendorong setiap wajib pajak yang taat
Sanksi perpajakan di berikan kepada wajib pajak agar wajib pajak mempunyai kesadaran dan
patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi perpajakan dalam Undang-Undang dapat berupa sanksi
administrasi (denda dan bunga) dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Rustiyaningsih, 2011). Sanksi perpajakan terjadi karena
kesalahan yang dilakukan wajib pajak, maka semakin berat pula sanksi yang akan diberikan.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan diatas, serta untuk
memperkuat teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam tentang “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Sanksi
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti mengidentifikasi
4. Bagaimana pengaruh Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Sanksi
Untuk menghindari adanya pembahasan masalah yang terlalu luas sehingga membuat
penelitian kurang terfokus dan dapat menyimpang dari sasaran penelitian yang telah ditentukan,
maka penulis memfokuskan pada masalah mengenai “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti membuat rumusan
masalah yang diharapkan dapat bermanfaat untuk mencari jawaban mengenai masalah tersebut
ialah “Bagaimana Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Sanksi
Dalam melakukan penelitian ini tentunya memiliki tujuan. Adapun tujuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Praktik
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada wajib
pajak perihal gambaran mengenai pengaruh perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Akademik
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan kepada peneliti dimasa
yang akan datang terkait pengaruh perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak dan