“Pembelahan Zigot”
Oleh
KELOMPOK V
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Perkembangan Hewan dengan
judul “Pembelahan Zigot” tepat pada waktunya.
Makalah ini dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan urutan dan susunan yang
sistematis, guna memenuhi tugas Perkembangan Hewan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belumlah sempurna, maka dari
itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zigot adalah hasil dari fertilisasi ovum dengan spermatozoa dan bersipat diploid. Di
dalam zigot terdapat satu set kromosom, karena pada waktu fertilisasi sel sperma
membawa setengah informasi genetic dari ayah dan setengan dari ibu yang sama-sama
bersipat haploid (n+n=2n). Zigot memiliki 2 kutub yaitu kutub animal dan kutub
vegetal.
Animal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut mikromer dan banyak
mengandung sitoplasma.Vegetal pole, sel-sel yang terdapat di dalamnya disebut
makromer dan banyak mengandung yolk yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi
sel-sel yang sedang membelah. Peranan zigot dalam pembelahan sangatlah penting
karena zigot adalah bahan dasar yang menyebabkan pembelahan itu terjadi, sehingga
organism multiseluler ini bisa terbentuk.
Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur setelah fertilisasi
selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses kedewasaan. Cleavage ini
menciptakan embrio multiseluler atau blastula dari zigot. Pembelahan atau cleavage juga
disebut segmentasi dan proses pembelahannya diaktivasi oleh enzim MPF, dengan
pembelahan tersebut zigot yang mulanya uniseluler berubah menjadi multiseluler.
Gambar 1: Serangkaian pembelahan sel secara mitosis yang mengubah zigot (unisel)
Pembelahan atau cleavage merupakan proses pembelahan sel tanpa diikuti oleh
pertumbuhan sel atau ekspresi gen yang terjadi pada awal embriogenesis. Clavage atau
juga disebut segmentasi terjadi setelah pembuahan. Setelah zigot mencapai tahapan
pembelahan dua sel, zigot akan terus membelah berulang kali sampai terdiri dari
berpuluh sel kecil, yang disebut blastomere. Pembelahan tersebut dapat meliputi seluruh
bagian, dapat pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pada umumnya pembelahan tersebut
secara mitosis, namun dapat juga disertai oleh adanya pembelahan inti yang terus-
menerus tanpa diikuti pembelahan sitoplasma.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelahan sel (cleavage)?
2. Apakah ciri-ciri dari pembelahan sel (cleavage)?
3. Apakah factor yang mempengaruhi pola pembelahan sel (cleavage)?
4. Apa saja bidang-bidang pembelahan?
5. Bagaimanakah sifat pembelahan (cleavage)?
6. Bagaimanakah bentuk atau tipe-tipe dan variasi pola pembelahan sel (cleavage)?
7. Apa saja tipe-tipe telur ?
8. Bagaimanakah proses pembelahan (cleavage)?
9. Bagaimanakah cleavage terjadi pada manusia?
10. Bagaimanakah cleavage terjadi pada hewan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetauhi apa itu pembelahan sel (cleavage).
2. Untuk mengetauhi ciri-ciri dari pembelahan sel (cleavage).
3. Untuk mengetauhi factor yang mempengaruhi pola pembelahan sel (cleavage).
4. Untuk mengetauhi bidang-bidang pembelahan.
5. Untuk mengetauhi sifat pembelahan (cleavage).
6. Untuk mengetauhi bentuk atau tipe-tipe dan variasi pola pembelahan sel (cleavage).
7. Untuk mengetauhi tipe-tipe telur .
8. Untuk mengetauhi proses pembelahan (cleavage).
9. Untuk mengetauhi Bagaimanakah cleavage terjadi pada manusia.
10. Untuk mengetauhi Bagaimanakah cleavage terjadi pada hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur setelah fertilisasi
selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses kedewasaan. Cleavage ini
menciptakan embrio multiseluler atau blastula dari zigot. Pembelahan atau cleavage juga
disebut segmentasi dan proses pembelahannya diaktivasi oleh enzim MPF, dengan
pembelahan tersebut zigot yang mulanya uniseluler berubah menjadi multiseluler.
Gambar 1. Perbandingan siklus sel pada sel dewasa dan awal pembelahan(Carlson, 1988)
b. Vertikal, adalah bidang pembelahan yang cenderung lewat tegak sejak dari animal
pole sampai vegatal pole.
c. Ekuator, adalah bidang pembelahan yang tegak lurus dengan animal pole-vegatal pole.
Bidang pembelahan ini membelah embrio menjadi empat anakan dan empat blastomer
vegetal.
d. Lotitudinal, adalah bidang pembelahan yang sejajar dengan bidang ekuator
1. Holoblastik
Merupakan pembelahan pada seluruh daerah zigot, terdapat pada telur homolechital dan
mesolechital. Holoblastik dibedakan atas dua , yaitu:
Pada tipe ini pembelahan hanya terjadi pada bagian kecil kutub animal, yaitu seluruh
germinal disc dan sedikit mengenai yolk disekitarnya. Contohnya pada pembelahan meroblastik
pada ayam. Pembelahn pertama melewati bidang meridian, terjadi ketika telur mencapai bagian
distal tuba (5 jam setelah pembuahan). Pembelahan kedua lewat bidang meridian, tegak lurus
apda bidang pembelahan pertama. Pembelahan ketiga melewati bidang vertikal, melintang
bidang pembelahan pertama. Pembelahan ke 4 melewati bidang bidang vertikal, melintang
bidang pembelahan meridian pembelahan ke-2. Terbentuklah tumpukan sel di daerah germinal
disc yang terdiri dari sekitar 8 sel di tengah dan 12 sel dipinggir.
Pada fase ini telur telah mencapai uterus dan telah dilapisi albumen dan cangkang. Kemudian
sel akan terus mambelah sehingga embrio membentuk 4 bagian, yaitu:
- Sel-sel tengah; akan terus mengalami pembelahan secara mitosis, sampai berjumlah 64
sel, dan erdiri dari 3 lapis
- Celah horisontal (rongga pembelahan); memisahkan sel-sel tengah dari sel-sel
germinaldis lain yang tak mengalami pembelahan
- Sel-sel pinggir; terletak dipingigran germinal disc
- Sinictyum; menghubungkan daerah sel-sel pinggir dengan yolk
Sel-sel pinggir mengalami pembelah tak sempurna di daerah dekat yolk sehingga terbentuk
banyak inti, daerah ini disebut dengan jaringan periblast. Periblast terdiri dari dua daerah yaitu
periblast tengah dan periblast inti. Periblast berfungsi untuk menyalurkan bahan makanan dari
yolk ke embrio
Pembelahan spiral holoblastik dijumpai pada annelida, turbellaria, dan semua jenis
molluska kecuali cephalopoda. Pada pembelahan spiral, orientasi spindel mitosisbukan
paralel atau tegak lurus dengan sumbu anima-vegetatif telur, tetapi orientasinyaadalah
miring sehingga blastomer-blastomer yang dihasilkan tidak terletak tepat di atasatau di
bawah blastomer-blastomer yang lain. Akibat bergesernya posisi dari spindelmitosis,
menyebabkan sel-sel blastomer bagian atas berada di atas pertemuan duablastomer yang
berada di bawahnya.Pada pembelahan spiral dikenal dua tipe yaitu pembelahan dekstral
danpembelahan sinistral. Pembelahan disebut dekstral apabila arah putaran spiran searah
dengan jarum jam, dan disebut sinistral apabila arah putaran spiran berlawanan dengan
arah jarum jam.
3. Pembelahan bilateral holoblastik
Pembelahan rotasional holoblastik dijumpai pada mamalia, misalnya mencit dan manusia.
Beberapa ciri-ciri pembelahan pada mamalia adalah: (i) pembelahannya relatif lambat,
(ii) orientasi blastomer-blastomernya adalah khas. Pembelahan pertama adalah
pembelahan secara ekuatorial. Pembelahan pada embrio mamalia berbeda dengan
pembelahan pada embrio lain, dimana pada pembelahan awal embrio mamaliatidak
sinkron. Blastomer-blastomer pada embrio mamalia tidak semua membelah pada waktu
yang sama. Jadi blastomer pada embrio mamalia tidak bertambah dari stadium 2 sel ke 4
sel, dan 4 sel menjadi 8 sel. Pada stadium 16 sel, embrio mencapai stadium morula.Pada
morula, blastomer-blastomer mensekresikan cairan internal untuk pembentukan rongga
blastocoel.
Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua
perubahan yaitu:
Rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
Terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio.
5. Pembelahan Diskoidal Meroblastik
G. Tipe-tipe Telur
Cleavage atau pembelahan pada setiap spesies berbeda bergantung pada jenis telurnya.
Berdasarkan jumlah dan letak yolk , tipe telur dibedakan atas 4, yaitu:
1. isolesital/homolesital
Tipe telur ini penyebaran yolk atau cadangan makanannya tersebar merata diseluruh
ovum dan jumlahnya sedikit dengan nukleus atau inti selnya berada ditengah. Jadi inti sel
dikelilingi oleh yolk. Tipe telur ini terdapat pada Amphioxus, Echinodermata, Molusca,
Annelida dan Mammalia.
2. telolesithal/mesolesital
Tipe telur dengan letak dari yolk dan inti sel berada di dua kutub yang belawanan dengan
jumlah yolk yang sedikit. Kutub dengan konsentrasi yolk disebut kutub vegetatif
sedangkan kutub dengan inti sel disebut kutub animalia. Jenis telur ini terdapat pada
Amphibia, Lamprei, dan Lungfish.
3. megalesital
Yolk banyak sekali yang tersebar hampir semua bagaian telur, sehingga inti sel terdesak
dibagian ujung atau atas dari ovum dan sitoplasmanya sedikit. Kutub vegetatifnya besar
sedangkan kutub animalnya sangat kecil. Tipe telur ini terdapat pada reptil dan aves.
4. centrolesithal
Merupakan tipe telur dengan yolk dan inti sel berada di tengah-tengah telur. Tipe telur ini
terdapat pada insekta.
H. Proses pembelahan atau cleavage
Dalam pertumbuhan selanjutnya morula menjadi blastula. Blastula adalah bentuk lanjutan
dari morula yang terus mengalami pembelahan. Blastula di tandai dengan adanya
perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Pada blastula terdapat
cairan sel yang disebut blastocoel.
Selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim dan sampainya di rahim zigot
yang aktif membelah akan menembus lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim.
Proses penembusan rahim ini berlangsung 4-5 hari kemudian blastula akan tertanam pada
dinding rahim yang disebut dengan implantasi. Embrio multiseluler yang dikenal dengan
blastula ini mengakhiri proses cleavage untuk selanjutnya berlanjut ke tahapan kedua dari
pertumbuhan dan perkembangan embrio yaitu pada fase gastrulasi dan organogenesis.
Gambar ini memperlihatkan tahapan pembelahan sel dari tahap pembelahan pertama
sampai terbentuk blastula dan bagian-bagiannya.
Sadler, T. W. 2010. Langman’s Medical Embryology 11th ed. Lippincott Williams and Wilkins.
Philadelphia.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit
ITB