DOSEN PENGAJAR:
1. Dr. Dr. Susmiati M.Biomed (Koordinator)
2. Esi Afrianti Skp. M.Kes
DISUSUN OLEH:
1. Anifa alyatul haura 2211312057
2. Leri Juliani 2211311025
3. Nada Shafwah 2211311030
4. Nashwa Anshari Fitri 2211312055
5. Putri Adythia Erjon 2211313071
6. Ratu Latania 2211312054
7. Sintia Kurnia Mega Utama 2211313060
8. Vinaya Rizkia Stevani 2211312053
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang reproduksi sel dan genetika.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu biomedik.
Adapun isi dari makalah ini disusun secara sistematis dan menggunakan referensi dari
beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini telah
disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, Kami
mengharapkan kritikan dan saran yang mendukung demi penyempurnaan penulisan makalah
ini. Akhir kata, penulis berdoa semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya
proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel, pembelahan dan
penduplikasian merupakan konsep terpenting yang dapat mendasari proses reproduksi pada
berbagai organisme. Pada setiap organisme multiseluler dibutuhkan pembelahan sel yang
panjang untuk memproduksi organisme yang baru, berbeda dengan organisme uniseluler
dalam setiap pembelahan selnya menghasilkan organisme fungsional yang baru
(Nurfathurohmi dkk, 2014). Siklus sel terbagi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan aktivitas
seluler yang dilakukan yaitu fase mitosi dan interfase Mitosis umumnya diikuti oleh
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak
yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta bertujuan
untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui proses pembelahan inti
secara berturutturutFase mitosis pada umumnya merupakan bagian terpendek dari siklus sel.
Pembelahan mitosis bergantian dengan siklus yang paling terpanjang yaitu interfase yang
mencakup 90% dari siklus sel. Fase mitosis memiliki beberapa tahap yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Dari beberapa tahap ini memiliki waktu pembelahan yang berbeda-beda
tergantung jenis sel yang membelah. Pada fase profase merupakan tahapan pembelahan sel
yang paling lama dan membutuhkan energi yang besar, fase ini membutuhkan waktu sekitar
30-60 menit. Fase metafase membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit, pada fase ini kromosom
menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel. Fase anafase
membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit, pada fase ini komosom yang mengumpul ditengah sel
terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub sehingga terlihat ada dua kumpulan 3
kromosom, dan fase telofase membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit, pada telofase terjadi
peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian
sitoplasma menjadi dua bagian), pada fase ini pembelahan telah selesai. Sel telah terbagi
menjadi dua sel anakan, masing – masing memiliki inti yang mengandung 4 kromosom
dengan bahan genetik yang sama dengan induknya.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja proses reproduksi sel?
2. Apa perbedaan fase reproduksi sel?
3. Apa tujuan dari reproduksi sel?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan perbedaan fase reproduksi sel
2. Menjelaskan fungsi masing2nya
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca dan tentunya juga
penulis tentang reproduksi sel dan genetika.
BAB II PEMBAHASAN
Mitosis adalah bentuk pembelahan sel yang paling umum dari sel eukariotik.
Dalam proses ini, sel mereplikasi bahan genetiknya sepenuhnya, menggunakan
metode pengorganisasian kromosom di wilayah khatulistiwa inti sel, yang
kemudian membelah menjadi dua, menghasilkan dua kembar identik. Sisa sel
kemudian mulai menggandakan dan perlahan-lahan membelah sitoplasma,
sampai membran plasma akhirnya membagi dua sel anak baru menjadi dua.
Hasil yang dihasilkan akan identik secara genetik dengan induknya. Mereka
berkembang biak melalui proses yang disebut mitosis, yang merupakan bentuk
paling umum dari replikasi sel. Mitosis dapat terjadi ketika area tubuh
berkembang, ketika sel-sel tua diganti atau ketika area tubuh menjadi rusak atau
terluka.
Fase/tahapan pembelahan mitosis terbagi menjadi 4, diantaranya:
a. Profase
Tahap pertama dalam pembelahan mitosis. Pada fase ini, terjadi beberapa tahapan
dalam sel, yaitu Benang-benang kromatin yang ada di dalam inti sel
berkondensasi membentuk kromosom. Membran inti pecah diikuti
menghilangnya nukleolus (anak inti).
Kromosom mulai terlihat menebal dan memendek. Kromosom menggandakan
diri menjadi sepasang kromatid. Sentriol membelah diri dan bergerak menuju
arah kutub yang berlawanan. Di sekeliling sentriol mulai terbentuk benang
spindel, sehingga mirip dengan bentuk bintang yang dinamakan aster.
Benang Spindel merupakan bagian dari kromosom yang berfungsi menggerakkan
kromosom saat proses pembelahan sel sedang dimulai. Pada tahap berikutnya,
benang spindel menghubungkan kromosom dengan kutub sel melalui sentromer,
ada juga yang menghubungkan antar kutub sel. Catatan: Sentriol tidak terbentuk
pada sel tumbuhan, melainkan hanya terbentuk pada sel hewan.
b. Metafase
Tahap ini dimulai dengan Metafase Sentriol yang telah berada di kutub sel,
dimana Benang-benang spindel terlihat semakin jelas. Kemudian, benang-benang
spindel mengikat sentromer dari masing-masing kromosom. Kromosom
mengatur diri pada bidang ekuatorial yaitu suatu bidang yang terletak diantara
dua kutub sel. Pada tahap ini, biasanya kromosom berbentuk seperti huruf V.
c. Anafase
Fase ini dimulai dengan beberapa tahap yaitu Anafase Kromatid yang saling
berpisah satu sama lain dari bagian sentromer kromosom. Masing-masing
kromatid mengandung sentromer. Benang-benang spindel memendek, sehingga
masing-masing kromatid tertarik serta bergerak mengarah ke kutub yang
berlawanand.
d.Telofase
Merupakan tahap akhir dari pembelahan inti. Telofase ditandai dengan beberapa
tahap seperti benang-benang spindel yang menghilang.
Setelah kromatid-kromatid sampai di tiap-tiap kutub, bentuknya kemudian
berubah menjadi sama. Membran inti mulai terbentuk dan melingkupi kromatid-
kromatid pada tiap-tiap kutub.
Kromatid menjadi samar dan nukleolus mulai tampak. Aster (sentriol yang
dikelilingi benang-benang spindel) menghilang. Sitoplasma mengalami
penebalan dan membelah menjadi 2 sel anak (sitokinesis). Pada telofase,
dihasilkan 2 sel dengan kromosom diploid, Grameds.
2) Pembelahan Meiosis
Meiosis adalah proses yang berbeda dari reproduksi sel yang khusus dilakukan
oleh organ reproduksi. Hasil meiosis adalah gamet pria maupun sel telur wanita,
yang merupakan sel-sel yang menggabungkan selama konsepsi. Pada laki-laki,
gamet – atau sel sperma – mengandung bahan kromosom yang diwariskan
kepada keturunannya.
Dan sementara sel-sel tubuh membawa total 46 kromosom, sel-sel gamet hanya
membawa 23 kromosom. Seorang laki-laki dewasa muda yang sehat akan
menghasilkan beberapa ratus juta sel gamet setiap hari. Pada wanita, sel kelamin
atau ovum perkembangan mengikuti proses yang panjang, mulai bulan kelima
setelah perempuan dikandung. Meiosis dimulai pada tahap ini, tapi berhenti pada
prekursor telur tahap sel – atau oosit primer – selama perkembangan janin.
Setelah mencapai pubertas perempuan, sekresi hormon memicu produksi satu
atau lebih sel telur per bulan. Setelah beberapa waktu, oosit sekunder, yang
merupakan telur matang, dilepaskan dari ovarium. Proses meiosis lengkap pada
wanita tidak benar-benar terjadi sampai telur dibuahi oleh gamet.
Seperti dengan gamet jantan, hanya 23 dari 46 kromosom betina dipindahkan ke
sel zigot, yang merupakan bentuk pertama janin. Selain itu, melalui pembelahan
meiosis, terdapat tiga cara menghasilkan variasi baru, yaitu:
• Variasi genetik melalui distribusi acak pada tahap metafase I – Ketika tahap
metafase I berlangsung, pasangan kromosom homolog secara acak mengatur diri
pada bidang ekuator. Setiap pasangan kromosom membawa ciri-ciri umum sama,
akan tetapi secara rinci pasangan kromosom ini membawa ciri-ciri yang berbeda.
Pemasangan secara bebas dan penyebaran secara acak pada kromosom ini akan
membentuk kombinasi genetik baru.
• Produksi serta penggabungan sel-sel gamet (haploid) – Variasi genetik bisa
dihasilkan melalui perkembangbiakan seksual atau percampuran secara genotif
dari induk-induk mereka. Pada sel-sel kelamin terdapat setengah jumlah
kromosom sel induk, sehingga memungkinkan terjadinya penggabungan sifat di
antara sel sperma dengan sel ovum.
• Variasi genetik melalui pindah silang di antara kromosom homolog Ketika
tahap profase I berlangsung, bagian yang sama dari homolog mungkin berubah.
Melalui cara ini bisa dihasilkan pemisahan gen-gen yang terpaut (lingked) dan
kombinasi genetik.
3) Pembelahan Amitosis
4) Gametogenesis
5) Spermatogenesis
Proses ini berlangsung dalam alat kelamin jantan, pada hewan disebut testis
terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus.
Pada bagian tersebut terdapat sel-sel primordial yang bersifat tersebut berulang
kali mengalami pembelahan secara mitosis, di antaranya membentuk
spermatogonium yang dianggap sebagai induk sperma.
Spermatogonium bersifat diploid (2n), dalam pertumbuhannya spermatogonium
membentuk sel spermatosit primer yang bersifat diploid pula, kemudian sel ini
akan melakukan meiosis. Pada meiosis I, dihasilkan dua sel anakan yang bersifat
haploid.
Pada meiosis II, setiap sel tersebut menghasilkan dua sel anakan, hingga pada
meiosis II terbentuk empat sel anakan yang disebut spermatid. Spermatid bersifat
haploid, yang dalam pertumbuhannya mengalami maturasi membentuk
spermatozoon.
Sel spermatid dilengkapi dengan ekor sehingga spermatozoon dapat bergerak
bebas bila berada pada medium cair. Hasil akhir dari spermatozoon (jamak:
spermatozoa) fungsional dari satu sel induk yang mengalami meiosis.
6) Oogenesis
Oogenesis berlangsung dalam ovarium hewan atau kandung lembaga dalam bakal
biji pada tumbuhan berbiji (gametofit betina). Sel primordial (asal) dalam
ovarium yang bersifat diploid ialah oogonium, dalam pertumbuhannya terbentuk
oosit primer yang bersifat diploid.
Sel ini mengalami meiosis I sehingga terbentuk dua sel anakan, yang satu selnya
kecil disebut badan kutub primer. Keduanya bersifat haploid karena telah terjadi
reduksi pada kromosom.
Kedua sel ini mengalami meiosis II. Pada sel oosit sekunder juga dihasilkan dua
sel anakan, yang satu kecil di sebut sel badan kutub, yang satu lagi ootid yang
berlangsung pada meiosis I juga berlangsung pada meiosis II, dan hasil anakan
berupa dua sel badan kutub.
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA