Anda di halaman 1dari 2

Menurut Walkinson (2007) intervensi keperawatan terdiri dari tiga tipe :

1. Intervensi mandiri ( independent intervention)


Tipe intervensi ini adalah tipe dimana perawat diijinkan untuk meresepkan, melakukan atau
mendelegasikan intervensi berdasarkan pada pengetahuan dan keterampilan perawat.
2. Intervensi ketergantungan ( dependent intervation)
Tipe intervensi ini adalah tipe dimana intervensi diresepkan oleh dokter dan dilakukan oleh
perawat. Medical order biasanya meliputi order untuk pengobatan, terapi IV, tes diagnostic,
penanganan, diet dan aktifitas. Perawat bertanggungjawab untuk menjelaskan, mengkaji,
kebutuhan untuk intervensi ini, dan melaksanakan medical orders.
3. Intervensi saling ketergantungan ( interdependent intervention )
Tipe intervensi ini juga disebut dengan collaborative yang dilakukan secara berkolaborasi
dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya phsycal therapy, pekerja social, ahli gizi
dan dokter.Intervensi disini menggambarkan tanggung jawab yang overlapping.
A. Tipe Intervensi Keperawatan Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu
intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter dan intervensi kolaboratif.

Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan klien. Satu klien mungkin membutuhkan
semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya mungkin hanya membutuhkan
intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter. Kategori tersebut diantaranya
sebagai berikut:
1. Intervensi Perawat Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan
perawatan kesehatan dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini merupakan suatu
tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien
dalam cara yang diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien
(Potter & Perry, 2005). Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi
lainnya. Dokter seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan
mandiri. Namun demikian berdasarkan undang – undang 18 praktik keperawatan di sebagian
besar negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari-
hari, penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik
keperawatan (Potter & Perry, 2005).
2. Intervensi Dokter Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa
medis, dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter. Memberikan medikasi,
mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan dan menyiapkan klien
untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh-contoh dari intervensi tersebut (Potter & Perry,
2005). Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam
praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk
mengkhususkan pendekatan tindakan (Potter & Perry, 2005). 19
3. Intervensi Kolaboratif Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan
(Potter & Perry, 2005).
B. Syarat Inervensi Keperawatan Berikut merupakan syarat dalam pembuatan
intervensi :
1. Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.
2. Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
3. Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
4. Sesuai dengan terapi lain.
5. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari ilmu
pengetahuan yang relevan.
6. Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum negara bagian, asosiasi
profesional, dan kebijakan institusi (Potter & Perry, 2005).

Anda mungkin juga menyukai