Kelompok 7 Nadya Lestari (KHGA20069) Mita Nur Agustina (KHGA20084) Neng Lutvi Latifah (KHGA20054) Mochamad Arya Kusumah (KHGA20052) Mohamad Fajar Febrian (KHGA20053) Pengertian
• Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011). • Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nettina, 2002). • Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. • Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Tujuan • Membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan • Mencakup peningkatan kesehatan • Pencegahan penyakit • Pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Proses Implementasi Keperawatan
• Mengkaji kembali pasien
• Menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan • Mengimplementasikan intervensi keperawatan • Melakukan supervise terhadap asuhan yang didelegasikan • Mendokumentasikan tindakan keperawatan Tipe Implementasi Keperawatan Secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan (Craven dan Hirnle, 2000) antara lain: a. Cognitive implementations. Meliputi pengajaran atau pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain. b. Interpersonal implementations. Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain. c. Technical implementations. Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain. Jenis-jenis Implementasi Keperawata n a. Independent Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan printah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Contohnya, Memberikan perawatan diri, Mengatur posisi tidur, Menciptakan lingkungan yang terapeutik, Memberikan dorongan motivasi, Pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual. b. Interdependent Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat. c. Dependent Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi. Prinsip Implementasi Keperawatan a. Mempertahankan keamanan klien Keamanan merupakan focus utama dalam melakukan tindakan. Oleh karena, tindakan yang membahayakan tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan professional, tetapi juga merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat ditutut. b. Memberikan asuhan yang efektif Asuhan yang efektif adalah memberiakan asuhan sesuai dengan yang harus dilakukan semakin baik pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka semakin efektif asuhan yang diberikan. c. Memberikan asuhan seefisien mungkin Asuhan yang efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat mengunakan waktu sebaik mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah kilen. Respon pasien terhadap tindakan k eperawatan Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan dan strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi. Oleh karena itu, kita harus bisa mengevaluasi, dan mendeskirptifkan pentingnya evaluasi terhadap respon pasien untuk memperoleh hubungan dan keterkaitan dari proses tindakan dan perkembangan kesehatan pasien serta dalam metode deskriptif yang digunakan dalam bentuk analisa terhadap respon pasien dan mendeskripsikan pentingnya evaluasi terhadap respon kemajuan dan perkembangan kesehatan pasien. Adapun contoh analisis waktu respon dan kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Immanuel Bandung: Latar belakang: Caring dan komunikasi merupakan hal yang penting dalam keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lainnya. Perawat yang caring dalam memberikan asuhan keperawatan akan dengan segera merespon permintaan bantuan pasien, termasuk merespon permintaan bantuan dari pasien dengan menggunakan bel. Respon perawat yang cepat terhadap permintaan pasien dapat meningkatkan kepuasan pasien. Tujuan umum: Penelitian untuk menganalisis waktu respon perawat dengan kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan. Metode penelitian: Deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 111 pasien dan sampel ditentukan 87 pasien, pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji univariat dan bivariat. Hasil: Menunjukkan: jumlah tindakan keperawatan yang diperlukan oleh 87 pasien yang menggunakan bel untuk minta bantuan perawat dalam satu hari adalah 423 tindakan keperawatan; waktu respon perawat dengan kategori sangat lambat (4,5%), lambat (6,1%), cepat (35,7%), dan sangat cepat (53,7%); kepuasan pasien terhadap 423 tindakan keperawatan dengan kategori sangat tidak memuaskan (1,7%), tidak memuaskan (3,8%), memuaskan (35,5%), dan sangat memuaskan (59,1%); ada perbedaan bermakna kepuasan pasien pada dinas pagi, sore dan malam; dan terdapat hubungan yang bermakna antara waktu respon perawat dengan kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara waktu respon perawat dengan kepuasan pasien terhadap tindakan keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Immanuel Bandung. Rekomendasi: Perawat perlu bersikap profesional pada sebagian kecil pasien yang merasa direspon lambat dan tidak memuaskan; perlu mempertimbangkan adanya kantor perawat yang lebih dekat kepada pasien; perlu mempertimbangkan adanya ronde keperawatan regular; dan perlu penelitian tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan waktu respon dan kepuasan pasien. Sekian, Terimakasih☺️
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu