Anda di halaman 1dari 13

DEFINISI PERAWAT

International Council of Nursing (1965)


Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan,
berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.

V. Henderson (1980)
Perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu, membantu individu baik yang sehat
maupun yang sakit, dari lahir hingga meninggal agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri, dengan menggunakan kekuatan, kemauan, atau pengetahuan yang dimiliki. Oleh
sebab itu, perawat berupaya menciptakan hubungan yang baik dengan pasien untuk
menyembuhkan/meningkatkan kemandiriannya. apabila kemandirian tidak berhasil diciptakan
maka perawat membantu mengatasi hambatan. apabila penyakit tidak dapat disembuhkan dan
akhirnya meninggal dunia, maka perawat berusaha agar pasien dapat meninggal dengan tenang.

Harlley, 1997

Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan
melindungi seseorang karena sakit, injury dan peruses penuaan (Harlley, 1997).

Menurut UU RI NO 23

tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki
kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (www.pustakaindonesia.or.id).

international Council of Nurses (1965)

perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan,


berwenang di Negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien

. Taylor C. Lilis C. Lemone (1989)


Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat dan membantu
seseorang dengan melindunginya dari sakit, luka dan proses penuaan.
Undang-Undang RI No.20 tahun 2014 Tentang Praktik Keperawatan
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

`=> PERBEDAAN PERAN PERAWAT DSAN DOKTER

Perbedaan antara dokter dan perawat dalam upaya kolaboratif terlihat cukup
mencolok. Dokter dapat menentukan atau memandang kolaborasi dalam perspektif yang
berbeda dari perawat. Mungkin dokter berpikir bahwa kerjasama tersirat dalam tindak
lanjut sehubungan dengan mengikuti perintah /instruksi daripada saling partisipasi dalam
pengambilan keputusan. Meskipun komunikasi merupakan komponen yang diperlukan,
itu saja tidak cukup untuk memungkinkan kolaborasi terjadi. Gaya maupun cara
berkomunikasi juga berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi. Pelaksanaan instruksi
dokter oleh perawat dipandang sebagai kolaborasi oleh dokter sedangkan perawat merasa
mereka sedang diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Kemungkinan kedua adalah
bahwa perawat tidak merasa nyaman “menantang” dokter dengan memberikan sudut
pandang yang berbeda.. Atau, mungkin input yang perawat berikan tidak dihargai atau
ditindaklanjuti, sehingga interaksi tersebut tidak dirasakan oleh perawat sebagai
kolaborasi.

PERAN PERAWAT

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran
perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :

a. Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
b. Advokat Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat


pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.

d. Koordinator

peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi


pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

e. Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Peneliti / Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,


kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.

PERAN DOKTER

a. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara cepat
dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

b. Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien.

c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan
sakit.

d. Menangani penyakit akut dan kronik.

e. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

f. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.

g. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat
di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

h. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.


i. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan sakit.

j. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarang harus


komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dokter berhak
dan juga berkewajiban melakukan tindakan tersebut untuk kesehatan pasien. Tindakan
promotif misalnya memberikan ceramah, preventif misalnya melakukan vaksinasi,
kuratif memberikan obat/ tindakan operasi, rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.

k. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf


kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

l. Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan melakukan
penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.

m. Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit dan Surat
Keterangan Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.

 KOLABORASI PERAWAT DAN DOKTER

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup
lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam
memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan
teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala psikologis keilmuan dan individual,
factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan
upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat
kepentingan pasien. dalam praktek Asuhan Keperawatan perawat belum dapat
melaksanakan fungsi kolaborasi dengan baik khususnya dengan dokter walaupun banyak
pekerjaan yang seharusnya dilakukan dokter dikerjakan oleh perawat, walaupun kadang
tidak ada pelimpahan tugasnya dan wewenang. Hal ini karena masih banyaknya dokter
yang memandang bahwa perawat merupakan tenaga vokasional. Degradasi keperawatan
ke posisi bawahan dalam hubungan kolaborasi perawat-dokter, secara empiris hal ini
menunjukkan bahwa dokter berada di tengah proses pengambilan keputusan dan perawat
melaksanakan keputusan tersebut

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui


kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya, dalam
memberikan asuhan holistik sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Dokter
dan perawat merupakan mitra kerja dalammencapai tujuan untuk menyembuhkan
penyakit dan mempertahankan kesehatan klien. Saling percaya dan percaya diri
merupakan hal utama peran perawat.

 Peran mandiri, peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang


dapat dipertanggungjawabkan oleh perawat secara mandiri.
 Peran delegatif, peran dalam melaksanakan program kesehatan yang
pertanggungjawabannya dipegang oleh dokter.
 Peran kolaborasi, merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara
teamwork dengan tim kesehatan.

HAL YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA SAMA DENGAN DOKTER

1. Dalam pemberian obat-obatan di delegasikan tugas dokter kepada perawat dan


peran kolaborasi merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara
team work dengan tim kesehatan lainnya.

2. Memberikan tindakan sesuai dengan masalah bersama dengan dokter


HAL YANG DILAKUKAN MANDIRI

1. MELAKUAN TINDAKAN ASKEP

2. MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN

3. MELAKUKAN PENCATATAN ASKEP

DAFTAR PUSTAKA

http://perawat77.blogspot.com

http://www.slideshare.net

http://serpihanilmuku.blogspot.com

http://masalahhubunganperawat.blogspot.com

Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi


Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif hendaknya terlebih
dahulu dapat difahami pengertian farmakologi itu sendiri oleh seorang perawat.
Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter dan perawat dapat memiliki dan
menggunakan obat secara rasional dengan memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman . Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah
tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat
yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi
status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat
yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI )
, Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus
dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan ,
kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang merugikan dari
pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena
:
a. Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
b. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar
diminum oleh pasien.
c. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya :
pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
d. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk
diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan
efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih
proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun
pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang
dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan
bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang
diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
a. Benar Klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien, dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama sembarang atau
tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada setiap kali
pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada
setiap kali pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan
identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi (sekolah, kesehatan kerja, atau
klinik berobat jalan), perawat juga bertanggung jawab untuk secara tepat mengidentifikasi setiap
orang pada saat memberikan pengobatan.
b. Benar Obat

Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorang dokter, dokter gigi, atau
pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah.
Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter yang Perintah
pengobatan mungkin diresepkan menelepon dalam waktu 24 jam. Komponen dari perintah
pengobatan adalah : (1) tanggal dan saat perintah ditulis, (2) nama obat, (3) dosis obat, (4) rute
pemberian, (5) frekuensi pemberian, dan (6) tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang tepat, tetapi jika
salah satu komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh
diberikan dan harus segera menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasinya ( Kee and
Hayes, 1996 ).
Perawat bertanggungjawab untuk mengikuti perintah yang tepat
Perawat harus menghindari kesalahan yaitu dengan membaca label obat minimal 3x:
Pada saat melihat botol atau kemasan obat
Sebelum menuang atau mengisap obat

Setelah menuang atau mengisap obat

Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah


Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut

Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

c.Benar Dosis Obat

Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.

Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.

Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang
diresepkan atau diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosis
obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.

Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

d. Benar Waktu Pemberian

Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat
harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d ( dua kali sehari ), t.i.d ( tiga kali
sehari ), q.i.d ( empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat dalam plasma
dapat dipertahankan. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu yang tertentu.

Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t1/2). Obat yang mempunyai waktu
paruh panjang diberikan sekali sehari, dan unutk obat yang memiliki waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.

Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama
makanan.

Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung
bersama-sama dengan makanan.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk
memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

e.Benar Cara Pemberian


Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat peroral.
Menggunakan teknik aseptic sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral.
Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai obat oral
telah ditelan.
f. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat
informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap
pengobatan.
g. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien,
keluarga, dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara
umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang
merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan
yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit dan sebagainya.
h. Benar Hak Klien untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan inform consent
dalam pemberian obat.
Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi ( Informed
concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu
keputusan.
Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat untuk
menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah – langkah yang
perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu pengobatan dtolak ,
penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer,
atau dokter harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien,
seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil
pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin ( Taylor, Lillis and
LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).
i. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa ttv sebelum pemberian obat.
j. Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
k. Benar Reaksi terhadap Makanan
Obat memliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum
sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu
jam sebelum makan misalnya tetrasiklin dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah
makan misalnya indometasin.
l. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan pada
penyakit kronis.

Peran Kolaboratif Perawat Dalam Pelaksanaan

Farmakologi

Pemberian obat menjadi salah satu tugas

kolaboratif perawat yang paling penting, karena :


 Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam
proses pemberian obat kepada pasien
 Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah
diberikan dan memastikan bahwa obat itu
benar diminum oleh pasien
 Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan
dan respon pasien terhadap pengobatan.
Misalnya pasien yang sukar menelan, muntah
atau tidak dapat minum obat tertentu
 Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Peran perawat dalam pemberian obat adalah


sebagai berikut :
 Sebagai Pelaksana : Artinya seorang perawat
dapat melaksanakan tindakan keperawatan
(tindakan kolaborasi )dalam pemberian obat
dengan perinsip 5 T & 1 W, dan 5 B
 Sebagai Pengelola : Dapat mengatur
pemeliharaan, tempat persediaan /
penyimpanan obat
 Sebagai Pendidik : Dapat menjelaskan
kepada pasien tentang fungsi obat, reaksi dan
efek samping obat agar menimbulkan sikap
kooperatif pasien
 Sebagai Peneliti : Dapat mengamati reaksi
pasien setelah memberikan obat.

Anda mungkin juga menyukai