Anda di halaman 1dari 6

A.

Peran keperawatan kritis


Perawat professional pemula mempunyai peran sebagai berikut :
“Melaksanakan pelayanan keperawatan professional dsalam suatu sistem pelayanan kesehatan
sesuai kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila, khususnya pelayanan atau
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan kaidah-
kaidah” yaitu :
1. Menunjukan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan
keperawatan.
2. Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan
hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan
mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan.
3. Berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup
sehat.
4. Mengembangkan diri terus menerus untuk meningkatkan kemampuan professional.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika
keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang
reaktif, produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi kemasa depan,
sesuai dengan perannya.

Dibawah ini petan perawat secara umum yaitu :

1. Meyakinkan bahwa perusahan memenuhi peraturan dan perundangan.


2. Mengembangkan program surveillance kesehatan .
3. Melakukan konseling.
4. Melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitness.
5. Melakukan penilaian bahaya potensial kesehatan dan keselamatan ditempat kerja.
6. Mengelola penatalaksanaan penyakit umum dan penyakit akibat kerja dan pertolongan
pertama pada kecelakaan serta masalah kesehatan primer di perusahaan.
7. Melaksanakan evaluasi kesehatan dan kecelakaan kerja.
8. Konsultasi dengan pihak manajemen dan pihak lain yang diperlukan.
9. Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan, mengembangkan dan
menganalisa program, pembiyaan, staffing serta administrasi umum.

Peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :

a. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan


Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan. Sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
b. Peran perawat sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain. Khusunya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien,
pasien mempunyai hak yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri, dan hak untuk
menerima ganti rugi menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Peran perawat sebagai edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Peran perawat sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Peran perawat sebagai kolabolator
Peran perawat ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan temasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
f. Peran perawat sebagai konsultan
Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peran perawat sebagai pembaharuan
Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan, keja sama, perubahan yang sistematis,
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran
perawat menurut hasil lokarya keperawatan tahun 1989, yang membagi empat peran perawat :

a. Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan


Peran ini dikenal dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatnan secara
langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, dan masyarakat, dengan
metode pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan.
b. Peran perawat sebagau pendidik dalam keperawatan
Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa
penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan.
c. Peran perawat sebagai pengelola pelayanan keperawatan
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan
maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka
paradigma keperawatan, sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan dan menjamin
kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta mengorganisasikan dan mengendalikan
system pelayanan keperawatan. Secara umum, pengetahuan perawat tentang fungsi, posisi,
lingkup kewenangan, dan tanggung jawab sebagai pelaksana belum maksimal.
d. Peran perawat sebagai peneliti dan pengembangan keperawatan
Sebagai peneliti dan pengembangan di bidang keperawatan, perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta
memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan. Penelitian di dalam bidang keperawatan berperan dalam mengurangi
kesenjangan penguasaan teknologi di bidang kesehatan, karena temuan penelitian lebih
memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu penting
dalam memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi keperawatan.
B. Fungsi Keperawatan Kritis
Ada beberapa fungsi perawat menurut PK ST. Carolus 1983 adalah sebagai berikut :
1. Fungsi pokok
Membantu individu,keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat dalam melaksanakan
kegiatan yang menunjang kesehatan, penyembuhan atau menghadapi kematian dengan tenang
sesuai dengan martabat manusia yang pada hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa
bantuan.
2. Fungsi tambahan
Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan rencana pengobatan yang
ditentukan oleh dokter.
3. Fungsi Kolaboratif
Sebagai anggota tim kesehatan, bekerja sama saling membantu dalam merencanakan dan
melaksanakan program kesehatan secara keseluruhan yang meliputi pencegahan penyakit,
peningkatkan kesehatan, penyembuhan dan rehabilitas.

Fungsi perawat secara umum adalah sebagai berikut :


1. Fungsi independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter. Tindakan perawat
bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan. Oleh karena itu, perawat tanggung jawab
terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang di ambil. Contoh tindakan perawat dalam
menjalankan fungsi independen adalah :
a. Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara fisik
untukmenentukan status kesehatan.
b. Mengidentifikasi tindakan keperawatn yang mungkin dilakukan untuk memelihara atau
memperbaiki kesehatan.
c. Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
d. Mendorong untuk berperilaku secara wajar.
2. Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang
menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infuse,
pemberian obat, dan melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis
menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat yang berdasarkan peruintah dokter,
dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam tanggung jawab perawat.
3. Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan.
Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi
mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasa tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin
oleh seseorangdokter. Sebagai sesame tenaga kesehatan, masing –masing tenaga kesehtan
mempunyai keawajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan
bidang ilmunya. Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya pelayanan kesehatan.
Contohnya, untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi
berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan makanan yang diperlukan bagi
ibu dan perkembangan janin. Ahli gizi memberikan konstribusi dalam perencanaan makanan
dan perawat mengajarkan pasien memilih makan sehari-hari. Dalam fungsi, perawat
bertanggung jawab secara bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan
pelayanan kesehatan terutama untuk bidang.

Saat menjalankan fungsi perawat, ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh perawat yaitu :
1. Penatalaksaan kasus adalah dalam menerapkan proses keperawatan dan prinsip-prinsip
kesehatan masyarakat pada pekerja dan tempat kerja. Dengan kata lain penatalaksanaan
kasus adalah penerapan standard pelayanan klinis keperawatan pada tenaga kerja.
2. Penalataksanaan program adalah penerapan fungsi-fungsi adminstarsi pada program-
program kesehatan dan keselamatan kerja.
C. Karaktersitik dasar teori keperawatan
Karakterstik dasar teori keperawatan diantaranya sebagai berikut :
1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefinisikan sebagai hubungan uanmg spesifik
dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat
sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau
rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan.
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman yang berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan.
D. Tren Keperawatan
Setelah tahun 2000, dunia bangsa Indonesia memasuki era globalisasi , Pada tahun 2003
era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke
dalam negri. Pada msa itu mulai terhadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan
masyarakat dimana pola kehidupan tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju.
Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat
khususnya asoek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisasi, pencemaran,kecelakaan,
disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi,
kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam
keluarga dan umur harapan harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah
kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degenratif.
Pada masyarakat yang menuju kearah modern, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang professional. Keadaan ini memberikan
implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standard global
internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan
professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya,
memiliki wawasan yang luas dan menguasai perkembangan iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia
masih belum menggembirakan, banyak yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran
perawat professional, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan
S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di Negara barat pada tahun 1869
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan, (standartd, bentuk praktik keperawatan,
lisensi).
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negative terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan
kesehatan “sehat untuk semua pada tahun 2010”, maka solusi yang harus ditempuh
adalah :
a. Pengembangan pendidikan keperawatan
System pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi
dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Pendidikan D111, S1, dan S2
Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga
perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih
terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.
b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional Departemen Kesehatan RI
sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik
keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional
dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin
kepuasan konsumen/klien
c. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis
serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

Anda mungkin juga menyukai