Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES KEPERAWATAN PADA KEPERAWATAN


GAWAT DARURAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gawat Darurat

DISUSUN OLEH

Erika Detuage

Melciana Widya Latif

Nurfelya Datu

Ahmad Ramdhani Yakob

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “Proses Keperawatan Pada
Keperawatan Gawat Darurat”

Adapun tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Keperawatan Gawat Darurat Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen Pengampuh Selaku


Dosen Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.

Saya menyadari, proposal yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. I
DAFTAR ISI.............................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan…. ............................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan................................................................................ 1
1.4 Metode Penulisan………...……........................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Keperawatan Gawat Darurat............................................ 2
2.2 Filosofi Keperawatan Gawat Darurat ................................................ 2
2.3 Tujuan Keperawatan Gawat Darurat……............................................. 2
2.4 Karakteristik Pelayanan Keperawatan Di Unit Gawat Darurat ........ 2
2.5 Standar Keperawatan…………….............................................................. 2
2.6 Prinsip Umum Asuhan Keperawatan ……………......................................2
2.7 Pelayanan Kesehatan Multidisiplin ……………........................................ 2
2.8 Alur Pelayanan Pasien Di Unit Gawat Darurat ……………............... 2
2.9 Prioritas Kegawatan di Gawat Darurat ………………………............... 2
2.10 Pencegahan Infeksi …………………..………………………............... 2
2.11 Kegiatan Pokok Kewaspadaan Universal Precaution ………............. 2
2.12 Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat ……………….………............. 2
2.13 Lingkup Keperawatan Gawat Darurat ..………………….………............. 2
2.14 Peran dan Fungsi Gadar…………....………………….………............. 2
2.15 Kemampuan Minimal Perawat UGD (Depkes, 1990)………............. 2
2.16 Aspek Hukum Dalam KGD…………………………………............. 2
2.17 Peran dan Fungsi Gadar ………………………………………............. 2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………… ……………………………………….............2


BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan


keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah pihak
yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang
memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan kepada klien
untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat
dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat
meningkatkan kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam
proses keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah
proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam
melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan
kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses
keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah
yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.

Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat
itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau
menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum
perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber untuk membantu dalam menentukan
keefektifan perawatan dan untuk membantu menyusun prioritas keperawatan
berkesinambungan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal.
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan.
b. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
c. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.
d. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.

C. Manfaat
1. Untuk kebutuhan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugatdantanggungjawabdalampelaksanaankeperawatan

D. MetodePenulisan
1. Mengumpulkan data dari perpustakaan
2. Mencari referensi di internet
3. Diskusi kelompok
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Gawat Darurat


Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawat daruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan diruang gawat darurat

2.2 Filosofi Keperawatan Gawat Darurat

1. Universal
Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang komprehensif
dan dilakukan kepada semua manusia yang membutuhkan bantuan dalam keadaan
gawat darurat dan diperlukan pemikiran yang mencakup seluruh sistem organ tubuh.
2. Penanganan oleh siapa saja
Penangan keperawatan gawat tidak hanya bias dilakukan oleh tenaga kesehatan,
namun semua masyarakat bias melakukannya dengan syarat telah mendapatkan
pelatihan khusus mengenai penanganan pasieng awat darurat.
3. Penyelesaian berdasarkan masalah
Penyelesaian terfokus pada masalah yang dialami pasien karena dalam
kegawatdaruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan waktu dalam
menyelamatkan nyawa seorang pasien.

2.3 Tujuan Keperawatan Gawat Darurat


1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai
3. Menanggulangi korban bencana
4. Penderita Gawat Darurat
5. Kematian dapa tterjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dans
alah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernapasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pankreas
g. Penyebab Kegagalan Organ:
1) Trauma/cedera
2) Infeksi
3) Keracunan (poisoning)
4) Degenerasi (failure)
5) Asfiksia
6) Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of
wafer and electrolit)
7) Dan lain-lain.
Kegagalan system susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6
menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang lebih lama.

2.4 Karakteristik Pelayanan Keperawatan Di Unit Gawat Darurat


Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta
memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien
meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter
gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasie
fektivitas pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat
sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat
catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan
menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang
dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional
mereka.
1. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi: kondisi klien, jumlahkliendankeluarga
yang datang
2. Kecemasan tinggi/panik dari klien dan keluarga
3. Keterbatasan sumber daya dan waktu
4. Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia,
dengan data dasar yang sangat terbatas
5. Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan
yang tinggi
6. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja di
ruang gawat darurat

2.5 Standar keperawatan


Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya memegang
tanggung jawab, dan didefinisikan sebagai cara seorang perawat yang bijaksana akan
memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Pada tahun 1983, emergency
nurses association (ENA) membuat standar keperawatan untuk semua perawat
profesional yang bekerja di lingkungan gawat darurat. Selanjutnya standar tersebut
berfungsi sebagai rujukan untuk menentukan apakah kelalaian perawat gawat darurat
menyebabkan atau berperan terhadap hasil pasien yang merugikan.

2.6 Prinsip Umum Asuhan Keperawatan


1. Menerapkan prinsip universal precaution dan asuhan yang aman untuk klien
2. Cepat dan tepat
3. Tindakan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah fisik dan psikososial klien.
4. Monitoring kondisi klien
5. Penjelasan dan pendidikan kesehatan
6. Asuhan diberikan menyeluruh (triase, proses resusitasi, stabilisasi, kematian, dan
penanganan bencana)
7. Sistem dokumentasi dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat
8. Aspek etik dan legal keperawatan perlu dijaga

2.7 Pelayanan Kesehatan Multidisiplin


1. Dokter
2. Perawat
3. Ahli rontgen
4. Petugas Laboratorium
5. Petugas ambulans
6. Petugas pembinaan mental

2.8 Alur Pelayanan Pasien Di Unit Gawat Darurat


1. Sistem yang terganggu: di triase keluhan utama pasien dikaji, lalu ditetapkan organ
yang mungkin terganggu dan asal gangguannya (misalnya; bedah, penyakit dalam,
kebidanan).
2. Tingkat kegawatan yang diderita : di triase tingkat kegawatan pasien ditentukan
(gawat darurat/darurat tidak gawat/gawat tidak darurat/tidak gawat & tidak darurat)
3. Triasebertujuan:
a. Menjaga alur klien di IGD
b. Menetapkan derajat kegawatan klien
c. Klasifikasi (Kode/Warna)
1) Biru menandakan sangat gawat darurat dan membutuhkan bantuan sesegera
mungkin
2) Merah menandakan Gawat dan Darurat
3) Kuning menandakan Darurat tidak gawat
4) Hijau menandakan Tidak gawa tdan tidak daurat
5) Hitam menandakan death on arrival
d. Memberikan tindakan yang cepat dan tepat
e. Meningkatkan kualitas pelayanan
f. Tindakan Tambahan Di Triase
1) Memberikan informasi untuk pasien dan keluarga yang datang,
2) Memberikan petunjuk kesehatan,
3) Menunjukkan arah,
4) Menerima telpon, dan komunikasi.
5) Perawat triase harus perawat yang berpengetahuan, berpengalaman, dan
memiliki kemampuan pengkajian cepat (rapid assessment) untuk menentukan
tingkatan kegawatan klien

2.9 Prioritas Kegawatan di Gawat Darurat


1. SangatGawatDarurat (sangatmegancamkehidupan)
1. Henti jantung (cardiac arrest)
2. Kesulitan bernafas
3. Syok
4. Infarkmiokard
5. Cedera kepala berat
6. Keracunan
a. Gangguan vertebrata
2. Gawat Darurat (mengancam kehidupan)
a. Nyeri dada
b. Multipel injuri berat
c. Luka terbuka dada dan abdomen          
d. Kelainan persalinan
e. Perdarahan tidak terkontrol/mayor
f. Kejang
4. Darurat tidak gawat
a. Nyeri karena gangguan paru   
b. Luka bakar
c. Multipel fraktur
d. Penurunan kesadaran
e. Diare, muntah terus menerus
f. Panas tinggi

5. Reaksi Emosi Di Unit Gawat Darurat


1. Cemasbahkanpanik
a. Berulang-ulang menanyakan hal tertentu
b. Gerakan yang berulang-ulang
c. Mimik muka tidak tenang
d. Tidak dapat bekerja sama
e. Meningkat tekanan darah, nadi, pernafasan
f. Tindakan keperawatan
1) Kaji tanda-tanda vital pasien
2) Kaji fokus pembicaraan
3) Kaji alasan dan tingkat kecemasan
4) Orientasikan orang, ruang, dan waktu
5) Jelaskan ketentuan yang berlaku di gawat darurat
6) Jelaskan program pengobatan dan alasan
7) Biarkan orang terdekat menemani dan membantu pasien
8) Bersikap tenang, tidak panik dan tegas

2. Kehilangan
a. Menolak/tidak percaya
b. Marah
c. Tawar menawar
d. Depresi
e. Menerima
f. Prinsip tindakan keperawatan adalah untuk keluarga pasien yang meninggal:
1) Cek agama agar dapat memberikan asuhan yang sesuai agama pasien
2) Empati akan kondisi keluarga; menunjukkan ekspresi muka tenang dan
tersenyum, menatap keluarga
3) Mendengar aktif keluhan
4) Berdiri di samping keluarga dengan tenang
5) Memberikan lingkungan yang tenang,
6) Memberikan dukungan sesuai agama
7) Merujuk ke tim bina rohani

2.10 Pencegahan Infeksi


Jenis tindakan beresiko penularan:
1.Resiko rendah
Kontak langsung dengan kulit, tidak terpapar darah langsung. Misalnya; melakukan
penyuntikan, perawatan luka ringan. Alat pelindung sarung tangan.
2.Resiko sedang
Adanya kemungkinan terkena darah namun tidak ada cipratan. Misalnya; membersihkan
ceceran darah, perawatan luka berat, pemasangan infus, penanganan bahan pemeriksaan
laboratorium. Alat pelindung; sarung tangan, mungkin perlu baju pelindung
3. Resiko tinggi
Adanya kemungkinan terkena darah dan kemungkinan terciprat, perdarahan masif.
Misalnya; tindakan bedah mayor, bedah mulut, penghentian perdarahan masif, persalinan
pervagina. Alat pelindung; sarung tangan, gaun pelindung, kaca mata kerja, masker, sepatu
bot.

2.11 Kegiatan Pokok Kewaspadaan Universal Precaution


1. Cuci tangan
2. Pemakaian alat-alat pelindung: pemakaian sarung tangan, masker, kacamata
pelindung, baju pelindung, sepatu karet/bot, topi
3. Menggunakan praktik yang aman
4. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

2.12 Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat


Karakteristik
1. Dilakukan secara cepat
2. Dilakukan sesuai dengan prioritas kegawat daruratan
3. Pengkajian fokus pada keadaan pasien 
          
2.13 Lingkup Keperawatan Gawat Darurat
1. Umum
a. Kesan perawat terhadap pasien saat datang
b. Sakit berat
c. Sakit sedang
d. Sakit ringan
2. Kesadaran (penilaiandenganGCS)
a. Alert/sadar lingkungan
b. Verbal/menjawab pertanyaan
c. Pain/nyeri
d. Unresponsive/tidak bereaksiss
3. Primer ( Basic Life Support)
a. ABC (Airways, Breathing, Circulation) pada pasien tanpa penyakit jantung
maupun kecelakaan.
b. CAB (Circulation, Airways, Breathing) pada pasien yang mengalami cardiac
arrest.
4. Sekunder
a. Drug, Defibrilation
b. EKG dan Exposure
c. Fibrilator (dengan Defibrilation Cirulation Shock)
d. Gaughing (tanyakan penyebab cardiac arrest)
e. Human Mentation (memulihkan fungsi jiwa)

2.14 Peran & Fungsi Perawat Gadar


 Fungsi Independen
 Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
 Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi
lain
 Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantudalam program kesehatan. (Perawat
sebagaianggota Tim Kesehatan)
 Merawat & menjaga keutuhan alat agar siap pakai
 Sebagai operator untuk alat kedokteran : ekg, defibrilator, respirator, nebulizer,
monitor jantung, air viva dll.
 Sebagai pemberi askep pasien gawat darurat selama 24 jam terus menerus
berkesinambungan, turut serta dalam klb.

2.15 Kemampuan Minimal Perawat UGD (Depkes, 1990)


 Mengenal klasifikasi pasien berdasarkan triase
 Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru otak, kejang, koma,
perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul & kasus ortopedi.
 Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat
 Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal
 Membuka & membebaskan jalan nafas (airway)
 Memberikan ventilasi pulmoner & oksigenisasi (breathing)
 Memberikan sirkulasi artificial denganjalankompresijantung (circulation)
 Menghentikan perdarahan, balut bidai, transportasi, pengenalan & penggunaan obat
resusitasi, membuat & membaca rekaman EKG.

2.16 Aspek Hukum Dalam KGD


Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD bertujuan meningkatkan kualitas
penanganan pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien. Aspek hukum
menjadi penting karena konsensus universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal
dan etika tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik. Tuntutan hukum dalam
praktek KGD biasanya berasal dari:
1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi Permasalahan etik dan hukum
KGD merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam kegawatdaruratan
medik yaitu :
a. Diagnosis keadaan gawat darurat
b. Standar Operating Procedure
c. Kualifikasi tenaga medis
d. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
e. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
f. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan)
g. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
h. Prinsip keadilan dan fairness
i. Kelalaian
j. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi : salah
obat, salah dosis
k. Diagnosis kematian
g. Surat Keterangan Kematian
h. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child abuse,
aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
i. Permasalahan dalam KGD dapat dicegah dengan :
j. Mematuhi standart operating procedure (SOP)
k. Melakukan pencatatan dengan bebar meliputi mencatat segala tindakan, mencatat
segala instruksi dan mencatat serah terima.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keperawatan kritis adalah Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawat daruratan


yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan
diruang gawat darurat

A. Filosofi Keperawatan Gawat Darurat

1. Universal
Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang komprehensif
dan dilakukan kepada semua manusia yang membutuhkan bantuan dalam keadaan
gawat darurat dan diperlukan pemikiran yang mencakup seluruh sistem organ tubuh.
3. Penanganan oleh siapa saja
Penangan keperawatan gawat tidak hanya bias dilakukan oleht enaga
kesehatan,namun semua masyarakat bias melakukannya dengan syarattelah
mendapatkan pelatihan khusus mengenai penanganan pasien gawat darurat.
4. Penyelesaian berdasarkan masalah
Penyelesaianter focus pada masalah yang dialami pasien karena dalam kegawat
daruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan waktu dalam menyelamatkan nyawa
seorang pasien.

A. Lingkup Keperawatan Gawat Darurat


1. Umum
e. Kesan perawat terhadap pasien saat datang
f. Sakit berat
g. Sakit sedang
h. Sakit ringan
5. Kesadaran (penilaiandenganGCS)
a. Alert/sadar lingkungan
b. Verbal/menjawab pertanyaan
c. Pain/nyeri
d. Unresponsive/tidak bereaksiss
6. Primer ( Basic Life Support)
a. ABC (Airways, Breathing, Circulation) pada pasien tanpa penyakit jantung
maupun kecelakaan.
b. CAB (Circulation, Airways, Breathing) pada pasien yang mengalami cardiac
arrest.
7. Sekunder
a. Drug, Defibrilation
b. EKG dan Exposure
c. Fibrilator (dengan Defibrilation Cirulation Shock)
d. Gaughing (tanyakan penyebab cardiac arrest)
e. Human Mentation (memulihkan fungsi jiwa)
B. Prinsip Umum Asuhan Keperawatan
1. Menerapkan prinsip universal precaution dan asuhan yang aman untuk klien
2. Cepat dan tepat
3. Tindakan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah fisik dan psikososial klien.
4. Monitoring kondisi klien
5. Penjelasan dan pendidikan kesehatan
6. Asuhan diberikan menyeluruh (triase, proses resusitasi, stabilisasi, kematian, dan
penanganan bencana)
7. Sistem dokumentasi dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat
8. Aspek etik dan legal keperawatan perlu dijaga

DAFTAR PUSTAKA

David Knighton, dkk,Tindakan-tindakanGawatDaurat, Jakarta, Kedokteran:EGC

Jhon A, Boswick, Ir, MD, PerawatanGawatDarurat, Jakarta, Kedokteran:EGC

Jhon Mills, MD, dkk, GawatDaruratParu-paru, Jakarta, Kedokteran:EGC

Luz Heller, Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri, Jakarta, Kedokteran:EGC

Marry EM, ProsedurKeperawatanDarurat, Missouri, EGC

Marry T, HO,MD, dkk, Resusitasi Kardio Pulmonal & Syok, Jakarta, Kedokteran:EGC
Michael S, Jastremski, Prosedur Kedaruratan, Jakarta, Kedokteran:EGC

Nancy L, Caroline, Emergency Care in the Street, Boston, Little Brown and Company

Tabrani Rab, Dr, Prinsip Gawat Paru, Jakarta, Kedokteran:EGC


Tim PPGD RSHS Bandung, ModulPelatihanPengelolaanPenderitaGawatDarurat, RSHS
Bandung

Anda mungkin juga menyukai