Anda di halaman 1dari 18

Makalah

CARA PEMBERIAN OBAT


(Oral, Injeksi Subcutan, Injeksi Intracutan, Injeksi Intravena, dan Injeksi
Intramuscular)

Di susun berdasarkan memenuhi tugas Mata kuliah IDK II

DI SUSUN OLEH :

ERIKA DETUAGE

C01417041

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah Berdirinya
Muhammadiyah Dan Amal-Amal Usaha di Daerah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah IDK 2 Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu da Dosen Pengampuh selaku


dosen mata kuliah IDK 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... I
DAFTAR ISI..........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan …………............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cara Pemberian Obat (ORAL)........................................................................ 4
2.2 Cara Pemberian Obat Injeksi Subkutan........................................................ 5
2.3 Cara Pemberian Obat Injeksi Intrakutan................................................................. 6
2.4 Cara Pemberian Obat Injeksi Intravena ................................................................. 7
2.4 Cara Pemberian Obat Injeksi Intramuskular.......................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 8
3.2 Saran.............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang


Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang
terjadi di dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan diantaranya
absorpsi obat, distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat
memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan kandungan obatnya seperti
paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif
(menaikkan fungsi atau respon tubuh), subtitutif (sebagai pengganti), efek kemoterapi
(berefek untuk mematikan atau menghambat), restorative ( berefek pada memulihkan fungsi
tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa
diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, penyakit
iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya :
oral, parenteral, rectal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dengan menggunakan
prinsip enam tepat dalam pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis, rute, waktu, dan
dokumentasi.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat sakral bagi manusia dimana manusia tersebut
harus menjaga keadaan tubuhnya agar tetap fit untuk melaksanakan segala aktifitas. Dari hal
ini kita juga harus memperahtikan sisi baik dan buruknya ketika kita mencoba untuk menjaga
agar tubuh kita tetap fit. Untuk sisi baik dan buruknya dipengaruhi oleh beberapa factor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat. Bagi masyarakat factor utama yang mempengaruhi
kesehatan yaitu lingkungan karena dari lingkungan yang baik pasti menunjang kesehatan kita
begitupun sebaliknya. Lingkungan yang kotor  membuat masyarakat dengan mudah terkena
penyakit. Kemudiian factor penunjang adalah prilaku dimana seorang tersebut akan
mencerminkan kepribadian seseorang, jika prilaku huidup sehat maka kita akan tetap sehat
begitupun sebaliknya.
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang tidak harus disepelehkan atau
dikesampingkan oleh masyarakat. Dengan adanya masalah tersebuut maka akan timbul pula
penanggulangannya tidak hanya dilihat dari segi yang ditimbulkan tetapi dilihat dari suma
segi yang mempengaruhi kesehatan.
Tekhnik pemberian  obat adalah cara untuk menghadapi masalah kesehatan yang
dialami oleh masyarakat. Masyarakat dapat dengan mudah memilih jenis maupun tekhnik
pemberian obat padanya. Untuk itu dalam menncapai kesehatan yang sempurna masyarakat
harus tahu bagaimana tekhnik pemberian obat itu sendiri.
Masalah kesehatan tidaklah gampang karena setiap masyarakat pasti merasakan hal
tersebut, di mulai dari gejuala hingga ytindak lanjutnya. Dalam makalah ini, kami mencoba
mengungkap kepada masyarakat tentang pemberian obat secara oral, sublingual, dan
parentral.

1.2     Rumusan masalah


         Bagaimana tekhnik pemberian obat secara oral, Injeksi Subkutan, Injeksi Intrakutan, Injeksi
Intravena, dan Injeksi Intramuskular?

1.3     Tujuan
         Agar mahasiswa memahami pemberiaan obat secara oral, sublingual, parentral dan anal
         Agar mahasiswa mudah melaksanakan praktek dengan teori yang telah di paparkan
         Agar mahasiswa mampu menerapkannya dalam dunia kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1     Cara Pemberian Obat (ORAL)


a. Pengertian
Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian obat
iniOral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman.
Oral merupakan suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara
memberikan obat-obatan  sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Obat dapat
juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN..
Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat,
tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif,
kurang disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak enak).
b. Tujuan Pemberian Obat
Tujuan dari pengobatan ini yaitu agar suatu obat dapat mencapai tujuan kesembuhan,
molekul obat harus dapat diabsorpsi pada saluran pencernaan dan masuk ke dalam
sistem sirkulasi dalam jumlah yang diinginkan. Karenanya pemberian obat yang
paling menyenangkan adalah pemberian secara oral. Hal tersebut dikatakan Guru
Besar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Matheus Timbul
Simanjutak.
Dalam pidato yang disampaikan pada pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar
Tetap Bidang Biofarmasi pada Fakultas Farmasi USU, belum belum lama ini,
Prof.Matheus mengatakan, untuk alasan itu pengertian dan antisipasi mekanisme dan
faktor yang mempengaruhi absorpsi dan metabolisme pada usus halus merupakan
salah satu hal yang sangat penting dalam penemuan obat baru.
Ia mengatakan, saat ini telah ditemukan dan mengalami kemajuan yang pesat
sejumlah pendekatan secara invitro berdasarkan isolasi sel, sel kultur (cultured cell)
yang digunakan untuk memprediksi permiasi sel, absorpsi dan metabolisme pada
saluran pencernaan dari molekul obat. Lebih lanjut ia menjelaskan, beberapa faktor
pendukung utama yang dibutuhkan telah dapat dipenuhi, seperti kebutuhan untuk
kualitas yang tinggi, database yang kaya akan informasi terhadap mana metode
pengujian yang ditemukan dapat diprevalidasi dan divalidasi.
Dengan demikian, katanya, penemuan obat secara preklinik berubah dengan cepat dan
pengaturan pendekatan invitro dalam proses ini menjadi lebih penting, karena metode
yang dipakai sangat berguna dalam proses penemuan dan perkembangan obat
terutama merancang penelitian preklinik paling awal.
Dari berbagai hasil penelitian memperlihatkan keberhasilan strategi untuk
meningkatkan absorpsi obat dengan pemberian melalui oral dengan merancang
struktur molekul berdasarkan mekanisme transpor obat melalui membran usus halus,
ujarnya
c. Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur, tujuan, dan manfaat pemberian obat
d. Perisapan Alat
 Baki berisi obat
 Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
 Pemotong obat (bila diperlukan)
 Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
 Gelas pengukur (bila diperlukan)
 Gelas dan air minum
 Sedotan
 Sendok
 Pipet
 Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
e. Cara Kerja
 Siapkan peralatan dan cuci tangan
 Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan
pengisapan lambung dll)
 Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu
dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada
perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter
yang meminta.
 Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah
obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
2.2 Cara Pemberian Obat (Injeksi Subkutan)
a. Pengertian
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006).
Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada
daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah
dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini
umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk
mengontrol kadar gula darah. Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang
disuntikanakan diabsorbsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi npanjang (slow and
sustained absorption).
b. Tujuan Pemberian Obat
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh: Vaksin, uji
tuberculin)
c. Persiapan Pasien
 Pastikan kebutuhan klien dalam pemberian obat SC
 Sampaikan salam
 Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
d. Persiapan Alat
 Baki/meja obat
 Jarum dan spuit tuberculin atau insulin.
 Kapas alkohol/alkohol swab
 Bak spuit
 Buku obat/catatan
 Bengkok obat
 Sarung tangan
 Tempat sampah medis khusus
 Perlak/pengalas.

e. Cara Kerja
 Cuci tangan 
 Dekatkan alat-alat ke klien
 Beritahu kembali klien akan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
 Pilih area tempat penyuntikan melalui inspeksi ukuran dan keutuhan otot.
Pertimbangkan area tempat penyuntikan dengan dosis obat yang diberikan.
 Tentukan lokasi area penyuntikan SC yang terbebas rasa nyeri, bengkak,
jaringan parut atau peradangan di area perut, scapula, ventrogluteal dan
dorsogluteal.
 Pasang pengalas
 Pasang sarung tangan terutama pada tangan yang tidak dominan, disesuaikan
dengan kebutuhan.
 Bersihkan dengan kapas alkohol/alkohol swab area yang akan dilakukan
penyuntikan dengan cara melingkar dari pusat ke arah luar atau sekali usap
biarkan agak mengering.
 Ambil spuit, lepaskan penutup jarum, serta keluarkan udara dari spuit. Pegang
spuit dengan tangan yang dominan.
 Tempatkan tangan yang tidak dominan di seberang sisi tempat penyuntikan,
mengangkat otot ke atas (seperti mencubit) area penyuntikan, hati-hati jangan
sampai menyentuh area penyuntikan.
 Pegang spuit diantara ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang dominan.
Suntikkan dengan cepat pada sudut 45 derajat sampai 90 derajat tergantung
drai banyaknya jaringan adipose. Lepaskan regangan.
 Aspirasi dengan perlahan. Jika darah terhisap oleh jarum, cabut jarum tersebut
dan buang serta ganti dengan obat yang baru.
 Jika darah tidak terhisap, suntikkan obat tersebut secara perlahan dengan
sedikit tekanan sampai obat habis.
 Angkat jarum dengan cepat sambil menekan kulit pada area penyuntikan,
tempatkan kapas alkohol/alkohol swab diatas lokasi penyuntikan.
 Tutup jarum spuit dengan penutupnya dengan teknik one hand, lalu buang ke
tempat sampah medis khusus benda tajam.
 Lepaskan sarung tangan.
 Bantu klien mengatur kembali posisinya.
 Evaluasi respon klien setelah pemberian obat subkutan (SC)
 Sampaikan salam terminasi
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi hasil tindakan pemberian obat SC
2.3     Cara Pemberian Obat (Injeksi Intrakutan)
a. Pengertian
Pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam jaringan kulit
yang di lakukan untuk tes alergi terhadap obat yang akan diberikan .pada umumnya
diberikan pada pasien yang akan diberikan obat antibiotic. Pemberian intrakutan pada
dasarnya dibawah kulit atau dapat dibawah dermis atau epidermis. Secara umum pada
daerah lengan tangan dan daerah ventral.
b. Tujuan Pemberian Obat
 Melaksanakan uji coba obat tertentu,yang di lakukan dengan cara memasukan
obat ke dalam jaringan kulit yang di lakukan untuk tes alergi dan skin test
terhadap obat yang akan di berikan.
 Memberikan obat tertentu yang pembariannya hanya dapat di lakukan dengan cara
di suntik intrakutan,pada umumnya di berikan pada pasien yang akan di berikan
obat antibiotic.
 Membantu menentukan diagnose penyakit tertentu
c. Persiapan Pasien
 Sampaikan salam
 Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
d. Persiapan Alat
 Baki/meja obat
 Jarum dan spuit 1 cc.
 Kapas alkohol/alkohol swab
 Bak spuit
 Buku obat/catatan
 Bengkok obat
 Sarung tangan
 Tempat sampah medis khusus
 Perlak/pengalas.
e. Cara Kerja
 Cuci tangan
 Dekatkan alat-alat ke klien
 Beritahu kembali klien akan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
 Pilih area tempat penyuntikan untuk intradermal adalah lengan bawah bagian dalam
dan punggung pada area scapula
 Pasang sarung tangan
 Bersihkan dengan kapas alkohol/alkohol swab area yang akan dilakukan penyuntikan
dengan cara melingkar dari pusat ke arah luar atau sekali usap biarkan agak
mengering.
 Ambil spuit, lepaskan penutup jarum, serta keluarkan udara dari spuit. Pegang spuit
dengan tangan yang dominan.
 Pegang dan regangkan kulit yang akan dilakukan penyuntikan dengan tangan yang
tidak dominan dan tangan yang dominan memegang spuit kearah klien.
 Pegang spuit diantara ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang dominan. Suntikkan
dengan sudut 15 derajat pada epidermis, lalu dorong pengokong spuit dengan cairan
obat. Obat ini akan menimbulkan tonjolan di bawah permukaan kulit sebanyak 0,1 cc,
berikan tanda lingkaran dengan pulpen di area penyuntikan. Untuk obat tuberculin
masukan 0,5 cc sampai diameter undurasi 6 mm.
 Cabut jarum tersebut, usap pelan-pelan area penyuntikan dengan kapas antiseptic
tanpa memberikan pijatan, jika tidak ada kontraindikasi (vaksinasi)
 Tutup jarum spuit dengan penutupnya dengan teknik one hand, lalu buang ke tempat
sampah medis khusus benda tajam.
 Lepaskan sarung tangan.
 Bantu klien mengatur kembali posisinya.
 Evaluasi respon klien setelah pemberian obat intracutan (IC) dan rencana tindak lanjut
 Sampaikan salam terminasi
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan
 Dokumentasi hasil tindakan pemberian obat IC

2.4     Cara Pemberian Obat (Injeksi Intravena)


a. Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pemberian obat intravena adalah
pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena
menggunakan spuit. Pemberian obat secara intravena merupakan pemberian obat yang
sangat berbahaya. obat tersebut bereaksi dengan cepat karena obat masuk kedalam
sirkulasi klien secara langsung.
b. Tujuan Pemberian Obat
 Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.
 Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
 Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
c. Persiapan Pasien
 Sampaikan salam
 Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
d. Persiapan Alat
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alcohol
 Sarung tangan
 Obat yang sesuai
 Spuit 2 ml – 5 ml
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Perlak pengalas
 Pembendung vena (torniquet)
 Kassa steril (bila perlu)
 Bengkok
e. Cara Kerja
 Cuci tangan
 Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
 Salam terapeutik
 Identifikasi klien
 Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
 Atur klien pada posisi yang nyaman
 Pasang perlak pengalas
 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
 Letakkan pembendung
 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa
gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang
berlebihan.
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan
gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu
sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme.
 Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
 Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang
dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan
ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
 Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan
tangan dominan menarik plunger.
 Observasi adanya darah pada spuit
 Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
 Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
 Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
 Kembalikan posisi klien
 Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
2.3     Cara Pemberian Obat (Injeksi Intramuscular)
a. Pengertian
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan  langsung ke dalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini
dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk syaraf, misalnya pada bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan
bagian atas.
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi (setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah). Aliran darah
tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikkan
b. Tujuan Pemberian Obat
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang  yang diberikan
obat secara intra muskulus (IM). Tujuan pemberian obat dengan cara ini adalah agar
absorpsi obat lebih cepat. Dan pemberian obat itu harus mendapatkan persetujuan dari
dokter
c. Persiapan Pasien
 Sampaikan salam
 Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
d. Persiapan Alat
 Sarung tangan 1 pasang
 Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
 Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5  inci untuk dewasa; 25-27 G dan
panjang 1 inci untuk anak-anak)Bak spuit
 Kapas
 Alkohol dalam kom (secukupnya)
 Perlak dan pengalas
 Obat sesuai program terapi
 Bengkok
 Buku injeksi/daftar obat
e. Cara Kerja
 Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
 Memasang perlak dan alasnya
 Membebaskan daerah yang akan di injeksi
 Memakai sarung tangan
 Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi terhadap
adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut, memar, abrasi
atau infeksi)
 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke luar
diameter ±5cm)
 Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
 Memasukkan  spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
 Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
 Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
 Mencabut jarum dari tempat penusukan
 Menekan daerah tusukan dengan kapas  desinfektan
 Membuang spuit ke dalam bengkok.
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian obat
ini Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman.
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis
Pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam jaringan kulit
yang di lakukan untuk tes alergi terhadap obat yang akan diberikan .pada umumnya diberikan
pada pasien yang akan diberikan obat antibiotic.
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan dengan cara
dimasukkan  langsung ke dalam otot (muskulus).
3.2 Saran
Dalam makalah ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk pemberian obat, kami penulis
menyarankan kepada pembaca khususnya para petugas medis untuk lebih tahu tentang letak
pemberian obat pada bagian tubuh.
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak
baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas
kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri
kita sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, eny ratna, dkk. 2009. KDPK kebudanan teori dan aplikasi. Yogyakarta. Medical
book
A.Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia : EGC
A.Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik :
Salemba Medika
Dr. Lyndon Saputra. 2013. Keterampilan Dasar Untuk Perawat dan Bidan : Binarupa Aksara
Publisher
Eny Retra Ambarwati, Tri Sunarsih. 2009.KDPK Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika
Kumiyati, yuni. 2010. keterampilan dasar praktek klinik kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya
Hidayat, A. azis alimul. 2009. Keterampilan praktek klinik untuk kebidanan. Jakarta.
Salemba medica
Potter, Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 : Salemba Medika
http://bersamaperawat.blogspot.com/2018/01/sop-injeksi-pemberian-obat-subkutan-sc.html

http://bersamaperawat.blogspot.com/2018/01/sop-injeksi-pemberian-obat-intracutan-ic.html

https://www.kompasiana.com/noviantinurjamilah/54f94b12a33311b77f8b4abb/prosedur-pemberian-
obat-melalui-intravena-iv

https://www.kompasiana.com/dedimukhibudin/54f9502ba33311ed068b4c8a/prosedur-pemberian-
obat-im-intra-muskuler

Anda mungkin juga menyukai