Anda di halaman 1dari 10

DINDA ALIFIYA ROHMAH

S1 KEPERAWATAN/semester 1

BAB I
UNIT FUNGSIONAL TERKECIL DARI ORGANISME
Sel adalah unit terkecil yang ada dalam jaringan makhluk hidup. Meskipun kecil, sel dapat
menyusun tubuh makhluk hidup, sehingga dapat menciptakan pengorganisasian yang
sistematis. Sel sebagai unit struktural dan fungsional kehidupan. Artinya, sebagai unit struktural
setiap makhluk hidup tersusun dari sel-sel. Sementara sebagai fungsional berarti semua fungsi-
fungsi kehidupan berlangsung di dalam sel.
BENTUK UTAMA SEL :
1. Sel Prokariotik
Sel prokariotik, merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki metabolisme paling
bervariasi. Istilah prokariotik sendiri memiliki arti “sebelum nukleus” yaitu suatu organisme
bersel satu tanpa adanya nukleus. Hal ini membuktikan bahwa sel prokariotik ini terlebih
dahulu ada dibandingkan sel eukariotik. Sel prokariotik memiliki tiga komponen dasar, di
antaranya adalah plasmalemma, ribosom, dan nukleoid. Beberapa sel prokariotik tidak memiliki
kapsul yang menyelubungi dinding sel, kecuali prokariot yang dapat berfotosintesis. Sel
prokariot juga dapat mengabsorbsi bahan organik untuk pertumbuhannya.
2. Sel Eukariot
Sel eukariot adalah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi oleh membran,
sehingga sel eukariotik memiliki dua membran yaitu membran sitoplasma dan membran inti
(membran nukleus).Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah nukleus yang
dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur, serta fungsi tertentu dan
terbungkus dalam sebuah membran. Karena itu, bentuknya kokoh dan tersusun dengan teratur.
Secara umum, sel eukariotik ini merupakan hasil evolusi secara fisik dan biologis yang terjadi
berjuta tahun yang lalu, di mana sel ini terbentuk dari sekelompok organisme anaerobik dan
organisme aerobik yang berhubungan secara simbiosis.Kemudian sel tersebut dapat hidup
bersama, dan hidup saling ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel
eukariotik.
ADVEMENT
 Bagian-bagian sel, mulai dari membran hingga vakuola.
 Bagian-Bagian Sel.Membran sel, yaitu membran yang berfungsi melindungi isi sel dan
tempat keluar masuknya bahan yang ada di dalam sel
 Dinding sel, merupakan dinding sel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan,
bersifat kaku dan kekakuan tersebut memberi bentuk pada sel.
 Kloroplas, adalah organel yang hanya dapat ditemukan pada sel tumbuhan. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil
 Sitoplasma, berbentuk gel yang kental dan terdapat dalam semua organel
 Mitokondria, merupakan tempat pembangkit energi untuk keperluan sel. Sel yang
aktif biasanya lebih banyak memiliki mitokondria
 Membran inti, merupakan bagian yang melindungi inti, dan tempat lalu lintas bahan
inti
Inti, yang berfungsi mengontrol semua kegiatan sel
 Vakuola, adalah tempat untuk menyimpan makanan dan zat-zat kimia lainnya.
BAB II
REPRODUKSI SEL

Reproduksi sel adalah proses yang terjadi dalam semua bentuk kehidupan dan yang menjamin
keabadian keberadaannya, serta pertumbuhan, penggantian jaringan, dan reproduksi pada
makhluk multiseluler. Sel adalah unit dasar dari semua kehidupan yang diketahui. Masing-
masing dari mereka, seperti makhluk hidup, memiliki waktu hidup, di mana mereka tumbuh,
matang dan kemudian mereproduksi, melalui berbagai mekanisme biologis yang
memungkinkan pembentukan sel-sel baru, mereplikasi informasi genetik dan memungkinkan
siklusya kembali ke awal. Reproduksi sel terjadi hingga pada titik tertentu dalam kehidupan
makhluk hidup, sel-selnya berhenti bereproduksi (atau melakukannya secara efisien) dan mulai
menua.Tetapi sampai itu terjadi, reproduksi sel memiliki tujuan meningkatkan jumlah sel yang
ada dalam suatu organisme. Dalam kasus organisme bersel tunggal, reproduksi sel membuat
organisme yang sama sekali baru. Reproduksi sel umumnya terjadi ketika ukuran sel telah
mencapai ukuran dan volume tertentu, yang biasanya mengurangi efektivitas proses
transportasi nutrisinya dan, dengan demikian, pembagian individu jauh lebih efektif.
Pembagian Reproduksi Sel (Pembelahan Sel), terdiri dari:
1. Pembelahan Secara Langsung (Amitosis) – Pada proses pembelahan sel secara langsung
tidak terjadi fase-fase pembelahan, sehingga setiap sel akan langsung membelah
menjadi 2 sel anak. Pembelahan sel secara langsung disebut dengan pembelahan
amitosis. Pembelahan secara langsung ini dapat terjadi pada bakteri maupun berbagai
organisme uniseluller lainnya, contohnya amoeba.
2. Pembelahan Secara Tidak Langsung – Pada proses pembelahan sel secara tidak langsung
terjadi fase-fase pembelahan sel didalamnya, sehingga setiap sel akan langsung
membelah menjadi 2 sel anak.
 Tujuan Reproduksi Sel
Tujuan dari reproduksi sel yang paling utama adalah sebagai alat untuk mengembangbiakkan
dari setiap organisme multiseluler. Dengan adanya reproduksi sel akan menghasilkan suatu
pembelahan sel, sehingga akan terjadi pertumbuhan serta perkembangan organisme. Selain itu,
setiap reproduksi sel bisa juga menhasilkan sel-sel gamet yang berfungsi untuk melakukan
reproduksi sel secara genetik.
Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang macam-macam reproduksi sel.
1. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah bentuk pembelahan sel yang paling umum dari sel eukariotik. Dalam proses ini,
sel mereplikasi bahan genetiknya sepenuhnya, menggunakan metode pengorganisasian
kromosom di wilayah khatulistiwa inti sel, yang kemudian membelah menjadi dua,
menghasilkan dua kembar identik. Sisa sel kemudian mulai menggandakan dan perlahan-lahan
membelah sitoplasma, sampai membran plasma akhirnya membagi dua sel anak baru menjadi
dua.Hasil yang dihasilkan akan identik secara genetik dengan induknya. Mereka berkembang
biak melalui proses yang disebut mitosis, yang merupakan bentuk paling umum dari replikasi
sel. Mitosis dapat terjadi ketika area tubuh berkembang, ketika sel-sel tua diganti atau ketika
area tubuh menjadi rusak atau terluka.
Fase/tahapan pembelahan mitosis terbagi menjadi 4, diantaranya:
a.Profase
Tahap pertama dalam pembelahan mitosis. Pada fase ini, terjadi beberapa tahapan dalam sel,
yaitu Benang-benang kromatin yang ada di dalam inti sel berkondensasi membentuk
kromosom. Membran inti pecah diikuti menghilangnya nukleolus (anak inti).Kromosom mulai
terlihat menebal dan memendek. Kromosom menggandakan diri menjadi sepasang kromatid.
Sentriol membelah diri dan bergerak menuju arah kutub yang berlawanan. Di sekeliling sentriol
mulai terbentuk benang spindel, sehingga mirip dengan bentuk bintang yang dinamakan
aster.Benang Spindel merupakan bagian dari kromosom yang berfungsi menggerakkan
kromosom saat proses pembelahan sel sedang dimulai. Pada tahap berikutnya, benang spindel
menghubungkan kromosom dengan kutub sel melalui sentromer, ada juga yang
menghubungkan antar kutub sel. b. Metafase
Tahap ini dimulai dengan Metafase Sentriol yang telah berada di kutub sel, dimana Benang-
benang spindel terlihat semakin jelas. Kemudian, benang-benang spindel mengikat sentromer
dari masing-masing kromosom. Kromosom mengatur diri pada bidang ekuatorial yaitu suatu
bidang yang terletak diantara dua kutub sel. Pada tahap ini, biasanya kromosom berbentuk
seperti huruf V.
c. Anafase
Fase ini dimulai dengan beberapa tahap yaitu Anafase Kromatid yang saling berpisah satu sama
lain dari bagian sentromer kromosom. Masing-masing kromatid mengandung sentromer.
Benang-benang spindel memendek, sehingga masing-masing kromatid tertarik serta bergerak
mengarah ke kutub yang berlawanan.
d. Telofase
Merupakan tahap akhir dari pembelahan inti. Telofase ditandai dengan beberapa tahap seperti
benang-benang spindel yang menghilang.Setelah kromatid-kromatid sampai di tiap-tiap kutub,
bentuknya kemudian berubah menjadi sama. Membran inti mulai terbentuk dan melingkupi
kromatid-kromatid pada tiap-tiap kutub.Kromatid menjadi samar dan nukleolus mulai tampak.
Aster (sentriol yang dikelilingi benang-benang spindel) menghilang. Sitoplasma mengalami
penebalan dan membelah menjadi 2 sel anak (sitokinesis). Pada telofase, dihasilkan 2 sel
dengan kromosom diploid, Grameds.

2.Pembelahan Meiosis
reproduksi sel Meiosis adalah proses yang berbeda dari reproduksi sel yang khusus dilakukan
oleh organ reproduksi. Hasil meiosis adalah gamet pria maupun sel telur wanita, yang
merupakan sel-sel yang menggabungkan selama konsepsi. Pada laki-laki, gamet – atau sel
sperma – mengandung bahan kromosom yang diwariskan kepada keturunannya. Setelah
mencapai pubertas perempuan, sekresi hormon memicu produksi satu atau lebih sel telur per
bulan. Setelah beberapa waktu, oosit sekunder, yang merupakan telur matang, dilepaskan dari
ovarium. Proses meiosis lengkap pada wanita tidak benar-benar terjadi sampai telur dibuahi
oleh gamet.Seperti dengan gamet jantan, hanya 23 dari 46 kromosom betina dipindahkan ke
sel zigot, yang merupakan bentuk pertama janin. Selain itu, melalui pembelahan meiosis,
terdapat tiga cara menghasilkan variasi baru, yaitu: Variasi genetik melalui distribusi acak pada
tahap metafase I – Ketika tahap metafase I berlangsung, pasangan kromosom homolog secara
acak mengatur diri pada bidang ekuator. Setiap pasangan kromosom membawa ciri-ciri umum
sama, akan tetapi secara rinci pasangan kromosom ini membawa ciri-ciri yang berbeda.
Pemasangan secara bebas dan penyebaran secara acak pada kromosom ini akan membentuk
kombinasi genetik baru.Produksi serta penggabungan sel-sel gamet (haploid) – Variasi genetik
bisa dihasilkan melalui perkembangbiakan seksual atau percampuran secara genotif dari induk-
induk mereka. Pada sel-sel kelamin terdapat setengah jumlah kromosom sel induk, sehingga
memungkinkan terjadinya penggabungan sifat di antara sel sperma dengan sel ovum. Variasi
genetik melalui pindah silang di antara kromosom homolog Ketika tahap profase I berlangsung,
bagian yang sama dari homolog mungkin berubah. Melalui cara ini bisa dihasilkan pemisahan
gen-gen yang terpaut (lingked) dan kombinasi genetik.

3. Pembelahan Amitosis
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan amitosis atau pembelahan biner.
Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler, seperti bakteri, protozoa, dan
mikroalga. Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang
identik (sama satu sama lain). Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi
dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel
anakan.Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri
terdapat pada daerah yang disebut nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan
dengan DNA pada sel eukariotik. DNA pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler
sehingga tidak perlu dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan. Selain pada bakteri,
pembelahan biner juga dijumpai pada organisme eukariot,yaitu pada Protozoa. Pada beberapa
protozoa, benang-benang spindle terdapat di dalam inti, tidak dijumpai adanya
sentriol.Pembelahan biner dijumpai pada Protozoa, seperti Euglena sp (Flagellata),
Paramaecium sp (Ciliata), dan Arcella sp (Sarcodina). Salah satu pembelahan pada protozoa
adalah pada Euglena.Pada umumnya, Euglena berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan biner membujur. Pada mulanya membelah menurut poros bujur.Selnya yang
mempunyai 2 bulu cambuk dan kloroplas yang berbentuk piala serta mengandung pirenoid.
Sebelum membelah, pirenoid melebar melintang dan kedua bulu cambuknya saling berjauhan.
Pirenoid dan kloroplas lalu mengadakan lekukan dan selnya akan membelah menjadi dua
individu baru yang masing-masing dengan satu bulu cambuk disertai dengan pembentukan
stigma.

4. Gametogenesis
Proses pembentukan gamet disebut gematogenesis, yang berlangsung secara meiosis
(pematangan), yaitu perkembangan dari hasil akhir meiosis yang tidak langsung menjadi gamet.
Di bagian muka telah disinggung bahwa gametogenesis berlangsung di alat-alat kelamin baik
pada tumbuhan maupun hewan.Gametogenesis dibedakan menjadi dua yaitu spermatogenesis
(pembentukan sperma) dan oogenesis (pembentuikan ovum). Secara prinsip keduanya melalui
cara pembelahan yang sama, namun hasil akhirya berbeda.
5. Spermatogenesis
Proses ini berlangsung dalam alat kelamin jantan, pada hewan disebut testis terdapat bagian
yang disebut tubulus seminiferus.Pada bagian tersebut terdapat sel-sel primordial yang bersifat
tersebut berulang kali mengalami pembelahan secara mitosis, di antaranya membentuk
spermatogonium yang dianggap sebagai induk sperma. Spermatogonium bersifat diploid (2n),
dalam pertumbuhannya spermatogonium membentuk sel spermatosit primer yang bersifat
diploid pula, kemudian sel ini akan melakukan meiosis. Pada meiosis I, dihasilkan dua sel
anakan yang bersifat haploid.Pada meiosis II, setiap sel tersebut menghasilkan dua sel anakan,
hingga pada meiosis II terbentuk empat sel anakan yang disebut spermatid. Spermatid bersifat
haploid, yang dalam pertumbuhannya mengalami maturasi membentuk spermatozoon. Sel
spermatid dilengkapi dengan ekor sehingga spermatozoon dapat bergerak bebas bila berada
pada medium cair. Hasil akhir dari spermatozoon ( spermatozoa) fungsional dari satu sel induk
yang mengalami meiosis.

6. Oogenesis
Oogenesis berlangsung dalam ovarium hewan atau kandung lembaga dalam bakal biji pada
tumbuhan berbiji (gametofit betina). Sel primordial (asal) dalam ovarium yang bersifat diploid
ialah oogonium, dalam pertumbuhannya terbentuk oosit primer yang bersifat diploid. Sel ini
mengalami meiosis I sehingga terbentuk dua sel anakan, yang satu selnya kecil disebut badan
kutub primer. Keduanya bersifat haploid karena telah terjadi reduksi pada kromosom. Kedua
sel ini mengalami meiosis II. Pada sel oosit sekunder juga dihasilkan dua sel anakan, yang satu
kecil di sebut sel badan kutub, yang satu lagi ootid yang berlangsung pada meiosis I juga
berlangsung pada meiosis II, dan hasil anakan berupa dua sel badan kutub. Namun sel badan
kutub mengalami degenerasi dalam perkembangannya hingga akhirnya mati, sedangkan ootid
mengalami perkembangan menjadi ovom. Dengan demikian pada oogenesis, satu induk
akhirnya membentuk satu ovum yang fungsional dan tiga sel badan kutub yang tidak fungsional
(tidak terlibat dalam pembuahan). Dalam mempelajari sel makhluk hidup, Pendekatan Aplikatif
Untuk Profesi Kesehatan ini menyajikan pemahaman konsep biologi khususnya terhadap
organet sebagai organ serta kehidupan di dalam sel yang hidup.
BAB III
GENETIKA SEL
A. Pengertian genetika sel
Genetika adalah cabang biologi yang bersangkut-paut dengan pewarisan sifat (hereditas) dan
variasi . Genetika adalah cabang biologi yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan ekspresi
sifat-sifat menurun. Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi genetik.
1. Kromosom, Gen, dan DNA
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang tersusun dari DNA dan molekul lain di
mana informasi genetik tersimpan sel.
Kromosom terdiri atas 2 bagian yaitu :
 sentromer yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom
(arm) yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).
Sifat-sifat kromosom adalah:
 Hanya terlihat pada waktu sel membelah.
 Mempunyai ukuran panjang antara 0,2 –40 m (mikron).
 Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu
 kromosom dan tidak terletak di dalam inti sel.
 Kromosom sel eukariotik,jumlahnya bervariasi menurut jenis organisme
dan terdapat di dalam nukleus.
 Umumnya memiliki susunan kimia yang terdiri dari protein, DNA, dan
RNA.
 Protein terdiri dari histon dan nonhiston. (g). Memiliki beberapa enzim
yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.
2. DNA dan RNA
DNA adalah suatu polimer yang dibangun dari empat jenis monomer yang berbeda yang
dinamakan dengan nukleotida. Informasi yang dimiliki gen diwariskandalam bentuk urutan
nukelotida spesifik masing-masing gen. DNA(deoxyribo-nucleic acid, asam deoksiribo-nukleat)
merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang membawa
keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk hidup dalam keseluruhannya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. DNA merupakan suatu polimer nukleotida berupa rantai
ganda yang berpilin (double heliks). Molekul nukleotida terbentuk dari gula
ribosa/deoksiribosa, basa nitrogen, dan gugus phospat . Basa nitrogen terdiri atas purin
(Adenin/A dan Guanin/G) dan Pirimidin (Sitosin/C dan Timin/T). A selalu berpasangan dengan T,
C selalu berpasangan dengan G. Nukleotida diibaratkan sebuah tangga dimana: “Anak
tangganya” adalah susunan basa nitrogen ( A – T dan C – G) dan Kedua “ibutangganya” adalah
gula ribose/deoksiribosa. Model DNA pertama kali dibuat pada tahun 1953 oleh James D.
Watson dari Amerika Serikat dan Francis
Crick dari Inggris.
3.REPLIKASI DNA
Replikasi dna adalah suatu tahapan penggandaan DNA yang terjadi pada saat sebelum pembelahan sel
(interfase tahap sintesis DNA). Replikasi dilakukan dalam upaya membentuk DNA yang sama pada sel
hasil pembelahannya. Dalam proses replikasi DNA diperlukan enzim helikase, DNA polimerase, ligase,
ATP, GTP, CTP dan TTP. Enzim helicase berfungsi sebagai pembuka rantai ganda heliks. Enzim DNA
polimerase akan membentuk DNA baru dari satu rantai tunggal DNA. Enzim DNA ligase berperan dalam
melekatkan setiap fragmen Okazaki yang merupakan rantai pasangan semula yang tidak berhubungan
menjadi satu rantai yang utuh. Replikasi diawali dengan sintesis RNA primer. Arah replikasi 5’---- 3’

 Beberapa model replikasi DNA, yaitu


a. Teori konservatif: Pita DNA rangkap heliks tidak berpisah, langsung menjadi cetakan bagi pita DNA
baru. Akhirnya terbentuk dua pita rangkap heliks yang sama seperti asalnya .
b. Teori semi konservatif: Pita DNA rangkap heliks memisahkan diri menjadi dua pita tunggal yang
berperan sebagai pola cetakan. Setiap pita lama membentuk pita baru pasangannya, akhirnya terbentuk
dua pita rangkap heliks yang sama seperti asalnya.
c. Teori dispersive: Pita DNA heliks rangkap terputus-putus atas beberapa potongan. Setiap potongan
berpola sebagai pola cetakan, membentuk DNA baru pasangannya. Akhirnya terbentuk pita rangkap
heliks yang sama seperti asalnya.

4.RNA
RNA merupakan polinukleotida, namun ukurannya jauh lebih pendek dari polinukleotida penyusun DNA.
RNA hanya terdiri dari satu rantai. Gula pentosa yang menyusun RNA adalah gula ribosa. Basa nitrogen
yang menyusun RNA adalah: a. Purin yang terdiri dari adenin (A) dan guanin (G), b. Pirimidin yang terdiri
dari sitosin (C) dan urasil (U) RNA dibentuk oleh DNA di dalam inti sel.
 Macam-Macam RNA
1) RNA messenger (RNA duta) berfungsi membawa informasi genetik dari DNA berupa pesan dari inti
sel ke ribosom di sitoplasma. Pesan pesan ini berupa triplet basa nitrogen yang ada pada RNA duta yang
disebut kodon. Kodon pada RNA duta merupakan komplemen dari kodogen, yaitu urutan basa- basa
nitrogen/nukelotida pada DNA yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan RNA duta
oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi. Contoh: Kodogen (DNA) = ACG TGG ATA CCT Kodon
(triplet basa RNA d) = UGC ACC UAU GGA
2) RNA transfer (RNA pembawa asam amino dalam bentuk aminoasil tRNA). RNA pembawa berfungsi
mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom. Penerjemahan kode pada
mRNA oleh tRNA dikenal dengan nama translasi. Urutan basa nitrogen pada RNA transfer disebut
antikodon. Bentuk RNA transfer seperti daun semanggi dengan 4 ujung yang penting, yaitu: 1) Ujung
pengenal kodon yang berupa triplet basa yang disebut antikodon. 2) Ujung perangkai asam amino yang
berfungsi mengikat asam amino. 3) Ujung pengenal enzim yang membantu mengikat asam amino. 4)
Ujung pengenal ribosom. Contoh: Apabila kodon dalam RNA duta mempunyai urutan UGC ACC UAU
GGA maka antikodon yang sesuai pada RNA transfer adalah ACG UGG AUA CCU. 3) Ribosom RNA (RNAr)
berfungsi sebagai tempat pembentukan protein. Ribosom terdiri dari 2 sub unit, yaitu: 1) Sub unit kecil
yang berperan dalam mengikat RNA duta. 2) Sub unit besar yang berperan untuk mengikat RNA transfer
yang sesuai. 5. Sintesis Protein Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di
dalamnya penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis protein melibatkan DNA,
RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. Sintesis protein membutuhkan bahan dasar asam amino, dan
berlangsung di dalam inti sel dan ribosom (sitoplasma).
Tahap-tahap sintesis protein dibagi menjadi 2 yaitu: Transkripsi dan Translasi
a. Transkripsi
1) Berlangsung dalam inti sel.
2) Dimulai dengan membukanya rantai DNA heliks ganda membentuk gelembung transkripsi. Dengan
demikian RNA polimerase berikatan dengan DNA.
3) Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau antisense dan pita DNA
yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita sense.
4) Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak (template) dengan urutan basa nitrogennya
komplementer dengan basa nitrogen yang ada pada pita cetakan DNA.
5) Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA pencetak segera meninggalkan inti
nukleus menuju ke ribosom, tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri pada
leher ribosom. 6) RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap-siap untuk berperan dalam proses translasi
(sintesis protein).
b. Translasi
1) RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa nitrogen pada antikodon RNAt
berpasangan dengan tiga basa nitrogen pada kodon RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd
berpasangan dengan UAC pada antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh RNAt adalah metionin.
Dengan demikian nama asam amino merupakan terjemahan dari basa-basa nitrogen yang ada pada
RNAd.
2) Ribosom dengan RNAd bergerak satu kodon.
3) Sebuah asam amino ditambahkan pada rantai polipeptida.
4) Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali ke sitoplasma untuk mengulang
fungsinya dengan cara yang sama. RNAt berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd
berikutnya. Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida tertentu yang
terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dwi Kameluh, et al. TEORI BIOLOGI SEL. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021.

Agustina, D. K., Zen, S., Dede Cahyati Sahrir, S. P. I., Fadhila, F., AK, A., Vertygo, S. & Arianto, S.
(2021). TEORI BIOLOGI SEL. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

AGUSTINA, Dwi Kameluh, et al. TEORI BIOLOGI SEL. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021.

Jusuf, Ir Muhammad. "Biologi dan Reproduksi Sel."

Jusuf, I. M. Biologi dan Reproduksi Sel.

JUSUF, Ir Muhammad. Biologi dan Reproduksi Sel.

Snustad, D. Peter, et al. Genetika. Masarykova univerzita, 2017

Snustad, D. P., Simmons, M. J., Relichová, J., Doškař, J., Fajkus, J., Hořín, P. & Relichová, J.
(2017). Genetika. Masarykova univerzita.

SNUSTAD, D. Peter, et al. Genetika. Masarykova univerzita, 2017\


.

Anda mungkin juga menyukai