Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (1650) dalam bentuk sel mati
irisan pada gabus. Sel sebagai penyusun tubuh makluk hidup.
A. Teori Sel
1.Schleiden (1804-1891) dan Schwan (1810-1882)
Sel merupakan kesatuan struktural makluk hidup, jadi setiap makluk hidup terdiri
atas sel-sel.
2. Johanes Purkinje (1787-1869)
Protoplasma adalah cairan sel hidup yang merupakan bahan embrional da
dalam sel telur.
3. Robert Brown (1813)
Penemu inti sel merupakan bagian terpenting dari sel.
4. Felix Durjadin (1835)
Bagian sel yang terpenting adalah cairan dalam sel.
5. Max Schalze (1825-1894)
Sel merupakan kesatuan fungsional makluk hidup.
6. Rudolf Vircow (1858)
Sel merupakan kesatuan pertumbuhan makluk hidup artinya pertumbuhan
makluk hidup adalah sel perbanyakan dan pertumbuhan sel.
7. Penemuan akhir abad XIX
Sel merupakan kesatuan hereditas artinya setiap sifat-sifat yang diturunkan
selalu melalui sel.
B. Pembelahan Sel
Untuk pertumbuhan organisme, sel-sel harus mempunyai daya untuk reproduksi.
Pembelahan sel atau repriduksi sel ada 3 cara :
1. Amitosis
Pertumbuhan sel secara langsung tanpa fase-fase dari 1sel menghasilkan 2 inti
sel.
2. Mitosis
Pembelahan sel melalui fase-fase tertentu dari satu induk menghasilkan 2 sel
anakan yang sifatnya sama persis.
Tingkatan II
Berlangsung seperti mitosis, tetapi disini pada sel-sel haploid bidang equatorial
umumnya tegak lurus terhadap bidang equatorial, sehingga terjadi 4 sel
anakan/tetrade.
Pembelahan sel dibagi menjadi 2macam:
a. sitokinesis : pembagian sitoplasma sel
b. karyokinesis : pembagian inti sel
SEL (biologi)
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap selsel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing
golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.
Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel
eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi.
Struktur sel
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Struktur_sel
Secara umum setiap sel memiliki
membran sel,
sitoplasma, dan
inti sel atau nukleus.
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal
sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan
ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang
antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan
mineral di dalam tubuh tumbuhan.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma
berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel
yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel.
Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi"
di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin
mitokondria (kondriosom)
badan Golgi (diktiosom)
retikulum endoplasma
plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan
kromoplas)
vakuola (khusus tumbuhan)
Sel hewan
Sel hewan lebih kecil
daripada sel tumbuhan.
Tidak mempunyai
bentuk yang tetap.
Tidak mempunyai
dinding sel [cell wall].
Tidak mempunyai
vakuola [vacuole],
Menyimpan Menyimpan
walaupun terkadang sel
Mempunyai
tenaga
tenaga
beberapa hewan
vakuola
dalam
dalam
uniseluler memiliki
[vacuole] atau
bentuk
bentuk
vakuola (tapi tidak
rongga sel yang
butiran
butiran
sebesar yang dimiliki
besar.
(granul)
(granul)
tumbuhan). Yang biasa
pati.
glikogen.
dimiliki hewan adalah
vesikel atau [vesicle].
Tidak
Tidak
Mempunyai
Mempunyai sentrosom Mempunyai
sentrosom
[centrosome].
sentrosom
[centrosome].
[centrosome].
Tidak memiliki Memiliki lisosom
lisosom
[lysosome].
[lysosome].
Nukleus lebih
kecil daripada
vakuola.
Tidak
memiliki
nukleus
dalam arti
sebenarnya.
Tumbuhan
Tidak ada sentriol
Terdapat sitokinesis dan pembentukan
Tidak ada pembentukan dinding sel
dinding sel
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik,
Ada kutub animal dan vegetal
yang ada semacam epigeal dan hipogeal
Jaringan sel hewan bergerak
Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi
menjadi bentuk yang berbeda
bentuk yang berbeda
Terdapat proses gastrulasi
Terdapat proses histodifferensiasi
Tidak terdapat jaringan embrionik Meristem sebagai jaringan embrionik seumur
seumur hidup
hidup
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali
Terdapat batasan pertumbuhan
kemampuan akar dalam hal menopang berat
(ukuran tubuh)
tubuh bagian atas
Apoptosis untuk perkembangan
Tidak ada Apoptosis, yang ada lebih ke
jaringan, melibatkan mitokondria
arah proteksi diri, tidak melibatkan
dan caspase
mitokondria
Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah
DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk
menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini
berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang
dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel
dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan
mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang
menentukan diferensiasinya.
Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan.
Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel
embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi
instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel.
Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena
masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal
perkembangan embrio.
Sel-sel khusus
Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di
dalam sel darah merah, terdapat Haemoglobin sebagai pengganti nukleus
(inti sel).
Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan
uniseluler berklorofil.
Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan
meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini
sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.
Referensi
MEMBRAN SEL
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis
lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua
molekul dapat melalui membran sel.
Struktur
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer
dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2
lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah
secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara
tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran
sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas
bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi
semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid,
protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen muchus membran sel
semipermanen di lapisan membran
Kerangka membran
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak
termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang
mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran
selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut
total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke
dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang
terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah,
yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer
kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu
siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel
bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.
INTI SEL
dengan sitoplasma sel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang
memberi dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara
keseluruhan. Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu
membran luar, ruang perinuklear, dan membran dalam. Membran luar dari
nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar dan
bertaburan dengan ribosom. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap
sebagian besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul
dapat bergerak melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang
terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma
dengan sitosol. Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran
molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan
mRNA, digunakan untuk sintesis protein. Pori nukleus tersusun atas 4 subunit,
yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit lumenal, dan subunit ring. Subunit
kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus, subunit anular
berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori
nukleus, subunit lumenal mengandung protein transmembran yang
menempelkan kompleks pori nukleus pada membran nukleus, sedangkan
subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan
dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.
Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi oleh
membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan subnukleus
yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta gugus DNA. Contoh
utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang terutama terlibat dalam
pembentukan ribosom. Setelah diproduksi oleh nukleolus, ribosom diekspor ke
sitoplasma untuk menjalankan fungsi translasi mRNA.
DINDING SEL
ORGANEL
Skema sel hewan khusus yang menunjukkan komoponen subsel. Organel: (1)
nukleolus (2) nukleus (3) ribosom (4) vesikula (5) retikulum endoplasma kasar
(RE) (6) badan Golgi(7) Sitoskeleton (8) RE halus (9) mitokondria (10) vakuola
(11) sitoplasma (12) lisosom (13) sentriol
Dalam bidang biologi sel, organel ialah salah satu dari beberapa struktur dengan
fungsi khusus yang terapung-apung dalam sitoplasma sel eukariot. Dahulu,
organel dikenali melalui penggunaan mikroskop, serta juga melalui penggunaan
fraksinasi sel.
Beberapa organel yang besar mungkin berasal dari bakteri endosimbion:
kloroplas
plastida lain, seperti leukoplas, amiloplas, etioplas, elaioplas, rodoplas,
dan kromoplas.
mitokondria.
akrosom
sentriol
silium/flagelum
retikulum endoplasma
glioksisom
badan Golgi
lisosom
melanosom
mitosom
miofibril
nukleolus
nukleus
parentesom
peroksisom
ribosom
vakuola
vesikula
sitosol
sistem endomembran
nukleosom
mikrotubulus
membran sel
Mitokondria
Mitokondria (mitochondrion', plural: mitochondria') atau kondriosom
(chondriosome) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme
untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup.
Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di
sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan
lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatanlipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat
'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel
yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang
mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan
prokariot (bakteri) [Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan
hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA
pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas
yang terpisah dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan
antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri,
dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang
utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu,
mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik
inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki
bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur
yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
Struktur
DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion
seperti magnesium, kalsium dan kalium
Fungsi mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria
ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air. Energi
yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang
diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam
proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi
atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi
enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian
dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor
elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I
(NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III
(koenzim Q sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga
dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT)
[Wallace, 1997].
DNA mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing.
mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi
membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang
teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya
merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan
organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk
tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal
dari betinanya saja (mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke
dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak
ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.
BADAN GOLGI
Struktur
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang
menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut
ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan
dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula.
Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang
diperlukan seperti enzimenzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum
Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang
juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis
dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada
umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke
ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan
diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruanganruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian
inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk
vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar
sel.
Fungsi
RETIKULUM ENDOPLASMA
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang
dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran.
Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol
atau cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong
yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10 -9 meter).
Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear
envelope.
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom
atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein
terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar
atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma
Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian
sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah
banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah
enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh
ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic
PLASTIDA
Plastida adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae).
Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas,
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida
dikenal dalam berbagai bentuk:
VAKUOLA
SELULOSA (C H
10
VESIKEL
Vesikel adalah organel sel yang berfungsi sebagai tempat pencernaan
intraselular. Vesikel juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
transportasi makanan ke bagian - bagian sel
GLIKOGEN
Struktur glikogen
Glikogen (atau pati otot)) adalah sejenis polisakarida yang fungsi utamanya
adalah sebagai penyimpan energi cadangan bagi sel hewan. Glikogen adalah
polimer dengan monomer penyusunnya adalah glukosa. Fungsi senyawa ini
dapat dianalogikan dengan pati. Secara struktural, glikogen serupa dengan salah
satu penyusun pati, amilopektin, namun lebih rapat percabangannya. Apabila
pada amilopektin percabangan terjadi setiap 24 hingga 30 satuan glukosa, pada
glikogen percabangan terjadi setiap 8 hingga 12 satuan.
Glikogen ditemukan dalam bentuk granula dalam sitosol di sejumlah jaringan,
terutama pada otot dan berperan penting dalam siklus glukosa. Selain di otot,
glikogen dapat dijumpai pada banyak sel lain, seperti hati, otak, dan darah.
Glikogen memberi cadangan energi yang dapat cepat tersedia untuk memenuhi
kebutuhan segera glukosa, meskipun tidak sebanyak yang dapat dsediakan oleh
cadangan energi lain, lemak (trigliserida). Hanya glikogen yang disimpan pada
sel-sel hati yang tersedia bagi organ lain.
SENTROSOM
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol)
yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan
bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di
tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom,
kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1
dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian
dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti
akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol
anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana
sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.
LISOSOM
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim
hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan
ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis
enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk
mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan
tanaman.
Komposisi
Membran lisosom
Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran lisosom
mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis ATP. Membrane
lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal dengan lysosomal-associated
membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2,
dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor penerimaan kantong
vesikel pada lisosom.
Enzim hidrolitik
Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang mengalami pemaketan
di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut yang nantinya akan menjadi
lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul penanda unik, yaitu
manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan oligosakarida terikat-N.
Seluruh glikoprotein yang ditransfer oleh retikulum endoplasma ke cis Golgi
memiliki rantai oligosakarida terikat-N yang identik, dengan manosa di ujung
terminalnya. Untuk membentuk manosa 6-fosfat, cis Golgi membutuhkan situs
pengenalan, yang disebut signal patch, yang memiliki situs H3N+
MMSFVSLLLVGILFWATEAEQLTKCEVFQ...COO
Pembentukan M6P ini memerlukan dua buah enzim, yaitu GlcNac
fosfotransferase yang berfungsi untuk mengikat enzim hidrolitik secara spesifik
dan menambah GlcNac-fosfat ke enzim. Kemudian terdapat enzim kedua yang
memotong GlcNac sehingga membentuk M6P. Satu enzim hidrolitik mengandung
banyak oligosakarida sehingga dapat mengandung banyak residu M6P. Setelah
itu, dari cis Golgi, enzim hidrolitik ini akan ditransfer ke trans Golgi.
M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor protein M6P
yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat pada membran dan
berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan memasukkan enzim tersebut
ke vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel tersebut dikirim ke endosom lanjut.
Pemaketan ini terjadi pada pH 6,56,7, dan dikeluarkan pada pH 6.
Pada endosom, enzim hidrolitik akan terlepas dari reseptor M6P karena adanya
penurunan pH (menjadi 5). Setelah terlepas, reseptor M6P akan dibawa oleh
vesikel transpor dari endosom kembali ke membran trans Golgi untuk digunakan
kembali. Transpor, baik menuju endosom atau kebalikannya, membutuhkan
peptida penanda (signal peptide) yang terdapat pada ekor sitoplasmik dari
reseptor M6P. Namun demikian, tidak semua molekul dengan M6P dikirim ke
lisosom; ada yang 'lolos' dari pengepakan dan ditransfer ke luar sel. Reseptor
M6P juga terdapat di membran plasma, yang berguna untuk menangkap enzim
hidrolitik yang lolos tersebut dan membawanya kembali ke endosom.
Fungsi
Endositosis
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel
kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut
dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak
dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama
kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi
penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.
Autofagi
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri,
seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum
endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah
itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel
hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
PEROKSISOM
Peroksisom (bahasa Inggris: peroxysome) adalah organel yang terbungkus oleh
membran tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung protein pencerap
(reseptor). Peroksisom tidak memiliki genom dan mengandung sekitar 50 enzim,
seperti katalase dan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya. Peroksisom
ditemukan pada semua sel eukariota.
Sejarah peroksisom
Peroksisom dianggap sebagai organel primitif yang melakukan semua
metabolisme oksigen di dalam sel eukariota tipe awal. Produksi oksigen oleh
bakteri fotosintetik akan terakumulasi di atmosfer. Hal ini menyebabkan oksigen
menjadi toksik bagi sebagian sel. Peroksisom berperan menurunkan oksigen
dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif. Berkembangnya mitokondria
mengambil alih sebagian besar fungsi oksidatif tersebut dan membuat
peroksisom kurang terpakai. Yang tersisa pada era modern sekarang hanya
fungsi penting yang tidak dapat dilakukan mitokondria.
Salah satu fungsi penting dari reaksi oksidatif yang dilakukan di peroksisom
adalah pemecahan molekul-molekul asam lemak dalam proses yang disebut
beta-oksidasi. Oksidasi asam lemak diikuti pembentukan H 2O2 yang berasal dari
oksigen. H2O2 akan diuraikan oleh katalase dengan cara diubah menjadi molekul
H2O atau dioksidasi oleh senyawa organik lain.
membran, sementara dari sitosol dipasok beberapa gugus penting, seperti heme,
bagi pembentukan katalase dan peroksidase.
Keragaman Peroksisom
Peroksisom mempunyai komposisi enzim yang berbeda dalam jenis sel yang
berbeda. Peroksisom mampu beradaptasi dengan kondisi yang berubah-ubah.
Contohnya, sel khamir yang ditumbuhkan dalam gula mempunyai peroksisom
yang kecil, sedangkan sel ragi yang ditumbuhkan dalam metanol mempunyai
peroksisom yang besar untuk mengoksidasi metanol. Jika sel khamir tersebut
ditumbuhkan dalam asam lemak peroksisomnya membesar untuk memecahkan
asam lemak tersebut menjadi asetil KoA melalui beta-oksidasi.
Sindrom Zellweger
Sindrom Zellweger merupakan penyakit keturunan yang disebabkan oleh mutasi
pada gen yang mengkode protein integral membran peroksisom (Peroksin Pex2)
sehingga tidak dapat melakukan impor protein. Sindrom ini menyebabkan
abnormalitas pada otak, hati, ginjal, dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit
ini belum ada pengobatannya dan menyebabkan komplikasi pneumonia dan
gangguan pernapasan, serta kematian setelah enam bulan kelahiran.
Daftar Pustaka
Bruce et al. 1994. Molecular Biology of The Cell. USA.
RIBOSOM
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat
sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA
ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP).
Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu
protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses
translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada
retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
SITOSKELETON
Mikrofilamen (aktin)
Bersifat fleksibel, aktin biasanya berbentuk jaring atau gel. Aktin berfungsi
membentuk permukaan sel. Beberapa jenis bakteri juga mampu bergerak
dengan aktin seperti Listriea monocytogenes yang menyebar dari sel ke sel
dengan menginduksi penyusunan aktin pada sitosol sel inang. [1]
Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin. bersifat lebih kokoh
dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi organel di dalam sel. Mikrotubulus
memiliki dua ujung: ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur
mikrotubulus, dan ujung positif yang berada di dekat membran plasma. Organel
dapat meluncur di sepanjang mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda
di dalam sel, terutama saat pembelahan sel. [1]
Polimerisasi tubulin
Tubulin dapat berpolimerisasi membentuk mikrotubulus. Percobaan polimerisasi
dapat dibuat dengan campuran tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu
37 C. Dalam tahapannya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid.
Pada fase lag, tiap molekul tubulin berasosiasi untuk membentuk agregat yang
agak stabil. Beberapa di antaranya berlanjut membentuk mikrotubulus. Saat
elongasi, tiap subunit berikatan dengan ujung ujung mikrotubulus. Saat fase
plato, (mirip fase log pada pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi
berlangsung secara seimbang karena jumlah tubulin bebas yang ada pas-pasan.
Filamen intermediat
Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediat memberi kekuatan mekanis pada
sel sehingga sel tahan terhadap tekanan dan peregangan yang terjadi pada
dinding sel. Filamen ini juga memberi kekuatan pada dinding sel. [1]
Referensi
1. ^ a b c d e f g h i Alberts B, et.al.. 2002. Molecular Biology of the Cell. Ney
York:Garland Science ISBN 0-8153-3218-1
BIOLOGI SEL
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah
ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifatsifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel,
lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel
(fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala
mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme
bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme
multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi
semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di
antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi bidang biologi
sel dan biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut
menimbulkan tema pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang
dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis sel
lain. Penelitian biologi sel berkaitan erat dengan genetika, biokimia, biologi
molekular, dan biologi perkembangan.
Pembiakan sel
Setelah diisolasi, sel ditumbuhkan (diperbanyak) dengan cara in vitro
(menggunakan media) atau in vivo (melibatkan sel hidup).
Ada 2 macam biakan atau kultur, yaitu biakan primer dan biakan sekunder.
Biakan primer ialah biakan yang diambil langsung dari jaringan organisme tanpa
proliferasi sel secara in vitro. Sementara itu, biakan sekunder ialah biakan yang
dikembangbiakkan dari biakan primer, biasanya di-refresh dalam jangka waktu
tertentu.
Hibridisasi sel
Sel hibrid adalah gabungan dua sel berbeda yang dengan hasil akhir satu inti
sel. Tujuan dibuatnya sel hibrid adalah untuk membentuk antibodi monoklonal.
Fraksinasi sel
Fraksinasi sel ialah pemisahan sel menjadi organel dan molekul, biasa dilakukan
dengan sentrifugasi. Sentifugasi merupakan tahap pertama dalam fraksinasi,
memisahkan organel berdasarkan ukuran dan densitasnya. Prinsip sentrifugasi
ialah bahwa untuk memperoleh organel yang besar, diperlukan kecepatan
sentrifugasi yang rendah, dan sebaliknya.
Lihat pula
Bagian-bagian sel
o Badan Golgi
o Flagela
o Kloroplas
o Lapisan ganda lipid
o Membran sel
o Mitokondria
o Nukleus
o Organel
o Retikulum endoplasma
o Ribosom
o Silia
o Sitoplasma
o Sitoskeleton
Vesikel
Proses selular
o Adesi sel
o Glikolisis
o Kerusakan sel
o Transduksi sinyal
o Transpor aktif
o Transpor pasif
o
TRANSPOR PASIF
Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak
memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup
osmosis dan difusi. Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran
protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa. Osmosis adalah kasus
khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang
bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan
dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak
sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua
larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian
besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya
sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada
larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh
molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan
hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam.
Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang
terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel
akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut,
seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya
bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang
hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa
menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan).
Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan
molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada
hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka
diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Difusi
a. difusi dipermudah dengan saluran protein Substansi seperti asam amino, gula,
dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma.
Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di
bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein
integral.
b. difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan
protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi yang
ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya
mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
JARINGAN
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi
yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan epitel.
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ
seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ
yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan pengikat.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang
dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat
ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di
jantung.
Jaringan saraf.
adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ
serta menerima dan meneruskan rangsangan.
Jaringan epidermis
Adalah jaringan yang melapisi daun dan bagian tumbuhan yang masih
muda.
Jaringan pengangkut
Apoptosis
Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah mekanisme
biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis digunakan
oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
Apoptosis berbeda dengan nekrosis. Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup
dan bersifat menguntungkan bagi tubuh, sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang
disebabkan oleh kerusakan sel secara akut. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis
adalah pemisahan jari pada embrio. Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di
antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.
Fungsi apoptosis
Hubungan dengan kerusakan sel atau infeksi
Apoptosis dapat terjadi misalnya ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat
diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari
jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sistem imun.
Bila sel kehilangan kemampuan untuk melakukan apoptosis (misalnya karena mutasi),
atau bila inisiatif untuk melakukan apoptosis dihambat (oleh virus), sel yang rusak dapat
terus membelah tanpa terbatas, yang akhirnya menjadi kanker. Sebagai contoh, salah satu
hal yang dilakukan oleh virus papilloma manusia (HPV) saat melakukan pembajakan
sistem genetik sel adalah menggunakan gen E6 yang mendegradasi protein p53. Padahal
protein p53 berperan sangat penting pada mekanisme apoptosis. Oleh karena itu, infeksi
HPV dapat berakibat pada tumbuhnya kanker serviks.
Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel, akan
terbentuk tumor
Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah daripada kecepatan kematian sel,
akan terjadi penyakit karena kekurangan sel.
Proses apoptosis
Secara morfologi
Sel yang mengalami apoptosis menunjukkan morfologi unik yang dapat dilihat
menggunakan mikroskop:
1. Sel terlihat membulat. Hal itu terjadi karena struktur protein yang menyusun
cytoskeleton mengalami pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagai
caspase. Caspase diaktivasi oleh mekanisme sel itu sendiri.
2. Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi.
3. Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan
padat pada membran inti.
4. Membran inti terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-potong.
5. Sel mengalami fagositosis, atau
6. Sel pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang kemudian
difagositosis.
Uji TUNEL. Uji ini menandai sel dengan DNA yang rusak. Uji ini tidak spesifik
untuk apoptosis karena juga dapat menandai sel yang mengalami nekrosis.
Uji Caspase
Uji Annexin
DNA laddering