Anda di halaman 1dari 4

FISIOLOGI ADRENAL

HORMON-HORMON PADA ADRENAL


Korteks adrenal menghasilkan bermacam-macam hormone adrenokorteks yang
semuanya adalah steroid dan berasal dari molekul yang sama yaitu kolesterol.
Berdasarkan efek primernya,steroid adrenal dapat di bagi menjadi 3 kategori, yaitu:
Mineralkortikoid hormone dominannya Aldosteron yang fungsinya memperngaruhi
keseimbangan mineral (elektrolit)
Glukokortikoid hormone dominannya Kortisol yang berperan penting dalam
metabolisme glukosa serta metabolisme protein dan lemak
Hormone seks yang identik atau serupa dengan yang di hasilkan oleh gonad (testis
pada pria atau ovarium pada wanita)
Berbagai jenis steroid adrenal di hasilkan di bagian-bagian korteks adrenal yang secara
anatomis berbeda. Pembagian zona tersebut karena perbedaan distribusi enzim yang
berguna untuk membentuk masing-masing hormone steroid.
Aldosteron di produksi secara ekslusif di zona glomerulosa
Zona fasikulata merupakan sumber utama Kortisol
Hormon seks adrenal yang juga di hasilkan oleh zona korteks bagian dalam dan
dihasilkan dalam jumlah yang lebih besar di gonad. Zona fasikulata dan zona
retikularis menghasilkan Androgen, hormone seks pria dan Estrogen, hormone
seks wanita.
MINERALKORTIKOID
Selain aldosteron masih ada steroid lain yang mempunyai aktivitas mineralkortikoid.
Normalnya di sekresikan dalam jumlah sedikit oleh korteks adrenal.
Hormone-hormon yang dihasilkan:
Aldosteron (sangat kuat mencakup kira-kira 90% dari seluruh aktivitas
mineralkortikoid)
Desoksikortikosteron (1/30 kekuatan aldosteron, yang di sekresikan sedikit)
Kortikosteron (aktivitas mineralkortikoid lemah)
9-fluorakortisol (sintetik, lebih kuat dari aldosteron)
Kortisol (aktivitas mineralkortikoidnya lemah)
Kortison (aktivitas mineralkortikoidnya lemah)
Aldosteron
Efek aldosteron pada ginjal

Aldosteron meningkatkan absorbs natrium dan secara bersamaan meningkatkan


sekresi kalium oleh sel epitel tubulus ginjal, terutama sel principal di tubulus pengumpul/
kolektivus. Oleh karena itu aldosteron menyebabkan natrium di simpan dalam cairan
ekstra sel, sementara meningkatkan eksresi kalium di urin
Mekanisme kerja
Karena sifat aldosteron lipofilik, sehingga memudahkan untuk berdifusi ke dalam
sel-sel epitel tubulus distal
Dalam sitoplasma sel-sel tubulus, aldosteron berikatan dengan protein reseptor
sitoplasma yang sangat speifik (reseptor yang hanya memperbolehkan
aldosteron/senyawa yang sangat mirip untuk dapat berikatan dengan reseptor
tersebut)
Kompleks reseptor aldosteron berdifusi ke dalam intisel yang akan mengadakan
perubahan-perubahan selanjutnya dan akhirnya menginduksi gugus spesifik DNA
untuk membentuk satu atau beberapa jenis mRNA yang berkaitan dengan proses
pengangkutan natrium dan kalium
mRNA berdifusi kembali ke dalam sitoplasma, lalu bekerja bersama dengan ribosom
dan menyebabkan terbentuknya protein, yang merupakan campuran dari enzim dan
protein transport membrane yang kerja samanya di butuhkan untuk transport
natrium-kalium.
Salah satu enzimnya adalah natrium-kalium adenosine trifosfatase yang kerjanya
sebagai bagian utama dari pompa pertukaran natrium-kalium pada membrane
basolateral sel tubulus distal pada ginjal dan protein yang penting adalah protein
kanal natrium epitel yang di masukan ke dalam membrane luminal sehingga
membuat ion natrium dapat berdifusi dengan cepat dari lumen tubulus ke dalam sel
dan kemudian di pompa keluar ke cairan intertisium oleh pompa natrium kalium.
Pengaturan sekresi Aldosteron
ACTH dari kelenjar hipofisis anterior di perlukan untuk sekresi aldosteron tetapi
mempunyai efek yang kecil dalam mengatur kecepatan sekresi
Peningaktan konsentrasi ion kalium di dalam cairan ekstrasel sangat meningkatkan
sekresi aldosteron
Peningkatan konsentrasi ion natrium di dalam cairan ekstrase sangat sedikit,
menurunkan sekresi aldosteron
GLUKOKORTIKOID
Kortisol (sangat kuat, 95% dari seluruh aktivitas glukokortikoid)

Kortikosteron (4 % dari seluruh aktivitas glukokortikoid)


Kortison ( sintetik, hamper sekuat kortisol)
Prednisone ( sintetik, 4x > kortison)
Metilpredinison( sintetik 5x> kortisol)
Deksametason ( sintetik 30x> kortisol)

Kortisol
EFEK METABOLIK
Karbohidrat
Perangsangan Glukoneogenesis
o Kortisol meningkatkan enzim yang di butuhkan untuk mengubah asam amino
menjadi glukosa dalam sel-sel hati
Efek glukokortikoid mengaktifkan transkripsi DNA di dalam inti sel hati lalu
di sertai dengan pembentukan mRNA yang selanjutnya di pakai untuk
menyusun enzim-enzim yang dibutuhkan untuk glukoneogenesis
o Kortisol merangsang penguraian protein menjadi asam amino, sehingga
konsentrasi asam amino dalam darah meningkat. Akibatnya semakin
banyaknya asam amino yang tersedia dalam plasma sehingga
glukoneogenesis meningkat dan juga meningkatkan pembentukan glukosa.

Penurunan pemakaian glukosa oleh sel


Hormone ini menghambat penyerapan dan penggunaan glukosa oleh banyak
jaringan kecuali otak.
Dugaan sementara mekanismenya:
Glukokortikoid menekan proses oksidasi NADH untuk membentuk NAD+ karena
NADH harus di oksidasi untuk menimbulkan efek glikolisis. Efek ini dapat
berperan dalam mengurangi pemakaian glukosa oleh sel

Protein
Penguraian Protein sel
Efek kortisol adalah kemampuan untuk mengurangi penyimpanan protein di
seluruh tubuh kecuali protein dalam hati. Keadaan ini disebabkan oleh
berkurangnya sintesis protein dan meningkatkanya penguraian protein.
o Kedua efek ini disebabkan oleh berkurangnya pengangkutan asam amino ke
dalam jaringan ekstra hepatic
o Kortisol juga menekan pembentukan RNA dan sintesis protein

Peningkatan protein plasma dan hati


o Protein plasma meningkat, merupakan pengecualian untuk pengurangan
protein di jaringan tubuh lainnya

o Hal ini disebabkan kortisol meningkatkan pengangkutan asam amino ke selsel hati dan meningkatkan jumlah enzim yang di gunakan untuk sintesis
protein
Lemak
Mobilisasi lemak
Hormone ini meningkatkan lipolisis, maka terjadi penguraian simpanan lemak di
jaringan adipose, sehingga terjadi pembebasan asam lemak ke dalam darah.
Asam-asam lemak yang di mobilisasi ini dapat digunakan sebagai bahan bakar
metabolic alternative bagi jaringan
HORMON SEKS
Hormone seks juga dapat di hasilkan oleh korteks adrenal karena enzim yang di
perlukan untuk menghasilkan hormone seks ini ditemukan dalam konsentrasi sangat
rendah di adrenokorteks maka hormone seks berupa androgen dan estrogen dalam
jumlah yang sangat kecil.
Pada keadaan normal, androgen da estrogen adrenal tidak cukup banyak atau
kuat untuk masing-masing menimbulkan efek maskulinisasi atau feminisasi. Satusatunya hormone seks adrenal yang memiliki makna biologis adaah androgen
dehidroepiandrosteon (DHEA). DHEA kekuatanya lebih rendari dari pada testosterone.
Pada pria tidak berpengaruh karena kalah oleh testosterone. Tetapi pada wanita
hormone ini merupakan penyebab timbulnya proses-proses tergantng androgen pada
wanita misalnya pertumbuhan rambut pubis, ketiak serta perkembangan dan
pemeliharaan dorongan seks wanita.

Anda mungkin juga menyukai